MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRIPADA SISWA KELAS VSDN 2KRESNOWIDODO KABUPATEN PESAWARAN

(1)

METODE PEMBELAJARAN INKUIRIPADA SISWA KELAS VSDN 2KRESNOWIDODO

KABUPATEN PESAWARAN

ILZAM FANANI

Berdasarkan hasil observasi awal di Sekolah Dasar Negeri 2 Kresnowidodo hasil belajar tematiksiswa kelas V masih dibawah KKM yang ditentukan yakni 66. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkanhasil belajar tematik pada siswa kelas V dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar observasi kinerja guru dan hasil belajar siswa pada setiap siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran inkuiri

dapat meningkatkan hasil belajar tematik. Hal ini ditunjukkan data dimana pada siklus Isecara klasikal ketuntasan hasil belajar sebesar 50% dan siklus II ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 86%.

Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran

inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar tematik pada siswa kelas V SDN2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran.


(2)

Oleh

ILZAM FANANI

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis dilahirkan di Branti Raya pada tanggal 24 Juli 1987, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Suwarji Ramli dan Ibu Muti’ah.

Pendidikan sekolah dasar SD Negeri 2 Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2000. Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) di SMP Negeri 1 NatarKabupaten Lampung Selatan tahun 2003, dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMANegeri 1 Natar Lampung Selatan tahun 2006 dan perguruan tinggi Diploma II di Universitas Lampung UPP Tanjung Karang tahun 2008.

Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi PGSD guru dalam jabatan di FKIP UNILA. Saat ini penulis mengajar di SDN 2 Kresnowidodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang.


(7)

Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak, ibu, istri serta adik-adik ku tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungannya.

2. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberi semangat dan dorongan demi terselesainya penyusunan skripsi ini.


(8)

Kesuksesan akan diraih dengan terus belajar

Pendidikan bukan hanya untuk yang muda tetapi untuk semua

umur

Rahasia keberhasilan adalah kerja keras dan belajar dari

kegagalan

Pengalaman dan kegagalan akan membuat orang menjadi

lebih bijak

Selama ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin


(9)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitianini dengan baik dan lancar. Penelitian ini berjudul ”Meningkatkan hasil belajar tematik melalui metode pembelajaraninkuiri pada siswa Kelas V SDN 2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran”.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini, antara lain kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan tanda tangannya. 2. Dr. Riswanti Rini, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan tanda tangannya. 3. Dr. Darsono, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi

S1 PGSD dalam Jabatan yang telah memberikan tanda tangannya.

4. Drs. Mugiadi, M.Pd.,sebagai dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dengan kesabaran. 5. Dra. Nelly Astuti, M.Pd., sebagai dosen pembahas yang telah memberikan

banyak saran dan masukan dalam penyempurnaan daripenulisan penelitian ini. 6. Bapak dan Ibu dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(10)

selesainya tugas akhir ini.

8. Keluargaku yang kusayangi atas segala dukungan, doa,sertakasih sayang dalam perjalanan hidup dan pendidikanku.

9. Teman-teman peserta Program S1 PGSD Dalam Jabatan yang telah banyak memberikan semangat dan bantuan serta jalinan persaudaraan.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

Penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kemajuan karya lainnya di masa yang akan datang. Semoga penulisan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, Mei 2015


(11)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA A.Pembelajaran Tematik... 7

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 7

2. Pendekatan Saintifik ... 9

B. Teori Belajar yang Mendasari Metode Inkuiri ... 10

1. Pengertian Metode Inkuiri ... 10

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ... 12

3. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Inkuiri ... 13

4. Langkah-langkah Metode Inkuiri ... 15

C. Hasil Belajar ... 16

1. Pengertian Hasil Belajar ... 16

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar ... 18

3. Penilaian Autentik ... 19

D. Matematika ... 24

1. Pengertian Matematika ... 24

E. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian... 27

B.Setting Penelitian ... 28

C.Data Penelitian ... 28

D.Rencana Tindakan ... 29

E.Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

G.Teknik Analisis Data ... 36

H. Teknik Analisis Data Kualitatif ... 37

I. Teknik Analisis Data Kuantitatif... 39

J. Prosedur Penelitian ... 41


(12)

