memberikan empat macam peluang untuk perbaikan akses dan hak terhadap sumberdaya hutan. Peraturan tersebut meliputi Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Lindung Permenhut no 192004 Hutan Kemasyarakatan
PP 62007, Hutan Tanaman Masyarakat PP 62007 serta Hutan Adat PP 62007.
V. REDD DAN STRATEGI KESIAPANNYA
1. REDD Indonesia REDDI
Deforestasi menjadi topic utama di dalam berbagai forum diskusi yang membahas issu perubahan iklim yang berkaitan dengan sector kehutanan, khususnya setelah dipublikasikannya laporan Stern
mengenai ekonomi perubahan iklim dan kampanye yang dilakukan Stern ke seluruh stakeholder termasuk pembuat kebijakan. Stern menekankan pada deforestasi di Negara berkembang yang
dianggap berkontribusi secara nyata terhadap emisi gas rumah kaca global dan mengalami kecenderungan akan terus bertambah kecuali adanya intervensi kebijakan untuk mengatasi hal
tersebut. Berdasarkan pada data WRI Stern, 2006, deforestasi berkontribusi sebesar kurang lebih 18 dari emisi global dan dari jumlah tersebut 75nya berasal dari Negara berkembang. Dalam
laporan dan kampanyenya, Stern meminta tindakan cepat untuk mengurangi emisi dari sector ini dan menekankan pada pentingnya partisipasi masyarakat internasional untuk membantu negara
berkembang dalam mengurangi deforestasi.
Issu deforestasi muncul dibawah agenda “ Pengurangan Emisi dari Deforestasi di Negara Berkembang RED” pada saat konferensi UNFCC ke 11 COP ke 11 di Montreal tahun 2005 dan
telah direspon secara positif oleh banyak Negara. Dalam berbagai forum termasuk COPSB, banyak pihak memandang bahwa skema RED seharusnya melibatkan partisipasi dari semua Negara.
Tantangan terbesar adalah bagaimana perbedaan kondisi nasional pada masing-masing Negara diakomodasi secara adil dan proposional dengan mempertimbangkan pendekatan pemecahan issu
kehutanan dibawah konvensi iklim.
Sebelum COP 13, Indonesia membentuk Indonesia Forest Climate AllianceIFCA pada bulan Juli 2007. IFCA adalah sebuah payung atau forum untuk komunikasikoordinasikonsultasi para
stakeholder dalam membahas issu-issu REDD, termasuk kemajuan dan output dari berbagai studi tentang REDD dalam hal metodologi, strategi, financialanalisa pemasaran dan distribusi insentif.
Studi tentang REDD Indonesia REDDI tahun 2007 dikoordinasikan oleh Departemen Kehutanan dan melibatkan para ahli dari tingkat nasional dan internasional serta didanai oleh World Bank, pemerintah
Inggris, Australia dan Jerman. Perkembangan dan hasil studi dikomunikasikan melalui IFCA dengan melibatkan tiga pilar governance pemerintah, sector swasta, masyarakat sipil termasuk akademisi
dan mitra internasional yang bekerja dalam issu perubahan iklim dan kehutanan di Indonesia lihat gambar 1: Proses IFCA sebelum COP 13. Sebuah laporan yang berjudul Laporan Konsolidasi
IFCA: Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Dephut, 2008 dapat diakses melalui website www.forda-mof.org.
9
Gambar 1. Proses IFCA dalam Konteks Perubahan Iklim Nasional sebelum COP 13 Bersamaan dengan penyiapan COP 13, Indonesia telah menyusun road map untuk REDD termasuk kesiapan
dan transisi peningkatan kapasitas, lokasi percontohan, dan inisiatif lain terkait dari tahun 2007 sampai dengan 2012, dan implementasi penuh dari tahun 2013 atau ketika mekanisme REDD telah berjalan lihat
gambar 2: Road Map REDDI.
Gambar 2. Road Map REDDI
2. Strategi Kesiapan