Pasal 9 Tarif pajak Hotel ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen.
Pasal 10 Besarnya Pokok Pajak Hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
Pasal 11 1 Pajak dihitung untuk setiap bill atau kwitansi atau faktur yang dikeluarkan oleh pengusaha hotel
dan atas jumlah yang akan dibayar oleh tamu hotel; 2 Contoh perhitungan pajak adalah sebagai berikut :
- Sewa kamar 3 hari = 3 x Rp. 300.000,00 Rp. 900.000,00
- Cuci seterika = 3 potong x Rp. 10.000,00 Rp. 30.000,00
- Telepon Rp. 125.000,00
- Restoran Rp. 75.000,00
Rp. 1.130.000,00 - Service l0
Rp. l13.000.00 - Jumlah sebelum pajak
Rp. 1.243.000,00 - Pajak Hotel l0
Rp. 124.300,00 - Jumlah yang harus dibayar
Rp. 1.118.700,00 - Uang muka deposit
Rp. 500.000.00 - Sisa yang harus dibayar
Rp. 618.700,00 3 Yang dimaksud dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pada contoh
adalah “Jumlah sebelum pajak, yaitu sebesar Rp. 1.243.000,00.
BAB VI TATA CARA PEMUNGUTAN DAN MASA PAJAK
Bagian Kesatu Tata Cara Pemungutan
Pasal 12 Atas segala usaha penyelenggaraan hotel, Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk menetapkan Tata
Cara Pemungutan Pajak dengan metode Sistem Self Assesment dan sistem SKPD dengan metode Offrcial Assesment.
Bagian Kedua Masa Pajak
Pasal 13 Masa pajak untuk pemungutan pajak hotel adalah 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.
BAB VII...............................
BAB VII TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK
Bagian Kesatu Tata Cara Penyetoran
Pasal 14 1 Berdasarkan rekapitulasi penerimaan bulanan, yang disusun dari rekapitulasi bill atau bukti
pembayaran harian, ditetapkan jumlah Pajak yang telah dipungut untuk masa atau bulan yang bersangkutan.
2 Jumlah pajak yang telah dipungut selama 1 satu bulan disetorkan ke Kas Daerah atau Bank yang ditunjuk, paling lambat tanggal l5 lima belas bulan berikutnya dengan mempergunakan
SSPD atau dokumen lain yang dipersamakan. 3 SSPD yang sudah ditanda tangani dan dicap tertentu oleh Kas daerah atau bank yang ditunjuk,
dilampirkan pada SPTPD yang akan disampaikan ke Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk sebagai laporan.
4 Keterlambatan penyetoran pajak, akan dikenakan denda tambahan sebesar 2 per bulan dari pokok pajak, dan maksimal keterlambatan selama 24 dua puluh empat bulan. Pengenaan denda
keterlambatan akan mempergunakan STPD. 5 Bentuk SSPD dan STPD akan ditetapkan kemudian oleh Kepala Daerah atau pejabat yang
ditunjuk.
Bagian Kedua Tata Cara Pelaporan
Pasal 15 1 Berdasarkan rekapitulasi penerimaan bulanan, yang disusun dari rekapitulasi bill atau bukti
pembayaran harian, Wajib Pajak menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD masa bulan.
2 SPTPD dilampirkan dengan SSPD yang sudah dicap oleh kantor Kas Daerah atau Bank yang ditunjuk, disampaikan paling lambat tanggal 15 lima belas bulan berikutnya.
3 Keterlambatan penyampaikan SPTPD, akan dikenakan denda administrasi sebesar Rp.50.000 lima puluh ribu rupiah per masa pajak.
4 Pengenaan denda keterlambatan akan ditagih melalui surat Tagihan Pajak Daerah STPD. 5 Bentuk STPD akan ditetapkan kemudian oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.
BAB VIII TATA CARA PENERBITAN SKPD DAN STPD