42 pembelajaran, selain itu siswa lebih aktif mengerjakan dalam pembelajaran
membatik dengan materi hiasan dinding. Dengan penggunaan model kooperatif metode Jigsaw II diharapkan dapat mempermudah siswa
menguasai materi membuat batik dengan materi hiasan dinding, dengan terciptanya proses belajar mengajar yang lebih baik maka dapat
meningkatkan motor activities siswa dalam membuat batik dengan materi hiasan dinding.
Kerangka berfikir yang diuraikan di atas dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:
Gambar 3. Bagan Kerangka Berfikir
D. Pertanyaan penelitian Hipotesis Tindakan
1. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Pengamatan : Motor activities membatik masih kurang terlihat
dari banyak siswa yang tidak mengerjakan
Perlakuan pembelajaran menggunakan model kooperatif metode Jigsaw
Jigsaw dapat meningkatkan Motor Activities Siswa
Model Jigsaw melalui fase dapat meningkatkan Motor Activities siswa
43 a. Bagaimana motor activities siswa pada pembelajaran membatik
menggunakan model
kooperatif metode
jigsaw di
SMK Muhammadiyah 1 Imogiri?
b. Bagaimana peningkatan motor activities pada pembelajaran membatik menggunakan
model kooperatif
metode jigsaw
di SMK
Muhammadiyah 1 Imogiri? 2.
Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
Model kooperatif metode jigsaw dapat maningkatkan motor activities siswa.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah
kegiatan belajar yang diberikan tindakan yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas yang betujuan memecahkan masalah atau meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas tersebut Jamal Ma’mur Asmani, 2011:33. Menurut Pardjono dkk 2007:12, penelitian tindakan kelas adalah salah satu
jenis tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya. Suharsimi Arikunto 2008:3, menyimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersamaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan yang secara sengaja dimunculkan
dalam sebuah kelas yang betujuan memecahkan masalah atau meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas tersebut.
Penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan jenis penelitian yang lainnya. Beberapa
karakteristik penting tersebut diantaranya sebagai berikut:
45 1. Permasalahan yang dipecahkan merupakan permasalahan praktis dan
urgen yang dihadapi oleh para guru atau peneliti dalam profesinya sehari- hari.
2. Peneliti memberikan perlakuan atau tindakan yang berupa tindakan terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan
kualitas yang dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti. 3. Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus
atau tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya peningkatan dalam setiap siklusnya.
4. Adanya empat komponen penting dalam setiap langkah, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Langkah pertama,kedua
dan seterusnya membentuk spiral yang menuju ke arah tercapainya tujuan dan juga diperolehnya solusi permasalahan.
5. Adanya langkah berfikir reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh para peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan.
Bentuk penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian tindakan kelas secara kolaborasi. Menurut Suharsimi Arikunto 2006:7 tindakan kelas secara
kolaborasi, yaitu pihak yang melakukan tindakan adalah guru mata diklat pembelajaran itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti dan bukan seorang guru yang sedang melakukan tindakan. Oleh karena itu dijelaskan oleh Pardjono dkk
2007 bahwa dalam penelitian tindakan kelas peneliti harus berkolaborator dengan guru, sehingga peneliti dan guru dapat saling memberi masukan
46 selama guru melakukan tindakan sampai pada tahap analisis dan refleksi.
Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru muatan lokal membatik yang bernama Ari Dwi Astuti, S. Pd. T.
B. Desain Penelitian