Politik Identitas Kerangka Teori 1. Nasionalisme dan Kewarganegaraan

18 Pernyataan ini ditetapkan kembali dalam pasal 1 UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI UU Kewarganegaraan, bahwa Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara Indonesia. Sistem Kewarganegaraan Pada dasarnya ada tiga sistem kriteria umum yang dipergunakan untuk menentukan siapa yang menjadi warga negara suatu negara, yakni kriterium yang didasarkan atas kelahiran, perkawinan dan naturalisasi. Kriterium kelahiran dibagi dalam ius sangunis asas keibubapakan dan kriterium ius soli tempat kelahiran. Hal inilah yang menjadi asas kewarganegaraan. Dalam prsktek mungkin salah satu dari syarat tersebut dipergunakan atau mungkin pula kombinasi antara keduanya. Kriterium perkawinan dikenal pula asas kesatuan hukum dan asas persamaan; sedangkan naturalisasi dikenal naturalisasi melalui permohonan dan naturalisasi yang diberikan.

2. Politik Identitas

Konsep ini dijelaskan oleh Gabriel Almond secara panjang lebar dan mudah dimengerti, yaitu sebagai berikut ini. 11 Sarana-sarana, pengalaman- pengalaman, dan pengaruh-pengaruh tersebut, yang semuanya membentuk sikap- sikap individu, selanjutnya menciptakan apa yang disebut “politik identitas” seseorang, yaitu suatu kombinasi dari beberapa perasaan dan sikap: 1. Di dalam 11 Dedi Irawan dan Lelita Yunita, Mengenal teori-Teori Politik, Edisi Khusus, Depok, 2005, hal. 462- 463. Universitas Sumatera Utara 19 sistem politik terdapat sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan dasar seperti nasionalisme, identifikasi etnik atau kelas, keterikatan ideologis, dan perasaan fundamental akan hak-hak, keistimewaan dan kewajiban pribadi; 2. Kurang terdapat komitmen emosional terhadap, dan pengetahuan tentang, lembaga- lembaga pemerintahan dan politik seperti pemilihan umum, struktur badan perwakilan, kekuasaan badan eksekutif, struktur badan pengadilan; dan sistem hukum; 3. Lebih banyak terdapat pandangan-pandangan yang cepat berubah tentang peristiwa-peristiwa, kebijaksanaan politik, issue-issue politik dan tokoh- tokoh politik yang sedang terkenal. Politik identitas memang sejauh ini dipahami dan diarahkan dalam artian identitas personal dan identitas kolektif seperti identitas yang dibangun atas dasar gender, orientasi seksual, suku, agama dan bangsa. Tentu saja identitas seperti ini penting tetapi pada saat yang sama sebuah afirmasi atas identitas manusiawi yang universal sangat krusial di mana identitas khusus bisa ditempatkan dalam bingkai identitas manusia yang universal sebagai sebuah politik identitas. Politik identitas perlu didasari oleh etika dan tanggung jawab global dan disemangati oleh roh solidaritas antar manusia. Tidak begitu saja menutup mata atas kenyataan perbedaan politis, budaya dan sosial antar masyarakat atau komunitas. Tetapi memahami atau lebih tepat memberi definisi baru atas politik perbedaan. Perbedaan adalah sumber-sumber energi moral yang kaya yang perlu diberi struktur baru dalam terang harmoni identitas universal. Perbedaan dan nilai universal karena itu bukanlah dua hal yang bertentangan tetapi saling melengkapi. Universitas Sumatera Utara 20 Di sini, partikularitas atau perbedaan dihargai, tetapi bukan partikularisme yang memandang perbedaan sebagai horison yang absolut dalam pemahaman atas identitas dan pencapaian nilai universal sebagai sebuah mimpi; hal yang universal dijunjung, tetapi bukan universalisme yang memandang perbedaan-perbedaan sebagai penjara-penjara yang menyengsarakan hidup bersama masyarakat dan komunitas umat manusia. 3.Keadilan Justice Istilah Justice yang berarti keadilan adalah suatu definisi, konsep, aturan yang senantiasa menjadi ekpektasi bagi semua manusia kapan dan dimanapun berada. Menurut Thommas Hobbes justice merupakan suatu norma atau aturan dimana manusialah yang memberikan arti dan makna justice tersebut. Dengan kata lain istilah justice menurut Hobbes hanya sekedar kata ”adil” dimana ukuran keadilan bergantung dengan penafsiran manusia. Ibnu Taimiyah mengartikan justice sebagai gagasan yang universal dibandingkan segala-galanya, termasuk keimanan agama seseorang. Senada dengan itu, Jhon Rawls mendefiniskan justice adalah sesuatu kebaikan yang paling tinggi derajatnya dalam institusi sosial. 