f. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan penderita dengan
kegagalan konversi pada akhir pengobatan fase intensif pasien TB paru Kategori I di kota Medan.
g. Untuk mengetahui hubungan penyakit penyerta dengan kegagalan konversi
pada akhir pengobatan fase intensif pasien TB paru Kategori I di kota Medan.
h. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok penderita dengan
kegagalan konversi pada akhir pengobatan fase intensif pasien TB paru Kategori I di kota Medan.
i. Untuk mengetahui hubungan PMO dengan kegagalan konversi pada akhir
pengobatan fase intensif pasien TB paru Kategori I di kota Medan. j.
Untuk mengetahui hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kegagalan konversi pada akhir pengobatan fase intensif pasien TB paru
Kategori I di kota Medan. k.
Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kegagalan konversi pada akhir pengobatan fase intensif pasien TB paru Kategori I di kota
Medan.
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah: Ada hubungan faktor status gizi, umur, jenis kelamin, kepatuhan berobat,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, penyakit penyerta, kebiasaan merokok, PMO dan dukungan petugas kesehatan terhadap kegagalan
konversi pada akhir pengobatan fase intensif pasien TB paru kategori I.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Untuk membuktikan adanya beberapa faktor risiko sebagai gambaran profil
penderita TB paru Kategori I yang berperan terhadap kegagalan konversi pada akhir pengobatan fase intensif.
5
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
b. Dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan DKK Medan
dan mempermudah petugas kesehatan di dalam memberikan pengobatan dan penyuluhan kepada penderita TB untuk mencegah terjadinya kegagalan
dalam pengobatan yang akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya resistensi. c.
Sebagai informasi tambahan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca serta bagi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.
d. Bagi peneliti menambah ilmu pengetahuan tentang profil penderita TB paru
yang mengalami kegagalan pengobatan fase intensif dan faktor-faktor yang berhubungan dengan konversi TB paru.
6
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum tentang Tuberkulosis
2.1.1 Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, sebagian besar kuman TB menyerang paru
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya Depkes RI, 2007. Mycobacterium tuberculosis ini merupakan kuman berbentuk batang lurus atau
sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul dengan ukuran panjang 1- 4µm dan tebal 0,30-0,60µm. Mempunyai dinding sel yang unik, berupa lapisan
lilin yang komposisi utamanya adalah mycolic acid, asam lemak lipid yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan
kimia dan fisik sehingga disebut juga Basil Tahan Asam BTA. Kuman ini cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup dalam keadaan
dingin. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan TB aktif lagi.
Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositosis malah kemudian
disenanginya karena banyak mengandung lipid. Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya. Sumber penularan yang utama adalah penderita TB paru dengan BTA
positif, yang ditularkan melalui percikan dahak droplet yang mengandung basil TB pada saat batuk, bersin maupun bicara Miller, 2002. Orang lain akan tertular
apabila droplet tersebut terhirup dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan, dan dari paru ke bahagian tubuh lainnya extrapulmonar melalui
melalui bronchus saluran nafas, sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, atau percontinuitatum melalui penyebaran langsung. Daya penularan dari
seseorang penderita ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
7
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA