Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Petani terhadap Risiko

Persamaan regresi ordinal logit dinyatakan sebagai berikut : Pi = FZi= F α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + δD Dimana untuk mencari Zi digunakan rumus : Zi = Ln [ Pi 1 − � ] = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + δD + μ Keterangan : Pi = peluang petani untuk mengambil keputusan bila Xi diketahui Zi = peluang petani untuk mengambil keputusan, dimana: Z1=3 untuk petani berani terhadap risiko Z2=2 untuk petani netral terhadap risiko Z3=1 untuk petani enggan terhadap risiko α = intersep βi = k oefisien regresi parameter i= 1,2,3,….6 X 1 = risiko usahatani X 2 = pendapatan usahatani Rp X 3 = luas lahan tanaman kubis ha X 4 = umur petani thn X 5 = tingkat pendidikan thn X 6 = pengalaman usahatani thn X 7 = jumlah tanggungan keluarga org D = jenis lahan 1: lahan sawah tadah hujan 0: lahan kering μ = error term Setelah dilakukan penentuan utilitas yang dilakukan berdasarkan prinsip Bernoulli dan teknik Neumann Morgenstern, tidak terdapat petani yang berperilaku berani terhadap risiko baik petani kubis pada lahan kering maupun lahan sawah tadah hujan, sehingga model regresi logistik yang digunakan adalah binary logit, dimana hanya terdapat 2 kategori variabel dependen yaitu netral dan enggan terhadap risiko. Model binary logit sebagai berikut : Zi = Ln [ Pi 1 − � ] = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + δD + μ Keterangan : Pi = peluang petani untuk mengambil keputusan bila Xi diketahui Zi = peluang petani untuk berperilaku terhadap risiko, dimana Z=1 untuk netral terhadap risiko, dan Z=0 untuk enggan terhadap risiko. α = intersep βi = koefisien regresi parameter i= 1,2,3,….6 X 1 = risiko usahatani X 2 = pendapatan usahatani Rp X 3 = luas lahan tanaman kubis ha X 4 = umur petani thn X 5 = tingkat pendidikan thn X 6 = pengalaman usahatani thn X 7 = jumlah tanggungan keluarga org D = jenis lahan 1: lahan sawah tadah hujan 0: lahan kering μ = error term Persamaan Odds Rasio e α + βXi = Pi 1 − � menunjukkan probabilitas munculnya kejadian A, maka nilai x adalah 1 sehingga Odd kejadian A = e α + β . Untuk Odd tidak munculnya kejadian A atau x bernilai 0 sehingga nilai Odd kejadian A = e α Besar OR = e α+βXi = e β e α e β dinyatakan sebagai persentase perubahan Odd dari nilai awalnya atau setiap perubahan satu-satuan variabel bebas menyebabkan munculnya nilai Odd baru sebesar e β kali nilai sebelumnya. Estimasi model logit dilakukan uji serentak yaitu dengan menggunakan Likelihood Ratio LR. Likelihood Ratio LR setara dengan F-stat yang berfungsi untuk menguji apakah semua slope koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen Widardjono, 2010. Hipotesis dalam pengujian Likelihood Ratio adalah: H = semua variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen H 1 = semua variabel independen secara serentak mempengaruhi variabel dependen H ditolak jika Probability Likelihood Ratio α, dan H diterima jika Probability Likelihood Ratio α. Selanjutnya, dilakukan uji parsial Z- stat yaitu dengan menggunakan Wald Test. Hipotesis dalam pengujian Wald Test adalah : H = variabel independen yang diuji secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen H 1 = variabel independen yang diuji secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel dependen H ditolak jika Probability Wald α, dan H diterima jika Probability Wald α. Untuk melihat seberapa baik model dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan independennya dilakukan uji Goodness Of Fit Widardjono, 2010. Pada regresi logistik, koefisien determinasi R 2 yang digunakan adalah McFadden Rsquare, yaitu R-square tiruan yang digunakan karena tidak adanya padanan yang dapat mengganti R-square OLS pada model logit Winarno, 2007.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus

1. Keadaan Geografis

Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan. Secara geografis, Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104°18’-105°12’ Bujur Timur dan antara 5°0 5’-5°56’ Lintang Selatan. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus adalah sebagai berikut a Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah. b Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. c Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat. d Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu. Kabupaten Tanggamus mempunyai luas wilayah daratan seluas 2.855,46 km², ditambah luas wilayah lautan seluas 1.799,50 km² di sekitar Teluk Semangka. Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Selain itu, masih terdapat beberapa sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan antara lain: pertambangan emas, bahan galian seperti granit dan batu pualam atau marmer. Disamping itu juga terdapat sumber air panas dan panas bumi yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi pembangkit energi listrik alternatif.

2. Keadaan Iklim

Kabupaten Tanggamus merupakan daerah tropis, dengan curah hujan rata- rata 161,7 mmbulan dan rata-rata jumlah hari hujan 15 hari per bulan. Temperaturnya berselang antara 21,3 o C sampai 33,0 o C. Selang kelembaban relatif di Kabupaten Tanggamus adalah 38 persen sampai dengan 100 persen.

3. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus pada tahun 2012 mencapai 548.728 jiwa atau meningkat sebesar 1,14 persen dari tahun 2011, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 287.176 jiwa dan jumlah penduduk wanita 261.552 jiwa yang berarti memiliki angka sex ratio sebesar 109,80. Berdasarkan hasil penghitungan, rata-rata tingkat kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Tanggamus adalah 192 orang per km 2 pada tahun 2012.

B. Keadaan Umum Kecamatan Gisting

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Gisting merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Kecamatan Gisting terletak 12 km dari Ibukota Kabupaten Tanggamus dan 75 km dari Ibukota Provinsi Lampung Bandar Lampung. Kecamatan Gisting adalah daerah pemekaran dari Kecamatan Talang Padang, yang diresmikan pada tanggal 13 Juli 2005. Kecamatan Gisting memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut a Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sumberejo. b Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Limau. c Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Agung Timur. d Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gunung Alip.

2. Keadaan Iklim

Kecamatan Gisting berada pada ketinggian 500 meter di atas permukaan air laut dengan suhu minimum 20 o C dan suhu maksimum 35 o C. Rata-rata curah hujan per tahun di Kecamatan Gisting cukup tinggi dengan jumlah bulan basah 8 bulan dan jumlah bulan kering sebanyak 4 bulan. Dengan suhu minimum dan maksimum serta curah hujan tersebut, Kecamatan Gisting merupakan wilayah yang sesuai untuk kegiatan pertanian khususnya tanaman hortikultura.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Bunga Brokoli (Brassica Oleracea L. Var. Italica Plenck) Terhadap Penghambatan Penuaan Kulit Dini (Photoaging): Kajian Pada Ekspresi Matriks Metalloproteinase-1 Dan Prokolagen Tipe 1 Secara In Vitro Pada Fibroblas Kulit Manusia

4 51 241

Efektifitas Air Kubis (Brassica oleracea) Dalam Mengawetkan Ikan Kembung (Scomber canagorta) Di Medan Tahun 2010

5 63 58

Analisis Perbedaan Pendapatan dan Efisiensi Biaya Usahatani Kacang Tanah Lahan Kering Sistem Tadah Hujan di Desa Peleyan Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo

0 5 78

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) PADA LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

31 101 175

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) PADA LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

3 39 174

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN RISIKO USAHATANI PADI SAWAH PADA LAHAN IRIGASI TEKNIS DAN LAHAN TADAH HUJAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

3 13 126

Komparasi Efisiensi Dan Pendapatan Usahatani Kedelai Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Dan Lahan Kering Di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh

2 31 101

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI TEBU LAHAN SAWAH DAN LAHAN KERING DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) TECHNICAL EFFICIENCY ANALYSIS OF SUGARCANE FARMING ON WET AND DRY LAND USING DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) APPROACH

0 1 7

TEKNOLOGI EMBUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN

0 0 36

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH PADA LAHAN IRIGASI TEKNIS DAN LAHAN TADAH HUJAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Analysis of Productions and Farming Income of Rice on Technical Irrigated Land and Rainfed of South Lampung Regen

0 0 7