b. PelaksanaanPertemuan I Tindakan I ... 52

c. Observasi Pertemuan I Tindakan I ... 54

1) Observasi Kinerja Guru Pertemuan I ... 54

2) Observasi Hasil Belajar Pertemuan I ... 55

a) Hasil Penilaian Sikap Siswa Pertemuan I ... 55

b) Hasil Penilaian Keterampilan Pertemuan I ... 56

c) Hasil Penilaian Kognitif Pertemuan I ... 57

d. Refleksi Tindakan I ... 58

Pertemuan II (Tindakan II) ... 59

a. Perencanaan Pertemuan II Tindakan II ... 59

b. Pelaksanaan Pertemuan II Tindakan II ... 61

c. Observasi Pertemuan II Tindakan II ... 64

1) Observasi Kinerja Guru Pertemuan II ... 64

2) Observasi Hasil Belajar Pertemuan II ... 66

a) Hasil Penilaian Sikap Siswa Pertemuan II ... 66

b) Hasil Penilaian Keterampilan Pertemuan II ... 68

c) Hasil Penilaian Kognitif Pertemuan II ... 70

d. Refleksi Tindakan II ... 72

2. Siklus II ... 73

Pertemuan I (Tindakan I) ... 73

a. Perencanaan Pertemuan I Tindakan I ... 73

b. Pelaksanaan Pertemuan I Tindakan I ... 75

c. Observasi Pertemuan I Tindakan I ... 78

1) Observasi Kinerja Guru Pertemuan I ... 78

2) Observasi Hasil Belajar Pertemuan I ... 79

a) Hasil Penilaian Sikap Siswa Pertemuan I ... 79

b) Hasil Penilaian Keterampilan Pertemuan I ... 80

c) Hasil Penilaian Kognitif Pertemuan I ... 81

d. Refleksi Tindakan I ... 82

Pertemuan II (Tindakan II) ... 83

a. Perencanaan Pertemuan II Tindakan II ... 83

b. Pelaksanaan Pertemuan II Tindakan II ... 85

c. Observasi Pertemuan II Tindakan II ... 88

1) Observasi Kinerja Guru Pertemuan II ... 88

2) Observasi Hasil Belajar Pertemuan II ... 91

a) Hasil Penilaian Sikap Siswa Pertemuan II ... 91

b) Hasil Penilaian Keterampilan Pertemuan II ... 93

c) Hasil Penilaian Kognitif Pertemuan II ... 95


(13)

(14)

1. Hasil evaluasi kelas V smester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 3

2. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru... 31

3. Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 31

4. Pedoman Penskoran Kinerja Guru ... 33

5. Instrumen Sikap Siswa ... 34

6. Rubrik Sikap Siswa ... 34

7. Instrumen Keterampilan Siswa ... 35

8. Rubrik Keterampilan Siswa ... 35

9. Konversi Nilai Kinerja Guru ... 38

10. Kategori Penilaian Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keterampilan ... 39

11. Predikat Nilai Kognitif Siswa ... 40

12. Hasil Instrument Penilaian Kinerja GuruSiklus I Pertemuan I ... 54

13. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus IPertemuan I ... 55

14. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus IPertemuan I ... 56

15. Hasil Belajar Kognitif SiswaSiklus IPertemuan I ... 58

16. Hasil Instrument Penilaian Kinerja GuruSiklus I Pertemuan II ... 64

17. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 65

18. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus I Pertemuan II ... 66

19. Hasil Penilaian Sikap SiswaSiklus I ... 67

20. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I Pertemuan II ... 68

21. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I ... 69

22. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I Pertemuan II ... 70

23. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ... 71

24. Hasil Instrument Penilaian Kinerja GuruSiklus II Pertemuan I ... 79

25. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II Pertemuan I ... 80

26. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Pertemuan I ... 81

27. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II Pertemuan I ... 82

28. Hasil Instrument Penilaian Kinerja GuruSiklus II Pertemuan II ... 89

29. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 89

30. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II ... 90

31. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II Pertemuan II ... 91

32. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II ... 92

33. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Pertemuan II ... 93

34. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II ... 94

35. Hasil Belajar Kognitif Siswa Pertemuan II ... 95

36. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ... 96

37. Hasil Rata-rata Belajar Kognitif Siswa Siklus II ... 97

38.Rekapitulasi Skor Pengamatan Kinerja Guru ... 99

39. Rekapitulasi Penilaian Sikap Siswa ... 101

40. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Siswa ... 102


(15)

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 137

2. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 142

3. Lampiran Penilaian Siklus I Pertemuan 1 ... 143

4. Lembar Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan 1 ... 144

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ... 145

6. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 150

7. Lampiran Penilaian Siklus I Pertemuan 2 ... 151

8. Lembar Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan 2 ... 152

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ... 153

10. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 159

11. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 160

12. Lampiran Penilaian Siklus II Pertemuan 1 ... 161

13. Lembar Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan 1 ... 162

14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ... 163

15. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 169

16. Lampiran Penilaian Siklus II Pertemuan 2 ... 170


(16)

