Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel

(1)

BATANGKUIS ECO WATERFRONT INTEGRATED HOTEL

( ARSITEKTUR EKOLOGIS )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

M.IRFAN M.P HAMID

050406033

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A

2009


(2)

BATANGKUIS ECO WATERFRONT INTEGRATED HOTEL

( ARSITEKTUR EKOLOGIS )

Oleh :

M.IRFAN M.P HAMID

05 0406 033

Medan, Juni 2008

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP. 132 206 820

Achmad Delianur Nst, ST, MT, IAI.

Pembimbing I

Ir.Syamsul Bahri, MT

Pembimbing II


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama

:

M.IRFAN

M.P

HAMID

NIM

:

05

0406

033

Judul Proyek Tugas Akhir

: Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel

Tema

:

Arsitektur

Ekologis

Rekapitulasi Nilai :

De

nga

n ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbing II

Koordinator

TKA-490

1. Lulus

Langsung

2. Lulus

Melengkapi

3. Perbaikan

Tanpa

Sidang

4. Perbaikan

Dengan

Sidang

5. Tidak

Lulus

Medan, Juni 2008

A B+ B C+ C D E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP: 132 206 820

Koordinator TGA-490,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP: 132 206 820


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber

kekuatan, inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini mengambil judul: Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel.

Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir

Bapak Achmad Delianur Nst, ST, MT, IAI dan kepada bapak Ir.Syamsul Bahri, MT

sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi ,

pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H., MT., Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2.

Bapak Dwi Lindarto, Bapak Nelson Siahaan dan Bapak Imam Faisal Pane

selaku koordinator Tugas Akhir , Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

3.

Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

4.

Orang tua saya yang tercinta, Abu Alm.H.Burhanuddin Hamid dan Umi

Hj.Surya Marlita atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala

pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

5.

Keluarga besar Alm.H.Mohd.Djailani dan keluarga besar Alm.Abdul Hamid

yang selalu mendukung penulis baik itu berupa do’a dan dukungan moril.

6.

Adik – adik saya tersayang . Hafidz Aulia Rahman dan Siti Firdhanty Tridiany

Hamid yang memberikan motivasi , serta perhatiannya.

7.

Yang tersayang Novi Rahmadhani (2006), sumber inspirasi dan semangat

penulis.


(5)

8.

Kakak Hj.Siti Mahmudah yang tetap setia mendukung setiap tugas penulis

mulai dari semester pertama sampai semester akhir.

9.

Semua teman - teman stambuk 2005, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Andhika N (2005) , Khairul

Amri (2005), Nerwin Putra (2005), Harry Wibowo (2005), M.Iqbal Zuchri

(2005), Faisal Aszhari (2005), yang memotivasi penulis untuk berjuang dalam

Tugas Akhir ini..

10.

Adik – adik stambuk 2006 - 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Erwin (2007) , Riza

Wijaya(2007), Raha’ (2007), dan Bembeng (2007). Terima kasih atas

dukungan, pendapat, waktu, dan dorongan kepada penulis selama proses

pengerjaan tugas akhir ini.

Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi

mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak

kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi

penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan

manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen

Arsitektur USU.

Medan, Juni 2009

Hormat saya,

M.IRFAN M.P HAMID

NIM 040406033


(6)

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ) ...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI...

iv

DAFTAR GAMBAR

... viii

DAFTAR TABEL ...

xi

DAFTAR DIAGRAM ...

xii

Bab I. Pendahuluan

I.1. Latar Belakang ...1

I.2. Maksud dan Tujuan Proyek ...4

I.3. Perumusan Masalah dan Batasan Proyek ...4

I.4. Pendekatan ...6

I.5. Batasan Masalah ...6

I.6. Lingkup Masalah ...7

I.7. Kerangka Berfikir...8

I.8. Metodologi Pembahasan...9

I.9. Sistematika Laporan ...9

Bab II. Deskripsi Proyek

II.1. Terminologi Judul ...11

II.2. Tinjauan Umum ...11

II.2.1. Pengenalan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ...11

II.2.2. Deskripsi Proyek ...13


(7)

II.3. Tinjauan Khusus ...31

II.3.1. Deskripsi Kondisi Eksisting tapak ...31

II.3.2. Tinjauan Fungsi ...33

II.3.3. Studi Literatur ...49

Bab III. Elaborasi Tema

III.1. Pengertian Tema ...59

III.2. Studi Banding Tema Sejenis ...83

Bab IV. Analisa

IV.1. Analisa Eksisting ...92

IV.1.1. Analisa Lokasi ...92

IV.1.2. Kondisi Eksisting Lahan ...93

IV.1.3. Tata Guna Lahan ...94

IV.1.4. Golden Triangle...95

IV.1.5. Bulk (Ketebalan Bangunan)...96

IV.1.4. Batas Site ...97

IV.1.5. Sarana dan Prasarana ...98

IV.1.6. Skyline ...99

IV.1.7. Matahari ...100

IV.1.8. Tata Vegetasi...100

IV.1.9. Sirkulasi...101

IV.1.10.Pencapaian...104

IV.1.11.View ...106

IV.1.12.Kebisingan ...108

IV.1.13.Angin ...109

IV.1.14.Iklim ...110

IV.1.7. Matahari ...100

IV.2. Analisa Fungsional ...112


(8)

Bab V. Konsep Perancangan

V.1. Konsep Bangunan ...122

V.1.1 Bentuk ...122

V.2. Material ...132

Bab VI. Hasil Perancangan

VI.1. Site Plan ...155

VI.2. Ground Plan ...156

VI.3. Denah Ground Plan ...157

VI.4. Lower Ground Plan...158

VI.5. Denah Lower Ground Plan ...159

VI.6. Basement ...160

VI.7. 2nd Floor Plan ...161

VI.8. 3rd and 4th Floors Plan ...162

VI.9. 5th and 6th Floors Plan ...163

VI.10. 7th – 8th – 9th – 10th Floors Plan ...164

VI.11. 11th – Sky Restaurant Floors plan – Potongan C-C ...165

VI.12. Front Elevation and Back Elevation ...166

VI.13. Right Elevation and Left Elevation ...167

VI.14. Potongan A-A dan Potongan B-B ...168

VI.15. Rencana Pembalokan Lower Ground ...169

VI.16. Rencana Pembalokan Ground ...170

VI.17. Rencana Pembalokan 2nd Floor Plan ...171

VI.18. Rencana Pembalokan 3rd – 4th Floors Plan ...172

VI.19. Rencana Pembalokan 5th – 6th Floors Plan ...173

VI.20. Rencana Pembalokan 7rd – 8

th

– 9

th

– 10

th

–Sky Restaurant – Roof Top

...174

VI.21. Rencana Pondasi ...175

VI.22. Rencana Plumbing ...176

VI.23. Rencana AC ...177

VI.24. Rencana Elektrikal ...178


(9)

VI.26. Detail 1 ...180

VI.27. Detail 2 ...181

VI.28. Detail 3 ...182

VI.29. Aksonometri Perspektif Eksterior – Interior Bangunan ...183

VI.30. 3D Bangunan ...184

VI.31. 3D Bangunan ...185

VI.32. 3D Bangunan ...186

VI.33. 3D Bangunan ...187

DAFTAR PUSTAKA ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1 Struktur Ruang Mebidang ...3

Gambar 2 Jalur Transportasi Masterplan Mebidang ...18

Gambar 3 Recreational Facilities ...19

Gambar 4 Trembesi ...20

Gambar 5 Site Position ...22

Gambar 6 Golden Triangle ...23

Gambar 7 Magok Eco Waterfront, Seoul ...49

Gambar8 Magok Eco Energy ...50

Gambar 9 Magok Eco Park ...51

Gambar 10 Eco Water Promenade ...53

Gambar 11 Eco Flood Gate ...54

Gambar 12 Al – Sharq, Kuwait...55

Gambar 13 Eco Architecture ...61

Gambar 14 Konsep Continous Planting Spiraling Up ...75

Gambar 15 Penerapan Konsep ...75

Gambar 16 Messiniaga ...76

Gambar 17 Roof Top ...77


(10)

Gambar 19 Tipikal Denah ...79

Gambar 20Material Baja ...81

Gambar 21 Sun Shadding ...81

Gambar22 The Editt Tower Singapore ...83

Gambar 23 Sistem Penampungan Air Hujan The Editt Tower Singapore ...84

Gambar 24 The Chong Qing Tower, China ...85

Gambar 25 Potongan Skematik Sistem Daur Ulang Air The Chong Qing Tower ...86

Gambar 26 BIDV Tower, Vietnam ...87

Gambar27 K. Tower, Kuwait ...88

Gambar 28 Eco Bay Complex, Abu Dhabi ...89

Gambar 29 Konsep Eco Bay ...90

Gambar 30 Analisa Matahari ...92

Gambar 31 Analisa Eksisting ...93

Gambar 32 Analisa Tata Guna Lahan . ...94

Gambar 33 Analisa Golden Triangle...95

Gambar 34 Analisa Bulk (Ketebalan Bangunan)...96

Gambar 35 Analisa Batas Site ...97

Gambar 36 Analisa Sarana dan Prasarana ...98

Gambar 37 Analisa Skyline ...99

Gambar 38 Analisa Matahari ...100

Gambar 39 Analisa Tata Vegetasi...100

Gambar 40 Analisa Sirkulasi...101

Gambar 41 Analisa Pencapaian...104

Gambar 42 Analisa View ...106

Gambar 43 Analisa Kebisingan ...108

Gambar 44 Analisa Angin ...109

Gambar 45 Rooms Type Classification ...117

Gambar 46 Types Premier, Grand, and Grand Excecutive ...118

Gambar 47 Type Premier Panoramic Suite ...119

Gambar 48 Type Grand Panoramic Suite ...120

Gambar 49 Type Presidential Suite ...121

Gambar 50 Perletakan Core ...123

Gambar 51 Jalur Matahari ...124


(11)

