Fokus Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian PerspektifParadigma Kajian

Meskipun model tagging sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke model seni jalanan artistik dengan berbagai bentuknya bubble, wildstyle, dan 3D, namun pola yang sama masih diterapkan, yaitu mereka masih menuliskan nama komunitasnya meskipun dalam seni jalanan artistik terkadang tingkat keterbacaannya lemah tertutupi oleh bentuknya yang artistik dengan permainan warna dan bentuk. Nama komunitas inilah yang oleh beberapa orang diasumsikan sebagai identitas yang ingin ditunjukkan sekaligus sebagai motivasi mereka dalam membuat karya seni. Tidak berbeda dengan saat ketika seni jalanan ini dilakukan pertama kali di Amerika Serikat sekitar awal tahun 1970 bersamaan dengan lahirnya breakdance Bambataa, 2005:85. Membuat seni jalanan untuk menunjukkan identitas sebagai personal maupun komunitas adalah hal yang penting dan lebih penting daripada tulisan-tulisan yang berisi pesan sosial. Sumber : Majalah HAI No. 36XXX4 September-10 September 2006

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan bahwa fokus masalah yang akan diteliti adal ah Bagaimana para seniman jalanan Kota Medan menyampaikan pesa dala e tuk kar a se i di Jala Ada Malik, Meda .

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti membatasi lingkup permasalahan yang dikaji. Adapun identifikasi masalah yang terjadi berdasarkan fenomena yang telah disebutkan, yaitu : 1. Bagaimana proses pengekspresian isi hati antara seniman jalanan dengan masyarakat setempat lewat seni jalanan? 2. Apa saja kendala yang sering ditemui oleh para seniman jalanan ketika ingin membuat karya seni di dinding kosong ataupun rumah masyarakat setempat? 3. Bagaimana sikap masyarakat dalam memaknai seni jalanan? Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses pengekspresian isi hati para seniman jalanan melalui kegiatan seni jalanan di kota Medan. 2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang ditemui oleh para seniman jalanan ketika ingin membuat karya seni di dinding kosong ataupun rumah masyarakat setempet. 3. Untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat dalam memaknai seni jalanan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan atau menambah khasanah yang berhubungan dengan disiplin Ilmu Komunikasi khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik FISIP USU. 2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan komunikasi khususnya bidang komunikasi non verbal, serta dapat dijadikan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya dan diharapkan dapat menunjang perkembangan di bidang ilmu komunikasi, khususnya dalam perkembangan komunikasi yang meliputi ruang lingkup interaksi dalam varian yang berbeda, juga untuk menambah referensi penelitian mengenai seni dalam berkomunikasi. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan juga bisa menambah wawasan baru bagi masyarakat luas khususnya mengenai ruang lingkup lain dalam proses penyampaian komunikasi, khususnya komunikasi non verbal. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 PerspektifParadigma Kajian

Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivis. Paradigma konstruktivis dalam penelitian sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivis, realitas sosial yang di amati oleh seseorang tidak dapat di generalisasikan pada semua orang seperti yang di lakukan oleh kaum positivis. Paradigma positivis yang di telusuri oleh pemikiran Weber, menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku dikalangan mereka sendiri. Kajian pokok dalam paradigma konstruktivisme menurut Webber, menerangkan bahwa substansi bentuk kehidupan di masyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian objektif saja, melainkan dilihat dari tindakan perorangan yang timbul dari alasan alasan subjektif. Weber juga melihat bahwa tiap individu akan memberikan pengaruh dalam masyarakatnya tetapi dengan beberapa catatan, dimana tindakan sosial yang di lakukan oleh individu tersebut harus berhubungan dengan rasionalitas dan tindakan sosial harus dipelajari melalui penafsiran serta pemahaman interpretive understanding. Kajian paradigma konstruktivisme ini menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya, dan berusaha memahami dan mengkonstruksikan sesuatu yang menjadi pemahaman si subjek yang akan di teliti. Paradigma konstruktivis merupakan respon terhadap paradigma postivis dan memiliki sifat yang sama dengan positivis, dimana yang membedakan keduaya adalah objek kajiannya sebagai start – awal dalam memandang realitas sosial. Positivis berangkat dari sistem dan struktur sosial, sedangkan konstruktivisme berangkat dari subjek yang bermakna dan memberikan makna dalam realitas tersebut. Sebagai sebuah pemikiran, konstruktivisme sudah dimulai sejak Giambatista Vico, seorang epistemolog Italia pada tahun 1710. Vico mengungkapkan bahwa “mengetahui” berarti mengetahui bagaimana mengkonstruksi sesuatu. Bagi Vico, pengetahuan akan mengacu pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuan juga tak dapat dipisahkan dari subjek yang memiliki pengetahuan itu Suparno, 1997:24. Suatu ilmu pengetahuan setelah mengalami proses yang cukup lama menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang lazim bagi manusia untuk dijadikan landasan dalam menjalani kehidupan keseharian. Sebelum dilazimkan oleh manusia sebuah pengetahuan mengalami penyempurnaan akibat bertambahnya pengalaman baru manusia yang disebut proses reorganisasi ilmu pengetahuan yang berupa pendefinisian kembali, pemantapan konsep dan ilmu pengetahuan yang relatif baku. Paradigma konstruktivis bertujuan melihat rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang di teliti melalui metode kualitatif seperti observasi partisipan serta wawancara mendalam 7 Universitas Sumatera Utara

2.2 Tinjauan Komunikasi