Halaman

1.Alur PelaksanaanTindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas... 29

2.Grafik Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II ... 100

3. Grafik Penilaian Sikap Siswa ... 101

4. Grafik Keterampilan Siswa ... 103


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Menurut Astrid, 2013 guru merupakan faktor penentu pertama yang menentukan keberhasilan pembelajaran di dalam kurikulum 2013 yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Persiapan diri guru menjadi hal yang sangat penting karena guru akan mengemban amanah pembelajaran yang bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempersentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran.

Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 Pasal 10 menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Posisi guru sebagai tenaga profesional mempunyai tujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional. Adapun fungsi pendidikan nasional sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.


(18)

Seiring dengan berkembangnya pendidikan dan perubahan kurikulum di Indonesia maka pedoman standar nasional pendidikan telah mengalami perubahan, jika sebelumnya berdasarkan No.19 Tahun 2005 masa sekarang No.32 tahun 2013 dengan tujuan tercapainya pendidikan nasional dan sesuai dengan Peraturan Perundangan tersebut berhubungan dengan standar proses yang menyatakan guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran. Hal ini selaras juga dengan perubahan standar proses yang terkandung di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007 yang telah mengalami perubahan menjadi Permendiknas No.65 tahun 2013 yang disesuaikan dengan Kurikulum 2013. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

E. Mulyasa, 2008 mengatakan Standar Nasional Pendidikan tersebut meliputi : standar isi; standar proses ; standar kompetensi kelulusan; standar tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan standar penilaian. Dalam hal pengembangan kurikulum, Standar Isi (SI) dan Standar kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005, Pasal 20 dinyatakan bahwa“ perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar “.Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan bimbingan, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik. Kegiatan bimbingan adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana bimbingan , melaksanakan bimbingan, mengevaluasi proses dan hasil bimbingan, serta melakukan perbaikan tindak lanjut bimbingan dengan memanfaatkan hasil evaluasi (Permenpan 16 pasal 1, 2009).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SD Negeri 2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran20 Oktober 2014 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 hasil pembelajaran siswa masih rendah di bawah KKM yang di tentukan yaitu


(19)

66. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional, guru hanya menggunakan ceramah. Selain itu siswa jarang diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekitar yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran secara nyata dan menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran yang berlangsung setiap harinya, guru juga kurang mampu mengelola kelas dengan baik,kegiatan belajar mengajar guru jarang menggunakan alat peraga, dan guru juga belum pernah menggunakan metode inkuiri.Hal inilah yang diduga menyebabkan lemahnya siswa dalam memahami konsep-konsep dasar pembelajaran tematik, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang rendah.

Tabel 1.1

Hasil Evaluasi BelajarKelas V Smester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 SD Negeri 2 Kresnowidodo Kab Pesawaran

No Nama Siswa KKM Nilai Kategori

1 AS

66

80 Tuntas

2 AN 64 Tidak Tuntas

3 ADS 80 Tuntas

4 BS 60 Tidak Tuntas

5 DPN 50 Tidak Tuntas

6 DN 70 Tuntas

7 DP 80 Tuntas

8 EDA 70 Tuntas

9 FPS 60 Tidak Tuntas

10 KDP 60 Tidak Tuntas

11 RF 50 Tidak Tuntas

12 TSB 50 Tidak Tuntas

13 VMM 60 Tidak Tuntas

14 IKS 55 Tidak Tuntas

Jumlah Nilai 889

Rata-rata Nilai 63,5

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 50

Tuntas 35,72 %


(20)

Melihat kenyataan tersebut di atas, penulis memandang perlu diadakan langkah perbaikan demi mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa kelas V dengan memanfaatkan metode pengajaran yang lebih menarik bagi siswa, dari beberapa metode yang menarik untuk di kaji diantaranya adalah metode pembelajaran inkuiri, karena merupakan langkah ilmiah yang dapat di kolaborasikan dengan kurikulum 2013 yang di dalamnya terdapat pendekatan

scientific. Untuk itu penulis mencoba mengambil langkah penelitian dengan

judul ”Meningkatkan hasil belajar tematikmelalui metode pembelajaran Inkuiri

padasiswa kelas V SDN 2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran”.

