94
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam  Al- Qur’an  sehingga  menggunakan  kata  “tiupan”  namun  partikel  terus
menerus  bergerak  dengan  teratur  dan  ringan  sehingga  ruh  menjadi  makhluk abstrak  yang  kasat  oleh  mata  manusia  sesuai  dengan  teori  relativitas  yang
dikemukakan di awal.
Kedua ,  pada  surah  al-Zumar  ayat  42  menyatakan  bahwa  Allah
menggenggam  ruh  manusia  baik  yang  tidur  maupun  yang  mati,  di  sini  T}ant}awi Jauhari menafsirkan bahwa tidur dan kematian adalah sama, yang membedakan
adalah jika tidur ruh manusia akan dikembalikan, namun jika mati maka ruh itu tidaklah kembali.
Dalam  Tafsir  al-Misbah  karya  M.  Quraish  Shihab  pun  berpendapat sama,  bahwa  tidur  dan  mati  memiliki  keadaan  yang  sama,  yakni  ruh  manusia
meninggalkan  tubuh  manusia  tersebut,  hanya  saja,  tidur  dan  mati  memiliki beberapa  perbedaan,  yakni  diantaranya  kenyamanan  dan  pengembalian  ruh
tersebut.  Dr.  Arthur  J  Allinson  pun  setelah  melakukan  penelitian  antara  orang tidur  dan  orang  mati  pun  terdapat  sebuah  persamaan,  yakni  manusia  akan
kehilangan  beberapa  gram  berat  dari  tubuhnya  ruh  memiliki  sebuah massaberat,  namun  terdapat  perbedaan  selisih  berat  antara  orang  mati  dan
orang tertidur. Beberapa ilmuwan pun mengungkapkan bahwa antara orang mati dan  orang  tertidur  memiliki  aura  yang  berbeda,  orang  tertidur  masih  memiliki
aura  kuat  layaknya  orang  hidup  dan  masih  bisa  menangkap  energy-energi  alam yang hal tersebut tidak ada di kondisi ketika mati.
95
95
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian yang lalu, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut: 1.
M. Quraish Shihab dan T}antawi Jauhari berpendapat bahwa ruh merupakan makhluk Allah yang mulia dan hanya hak wewenang Allah untuk mengetahui
rahasianya,  penciptanya,  dan  memberikannya.  Serta  Allah  memberikan  ruh kepada manusia dengan cara ditiup, namun bukan berarti ditiup dengan angin,
hanya saja menandakan bahwa ruh memiliki zat yang begitu ringan 2.
Beberapa  pakar  fisikawan  berpendapat  bahwa  ruh  merupakan  zat  non material  yang  tercipta  dari  zat  material,  namun  atom  serta  molekulnya
bergerak  serta  membentuk  pusaran  cepat,  sehingga  ruh  berbentuk  sebuah energi.  Dan  juga  memiliki  sebuah  atom  yang  begitu  ringan,  sehingga  dapat
berputar secara teratur hingga membuat zat ruh menjadi kasat mata 3.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ruh itu ditiupkan ke dalam diri manusia, hal ini sama halnya dengan teori dari para ilmuwan bahwa terbentuknya non
material  adalah  dari  atom  yang  bergerak  melebihi  kecepatan  cahaya. Sehingga  bisa  diambil  kesimpulan  bahwa  Al-
Qur’an  memakai  kata “meniupkan” adalah menandakan bahwa ruh terdiri dari partikel dan molekul
yang  ringan  seperti  angina  dan  juga  menandakan  merupakan  proses penciptaan ruh yang atomnya perlu digerakkan cepat sehingga menjadi benda
non material.
96
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Saran
Setelah  penulis  meneliti  masalah  yang  berkenaan  dengan  ruh  manusia dalam al-
Qur’an dan sains, maka menyarankan sebagai berikut: 1.
Perlunya  untuk  selalu  mengingat  kematian,  karena  ruh  manusia  akan digenggam Allah saat tidur dan mati. Dan perlu juga memperbaiki diri, karena
ruh manusia merupakan suatu energi yang kekal, sehingga kebangkitan setelah kematian memang benar adanya dan diakui dalam agama serta sains.
2.
Hasil  akhir  dari  penelitian  di  atas  belum  bisa  dianggap  sempurna.  Mungkin masih  ada  hal-hal  yang  tertinggal  atau  terlupakan,  sehingga  perlu  lebih  teliti
dan  objektif
.
Sehingga  dimohonkan  kepada  pembaca  agar  terus  melakukan penelitian lebih lanjut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Amin,  Ahmad.  1966.  Hayy  bin  Yaqzan  li  Ibn  Sina  wa  Ibn  Tufail  wa  al- Suhrawardi. Kairo: Dar al-Maarif.
Anwar,  Abu  Hasan  Ali  bin  Ismail.  1999.  Maqalat  al-Islamiyin  wa  Ikhtilaf  al- Mushallin, terj. Rosihan al-Asyari. Bandung: Pustaka Setia.
Anwar, Rosihon. 2009. Pengantar Ulumul Q ur’an. Bandung : Pustaka Setia.
Al- ‘Aridl,  ‘Ali  Hasan.  1992.  Sejarah  dan  Metodologi  Tafsir.  Jakarta:  Rajawali
Pers Azra, Azyumardi dkk. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve.
Baharuddin.  2004.  Paradigma  Psikologi  Islam  Studi  tentang  Elemen  Psikologi dari al-
Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baidan,  Nashiruddin.  2005.  Metodologi  Penafsiran  Al-
Qur’an.  Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barbour,  Ian  G.  2002.  Juru  Bicara  Tuhan,  Antara  Sains  dan  Agama,  Terj.  E.R. Muhammad. Bandung: Mizan..
Bastaman,  Hanna  Djumhana.  2001.  Integrasi  Psikologi  Dengan  Islam  Menuju Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Buccaile,  Maurice.  1999.  Bible,  Quran  dan  Sains  Modern,  terj;  H.M.  Rasjidi. Jakarta: Bulan Bintang.
Buchori,  Didin  Saefuddin.  2005.  Pedoman  Memahami  Al- Qur’an.  Bogor  :
Granada Sarana Pustaka.