Gambar 53 Curtain Wall at North and South Facades ...125

Gambar 54 Deep Receeses ...125

Gambar 55 Multi Storey Transitional Spaces ...126

Gambar 56 Environmentaly Interactive Membrances ...126

Gambar 57 Jalur Udara ...127

Gambar 56 Open To Sky Ground Floor ...128

Gambar 56 Penghawaan Alami Pada Gedung ...128

Gambar 56 Sistem Pembayangan dan Penghawaan ...129

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1 Fasilitas yang dibutuhkan ...45

Tabel 2 Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan ...46

Tabel 3 Jarak Lokasi Hotel Ke Beberapa Tempat Penting ...105

Tabel 4 Analisa Kebisingan ...108

Tabel 5 Data Unsur Iklim Bulanan Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi

Sampali ...110

Tabel 6 Analisis Program Ruang ...112

Tabel 7 Perbandingan Dengan Bahan Material Lain ...133

Tabel 8 Perbandingan Secara Fisik Dengan Bahan Lain ...66


(12)

DAFTAR DIAGRAM

HALAMAN

Diagram 1 Kerangka Berfikir ...8

Diagram 2 Deskripsi Kegiatan ...33

Diagram 3 Skema Aktivitas Pemakai ...33

Diagram 4 Skema Aktivitas Pengunjung ...41


(13)

(14)

BAB I

PEN DAH U LU AN

1. LATAR BELAKANG

Air adalah salah satu aset terpenting di dunia karena air merupakan salah satu sumber penghasil O2 yang merupakan kebutuhan utama untuk tetap hidup bagi seluruh makhluk hidup di dunia. Seperti yang kita ketahui bersama, sejarah membuktikan bahwa setiap peradaban biasanya berawal mula di kawasan yang dekat dengan air karena dinilai memiliki elemen – elemen kehidupan seperti tanah yang relatif subur, sumber air untuk kehidupan yang dapat juga diolah menjadi sumber energi. Air juga dapat

membantu menurunkan suhu mikro di suatu kawasan.

Di sisi lain air memiliki potensi alam air Indonesia yang sebenarnya baik sekali jika dikembangkan menjadi wisata alam dengan karakteristik dan aset alam. Wisata alam sendiri mempunyai karakteristik yang unik dibandingkan dengan jenis wisata lainnya, disamping umumnya digunakan sebagai hobi yang dapat mendorong wisatawan untuk berkunjung ulang juga pengeluaran wisatawan alam yang umumnya lebih besar dibandingkan denga wisata lainnya.


(15)

Dalam kenyataannya, banyak permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wisata alam diantaranya adalah terbatasnya data dan informasi serta promosi potensi wisata alam, sarana / prasarana dan SDM yang kurang memadai, serta perencanaan dan

pengolahan wilayah yang kurang terpadu. Untuk itu diperlukan suatu informasi dan pendayagunaan potensi wisata alam, sistem kelembagaan dan koordinasi antara instansi yang terkait.

Dengan aktifitas yang padat dan melelahkan, masyarakat kota banyak yang merasakan jemu, lelah, dan stress. Maka dari itu perlu diperbanyaknya sarana-sarana hiburan kota yang dapat dijadikan tempat mereka melepaskan rasa lelah, jemu, dan stressnya. Salah satu bentuk sarana hiburan yang dapat membantu masyarakat kota Medan ini adalah lokasi rekreasi yang lengkap untuk semua lapisan masyarakat.

Kawasan Batang Kuis memiliki komunitas yang bersifat heterogen. Kota Batang Kuis saat ini sedang berkembang menuju Kawasan TOD (Transit Oriented Desain)27 yang akan menjadikan Batang Kuis berperan menjadi Kota satelit di kawasan Mebidang. Hal ini tentu akan mempengaruhi bagi aktifitas masyarakat yang akan membuat aktifitas dan mobilitas mayarakatnya menjadi tinggi. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan beragam.

Selama ini lokasi rekreasi biasanya berupa mall-mall ataupun plaza-plaza, selain itu ada pula taman-taman umum yang tersebar di berbagai tempat. Juga ada tempat-tempat olahraga keluarga seperti kolam renang. Lokasi bermain juga ada, Jakarta memiliki Ancol dan Dufan. Lokasi rekreasi yang bersifat edukasi juga ada seperti Sea World.28

Sepanjang yang kita ketahui Indonesia mempunyai banyak tempat wisata yang berhubungan dengan air, seperti kolam renang, akuarium raksasa, Sea World, maupun kumpulan kolam renang seperti Taman Impian Jaya Ancol. Selain itu Indonesia juga merupakan negara mempunyai banyak waterfront. Tetapi dari sekian banyak waterfront yang berada di Indonesia hanya sedikit yang benar-benar dikomersialkan seperti Waterfront di kota Manokwari dan beberapa waterfront lainnya. Padahal masyarakat pada umumnya suka untuk bersenang-senang melepas lelah di waterfront, dikarenakan waterfront merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk rekreasi keluarga. Untuk itu, Desain mendesain sebuah kawasan rekreasi di tepi air dengan menggunakan air dari sungai sebagai sumber pengairannya. Desain akan memberikan beberapa jenis aktifitas di

27

Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum (2008, Dokumen 4) desain penataan ruang mebidang

28


(16)

Waterfront ini seperti kano, sepeda air, Amphitheatre untuk menikmati dramatic water dan wisata air lainnya. Dengan mengacu pada peraturan perundangan tentang keolahragaan yang mengatakan bahwa olahraga air seperti olahraga kano juga harus dapat disertakan dalam desain wisata air, maka Desain juga menyertakan olahraga kano sebagai olahraga dan jenis wisata air pilihan yang dapat dilakukan di kawasan Waterfront ini.

2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud dari Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel adalah memberikan pengalaman yang baru bagi pengunjung, bukan hanya menikmati keindahan alam saja tetapi pengunjung juga dapat memanfaatkan fasilitas hotel sebagai tempat para pengunjung bermukim dalam perjalanan wisatanya ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel. Fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung adalah fasilitas wisata

10

11

12 13

14 16

17

18

15 19

20

10.Kwala Bekala

Pusat pendidikan tinggi (TOD)

Pusat rekreasi (kebun binatang)

11.Pancur Batu

Pusat perdagangan

Pusat permukiman

Pusat distribusi pertanian

12.Johor

Pusat permukiman

13.Deli Tua

Pusat perdagangan

Pusat permukiman

14.Medan Pasar

Pusat perdagangan (TOD)

Pusat permukiman

15.Kebon Pisang

Pusat permukiman

(Perumnas Mandala) TOD

16.Bandar Kalipah/Tembung

Pusat permukiman/Perumnas (TOD) 17.Batang Kuis

Pusat perdagangan dan jasa

(TOD)

Pusat permukiman

Pusat Rekreasi dan Olahraga

18.Aras Kabu

Bandara Udara Kuala Namo (TOD)

Pusat pergudangan dan ekspedisi

19 Lubuk Pakam

Pusat perdagangan dan jasa (TOD)

Pusat pemerintahan Kab. Deli Serdang

Pusat permukiman

20.Galang

Pusat permukiman (TOD)






(17)

air (sepeda air, kano, sampan dan lainnya) yang akan memberikan nuansa yang sangat menyenangkan dan alamiah.

Sedangkan tujuannya adalah :

 Memberikan fasilitas penginapan dalam jangka pendek bagi para pengunjung atau wisatawan Eco Waterfront maupun para pekerja yang bekerja di sekitar Eco Waterfront.29

 Sebagai tempat sarana berbelanja untuk para pengunjung Eco Waterfront maupun para pengunjung yang singgah ke area Eco Waterfront.

 Akan merancang fasilitas -fasilitas pendukung hotel yang terpadu dan terorganisasi untuk dapat menghasilkan sebuah bangunan hotel yang sesuai dengan standard dan pengelompokan atau pengklasifikasian hotel.

 Memberikan persepsi baru dari persepsi umum akan kekakuan nilai arsitektural sebuah bangunan hotel.

 Merancang sebuah bangunan hotel yang ramah lingkungan, hemat energi, dan mampu bersosialisasi dengan penduduk sekitar hotel

 Memecahkan permasalahan kekurangan sarana dan prasarana penyelenggaraan konvensi yang memadai sebagai tempat konvensi berskala nasional maupun internasional.

 Meningkatkan citra dan kualitas pariwisata Indonesia pada umumnya, dan Medan pada khususnya.

Hal ini sesuai arahan Rencana Pusat Kegiatan Kawasan Mebidang yang menempatkan Batang Kuis sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat permukiman pusat rekreasi dan olahraga. Hotel ini akan menjadi bagian dari fasilitas penginapan di Batang Kuis yang juga memiliki fasilitas rekreasi air.30

3. PERMASALAHAN

Masalah perancangan yang timbul pada kasus proyek ini adalah : a. Masalah bangunan

1. Programming

29

id.wikipedia.org/wiki

30

Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum (2008, Dokumen 4) desain penataan ruang mebidang


(18)

Bagaimana cara membuat program ruang yang sesuai untuk menampung aktifitas penginapan, wisata dan konservasi yang ada.

2. Sirkulasi

Bagaimana merencanakan sirkulasi yang paling efektif dalam bangunan dan luar bangunan yang mendukung kegiatan wisata dan bisnis penginapan para wisatawan.

3. Bentuk bangunan

Bagaimana mendesain bentuk bangunan yang tetap memanfaatkan potensi site yang ada misalnya faktor alam air yang sangat dominan yaitu angin, air, sinar matahari, vegetasi dimana semua faktor tersebut harus mendukung bangunan dan bukan merugikan bangunan di kemudiannya.

b. Masalah Lingkungan

Bagaimana mewujudkan bentuk desain yang serasi dengan lingkungan setempat. Selain aspek ekosistem air tropis juga harus menjadi prioritas utama yang merupakan daya tarik utama dari tapak, dimana pembangunan harus memanfaatkan potensi alam sekitar dan biota yang ada.31

c. Masalah struktur

Bagaimana merencanakan sistem struktur bangunan yang tepat pada perubahan yang ada. Dimana metode konstruksi yang ada harus ramah terhadap lingkungan dan bangunan nantinya juga harus memperhatikan ekosistem yang ada. Pendekatan struktur di sini adalah struktur yang efisien dan mengaplikasi material yang bersifat ekologis di waterfront dan kemandirian bangunan ini.32

d. Hal-hal prinsipil apa yang membedakan hotel dengan jenis penginapan lainnya. e. Pengaturan gubahan massa dan komposisi bangunan yang efisien dan efektif

menurut sirkulasi proses untuk menciptakan lingkungan hotel yang ideal bagi pengguna dan tanggap lingkungan.

f. Kajian akan ilmu arsitektur, hal ini perlu dilakukan dalam mengkaji kebutuhan-kebutuhan ruang dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah bangunan hotel.

31

Guiding Principles of Sustainable Design (1993), hal.15

32


(19)

g. Konsep-konsep bangunan hemat energi, ramah lingkungan dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

h. Penerapan tema arsitektur ekologis ke dalam perancangan hotel.

4. PENDEKATAN

Konsep bangunan sangat ditentukan oleh keadaan site dan ekosistem yang terdapat di kawasan ini. Karena bangunan akan dibangun pada site yang berada di kawasan waterfront, maka bangunan harus lebih memperhatikan ekosistem setempat. Untuk tetap manjaga agar kegiatan konstruksi bangunan dan operasional bangunan tidak merusak ekosistem, maka pendekatan masalah yang dipakai adalah teknologi eco-technology waterfront yang berwawasan pada lingkungan alam sekitar.

5. BATASAN MASALAH

Batasan-batasan dan lingkup kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah hotel. Lingkup pembahasan yang akan digunakan adalah:

 Luas tapak yang akan dibangun

Tapak yang akan dibangun sesuai dengan luas kebutuhan bangunan yang direncanakan. Mengenai keistimewaan site yaitu bangunan hotel ini akan terintegrasi dengan waterfront sebagai daya tarik wisata, hal ini akan menjadi prioritas utama dari tapak.33

 Pendekatan teknologi yang akan dipakai

Pendekatan teknologi bangunan yang akan dipakai akan sangat memperhatikan nilai – nilai ekologis dan air sekitar. Dengan batasan pada teknologi terapan pada bangunan saja.34

 Penanganan masalah penghijauan di kawasan waterfront

Penghijauan di kawasan waterfront yang akan menjadi bahasan. utama dari desain ini adalah green environtment baik itu di area landscape dan penerapannya pada bangunan.

33

Guiding Principles of Sustainable Design (1993), hal.39

34


(20)

Fasilitas penunjang lainnya pada bangunan adalah fasilitas yang harus dapat mendukung kegiatan dan aktifitas utama bangunan. Fasilitas penunjang akan dibahas garis besarnya saja.

 Kompleksitas bangunan yang membutuhkan analisa yang mendalam tentang sirkulasi, program ruang, dan aktifitas yng terpadu.

 Menelusuri kebutuhan-kebutuhan akan fasilitas pendukung hotel.

 Bagaimana hubungan antara aktivitas pengguna hotel dengan bentukan ruang dan massa.

 Menerapkan tema arsitektur ekologis ke dalam bentukan hotel.

 Perancangan sistem penghawaan ruang dan lighting yang baik pada desain bangunan

 Pemilihan sistem pemanfaatan energi secara alami yang kemudian dikonversikan menjadi pembangkit energi sendiri (mandiri) pada bangunan. Sistem – sintem tersebut antara lain sebagai berikut :35

Photovoltaic, memanfaatkan energi matahari sebagai energi listrik

Double helix wind turbine, memanfaatkan energi dari tekanan turbulensi angin sebagai energi listrik secara kinetik dari putaran turbin angin.

Bio-swale / penampungan air hujan, merupakan konsep reuse dengan menampung air hujan dimanfaatkan kembali untuk keperluan menyiram greenary, flusher WC, dll

35


(21)

6. LINGKUP MASALAH

 Perancangan sarana rekreasi yang terintegrasi dengan hotel yang memiliki standar Internasional.

 Perancangan sarana pendukung lainnya selain pusat rekreasi yang dapat memungkinkan

7. KERANGKA BERFIKIR

ANALISA

Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan  sempadan bangunan. 

Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak,  d k b

LATAR BELAKANG KASUS  Dibutuhkan sarana penginapan dan rekreasi

bagi pengunjung di kawasan TOD Batang Kuis sebagai city check in.

 Masih sedikit hotel-hotel yang menawarkan fasilitas-fasilitas hotel bintang lima yang

MAKSUD

Memberikan fasilitas penginapan dalam jangka pendek bagi para pengunjung atau wisatawan waterfront yang berkunjung ke kawasan TOD Batang Kuis ini.

 Sebagai tempat sarana berbelanja untuk para pengunjung.

 Akan merancang fasilita-fasilitas pendukung hotel yang terpadu dan terorganisasi untuk dapat menghasilkan sebuah bangunan hotel yang sesuai dengan standard dan pengelompokan atau pengklasifikasian hotel.

 Memberikan persepsi baru dari persepsi umum akan kekakuan nilai arsitektural sebuah bangunan hotel.

M b h b h t l h li k h t i d

PERMASALAHAN

 Hal-hal prinsipil apa yang membedakan hotel dengan jenis penginapan lainnya.

 Pengaturan gubahan massa dan komposisi bangunan yang efisien dan efektif menurut sirkulasi proses untuk menciptakan lingkungan hotel yang ideal bagi pengguna dan tanggap lingkungan.

 Kajian akan ilmu arsitektur, hal ini perlu dilakukan dalam mengkaji kebutuhan-kebutuhan ruang dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah bangunan hotel.

 Konsep-konsep bangunan hemat energi, ramah lingkungan dan bersosialisasi dengan masyarakat

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING  Fasilitas interchange.  Kajian tema dengan

bentuk bangunan.

STUDI SITE Ukuran site

Peraturan pemerintah Sempadan bangunan Batas bangunan potensi

PENGUMPULAN DATA Studi literature Studi banding

Feed

back

Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel 

Tema: Arsitektur Ekologis 


(22)

8. METODOLOGI PEMBAHASAN

a. STUDI LITERATUR

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca bahan – bahan terkait baik itu dari buku, majalah, internet, ataupun koran yang membahas tentang topik yang berkaitan.

b. STUDI LAPANGAN

Dilakukan dengan survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan dan wawancara langsung dengan orang pihak yang terkait dan penduduk setempat.

c. STUDI ANALISA

Menganalisa data dan permasalahan yang muncul, khususnya dalam kaitannya dengan fungsi bangunan yang menampung aktifitas Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel yang mengutamakan pada sektor wisata alam.

9. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan,

pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

berisi tentang pengertian judul, tinjauan kasus proyek, tinjauan fungsi dan

studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema

dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang

menerapkan tema yang sama.


(23)

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi

dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang

dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang,

besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam

perencanaan ini.


(24)

BAB I I

DESK RI PSI PROY EK

T I N J AU AN U M U M

1.

PENGENALAN BATANGKUIS ECO WATERFRONT INTEGRATED HOTEL

Pengenalan dan pengertian Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel

1.1 Arti kata

Batangkuis : Merupakan pusat perdagangan dan jasa, pusat permukiman, pusat rekreasi dan olahraga di struktur kegiatan Mebidang. Batang Kuis juga termasuk jalur tranportasi regional di kawasan Mebidang.36 Eco : Menerapkan konsep – konsep ekologis pada desain37 Waterfront : Kawasan wisata tepi air38

Integrated Hotel : Bersatu dengan hotel39

1.2 Pengertian

Jadi yang dimaksud dengan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel adalah suatu kawasan rekreasi tepi air yang memanfaatkan lahan di TOD Batang Kuis. Desain Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini berorientasi pada waterfront, yang merupakan bagian dari desain kawasan wisata air yang terintegrasi dengan hotel ekologis di kawasan ini. Sehingga para pengunjung dapat menikmati suasana aktifitas secara alami dan memiliki nuansa yang Sangat rekreatif di kawasan Waterfront ini.

Wisata air adalah jenis wisata dengan minat khusus yang memiliki aktivitas yang berkaitan dengan waterfront, baik di atas permukaan waterfront maupun kegiatan wisata yang dilakukan di bawah waterfront (sub - waterfront). Wisata air oleh pemerintah Indonesia melalui direktorat Jendral Pariwisata, dikategorikan ke dalam jenis wisata dengan minat khusus. Sedangkan wisata minat khusus didefinisikan sebagai : suatu bentuk perjalanan wisata, dimana

36Ensyclopedia Americana, 1976

37Encyclopedia Britannica, www.tripod.com 

38Encyclopedia Britannica, www.tripod.com


(25)

wisatawan mengunjungi suatu tempat karena memiliki minat atau tujuan khusus mengenai sesuatu jenis obyek wisata atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi atau daerah tujuan wisata tersebut.

Wisata air dapat dikembangkan di daerah – daerah yang memiliki potensi pariwisata, karena pada kawasan tersebut selalu terdapat waterfront dengan pemandangan dasar waterfront yang lebih indah. Kelayakan suatu kawasan untuk pengembangan wisata air hanya ditentukan oleh ada atau tidaknya sarana dan prasarana yang menunjang ke arah pengembangan kawasan wisata air seperti adanya kemudahan untuk mencapai kawasan tersebut, adanya hotel yang memadai, adanya restaurant, dan memperoleh dukungan yang positif dari masyarakat setempat.40

Pada masa – masa yang bersifat monumental dan hari – hari bersejarah,Kawasan waterfront ini akan mampu menjadi center of Public Celebration di Kawasan TOD Batang Kuis. Dimana masyarakat akan berkumpul di ”titik” ini melakukan perayaan dan selebrasi. Desain Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini juga terintegrasi dengan fasilitas hotel yang diharapkan akan mampu menjadi fasilitas infrastruktur yang mendukung kawasan Rekreasi ini. Sehingga para pengunjung kawasan rekreasi ini akan memiliki tempat menginap dan beristirahat, dari hotel ini para pengunjung akan dapat menikmati pemandangan yang mengagumkan ke beberapa objek menarik seperti Stadion, waterfront, pemandangan ke arah kota Batang Kuis, dam pemandangan menarik lainnya.

1.3 Konsep Pengembangan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel sebagai wisata air

Sebaiknya perkembangan wisata air menerapkan konsep ekologis (eco - wisata) dalam desainnya. Hal ini disebabkan karena konsep eco – wisata dapat dikatakan bukan hanya sebagai salah satu corak dari kegiatan pariwisata khusus, melainkan suatu konsep pariwisata yang mencerminkan wawasan lingkungan dan mengikuti kaidah – kaidah keseimbangan dan kelestarian. Oleh karena itulah, pengembangan eco – wisata harus dapat meningkatkan kualitas dari hubungan antara manusia, meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan menjaga kualitas lingkungan.


(26)

Secara konseptual, eco – wisata (seperti yang disebutkan di atas) dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya – upaya pelestarian lingkungan (alam) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.

Sementara jika ditinjau dari segi pengelolaannya, eco – wisata dapat didefinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat – tempat yang alami dan atau daerah – daerah yang segaja dibuat berdasarkan kaidah alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya – upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pemilihan eco – wisata sebagai konsep pengembangan dari wisata air yang didasarkan pada beberapa unsur utama, yaitu :

1. Eco – wisata sangat bergantung pada kualitas sumber daya alam,

2. Dengan melibatkan masyarakat setempat dalam proses pembangunan dan pengelolaan.

3. Eco – wisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, 4. Tumbuhnya pasar eco – wisata di tingkat internasional dan nasional.

5. Eco – wisata sebagai sarana dalam mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan kata lain, eco – wisata (air) menawarkan konsep low invest – high value41 bagi sumber daya dan lingkungan waterfront sekaligus menjadikannya sebagai sarana yang cukup ampuh bagi partisipasi masyarakat, karena seluruh aset produksi menggunakan dan merupakan milik masyarakat lokal.

2. DESKRIPSI PROYEK

Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini adalah suatu lokasi di dekat air) dimana orang dapat berkumpul dan singgah sebentar untuk melakukan kegiatan yang terlepas dari rutinitas sehari – hari. Dimana para pengunjung tetap disuguhkan hiburan dan berbagai kegiatan yang bersifat edukatif dalam hal ini tentang ekologi ke pengunjung, sehingga tujuan berwisata di sini dapat tercapai dan setiap pengunjung akan mendapatkan kesan dan pengalaman yang tidak terlupakan.

Tujuan utama dari proyek ini adalah :


(27)

Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel sebagai fasilitas penginapan di kawasan Batangkuis sebagai kota satelit. Konsep TOD (Transit Oriented Desain) dinilai sangat tepat karena Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini berada di dekat Stasiun Kereta Api Batangkuis. Dapat kita simpulkan bahwa Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini memiliki peran yang sangat penting dalam perannya sebagai fasilitas penginapan dan rekreasi di Kawasan TOD Batang Kuis.

 Memberikan fasilitas penginapan dalam jangka pendek bagi para pengunjung atau wisatawan maupun para pekerja yang bekerja di sekitar Waterfront.

 Sebagai tempat sarana berbelanja untuk para pengunjung Waterfront maupun para pengunjung yang singgah ke area Waterfront.

 Akan merancang fasilita-fasilitas pendukung hotel yang terpadu dan terorganisasi untuk dapat menghasilkan sebuah bangunan hotel yang sesuai dengan standard dan pengelompokan atau pengklasifikasian hotel.

 Memberikan persepsi baru dari persepsi umum akan kekakuan nilai arsitektural sebuah bangunan hotel.

 Merancang sebuah bangunan hotel yang ramah lingkungan, hemat energi, dan mampu bersosialisasi dengan penduduk sekitar hotel

 Memecahkan permasalahan kekurangan sarana dan prasarana penyelenggaraan konvensi yang memadai sebagai tempat konvensi berskala nasional maupun internasional.

 Meningkatkan citra dan kualitas pariwisata Indonesia pada umumnya, dan Kawasan Mebidang pada khususnya.

Yang dalam dalam prosesnya, pengunjung yang datang ke Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini akan dapat merasakan nuansa Waterfront yang alamiah, nyaman, dan indah sesuai dengan maksud dan tujuan dari Masterplan Mebidang yang merencanakan kawasan Kawasan site di Batangkuis (Deli Serdang bagian Utara) ini menjadi kawasan Waterfront. Waterfront ini diharapkan akan mampu menjadi kawasan rekreatif yang alamiah bagi masyarakat Kawasan Mebidang yang sibuk. Waterfront ini diharakan akan mampu menjadi kawasan rekreatif yang baru dan mampu menjadi solusi dari kejenuhan masyarakat Kawasan Mebidang, sehingga mereka bisa refreshing sejenak dan menikmati wisata air di Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini.

2.1 FUNGSI BANGUNAN42

Fasilitas yang dapat disediakan untuk rekreasi wisata air ini adalah sebagai berikut :


(28)

 WATERFRONT

Merupakan fasilitas wisata air yang dilengkapi dengan akomodasi seperti kapal jenis kano, sepeda air,dan Amphitheatre untuk menikmati pertunjukan Dramatic Water.

 FASILITAS AKOMODASI

Merupakan fasilitas bagi pengunjung untuk istirahat, makan dan minum, dan menginap.

 FASILITAS PENYEWAAN PERALATAN DAN PENJUALAN

Di sini penyewaan ditekankan pada penyewaan kano untuk rekreasi air, sepeda air, dan sampan. Tidak diperkenankan membawa peralatan wisata air sendiri.

 FASILITAS PENGELOLA

Merupakan fasilitas bagi pengelola di kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini yang merupakan desain bangunan yang ekologis.

 FASILITAS TRANSPORTASI

Selain itu, wisatawan domestik dan mancanegara juga dapat berkunjung ke Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dengan mengakses dari 2 jalur :

a. Jalur Udara, selain dari jalur darat para pengunjung domestic dan internasional juga dapat menggunakan jasa helicopter komersial. Karena di kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini juga disediakan helipad bagi para pengunjung yang ingin datang lewat jalur udara. Untuk penggunaan jasa helicopter komersial ini, pengunjung dapat menyewanya secara pribadi untuk pencapaian ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini lewat jalur udara yang sangat menarik, efisien dan hemat waktu, walaupun sedikit lebih mahal. Hal ini didukung oleh Kuala Namu International Airport yang letaknya hanya berjarak 5,4 km dari Batangkuis Eco Riverfront Integrated Hotel ini. Pengunjung yang datang menggunakan jasa pesawat komersial mendarat di Kuala Namu International Airport dapat langsung menyewa jasa helicopter komersial yang tersedia di terminal service airport ini dengan tujuan khusus ke Kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini. Pemandangan dari udara dengan terbang rendah juga dinilai sangat menarik karena kita dapat menikmati pemandangan Kawasan Mebidang yang indah dari udara. Selain itu juga untuk kepentingan para pejabat Negara, pejabat daerah, ataupun orang


(29)

penting yang ingin datang ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dengan cepat, privat, dan tentunya bebas dari bahaya kemacetan dapat memanfaatkan jasa helicopter komersial ini secara maksimal.

b. Jalur Darat, untuk jalur darat ini dapat dibagi ke dalam 3 metoda pencapaian yangdapat di pilih oleh para pengunjung yang ingin datang ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini. Metoda – metoda pencapaian itu adalah sebagai berikut :

1. Jasa Bus Komersial

Pengunjung yang ingin berkunjung ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dengan memanfaatkan jalur darat dapat memanfaatkan jasa bus komersial sebagai salah satu alternative pencapaiannya. Jasa bus komersial ini tersedia di terminal – terminal bus yang utama di Kawasan Mebidang seperti di Terminal Pinang baris dan Terminal Amplas, sehingga para pengunjung yang datang ke Kawasan Mebidang dengan menggunakan jasa bus akan dengan mudah mengakses langsung ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dengan langsung ke loket penjualan tiket untuk membeli ticket untuk melanjutkan perjalanan llangsung ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini. Bus komersial khusus jurusan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini akan menggunakan jalur tol Balmera sebagai jalur pencapaian yang bebas hambatan dan dapat langsung ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini yang letaknya tidak jauh dari stasiun Kereta Api Batangkuis ini, sehingga dapat memudahkan pencapaian lewat darat ini. Kemudian di dalam site kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini juga tersedia terminal bus khusus untuk penumpang yang ingin berkunjung ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini, baik itu untuk berlibur (berwisata), dinas, maupun pertemuan – pertemuan lainnya yang akan sangat menarik.

2. Jasa Kereta Api

Pengunjung yang ingin berkunjung ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dengan memanfaatkan jalur darat dapat memanfaatkan jasa kereta api dengan jurusan Batangkuis sebagai salah satu alternatif pencapaiannya. Jasa kereta api ini tersedia di stasiun


(30)

kereta api yang utama di Kawasan Mebidang seperti di Stasiun kereta api di kawasan Lapangan Merdeka dan Stasiun kereta api di kawasan Batangkuis. Jalur ke Batangkuis selama ini hanya mengakomodasi kereta api yang mengangkut CPO minyak kelapa sawit dan kereta api penumpang dengan kurun waktu 1 kali keberangkatan saja dalam 1 hari, namun menurut arahan Masterplan Mebidang jalur kereta api untuk penumpang akan dihidupkan guna memajukan kawasan Medan Utara ini. Sehingga menurut arahan Masterplan Mebidang, Stasiun Kereta Api Batangkuis (Station of Batangkuis) akan menjadi transit interchance, terutama bagi pengunjung yang baru saja sampai ke kawasan Mebidang lewat Kuala Namu International Airport. Dengan adanya Stasiun Kereta Api Batangkuis (Station of Batangkuis) sebagai transit interchance akan memudahakan para pengunjung kawasan Mebidang untuk melakukan city check – in yaitu salah satunya di Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini. Sehingga City check – in yang selama ini hanya berada di kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan akan terbantu dengan adanya Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini sebagai city check – in di Kawasan Mebidang. Jasa transportasi menggunakan Kereta Api ini juga ditujukan pada pengunjung Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini yang ingin menikmati nuansa perjalanan yang unik dapat menggunakan jasa kereta api sebagai salah satu alternatif pencapaiannya. Kemudian dapat melanjutkan pencapaian ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini.


