Bandung Lautan Api Bandung Lautan Api
202
Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang la-innya
mundur dan mengosongkan Bandung Selatan. Tokoh-tokoh pejuang, se- perti
Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan
Kolonel Abdul Harris Nasution
yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah. Mereka se- pakat untuk mematuhi perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka
tidak mau menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh kepada musuh.
Rakyat diungsikan ke luar kota Bandung. Pasukan TRI dan para pejuang lainnya dengan berat hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum
ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang,
bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai oleh musuh. Pertempuran terus berlanjut. Para anggota TKR dan pemuda kita menggunakan taktik
Gambar 9.4 Menteri Keamanan Rakyat, Mr. Amir Syarifuddin datang ke Bandung menyampaikan Perintah dari Pemerintah Indonesia di Jakarta agar
TRI dan pejuang-pejuang lainnya mengosongkan Bandung Selatan. Amir Syarifuddin disambut oleh Arudi Kartawinata, pimpinan TRI setempat.
Halo-Halo Bandung. Ismail Marzuki mengabadikan peristiwa “Bandung Lautan Api” dengan menciptakan lagu “Halo-Halo Bandung”. Lagu ini menjadi mars
perjuangan yang sangat terkenal sampai sekarang. Berikut ini syair lagu “Halo- Halo Bandung”:
Halo, Halo Bandung, Ibu kota Periangan, Halo, Halo Bandung, kota kenang-kenangan
Sudah lama beta, tidak berjumpa dengan kau Sekarang telah menjadi lautan api. Mari Bung rebut kembali.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1
203
perang gerilya. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan
Bandung Lautan Api. Dalam peristiwa tersebut, gugur
seorang pejuang Mohammad Toha.
Pertempuran yang telah kita bahas di atas hanyalah sebagian dari per- tempuran yang terjadi. Masih banyak pertempuran mempertahankan ke-
merdekaan yang terjadi di tempat-tempat lain. Pertempuran-pertempuran lainnya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yang terkenal antara
lain sebagai berikut.
1. Pertempuran Margarana yang dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai di
Bali pada tanggal 12 November 1946. 2.
Pertempuran di Sulawesi Selatan yang dipimpin Robert Wolter Mongisidi pada tanggal 3 November 1946.
3. Pertempuran lima hari lima malam di Palembang pada awal bulan Ja-
nuari 1947. 4.
Pertempuran laut di Teluk Cirebon yang menenggelamkan Kapal Perang RI, Gajah Mada, pada tanggal 5 Januari 1947.
5. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Letkol
Suharto. Dari berbagai pertempuran yang terjadi antara pejuang-pejuang kemer-
dekaan dan tentara Sekutu dan NICA, kita dapat belajar beberapa hal berikut ini:
1. Kemerdekaan merupakan hal yang sangat mahal harganya. Demi ke-
merdekaan yang telah diproklamasikan para pejuang rela mengorban- kan jiwa dan raganya.
2. Semangat perjuangan merupakan kekuatan yang dahsyat, melebihi
kekuatan senjata. Hal ini dibuktikan, misalnya dalam pertempuran Am- barawa.
3. Menghormati keputusan para pemimpin. Para pejuang mempunyai jiwa
yang besar. Meskipun dengan berat hati, keputusan pemimpin dilaksanakan. Hal ini misalnya terjadi dalam peristiwa Bandung Lautan
Api.
Carilah informasi tentang satu pertempuran mempertahankan kemerde- kaan yang belum dibahas dalam buku ini, misalnya Serangan Umum 1
Maret 1949. Kamu bisa mencari informasi dengan membaca buku-buku sejarah di perpustakaan atau membuka internet. Setelah itu, buatlah
laporan tentang pertempuran mempertahankan kemerdekaan yang telah kamu pelajari
204 2.
2. 2.
2. 2. Usaha P
Usaha P Usaha P
Usaha P Usaha Per
er er
er erdamaian dan Ag
damaian dan Ag damaian dan Ag
damaian dan Ag damaian dan Agrrrrresi Militer Belanda
esi Militer Belanda esi Militer Belanda
esi Militer Belanda esi Militer Belanda
Para pemimpin negara menyadari bahwa perang memakan banyak korban. Perang juga membuat rakyat menderita. Oleh karena itu para pe-
mimpin mengusahakan perdamaian dengan jalan perundingan. Berikut ini beberapa usaha perundingan yang dilakukan.
a. P a. P
a. P a. P