12 Kembali lagi dengan pernyataan Hobbes diatas, maka banyak para filsuf dan pemikir menggunakan istilah dan konsep justice dalam kehidupan sehari-hari bagi umat manusia. Jhon Rawls contohnya, dimana Rawls membatasi dan mendefinisikan istilah justice menjadi dua bagian : justice as liberty and justice as 12 Arif Wibowo, Teori Keadilan John Rawls ,Jurnal, Jakarta, 1 Desember 2008, hal. 1. Universitas Sumatera Utara 21 the principle of difference. Justice as liberty menitikberatkan bahwa setiap manusia mempunyai hak yang sama, sedangkan justice as the principle of difference adalah adanya perbedaan pembagian hak antara yang “lebih” dibanding dengan yang “kurang”. Rawls mengemukakan suatu ide dalam bukunya A Theory of Justice bahwa teori keadilan merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menghasilkan keadilan. Ada prosedur-prosedur berfikir untuk menghasilkan keadilan. Teori Rawls didasarkan atas dua prinsip yaitu Ia melihat tentang Equal Right dan juga Economic Equality . Dalam Equal Right dikatakannya harus diatur dalam tataran leksikal, yaitu different principles bekerja jika prinsip pertama bekerja atau dengan kata lain prinsip perbedaan akan bekerja jika basic right tidak ada yang dicabut tidak ada pelanggaran HAM dan meningkatkan ekspektasi mereka yang kurang beruntung. Dalam prinsip Rawls ini ditekankan harus ada pemenuhan hak dasar sehingga prinsip ketidaksetaraan dapat dijalankan dengan kata lain ketidaksetaraan secara ekonomi akan valid jika tidak merampas hak dasar manusia. Bagi Rawls rasionalitas ada 2 bentuk yaitu Instrumental Rationality dimana akal budi yang menjadi instrument untuk memenuhi kepentingan- kepentingan pribadi dan kedua yaitu Reasonable , yaitu bukan fungsi dari akal budi praktis dari orang per orang. Hal kedua ini melekat pada prosedur yang mengawasi orang-orang yang menggunakan akal budi untuk kepentingan Universitas Sumatera Utara 22 pribadinya untuk mencapai suatu konsep keadilan atau kebaikan yang universal. Disini terlihat ada suatu prosedur yang menjamin tercapainya kebaikan yang universal, dengan prosedur yang mengawasi orang per orang ini akan menghasilkan public conception of justice . Untuk itu Rawls mengemukakan teori bagaimana mencapai public conception , yaitu harus ada well ordered society roles by public conception of justice dan person moral yang kedunya dijembatani oleh the original position . Bagi Rawls setiap orang itu moral subjek, bebas menggagas prinsip kebaikan, tetapi bisa bertolak belakang kalau dibiarkan masyarakat tidak tertata dengan baik. Agar masyarakat tertata dengan baik maka harus melihat the original position . Bagi Rawls public conception of justice bisa diperoleh dengan original position . Sepaham dengan pendapat John Rawls, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa keadilan pada hakekatnya didasarkan pada dua hal: Pertama asas kesamarataan, di mana setiap orang mendapat hak yang sama; Kedua didasarkan pada kebutuhan, sehingga menghasilkan kesebandingan hal mana biasanya ditetapkan di bidang hukum. 13 4.Persamaan Equality Teori equality atau egalitarianism sering didengungkan oleh negara-negara kulon seperti Amerika sebagai dasar hukum untuk menyuarakan Hak Azasi Manusia. Prinsip ini dipakai sebagai pijakan demokrasi bahwa semua manusia 13 Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta: Kanisius, hal. 197. Universitas Sumatera Utara 23 dianggap sama, punya hak yang sama , tidak boleh dibeda-bedakan. Tidak ada diskriminasi berdasarkan agama, ras, jenis kelamin ataupun apapun. Tidak ada kelas dalam masyarakat, semua orang sama. 14 Dalam teori, equality pada umumnya dipilah menjadi tiga, yaitu: 1 Equality before the law perlakuan yang sama oleh penguasa, bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan Negara sebagai penguasa harus menjamin terlaksananya perlakuan yang sama tersebut.Setiap warga negara adalah sama terhadap Undang-Undang dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tidak ada perbedaan. 2 Equality of opportunity peluang yang sama dalam system perekonomian, bahwa setiap warga negara mendapat peluang yang sama untuk mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 3 Equality of result distribusi barangjasa yang sama, bahwa setiap warga negara harus mendapatkan distribusi barang dan jasa yang sama dengan tidak terkecuali apapun. Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah timbal balik, artinya orang-orang itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan negara. Beberapa hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam Undang-Undang Konstitusi sebagai hak dan kewajiban asasi. Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban ini dengan bebas dari rasa takut perlu adanya 14 Arif Wibowo, Op.Cit, hal. 7. Universitas Sumatera Utara 24 jaminan, dan yang mampu memberi jaminan ini adalah pemerintah kuat dan berwibawa. Didalam susunan negara modern hak-hak dan kebebasan-kebebasan asasi manusia itu dilindungi oleh Undang-Undang dan menjadi hukum positif. Undang-Undang tersebut berlaku sama pada setiap orang tanpa kecualinyadalam arti semua orang mempunyai persamaan dan dijamin oleh Undang-Undang. Persamaan ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan.

5. Diskriminasi