(31)

3. Shelter Bus

Untuk memudahkan pencapaian bagi para pengunjung khususnya yang datang menggunakan Kereta Api, disediakan juga fasilitas tranportasi shelter bus yang akan membantu para pengunjung dalam mengakses ke Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini.

4. Jasa Kendaraan Sewa (Taxi)

Pengunjung yang ingin berkunjung ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dengan memanfaatkan jalur darat dapat memanfaatkan kendaraan sewa (Taxi) dengan menempuh jalur bebas hambatan jurusan Batangkuis melalui Tol Balmera sebagai salah satu alternatif pencapaiannya. Kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini letaknya juga tidak jauh dari jalur bebas hambatan Kuala Namu International Airport, jalur tol Balmera, sehingga dapat memudahkan pencapaian lewat darat ini.


(32)

 FASILITAS SOUVENIR SHOP

Fasilitas yan akan menyediakan berbagai macam pernik cinderamata yang unik dan khas dari Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini. Sehingga kebutuhan pengunjung akan adanya gifts yang akan membuat para pengunjung terkenang akan pengalamannya selama berwisata air di kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dan berencana untuk

dapat kembali lagi ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini.

Di kawasan kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini terdapat berbagai macam jenis aktifitas wisata air seperti sepeda air, kano, pertunjukan dramatic water di Amphitheatre dan lain sebagainya. Khusus untuk wisata air Kano , didesain deck untuk menambat kano. Olahraga Kano ini termasuk juga ke dalam jenis olahraga rekreasi.

Salah satu tujuan dari proyek ini adalah perlindungan berkelanjutan ekosisitem Trembesi yang akan ditanam di zona Eco Park. Tanaman jenis Trembesi merupakan tanaman pohon yang sudah mengalami degradasi dan terancam punah. Trembesi sangat efektif dalam menhirup CO2 di udara sehingga akan menjadikan kawasan waterfront ini menjadi kawasan yang asri, hijau dan teduh. Dan setiap kegiatan wisata air seperti sepeda air, kano, pertunjukan Dramatic Water di Amphitheatre dan lain sebagainya ini dapat membiayai kegiatan konservasi ekosistem Trembesi ini sebagai kawasan hijau. Sehingga sinergi dari kagiatan wisata air dan kegiatan konservasi sebagai salah satu konsep ekologis pada kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dapat dilakukan dengan baik dan bijak. Kegiatan konservasi Beberapa jenis tanaman ini akan dialokasikan ke daerah yang jauh dari lokasi wisata air tapi akan tetap berada dalam satu kawasan.

Dra m a t ic Wa t e r

Ca noe ing Am phit he a t re


(33)

2.2 LOKASI

Pemilihan lokasi site dipilih berdasarkan :

a. Sesuai arahan Struktur Ruang Mebidang dalam Rencana Pusat Kegiatan dijelaskan bahwa Kawasan Batangkuis ini merupakan kawasan pusat perdagangan dan jasa, permukiman, rekeasi dan olahraga yang didukung oleh perannya sebagai jalur transportasi regional di Kawasan Mebidang. Di kawasan TOD Batang Kuis ini (Masterplan Batang Kuis) telah ditunjuk site yang akan dibangun menjadi hotel yang memiliki waterfront sebagai pusat rekreasi air.

b. Dan berdasarkan arahan tersebut Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini akan didesain di site ini. Untuk pengembangannya, site ini dinilai perlu memaksimalkan potensi waterfront sebagai pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau yang akan memberikan efek yang sangat positif bagi lingkungan sekitar.

c. Kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini juga berperan menjadi salah satu daya tarik wisata baik itu bagi wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.

d. Batangkuis sebagai Kota satelit yang akan menjadi city check in terdekat dari Kuala Namu International Airport sebagai pintu gerbang pariwisata, bisnis dan perdagangan. Dan letaknya yang berbatasan langsung dengan Kota Medan sebagai kota Inti. Hal ini akan memberikan alternatif pilihan bagi para pengunjung untuk dapat melakukan city check in tanpa harus jauh – jauh melakukan city check in di Kota medan, tapi cukup melakukan city check in di Batang Kuis khususnya di Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini.Ini merupakan peluang yang sangat baik dan mendukung peran dari Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini sebagai kawasan rekreasi yang memiliki fasilitas penginapan. Kegiatan city chek in ini akan meningkatkan pergerakan barang dan jasa yang tentunya akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian di kawasan Batang Kuis ini secara



Gambar 4 Trembesi 


(34)

mendasar termasuk pertumbuhan perekonomian dari segi perhotelan dan kawasan rekreasi di Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini .

e. Di dekat site Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini sudah tersedia sarana public transportation yang dinilai sangat penting dalam perkembangan sebuah kawasan perkotaan, yaitu Stasiun Kereta Api Batang Kuis dan Kuala Namu International Airport sebagai pintu gerbang utama baik itu untuk bidang kepariwisataan, perekonomian, bisnis dan perdagangan. Sehingga diperkirakan kawasan Batang Kuis sebagai salah satu kota satelit akan mengalami pertumbuhan perekonomian yang signifikan.

f. Untuk mendukung pertumbuhan perekonomian yang tumbuh dengan pesat ini dinilai perlu adanya sarana untuk pusat perbelanjaan, penginapan dan area wisata sebagai penunjang aktifitas perkotaan dan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini dinilai sebagai paduan dari hal yang disebutkan itu.

g. Sebagai kawasan rekreasi dan penginapan, Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini memiliki potensi yang sangat baik karena letaknya yang berada di jalur “Segitiga Emas” (Golden Triangle) Kuala Namu International Airport – Stadion dan Kompleks olahraga - Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel – Stasiun Kereta Api Batangkuis yang tentunya akan menjadi faktor penunjang keberhasilan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini sebagai kawasan rekreasi dan penginapan yang memiliki peran yang penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Kawasan Batang Kuis ini sebagai Kota Satelit.

Menurut analisis penggunaan lahannya

A. Kegiatan konservasi Trembesi (Eco Park) di sempadan waterfront, dapat dilakukan dengan syarat:

 Memperhatikan keberlanjutan ketersediaan air waterfront dalam pemanfaatan air waterfront untuk irigasi.

 Tidak mencemari waterfront dengan buangan / limbah sisa pupuk dan desinfektan.

B. Kegiatan wisata di sempadan waterfront, dapat dilakukan dengan syarat :

 Jenis dan kegiatan wisata yang dikembangkan mendukung fungsi lindung, bukan berupa kegiatan terbangun, misalnya wisata taman/ruang terbuka hijau, berperahu, kano, dll.


(35)

 

C. Kegiatan penyediaan utilitas dan infrastruktur di sempadan waterfront, dapat dilakukan dengan syarat:

 Utilitas dan infrastruktur diperlukan untuk kepentingan masyarakat banyak.

 Pembangunan utilitas dan infrastruktur memperhatikan keberlanjutan fungsi sempadan waterfront.

 Pengelolaan utilitas dan infrastruktur diatur lebih lanjut dalam perencanaan teknis yang lebih detail.

kemudian dipadukan dengan desain bangunan yang ekologis, hemat energi, sehat dan ramah lingkungan.

Dalam konteks regional, Medan sebagai kota inti merupakan simpul transportasi yang menghubungkan dengan kota-kota tepi atau satelit di Wilayah Mebidang. Secara aksesibilitas, maka kedudukan Kawasan Mebidang sebagai simpul transportasi regional, yakni :

1. Dari Utara yakni dari arah Batangkuis. Akses dilayani oleh dua jalan yakni jalan arteri primer dan jalan tol. Daerah layanan mencapai waterfront Timur dengan jarak sekitar 15-25 km.



 


(36)

SI T E



KECAMATAN BATANGKUIS, DELI SERDANG

Sesuai arahan Struktur Ruang Mebidang dalam Rencana Pusat Kegiatan dijelaskan bahwa Kawasan Batangkuis ini merupakan kawasan pusat perdagangan dan jasa, permukiman, rekreasi dan olahraga yang didukung oleh perannya sebagai jalur transportasi regional di Kawasan

Mebidang, di kawasan ini akan segera dibangun beberapa infrastruktur untuk memenuhi arahan rencana pusat kegiatan Mebidang tersebut. Diantaranya adalah Stadion dan kompleks olahraga, Waterfront sebagai area wisatanya dan penginapan, dan stasiun kereta api Batangkuis. Di kawasan ini juga telah ada jalur langsung (freeway) menuju ke Kuala Namu International Airport dan jalur freeway Tj.Morawa – Batang Kuis , dan akses langsung ke Tol Belmera.Sehingga kawasan Batangkuis ini diharapkan akan mampu berperan menjadi city check – in di kawasan Mebidang dan merupakan city check – in terdekat dengan Kuala Namu International Airport sebagai salah satu pintu gerbang wisata dan bisnis di Kawasan Mebidang pada khususnya dan Sumatera Utara pada umumnya. Dan untuk menunjang peran Batangkuis ini,didesain sebuah Waterfront yang terintegrasi dengan Hotel untuk memudahkan pengunjung dalam memperoleh penginapan.

St a dion U t a m a Ba t a ng K uis

K ua la N a m u I nt e rna t iona l

Airport

St a siun Ba t a ng K uis


(37)

2.3 LUAS BANGUNAN

Luas bangunan perencanaan lebih kurang 24.577,6 m2 (2,4 ha

)

dengan pertimbangan bahwa beberapa fungsi bangunan membutuhkan kapasitas ruang yang cukup besar, terutama di bagian public space. Waterfront ini akan memiliki sumber air yang alami dengan sumber air yang berasal dari aliran sungai Batangkuis. Kawasan Danau buatan ini akan dikembangkan menjadi kawasan wisata air, dan lahan di sekitar danau buatan akan dimanfaatkan menjadi kawasan Eco Park yang dapat menjadi wisata track and field di kawasan alami ini. asilitas transportasi yang dapat diakses dari jarak yang cukup dekat dengan beberapa pusat transportasi massal yaitu Stasiun Kereta Api Batangkuis dan Kuala Namu International Airport.43

2.4 LUAS LAHAN

Luas lahan pada proyek ini lebih kurang 3 ha dengan memiliki pertimbangan ekologis terhadap tapak, pembukaan bagian permukaan air harus diusahakan seminimal mungkin, apabila hal tersebut tidak dapat dicapai secara maksimal, maka harus dipikirkan hala lain yang tetap dapat menjaga kelestarian waterfront, misalnya dengan tetap mengusahakan agar bagian yang tertutup tetap mendapat sinar dari matahari.

2.5 PEMILIK

Pemilik dari proyek ini adalah pihak dari swasta yaitu investor dengan bekerja sama dengan pihak pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan peneliti.

2.6 PEMBIYAAN

Pembiyaan bangunan ini diusahakan diperoleh dari pendapatan wisata air (sepeda air, kano dan lain sebagainya) yang disediakan di kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini untuk dapat menjamin kegiatan konservasi alam di sekitar site (Trembesi dan tanaman yang ada di Eco Park). Bersamaan dengan itu suntikan dana dari dari pihak pemerintah Kabupaten Deli Serdang secara berkala juga dinilai akan dapat membantu pembiayaan operasional bangunan.

2.7 PENGELOLAAN

Proyek ini merupakan kerjasama antara pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan pihak investor dari swasta. Pemerintah bertindak sebagai pembina dan sarana olahraga / wisata air, investor sebagai penanam modal awal dan pengelolaan bangunan. Sistem operasionalnya adalah sebagai berikut :

43Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum (2008, Dokumen 4) desain   penataan 


(38)

 Masyarakat yang hanya memasuki kompleks kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini akan dipungut karcis masuk, mereka dapat menikmati touch pool, cafetaria / restaurant di water promenade, park (natural park), menonton kegiatan wisata air di public space yang sengaja didesain bagi pengunjung untuk menikmati view kegiatan wisata air di kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini. Wisata yang akan menjadi daya tarik bagi para pengunjung adalah pertunjukan Dramatic Water44, yaitu drama yang menggunakan air sebagai medianya dalam menyampaikan isi dari cerita drama tersebut yang kemudian dikombinasikan dengan musik, dan lighting yang tentunya akan memberikan nuansa yang tidak akan terlupakan oleh para pengunjung. Untuk jenis wisata air Dramatic Water ini, jam pertunjukannya adalah pada saat malam hari karena akan memanfaatkan efek lighting agar pertunjukan ini menjadi lebih menarik.

 Sistem karcis pada fasilitas – fasilitas tertentu seperti :45

 Olahraga air

 Fasilitas hotel

 Kolam renang

 Sistem sewa untuk fasilitas – fasilitas tertentu seperti :

 Wisata air minat khusus seperti kano menikmati wisata air (Waterfront) dengan menggunakan kapal jenis kano milik Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel.

 Wisata air Kano dan lain sebagainya menggunakan sistem penyewaan dengan hitungan per jam.

 Penginapan fasilitas hotel dengan menggunakan sistem penyewaan hitungan per hari

2.8 PEMAKAI / PENGUNJUNG

Karakteristik Pengunjung :

 Ditinjau dari usia

44id.wikipedia.org/wiki, Singapore


(39)

Pengunjung yang datang ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini tidak memilki batasan usia.

 Ditinjau dari strata ekonomi

Pengunjung yang datang ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini adalah strata ekonomi menengah ke atas.

 Ditinjau dari jangkauan wilayah pelayanan

Pengunjung yang diutamakan adalah masyarakat Kawasan Mebidang dan masyarakat Propinsi Sumatera Utara. Tapi juga tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat luar daerah, luar pulau bahkan masyarakat Internasional / mancanegara untuk mengakses ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini. Dan sarana transportasi juga telah dipersiapkan untuk mendatangkan para pengunjung ke kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini baik itu dari jalur darat, jalur udara, dan jalur waterfront.

 Ditinjau dari tujuan

Pemakai bangunan akan bertujuan :

 Memakai fasilitas olahraga air

 Memanfaatkan zona wisata air (Waterfront)

 Memanfaatkan fasilitas akomodasi

 Memanfaatkan fasiltas hotel dan penginapan

 Memanfaatkan fasilitas Mall

 Ditinjau dari aktifitas yang terjadi

 Pengunjung : menggunakan fasilitas bangunan semaksimal mungkin.

 Pengelola : mengelola bangunan agar bangunan dapat tetap beroperasi semaksimal mungkin dan demi kenyamanan pengunjung.

 Servis : Menjalankan fungsi dari utilitas bangunan.

3. TINJAUAN KONTEKS LINGKUNGAN 3.1 KONTEKS LINGKUNGAN FISIK 3.1.1. Pendahuluan

Sesuai arahan Struktur Ruang Mebidang dalam Rencana Pusat Kegiatan dijelaskan bahwa Kawasan Batangkuis ini merupakan kawasan pusat perdagangan dan jasa,


(40)

permukiman, rekeasi dan olahraga yang didukung oleh perannya sebagai jalur transportasi regional di Kawasan Mebidang. Di kawasan TOD Batang Kuis ini (Masterplan Batang Kuis) telah ditunjuk site yang akan dibangun menjadi hotel yang memiliki waterfront sebagai pusat rekreasi air. Letak site Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini cukup strategis karena akan menjadi bagian dari konsep TOD (Transit Oriented Desain) yag akan dikembangkan di kawasan ini, dimana site Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini terletak di dekat Stasiun Kereta Api Batang Kuis yang menjadi Transit Interchance di kawasan Batang Kuis ini. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa perkembangan sebuah kota dengan transit interchance (sesuai arahan TOD) akan berkembang menjadi sebuah kota satelit yang merupakan jalur transportasi regional di Kawasan Mebidang yang akan maju dan

berkembang. Hal inilah yang kemudian melatar belakangi untuk mendesain Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel sebagai salah satu kawasan wisata yang juga memiliki Hotel sebagai penginapan bagi para pengunjung yang datang ke kawasan Mebidang khususnya ke Batang Kuis. Di kawasan Batang Kuis ini telah dilakukan proses pembebasan jalan yang lebar untuk jalur cepat menuju Kuala Namu International Airport yang menjadi pintu gerbang pariwisata dan bisnis perekonomian.46

Desain Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini akan menjadi city check-in di kawasan Mebidang, sehingga para pengunjung tidak harus ke Medan dulu untu melakukan proses city check in dengan cukup menginap di Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel. Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas dan sarana Mall sebagai pusat perbelanjaan dan wisata air yang tentunya akan menambah nilai dari konsep desain Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini secara komulatif.

3.1.2. Letak dan Luas

Kawasan site terletak di Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang yaitu tepatnya di sebelah Utara Kawasan Mebidang.Waterfront ini terletak antara 3O36’ – 3O43’ LS dan 98O48’ – 98°60’ BT47. Secara administratif kawasan ini termasuk ke dalam Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang, yang terdiri dari 11 kelurahan. Waterfront Batang Kuis merupakan waterfront yang memiliki morfologi yang tidak terlalu besar, lebar waterfront ini 470 meter. Desain Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel menjadikan waterfront ini menjadi lebih menarik dan memiliki nilai wisata tersendiri. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi letak desain yang berada di Waterfront Batang Kuis ini.

3.1.3. Topografi

46Indonesian Tourism West Gate  47Peta Sumatera Utara, BPN 


(41)

Permukaan dasar waterfront kawasan Kawasan site ini umumnya datar. Hal ini akan memberikan kemudahan dalam hal konstruksinya. Waterfront sebagai public space (di pinggir air) akan terintegrasi dengan hotel (yang merupakan bagian yang akan berada sepenuhnya di daratan) yang akan memberikan nuansa waterfront yang sangat menarik dan menyenangkan karena konsep wisata air yang juga dapat dinikmati di kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini.

3.1.5. Iklim

Data Unsur Iklim Bulanan Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Sampali

Temperatur (°C)

TAHUN B U L A N

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES

2005 28,4 27,0 27,8 28,1 26,4 26,0 27,5 27,8 25,8 26,6 26,7 26,2 2006 26,6 27,0 27,5 27,5 27,5 27,4 27,7 27,2 25.1 26,6 26,4 26,2 2007 26,3 26,6 27,6 27,6 27,7 27,3 27,1 27,1 26,9 26,6 26,0 26,2 2008 26.9 26.6 26.5 27.3 27.5 27.3 26.8 26.9 26.8 26.7 26.7 26,2

Kelembaban (%)

TAHUN B U L A N

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES

2005 83 82 81 82 83 82 83 80 83 87 86 87 2006 84 94 83 84 86 83 81 84 80 86 87 86 2007 81 70 75 82 86 82 84 80 85 86 87 86 2008 83 82 85 83 82 83 84 84 85 86 87 86

Lama Penyinaran Matahari (Jam)

TAHUN B U L A N

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES

2005 4,4 4,6 4,4 4,6 4,7 5,3 5,6 5,1 5,6 3,2 4,0 3,0 2006 4,9 4,4 4,9 5,2 5,1 4,6 5,3 5,9 5,1 3,3 4,6 3,4 2007 4,8 4,1 4,3 4,6 5,3 4,1 3,4 4,7 4,5 3,3 3,9 3,8 2008 4,6 3,7 3,7 4,0 5,4 3,5 3,4 5,3 4,4 4,6 2,8 3,4

Intensitas Radiasi Matahari (kalori)

TAHUN B U L A N

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES

2005 196 241 234 233 217 145 266 255 261 209 215 187 2006 212 227 250 228 238 206 227 256 261 220 223 194 2007 226 227 239 244 247 210 234 256 261 231 231 202 2008 239 226 228 260 256 214 207 231 232 236 181 194


(42)

Arah Angin (Arah Mata Angin)

TAHUN B U L A N

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES

2005 N N N E N NE NE N NE N N N

2006 N N N N N E E E N N N N 2007 N N N NE N NE E E E N N N 2008 N N E N N E E E N E N N

Kecepatan Angin (m/det)

TAHUN B U L A N

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES

2005 1,2 1,0 1,1 1,0 1,0 1,0 1,0 1,1 1,0 0,9 1,0 1,2 2006 1,1 1,1 1,1 1,1 1,0 1,0 0,9 1,0 0,8 0,6 0,7 0,9 2007 0,9 1,1 1,1 1,0 1,0 0,8 0,6 0,7 0,6 0,2 0,3 0,6 2008 0.5 0.7 0.7 0.7 0.6 0.6 0.7 0.7 0.6 0.7 0.8 0,9

Curah Hujan

(mm)

TAHUN B U L A N

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES

2005 43 17 19 90 53 105 86 96 155 246 116 128

2006 98 67 86 129 120 236 100 229 250 186 79 244 2007 138 83 28 62 219 10 155 71 170 153 225 151 2008 12 - 140 11 60 27 147 111 91 315 106 38

 Kawasan ini beriklim tropis dengan suhu rata-rata 27°C.

 Suhu maksimuin rata-rata 28,4°C dan suhu minimum rata-rata 25,8°C dengan kelembaban rata-rata 83%.

 Musim barat terjadi pada bulan Januari - Juni, dengan curah hujan antara 12 - 236 mm. Musim timur terjadi pada bulan Juli - Desember, dengan curah hujan antara 71 - 250 mm.

 Musim peralihan terjadi pada bulan Maret-Mei dan bulan September-November. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan September- Desember dengan curah hujan terbesar 315 mm.

 Antara bulan Januari - Juni kecepatan angin di Kawasan ini relatif kencang yaitu antara 0,9 – 1.2 m/detik. Bulan April – Agustus lama penyinaran matahari mencapai 4,6 – 5,9 jam, ini merupakan saat yang paling cerah di kawasan ini. Keadaan cuaca cerah dan merupakan bulan-bulan terbaik untuk berkunjung ke kawasan Waterfront ini.


(43)

 Kedalaman waterfront berkisar antara 4-8 m

 Angin lebih dominan datang dari arah Utara, hal ini dikarenakan pada bagian Utara kawasan merupakan laut lebih tepatnya adalah perairan selat Malaka. Angin dari Selat Malaka ini berhembus dengan kecepatan antara 0.2 – 1.2 meter / detik.

3.1.8. Keadaan tanah

Tanah pada site relatif subur dan padat, hal ini karena lahan pada site ini merupakan bekas penanaman pohon sawit sebagai komoditas utamanya selain pohon pisang. Keadaan tanah yang sangat mendukung ini memberikan peluang yang sangat baik dalam rencana yang akan mengolah kawasan ini menjadi kawasan Waterfront di Kawasan TOD Batang Kuis ini.48

48

Data

 Unsur Iklim Bulanan Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Sampali 2009


(44)

TINJAUAN KHUSUS

1. DESKRIPSI KONDISI EXISTING TAPAK 1.2 Fungsi Kawasan Waterfront di Batang Kuis

Kawasan Waterfront ini merupakan bagian dari konsep TOD (Transit Oriented Development) Batang kuis sebagai Kota satelit di kawasan Mebidang. Letaknya yang berada diantara Stadion Utama Batang Kuis dan Stasiun Kereta Api Batang Kuis

menjadikan kawasan Waterfront ini sebagai kawasan rekreasi, ruang terbuka hijau (Green Space) yang kemudian dilengkapi dengan fasilitas penginapan (hotel) dan pusat

perbelanjaan di Kawasan TOD Batang Kuis ini. Ditambah lagi akses langsung yang menghubungkan Kawasan TOD batang Kuis ini dengan Kuala Namu International Airport akan memberikan nilai dalam proses perkkembangan perekonomian di kawasan TOD Batang Kuis ini. Pembagian zonasi pada Kawasan Waterfront ini diselaraskan dengan fungsi pokok yang ditetapkan. Adapun fungsi pokok tersebut adalah sebagai berikut: 1.Fungsi konservasi sumberdaya alam hayati, yang meliputi upaya perlindungan kawasan dan pelestarian jenis pohon Trembesi.

2.Fungsi wahana pendidikan dan pembinaan cinta pada alam yang meliputi kegiatan pelatihan, penyuluhan dan pembinaan masyarakat yang mengarah kepada sadar Iingkungan.

1.3. Zonasi Kawasan Medan Batang Kuis

Faktor-faktor Lingkungan 49

Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jenis tanaman di kawasan waterfront di suatu lokasi adalah :

1. Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin) 2. Salinitas

3. Tanah

Faktor-faktor lingkungan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Iklim

Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan faktor fisik (substrat dan air). Pengaruh iklim terhadap pertimbuhan jenis tanaman di kawasan waterfront melalui cahaya,


(45)

curah hujan, suhu, dan angin. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

A. Cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan struktur fisik jenis tanaman di kawasan waterfront

Intensitas, kualitas, lama (jenis tanaman di kawasan waterfront adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis) pencahayaan mempengaruhi pertumbuhan jenis tanaman di kawasan waterfront

Laju pertumbuhan tahunan jenis tanaman di kawasan waterfront yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih kecil dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya

Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.

B. Curah hujan

 Jumlah, lama, dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan jenis tanaman di kawasan waterfront

 Curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah

 Curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jenis tanaman di kawasan waterfront adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun

C. Suhu

 Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi)  Jenis tanaman Trembesi sangat cocok pada suhu pada kawasan beriklim

tropis,sehingga jenis tanaman ini dinilai paling cocok.

D. Angin

 Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan jenis tanaman di kawasan waterfront


(46)

2. Salinitas

1. Kandungan garam pada sebagian besar danau, air, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%.

2. Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi jenis tanaman di kawasan waterfront.

3. Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan banjir

4. Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air

2. TINJAUAN FUNGSI

Fungsi bangunan sebagai media konservasi ekosistem sumber daya alam diisi dengan beragam kegiatan yang cukup kompleks , beberapa kegiatan saling mengisi dan meengkapi , semua diusahakan dapat tertampung dengan balk dalam satu bangunan.

2.1. DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan dalam bangunan dapat dibagi menjadi:

2.1.1. Konservasi Pohon Trembesi (Samanea Saman)50

Urutan aktifitas penetiti Ekosistem Pohon Trembesi (Samanea Saman):

 Pemantauan Ekosistem di kawasan waterfront

Datang – laboratorium - Eco Park – laboratorium - pulang

 Restorasi Ekosistem sumber daya alam

Pohon Trembesi Penyerap CO251

Ukuran daun trembesi Samanea saman memang mungil, tak lebih dari koin Rp100. Namun,

50id.wikipedia.org/wiki

51

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

 


(47)

ia paling unggul dalam menyerap karbondioksida. Dalam setahun sebuah pohon trembesi mampu menyerap 28.488,39 kg karbondioksida. Pohon berkanopi mirip payung itu layak menyemarakkan program pemerintah: Gerakan Menanam dan Merawat Sepuluh Juta Pohon. Pohon Trembesi yang mempunya nama latin Samanea Saman, atau lebih akrab disebut ‘Kihujan’ sengaja didatangkan sekitar tahun 1880 oleh Kolonial Belanda untuk membuat suasana lapangan teduh, karena pohon ini mempunyai banyak ranting yang melebar sehingga mampu menutupi terik matahari serta cocok bila ditanam di wilayah tropis.

Harus ada upaya kongkrit untuk menyelamatkan pohon-pohon trambesi yang ada di sekeliling lapangan Merdeka dari kepunahan. Soalnya pohon tersebut merupakan situs sejarah yang menjadi saksi perkembangan Kota Medan. Hal inilah yang kemudian menjadi latar belakang dalam melakukan konservasi tanaman jenis Trembesi ini di kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini. Sehingga diharapkan kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini akan menjadi tempat rekreasi dengan nuansa alami dengan diteduhi oleh pohon Trembesi. Konsep “tracking” akan menjadi lebih menarik dengan pohon Trembesi yang dikenal tinggi dan besar ini sebagai elemen alamiah dari konsep tracking di Eco Park yang akan kembangkan nanti.

Tujuan dari kegiatan Konservasi Pohon Trembesi (Samanea Saman) adalah

mengembalikan kondisi Ekosistem sumber daya alam yang telah mengalami degradasi dengan cara merestorasi ekosistem ekosistem sumber daya alam.Kegiatan konservasi ekosistem sumber daya alam sendin terdiri dan:

Merestorasi ekosisteni ekosistem sumber daya alam , terdiri dari:

• Mengadakan konservasiekosistem sumber daya alam

• Pengambilan sample di ekosistem / lingkungan air

• Penanaman ekosistem sumber daya alam cangkokan ke ekosistem

• Pemantauan secara berkala di lingkungan air

• Konservasikemungkinan pengembangan baru dan ekosistem ekosistem sumber daya alam

• Mengadakan simutasi pengembangan ekosistem ekosistem sumber daya alam Kegiatan konservasi ekosistem sumber daya alam tenintegrassi dengan pemantauan kawasan pesisir dan di kawasan waterfront karena memakai teknotogi yang hampir samaBeberapa


(48)

konservasi dan pemantauan akan beijatan sekalian dan diusahakan dapat tenntegrasi dengan baik.

