Titik-titik Taut Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga dalam Upaya Penanganan Pengamen Anak T1 312009052 BAB II

B. Titik-titik Taut

Titik taut adalah faktor-faktor atau fakta-fakta khusus di dalam suatu peristiwa hukum atau persoalan hukum yang menunjukkan pertalian khusus dengan sistem aturan atau sistem hukum tertentu. Di dalam suatu peristiwa hukum, senantiasa akan dapat dijumpai adanya fakta -fakta penting yang membentuk pertalian pertautan antara persoalan yang dihadapi dengan suatu aturan di dalam sistem hukum tertentu. Titik taut adalah fakta di dalam perkara yang mengaitkan perkara tersebut kepada suatu sistem aturan atau sistem hukum tertentu 2 . Hukum perselisihan membedakan pengertian titik taut ke dalam titik taut primer dan titik taut sekunder. a. Titik taut primer disebut juga sebagai titik taut pembeda Sudargo Gautama memaknai titik taut primer ini sebagai hal-hal yang merupakan tanda akan adanya persoalan hukum antargolongan. Pengertian ini tidak hanya dapat diterapkan di dalam hukum antar golongan, tetapi juga pada bidang-bidang hukum perselisihan pada umumnya. Titik taut primer adalah fakta yang membedakan kasus yang dihadapi tersebut dari kasus yang sepenuhnya tunduk pada satu aturan sistem aturan sistem hukum dan karena itu menunjukkan bahwa kasus tersebut adalah kasus hukum perselisihan. Ciri yang membedakan adalah bahwa dengan adanya titik taut tersebut, kita mengetahui terlibatnya 2 Ibid., h. 64. lebih dari satu aturan hukum atau sistem hukum di dalam perkara tersebut 3 . b. Titik taut sekunder disebut juga titik taut penentu Titik taut sekunder adalah fakta yang digunakan untuk menentukan hukum apa atau hukum mana yang seharusnya diberlakukan terhadap perkara yang melibatkan lebih dari satu sistem hukumkaidah hukumperaturan. Yang dianggap sebagai titik taut sekunder dalam hukum perselisihan adalah faktor-faktor penentu, seperti: 1. Pilihan hukum yang secara tegas dinyatakan oleh para pihak di dalam perjanjian. Titik taut ini hanya diakui di bidang hukum kekayaan dan perikatan. 2. Pilihan hukum yang disimpulkan oleh hakim pilihan hukum secara diam-diam tidak tegas. Hal ini dapat disimpulkan dari:  Bentuk dan isi perjanjian yang dipilih para pihak.  Suasanalingkunganmilieutempat terjadinya perbuatan hukum.  Kedudukan salah satu pihak yang lebih pentinglebih dominanlebih menentukan. 3. Pembebanan hukum atau pilihan hukum yang diperintahkandiwajibkan pemberlakuannya oleh negarapenguasa melalui perundang-undangan, yang mengakibatkan berlakunya suatu sistem hukum tertentu terhadap seseorang yang seharusnya tidak terikat pada sistem hukum tersebut. 3 Ibid., h. 65. 4. Fakta-fakta khusus yang oleh kaidahasas hukum perselisihan negara tersebut ditetapkan sebagai titik taut terpenting untuk menentukan hukum yang berlaku dalam masalah hukum perselisihan tertentu. 4 Titik-titik taut dalam HPI Sebutan lain untuk titik-titik taut di dalam pelbagai literatur HPI adalah connecting factors Inggris, aanknüpfungspunkte Jerman, points of contact Inggris, aanknopingspunten Belanda, dan titik-titik pertalian. 5 Secara sederhana, titik-titik taut dalam HPI dapat didefinisikan sebagai: “Fakta-fakta di dalam sekumpulan fakta perkara HPI yang menunjukkan pertautan antara perkara itu dengan suatu tempat dalam hal ini negara tertentu, dan karena itu menciptakan relevansi antara perkara yang bersangkutan dengan kemungkinan berlakunya sistematuran hukum intern dari tempat itu.” 6 2 dua jenis titik taut: 1. Titik-titik Taut Primer Primary Points of Contact Yaitu fakta-fakta di dalam sebuah perkara atau peristiwa hukum, yang menunjukkan peristiwa hukum ini mengandung unsur-unsur asing foreign elements dan karena itu peristiwa hukum yang dihadapi adalah peristiwa HPI dan bukan peristiwa hukum interndomestik semata. 7 4 Ibid., h. 66-68. 5 Ibid., h. 84. 6 Ibid. 7 Ibid., h. 86. 2. Titik-titik Taut Sekunder Secondary Points of Contact 8 Yaitu fakta-fakta dalam perkara HPI yang akan membantu penentuan hukum manakah yang harus diberlakukan dalam menyelesaikan persoalan HPI yang sedang dihadapi. Titik taut sekunder seringkali disebut titik taut penentu karena fungsinya akan menentukan hukum dari tempat manakah yang akan digunakan sebagai the applicable law dalam menyelesaikan suatu perkara. Jenis-jenis pertautan yang umumnya dianggap menentukan dalam HPI, antara lain:  Tempat penerbitan izin berlayar sebuah kapal bendera kapal kewarganegaraan para pihak;  Domisili, tempat tinggal tetap, tempat asal orang, atau badan hukum;  Tempat benda terletak situs ;  Tempat dilakukannya perbuatan hukum locus actus ;  Tempat timbulnya akibat perbuatan hukumtempat pelaksanaan perjanjian locus solutionis ;  Tempat pelaksanaan perbuatan-perbuatan hukum resmi locus celebrationis ; dan  Tempat gugatan perkara diajukan tempat pengadilan locus forum . 8 Ibid., h. 87.

C. Teori-teori Kualifikasi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Mewujudkan Hak Anak Memperoleh ASI Eksklusif T1 312012046 BAB II

0 1 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengawasan Dinas Ketenagakerjaan Kota Salatiga terhadap Pengguna Pekerja Anak di Sektor Informal T1 312012027 BAB I

0 3 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengawasan Dinas Ketenagakerjaan Kota Salatiga terhadap Pengguna Pekerja Anak di Sektor Informal T1 312012027 BAB II

0 1 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam Mewujudkan Kota Layak Anak T1 312009038 BAB II

0 0 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga dalam Upaya Penanganan Pengamen Anak T1 312009052 BAB I

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga dalam Upaya Penanganan Pengamen Anak T1 312009052 BAB IV

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga dalam Upaya Penanganan Pengamen Anak

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga dalam Upaya Penanganan Pengamen Anak

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penanganan YLKI Salatiga terhadap Keluhan Atau Sengketa Konsumen di Kota Salatiga T1 312005016 BAB II

0 0 34

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Pengawasan terhadap Peredaran Vaksin T1 BAB II

0 0 49