71 ketiga rater apabila dikategorikan dalam kualitas instrument
dinyatakan sudah layak dan andal digunakan untuk pengambilan data. Artinya, lembar penilaian unjuk kerja tersebut sebelum digunakan
untuk penelitian telah valid layak dan reliabel andal.
I. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti
merefleksikan hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa didalam kelas. Data yang diperoleh
dalam penelitian tindakan kelas ada dua macam yaitu: a. Data kuantitatif
Analisa data secara kuantitatif berupa analisis statistik deskriptif. Analisis deskriptif adalah bagian statistik yang
mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Dengan demikian analisis data deskriptif ini hanya
berhubungan dengan hal yang menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau
fenomena. Analisis datanya berupa susunan angka-angka yang memberikan gambaran tentang data yang disajikan dalam bentuk
tabel atau diagram. b. Data kualitatif
Teknik analisis kualitatif mengacu pada metode analisis yang dilakukan dalam tiga komponen yang berurutan yaitu:
72 1 Reduksi data
Proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan mengabstraksikan data mentah menjadi
informasi. 2 Paparan data
Data–data hasil reduksi kemudian dipaparkan dalam bentuk paragraf–paragraf yang saling berhubungan narasi yang
diperjelas melalui matriks, grafik dan diagram. Pemaparan data berfungsi untuk membantu merencanakan tindakan selajutnya.
3 Verifikasi atau pengambilan keputusan Verifikasi adalah menghubungkan hasil analisa data-data secara
integral kemudian mencocokkan dengan tujuan yang ditetapkan. Kesimpulan diambil dengan mempertimbangakan perbedaan atau
persamaaan, penjelasan, dan gambar data seluruhnya. 2. Analisis Data Motor Activities
Data tentang motor activities tentang pembuatan hiasan dinding pada pembelajaran membatik dijaring melalui lembar observasi. Untuk
mengetahui apakah motor activities siswa tersebut ada peningkatan dari tiap siklus dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
= jumlah frekuensibanyaknya subjek penelitian = angka persentase Anas Sudijono, 2006:40.
= 100
73 Untuk menghitung nilai rata-rata mean dari motor activities,
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : Me = Mean rata-rata
Σ = Epsilon baca jumlah
x
i
= nilai x ke pertama sampai n n
= jumlah subjek penelitian Sugiyono, 2010:49. Sedangkan untuk menghitung harga modus pada motor activities
adalah dengan mencari frekuensi yang terbesar yang terdapat dalam tabel distribusi atau sering disebut nilai yang sedang populer atau yang sering
muncul. Sedangkan untuk mencari nilai median berdasarkan nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari terkecil sampai
terbesar atau sebaliknya dari terbesar sampai terkecil. Untuk mengetahui tingkat motor activities dapat menggunakan skor
maksimal dan skor minimal sebagai norma perbandingan dengan empat kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Langkah-
langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan skor minimal, yaitu 1 x jumlah soal
b. Menentukan skor maksimal, yaitu 4 x jumlah soal c. Menghitung mean Me, yaitu
d. Menghitung standar deviasi simpangan baku SBx, yaitu
= ∑
74 Tabel 17. Kategori Motor Activities Siswa
No. Skor Siswa
Katagori
1. X
X+1.SBx Sangat Tinggi
2. X+1.SBx X X
Tinggi 3.
X X X – 1. SBx Rendah
4. X
≤ X – 1.SBx Sangat Rendah
Dimana: X = Skor yang dicapai siswa
X = Rerata skor keseluruhan siswa dalam satu kelas
SBx = Simpangan baku skor keseluruhan siswa dalam satu kelas Djemari Mardapi, 2008:123
Tabel 18. Interpretasi Katagori Motor Activities Siswa
Katagori Interpretasi
SangatTinggi Siswa rajin dan mengerjakan semua tahap-tahap
membuat batik dengan materi hiasan dinding melalui model kooperatif metode Jigsaw II
Tinggi Siswa mengerjakan tahap-tahap praktek membuat
batik dengan materi hiasan dinding melalui model kooperatif metode Jigsaw II
Rendah Siswa kurang mengerjakantahap-tahap praktek
membuat batik dengan materi hiasan dinding melalui model kooperatif metode Jigsaw II
Sangat Rendah
Siswa hanya mengerjakan sebagian tahap-tahap praktek membuat batik dengan materi hiasan
dinding melalui model kooperatif metode Jigsaw II
3. Analisis Data Unjuk Kerja Siswa Data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa data kuantitatif
yaitu tentang data hasil praktek siswa yang disajikan dalam bentuk skor nilai atau angka, maka menggunakan teknik analisis statistik deskriptif.
Sugiyono 2010:29 mengemukakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
75 mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Menurut Sri Wening 1996:74 pengolahan data kompetensi dilakukan dengan membuat suatu distribusi nilai dan selanjutnya dicari
besarnya indeks tendensi sentral suatu distribusi. Indek tendensi sentral yang banyak digunakan adalah mean, median, modus dan simpangan
baku standard deviation. Berdasarkan pada bentuk distribusi nilai maka dapat dibuat suatu interpretasi tentang pencapaian kompetensi siswa.
Untuk menghitung nilai rata-rata mean dari seluruh siswa, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : Me = Mean rata-rata
Σ = Epsilon baca jumlah
x
i
= nilai x ke pertama sampai n n
= jumlah subjek penelitian Sugiyono, 2010:49. Untuk menghitung harga modus pada nilai praktek adalah dengan
mencari frekuensi yang terbesar yang terdapat dalam tabel distribusi atau sering disebut nilai yang sedang populer atau yang sering muncul.
Sedangkan untuk mencari nilai median berdasarkan nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari terkecil sampai terbesar
atau sebaliknya dari terbesar sampai terkecil.
= ∑
76 Untuk mengetahui peningkatan unjuk kerja dalam pembuatan
hiasan dinding pada pembelajaran membatik, maka disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relative atau tabel distribusi persentase.
Untuk mengetahui persentase peningkatan unjuk kerja
dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
= jumlah frekuensibanyaknya subjek penelitian = angka persentase Anas Sudijono, 2006:40.
Unjuk kerja dikatakan meningkat jika 80 siswa mendapatkan nilai diatas Kriteria ketuntasan minimal KKM. KKM untuk muatan local
membatik adalah 75. Apabila siswa sudah mencapai nilai 75 dan diatas 75, maka dinyatakan siswa tersebut sudah tuntas dan mengalami
peningkatan. Agar lebih memudahkan untuk memahami data hasil unjuk kerja
siswa, kriteria ketuntasan minimal disajikan berdasarkan dua kategori yaitu tuntas dan belum tuntas. Berikut ini adalah tabel kategori penilaian
pembuatan hiasan dinding pada pembelajaran membatik berdasarkan kriteria ketuntasan minimal dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 19. Kriteria Ketuntasan Minimal
Nilai Kategori
75 Belum Tuntas
≥ 75 Tuntas
= 100
77 Berdasarkan katagori tabel diatas maka jika nilai yang diperoleh
siswa kurang dari 75 maka siswa dikatakan belum tuntas dan jika nilai yang diperoleh siswa lebih dari atau sama dengan 75 maka siswa
dikatakan tuntas.
J. Interpretasi Data