• Kegiatan administrasi dan laboratorium konservasi tersebut

2.1.2. Kano Deck52

Urutan aktifitas wisatawan di deck:

Administrasi Kano Persiapan Olahraga

Tujuan dan adanya Deck mi adalah penyediaan fasilitas bagi olahraga di kawasan waterfront outdoor dan fasilitas deck.Olahraga di kawasan waterfront outdoor itu sendiri terdin dari:

 sepeda air

 Kano

 Fasilitas deck itu untuk:

 Kano penyelamat : digunakai jika ada kecelakaan

 kano angkutan wisata —untuk penumpang berkeliling lingkungan air sekitar Selain dan kegiatan yang terdapat di di kawasan waterfront ada juga kegiatan di darat , yang berfungsi untuk mendukung berhasilnya kegiatan di di kawasan waterfront , yaitu:

 menyediakan ruang penyimpanan kano

 pengelolaan deck

 akomodasi bagi petugas deck

 penjualan, sevice kano

 akomodasi bagi petugas

2.1.3. Akomodasi

Penginapan dan penyediaan fasititas untuk makan dan minum harus disediakan untuk wisatawan dan pengelola bangunan , hal ini sesuai dengan fungsi dari Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel sebagai pusat rekreasi, pusat perbelanjaan, penginapan dan ruang terbuka hijau di kawasan TOD (Transit Oriented Development) di Kecamatan Batang Kuis dengan peran vitalnya sebagai salah satu kota satelit di kawasan Mebidang. Suasana Iingkungan yang tenang merupakan faktor penting dalam perancangan ini.

2.1.4. Penyewaan dan Penjualan Peralatan

Kegiatan ini diperkirakan akan terjadi karena kebutuhan para wisatawan yang tidak

52Quentin Pickard, The Architect Handbook (2002), hal.358 


(49)

mempunyai peralatan pribadi untuk melakukan olahraga air. Disini disediakan fasilitas untuk menyewa kano dan peratatan pedukung seperti dayung.

2.1.5. Penjualan Barang Souvenir

Wisatawan yang telah berjalan jauh dari tempat asahiya ingin membawa sesuatu sebagai kenang-kenangan dan tenipat yang pernah ia kunjungi , karena itu fasilitas penjualan souvenir mi disediakan.Dengan maksud keuntungan dan penjualan barang-barang ini akan diambil untuk membiayai operasional bangunan.

2.1.6. Wisata Waterfront53

Urutan aktifitas wisatwan pada fasilitas mi adalah:

 Eco Waterfront

Datang Ticketing menggunakan jasa kano Melihat-lihat

 Eco Park

Datang Ticketing tracking Melihat-lihat

 Amphitheatre

Datang menikmati pertunjukan

Tujuan dan kegiatan wisata Waterfront disini menunjukkan pada wisatawan /pengunjung bagaimana integrasi antara fasilitas Hotel dengan Kawasan rekreasi yang ekologis dan alami.

Tujuan dan kegiatan ini untuk memberi gambaran bagi pengunjung bagaimana kehidupan ekosistem alami seperti Trembesi di kawasan waterfront dan pentingnya keseimbangan ekosistem di kawasan waterfront itu harus terjaga. Ada juga fasititas Eco Park yang merupakan kawasan Konservasi Pohon Trembesi (Samanea Saman) yang asri. Di Eco Park ini para pengunjung dapat melakukan kegiatan Tracking sambil menikmati keindahan dan nuansa alamiah yang ditampilkan Pohon Trembesi (Samanea Saman) yang merupakan jenis pohon besar . Pengunjung dapat langsung menuju ekosistem Pohon Trembesi (Samanea Saman) tanpa memakai peralatan khusus tracking dan keahlian khusus.Tujuan diadakannya kegiatan ini agar para pengunjung dapat melihat langsung bagaimana ekosistem tersebut direstorasi dan dikonservasi , dan melihat ekosistem sumber daya alam alami yang masih terjaga dengan baik.

53Magok Waterfront (Seoul), Concept Magazine Vol.112 


(50)

Untuk melihat langsung bagaimana kehidupan ekosistem sumber daya alam

disediakan fasilitas Sightseeing dimana kita dapat menikmati bentangan ekosistem alamiah yang direfleksikan oleh Waterfront menambah nuansa alamiah di kawasan Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini secara maksimal.

Pada kawasan Waterfront ini juga disediakan fasilitas umum seperti amphitheatre. Di amphitheatre ini para pengunjung dapat menikmati pemandangan yang mengagumkan ke arah Stadion PON yang megah, sehingga kawasan rekreatif ini khususnya di kawasan amphitheatre ini merupakan spot yang sangat baik untuk fotografi. Di malam hari, kawasan amphitheatre ini menyuguhkan penampilan yang luar biasa yaitu dengan penampilan drama air (dramatic water) yang dikombinasikan dengan musik, lighting, dan alur cerita yang akan memukau tiap pengunjung yang menikmatinya ditambah lagi Stadion utama PON sebagai backgroundnya yang akan menambah daya tarik pertunjukan in secara maksimal dan menghibur. Diharapkan amphitheatre ini mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk datang ke kawasan wisata Batangkuis Eco Waterfront Integrated Hotel ini.

2.1.7. Mengelola Bangunan

Urutan aktifitas pengelola bangunan adalah:

Pengelola Hotel dan Mall

Datang ke hotel Tugas Pulang

Pengelola Restaurant dan Café

Datang ke restauran dan café Tugas Pulang

Pengelola Deck

Datang ke deck Tugas Pulang

Pengelola Helipad

Datang ke menara pengawas Tugas pulang heliport

Pengelola Eco Park dan Waterfront

Datang ke kawasan Eco Park Waterfront pulang

Pengelola Swimming Pool


(51)

Pengelola Bangunan

Datang kantor pulang

Pengelolaan bangunan diusabakan terintegrasi dengan baik sekali antara fasilitas-fasilitas lain.

2.1.8. Penyelamatan

Kegiatan penyelamatan bertujuan untuk menyelamatkan kano yang mengalami kecelakaan ataupun para penngunjung yang melalcukan olahraga air mengalarni kecelakaan.Untuk mengefektifkan penyelamatan perlu dilakukan pengawasan lingkungan setempat , yang juga sejalan dengan pemantauan kawasan di kawasan waterfront.Untuk memberi pertolongan pertama bagi kecelakaan , maka disediakan balai pengobatan pada bangunan yang dapat diakses langsung dari deck.

Penyeiamatan bangunan harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana telekomunikasi via satelit dan otomatisasi teknologi lain Alarm bangunan juga dikendalikan dan ruang pusat pengendali.

2.19. Transportasi

Transportasi pada bangunan terbagi 2 yaitu transportasi darat dan udara.Untuk transportasi udara bangunan disediakan helipad yang berfungsi untuk memudahkan para pengunjung yang datang menggunakan jasa helikopter. Helipad ini juga bermanfaat untuk memudahkan proses evakuasi darurat penyelamatan atau bagi peneliti atau pengunjung yan

berkepentingan yang mengharuskan evakuasi menggunakan jasa helikopter karena dinilai paling cepat dan bebas hambatan.

daan membutubkan waktu cepat untuk datang dan pergi dan bangunan. Untuk transportasi darat tersedia stasiun kereta api Batang Kuis yang dibantu oleh shelter bus dalam

pengoperasiannya. Deck atau dermaga kano dipakai untuk kepentingan kano-kano rekreasi dan olahraga air di kawasan Waterfront ini.

2.2. ANALISA HUBUNGAN AKTIVITAS

Setiap kegiatan pada bangunan sangat erat kaitan hubungannya satu sama lain.Hubungan aktivitas dengan yang satu dengan yang lain;

 Konservasi ekosistem sumber daya alam (Trembesi) berkaitan erat dengan kegiatan pemantauan kawasan pesisir dan di kawasan waterfront.Selain pada kedua kegiatan ini


(1)

TUGAS AKHIR

M.IRFAN M.P.HAMID ( 05 04 06 033)

1 8 0

6.26.De t a il


(2)

TUGAS AKHIR

M.IRFAN M.P.HAMID ( 05 04 06 033)

1 8 1

6.27.De t a il


(3)

TUGAS AKHIR

M.IRFAN M.P.HAMID ( 05 04 06 033)

1 8 2

6.28.De t a il


(4)

TUGAS AKHIR

M.IRFAN M.P.HAMID ( 05 04 06 033)

1 8 3

6.29.Ak sonom e t ri Pe rspe k t if Ek st e rior – I nt e rior da n de t a il de sa in


(5)

TUGAS AKHIR

M.IRFAN M.P.HAMID ( 05 04 06 033)

1 8 4

Universitas Sumatera Utara


(6)

TUGAS AKHIR

M.IRFAN M.P.HAMID ( 05 04 06 033)

1 5 5

DAFTAR PUSTAKA.

Baud‐Bovy M. and Lawson F.R (1999) Tourism and Recreation Planning and Design, The  Architectural Press, Oxford 

De Chiara.Joseph,and John Calender.1981.Time Saver Standart for Building Types.Mcgraw Hill  Book Company.New York. 

Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum (2008, Dokumen

4) desain penataan ruang mebidang

Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., 2006, Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta 

Frick, Heinz., dan Pujo. L. S., 2007, Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas Bangunan 2,  Penerbit Kanisius, Yogyakarta 

Guiding Principles of Sustainable Design (1993), 

John G. and Campbell K. (1993), Outdoor Sports, Handbook of Sports and Recreational  Building Design, Vol.1, Butterworth Architecture and The Sports Council, Oxford 

Lawson F.R. (1995) Hotels and Resorts Planning, Design and Refurbishment, the Architectural  Press, Oxford. 

Lawson F.R. (2000) Congress, Convention, and Exhibition Facilities: Planning, Design and  Management, The Architectural Press, Oxford 

Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

 Rutes W. and Penner R. (1985) Hotel Planning and Design, Watson Guptill, New York 

Snyder, James C.& Catanese, Anthony J. (1989) Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga,  

WJS Poerwadarminta, (1976) Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 

www.wikipedia.com

www.great

buildings.com