mencakup peristiwahubungan hukum yang sejenis dari suatu sistem hukum asing.
3. Teori Kualifikasi Bertahap
11
Teori ini dikembangkan oleh Adolph Schnitzer Swiss dan didukung juga dalam pandangan-pandangan Prof. G. C. Cheshire, Prof.
Ehrenzweig, dan Prof. Sunaryati Hartono. Teori ini bertitik tolak dari keberatan terhadap teori kualifikasi
lex causae
karena kualifikasi tidak mungkin dilakukan berdasarkan hukum yang seharusnya berlaku karena justru hukum yang hendak diberlakukan
itulah yang masih harus ditentukan dengan bantuan proses kualifikasi. Penentuan
lex causae
dalam perkara HPI hanya dapat dilakukan melalui proses kualifikasi dengan bantuan titik-titik taut dan pada tahap
penentuan
lex causae
kualifikasi mau tidak mau harus dilakukan berdasarkan
lex fori
terlebih dahulu. Demi keadilan dan ketelitian dalam proses penentuan kaidah
hukum yang akan digunakan untuk menyelesaikan perkara, maka kualifikasi harus dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
a. Kualifikasi tahap pertama
Disebut juga
qualifikation ersten
grades
,
primary classification
,
qualificatie in de eerste graad
. Kualifikasi ini dijalankan pada saat hakim harus menemukan
kaidah HPI atau
choice of la w rule lex fori
yang akan digunakan untuk menentukan titik taut penentu.
11
Ibid.,
h. 106-109.
Kualifikasi ini dilakukan dalam rangka menetapkan
lex causae
. Kualifikasi pada tahap ini harus dilaksanakan berdasarkan
lex fori
. Proses kualifikasi dilakukan dengan mendasarkan diri pada
sistem kualifikasi intern yang dikenal pada
lex fori
. Setelah
lex causae
dapat ditetapkan, hakim dianjurkan untuk menjalani tahap kedua.
b. Kualifikasi tahap kedua
Disebut juga
qualifikation zweiten grades
,
secondary classification
,
qualificatie in de tweede graad
. Kualifikasi ini dijalankan setelah
lex causae
ditetapkan, dan dalam rangka menetapkan kategori kaidah atau aturan hukum
intern apa dari
lex causae
yang akan digunakan untuk menyelesaikan perkara.
Kualifikasi pada tahap ini harus dijalankan berdasarkan sistem kualifikasi intern yang dikenal pada
lex causae
. Pada tahap ini semua fakta dalam perkara harus
dikualifikasikan kembali berdasarkan kategori
lex causae
. Berdasarkan hasil kualifikasi ini maka hakim dapat
menetapkan kaidah hukum intern
lex causae
yang akan digunakan untuk menyelesaikan perkara.
4. Teori Kualifikasi AnalitisOtonom