B.Identifikasi Masalah

Hasil perolehan nilai siswa dalam pembelajaran tematik dalam kenyatannya masih ada yang belum memenuhi standar. Berdasarkan pengalaman penulis di SD Negeri 2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran semester satu tahun pelajaran 2014/2015 hal ini disebabkan oleh :

1. Teknik pembelajaranguru yang masih konvensional. 2. Guru hanya menggunakan ceramah.

3. Siswa jarang diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekitar yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran secara nyata dan menyenangkan.

4. Guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik. 5. Guru jarang menggunakan alat peraga.


(21)

7. Hasil belajar siswa masih rendah

C.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :BagaimanakahMetode PembelajaranInkuiri dapat meningkatkan hasilbelajartematikpada siswa kelas V SDN 2 KresnowidodoKabupaten Pesawaran?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkanhasil belajartematikmelalui metode inkuiri pada siswa kelas V SDNegeri2 KresnowidodoKabupaten Pesawaran.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah :

1. Bagi siswa

Dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab, dan mengemukakan pendapat, makna pembelajaran bagi siswa, dan meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik .


(22)

2. Bagi Guru

Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai maasukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang profesional.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi SDN 2 Kresnowidodo Kabupaten Pesawaran untuk lebih meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah melalui kelengkapan sarana sekolah dan lainnya untuk peningkatan hasil belajar siswa.

4. Bagi Penulis

Dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian, untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan berlatih mandiri dalam memecahkan masalah.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) menggunakan model pembelajaran tematik terpadu. Model pembelajaran ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antar mata pelajaran.

Menurut Poerwadarminta (1983), Pembelajaran Tematik Terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengajarkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa, tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

Sedangkan menurut Ahamanani Fauzan (2014), Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema. Pembelajaran tematikdiyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Premis utama pembelajaran tematik adalah bahwa peserta didik memerlukan peluang-peluang tambahan untuk menggunakan talentanya,


(24)

menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.

Pembelajaran tematik memiliki perbedaan kualitatif dengan model pembelajaran lain. Pembelajaran tematik sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berfikir tingkat tinggi atau keterampilan berfikir dengan mengoptimalisasi kecerdasan ganda, sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata dan bermakna bagi peserta didik.

Menurut Gultom Syawal (2014:16), Ciri – cirri pembelajaran tematik yaitu berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung pada anak, pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan), menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran, bersifat luwes, dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya, hal ini akan diperoleh melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dapat memberikan


(25)

pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus. Adapun muatan pelajaran yang dipadukan adalah muatan pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Gultom Syawal (2014 : 17) mengatakan Pembelajaran tematik melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai muatan pelajaran untuk satu tahun. Kedua guru melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari Standar isi. Ketiga membuat hubungan pemetaan antara kompetensi dasar dan indikator dengan tema. Keempat membuat jaringan KD, indikator. Kelima menyusun silabus tematik dan keenam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menerapkan pendekatan saintifik.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik terpadu sengaja dirancang untuk meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dan memudahkan cara belajar siswa, karena dalam pembelajarannya menerapkan kegiatan sehari-hari dan nyata yang di alami oleh peserta didik.

2. Pendekatan Saintifik

Gultom Syawal (2014 : 18), Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif.


(26)

Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.

Gultom Syawal (2014 : 16) mengatakan untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis.

Melihat dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang sangat di anjurkan pada pembelajaran tematik yang mengedepankan proses ilmiah dan mengacu pada kurikulum 2013, karena di dalamnya terdapat proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.

B. Teori Belajar yang Mendasari Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri

pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inkuiri adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar.


(27)

Metode inkuiri didefinisikan oleh Sund dan Trowbridge, 1973 dalam (E. Mulyasa, 2008:109) sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.

Dahar (1988) dalam (E. Mulyasa, 2008) mendefinisikan metode inkuiri

sebagai pengajaran dimana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.

Menurut (Trowbridge, 1990)dalam ( E. Mulyasa, 2008) menyatakan bahwa metode inkuiri adalah metode proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuirimerupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berfikir rasional.

Sementara itu, Trowbridge (1990) dalam (Putrayasa, 2001) menjelaskan metode inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merupakan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut.

Hal senada dikatakan oleh Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri

adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri

mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.


(28)

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri

merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam metode inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri

kelebihan metode inkuiri ini menurut Roestiyah (1998) adalah :

1. Siswa akan dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

2. Penggunaan metode inkuiri pada pembelajarn tematik ini akan menimbulkan ketertarikan siswa pada materi, mengusir kebosanan dan menghilangkan monotonitas kelas yang biasanya didominasi oleh peran guru saja

3. Memicu tumbuhnya sikap siswa yang seperti para ilmuwan sains yaitu teliti, tekun, ulet, objektif, jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.

Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses

discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa (kompleks). Sebagai tambahan pada proses discovery (menemukan), sehingga ada beberapa kekurangan dlm proses pembelajaran di antaranya :


(29)

1. Inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data

2. Apabila dalam penerapannya tidak disertai dengan persiapan yang matang akan menimbulkan kesulitan pada siswa.

3. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Inkuiri 1. Inkuiri Terbimbing

Menurut Wartono 1999, Dalam proses belajar mengajar dengan metode

inkuiri terbimbing, siswa dituntut untukmenemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru, Petunjuk- petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing.

Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan penjelasan-penjelasanseperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya penjelasantentang cara-cara melakukan percobaan. Metode inkuiri

terbimbing biasanya digunakan bagisiswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan metode inkuiri, Padatahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi

seperti yang dikemukakan oleh (Hudoyono 1990) bahwa dalam usaha menemukansuatu konsep siswa memerlukan bimbingan bahkan memerlukan pertolongan guru setapak demi setapak, siswa memerlukan bantuan untuk mengembangkan kemampuannyamemahami pengetahuan baru. Walaupun siswa harus berusaha mengatasi kesulitan-kesulitanyang dihadapi tetapi pertolongan guru tetap diperlukan.


(30)

2. Inkuiri Bebas

(Wartono 1999) Metode ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekataninkuiri, Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan, Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

3. Inkuiri Bebas Modifikasi

(Wartono 1999) Metode ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua strategi inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas, Meskipun begitu permasalahanyang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomi dan acuan kurikulum yang telah ada, Artinya, dalam metode ini siswa tidak dapat memilih ataumenentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar denganmetode ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidakterstruktur.

Di dalam perkembangannya, ternyata metode pembelajaran inkuiri

mempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah baik untuk guru maupun siswa karena metode pembelajaran inkuiri menitik beratkan kepada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator di dalam proses pembelajaran, dengan demikian penulis menerapkan metode Inkuiri


(31)

4. Langkah-langkah Metode Inkuiri

Di dalam perkembangannya, ternyata metode pembelajaran inkuiri

mempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah baik untuk guru maupun siswa karena metode pembelajaran inkuiri menitik beratkan kepada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator di dalam proses pembelajaran, dan tidak menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

MenurutSyaefudin Udin (2008: 169) mengemukakan bahwa metode inkuiri

merupakan metode yang dipergunakan dalam proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Tindakan guru bukan memberikan materi pembelajaran untuk dihafalkan, melainkan merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar merupakan proses mental seseorang menuju perkembangan intelektual, mental emosional, dan kemampuan individu yang utuh.

MenurutSyaefudin Udin (2008: 169) langkah-langkah sistematis dalam metode inkuiri adalah (1) merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan, (5) membuat kesimpulan.

E.Mulyasa (2007: 108)Inkuri berasal dari Inggris “inquiri” yangsecara harfiah berarti penyelidikan. Metode inkuiri merupakan metode yangmempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan serta membandingkan apa yang peserta didik temukan dengan penemuan lain. Metode inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental denganbeberapa


(32)

kegiatan yaitu (1) Mengajukan pernyataan-pertanyaan, (2) Merumuskan masalah yang ditemukan, (3) Merumuskan hipotesis, (4) Merancang dan melakukan eksperimen, (5) Mengumpulkan dan menganalisis data, (6) Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah yaitu objektif, jujur, rasa ingin tahu, terbuka, berkemanuan dan tanggung jawab.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode Inkuirimerupakan suatu metode belajar berdasarkan pencarian dan penemuan melelui proses berfikir sistematis dengan langkah-langkah yang telah di tentukan sebelumnya, hal ini dapat memudahkan kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh guru dan siswa.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Fontanadalam Winataputra, 2008:2, Learning(belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya


(33)

pengajaran dari puncak proses belajar.Sudjana Nana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (2009; 191) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun dasar-dasar penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai berikut :

a) Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan intruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku.

b) Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili bahan yang telah dipelajari

c) Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan.

d) Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.


(34)

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar.

Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi (2008:24) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal :

a) Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis

Secara umum fisiologis seperti kesehatan yang prima tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis


(35)

meliputi intlegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

b) Faktor Eksternal 1) Faktor Lingkungan

Faktr lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

2) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

3. Penilaian Autentik

a. Pengertian Penilaian Autentik

Hymes dalam Gultom Syawal, 2014:33, Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminology yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan


(36)

kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah.

Hymes 1991 dalam E.Mulyasa 2007 mengatakan Penilaian autentik

adakalanya disebut penilaian respontif, suatu metode yang sangat popular untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian

autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umunya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.

Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis, norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang bisa digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.

Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagai pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik


(37)

metode yang di pakai oleh guru, penilaian ini memungkinkan siswa untuk mendemonstrasikan kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas.

b. Penilaian Autentik dan Belajar Autentik

Menurut Ormiston dalam(Kemendiknas, 2013:35), belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh pesert didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya. Penilaian semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya.

Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.

Dengan demikian, penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Kontruksi sikp, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.


(38)

c. Jenis-jenis Penilaian Autentik

Penilaian Sikap

Menurut Gultom Syawal (2014 : 35) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi , penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Penilaian sikap ini bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri sendiri, namun penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi (mengacu kepada pemahaman bahwa pengembangan dan penilaian KI1 dan KI2 dititipkan melalui kegiatan yang didesain untuk mencapai KI3 dan KI4)

1) Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. 2) Penilaian Diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya.

3) Penilaian Antar Teman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik.

4) Jurnal Catatan Guru

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan


(39)

kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

Penilaian Pengetahuan

Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini : 1) Tes Tulis

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.

2) Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga sehingga menimbulkan keberanian.

3) Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok.

Penilaian Keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut : 1) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya


(40)

yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik.

3) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.

D. Matematika

1. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata

mathematikeberhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Menurut Russeffendi ET, 2006:93, Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil


(41)

eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.

Menurut Russefendi ET (2006:260) Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.

James dan James (Suherman Erman, 2001), mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah 13 yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Namun ada pula kelompok lain yang beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, dan matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, dan ketat.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bilangan.


(42)

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka yang diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan hipotesis penelitian tindakan kelas adalah jika pembelajarantematik dilaksanakan dengan metode inkuiridengan langkah-langkah yang tepat makadapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VSD Negeri 2 KresnowidodoKabupaten Pesawaran.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research. Dalam penelitian ini, penulis berkolaborasi dengan guru dalam memecahkan persoalan di kelasnya dan juga berupaya meningkatkan hasil belajar siswa. Pengertian PTK menurut Carr dan Kemmis dalam Wardhani (2007:1.4) merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.

Penelitian yang digunakan berbentuk siklus, dimana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tujuan pembelajaran di kelas tercapai. Menurut Kurt Lewin dalam Aqib (2006: 21) menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi, (3) observasi dan (4) refleksi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peneltian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas guna memperbaiki dan meningkatan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru.


(44)

Pada pelaksanaannya, PTK bersifat tentatif (menyesuaikan) yaitu penelitian ini berhenti ketika perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas V SDN 2 KresnowidodoKabupaten Pesawaran dengan jumlah siswa 14 anak yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Kresnowidodo Kecamatan TeginenengKabupaten Pesawaran. Sekolah ini merupakan tempat tugas penulis.

3. Waktu Penelitian

Penelitiandilaksanakan pada semester genapTahun Pelajaran 2014/2015, selama 1 bulan yaitu pada bulan januari.

C.Data Penelitian

Data penelitian yaitu data kualitatif berupa hasil observasi terhadap kinerja guru, sikap dan keterampilan siswadan data kuantitatif berupa nilai pengetahuan siswa selama berlangsungnya pembelajaran.


(45)

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, implementasi (tindakan), observasi dan refleksi. (Depdiknas, 2004)

Rencana pelaksanaan penelitian dapat dilihat dari yang digambarkan sebagai berikut:

IDENTIFIKASI MASALAH

PERENCANAAN TINDAKAN SIKLUS I OBSERVASI REFLEKSI

SIKLUS I SIKLUS I SIKLUS I SIKLUS I

REFLEKSI OBSERVASI TINDAKAN PERENCANAAN

SIKLUS II SIKLUS II SIKLUS II SIKLUS II


(46)

E.Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan pengamatan (observasi).

1. Tes

Seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang di tes, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwati, dkk, 2008). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan datanilai siswa guna mengetahui hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kresnowidodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

2. Non Tes

Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi (Poerwati, dkk, 2008). Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan baku untuk memperoleh data. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja guru, keterampilan, dan sikap siswa. dengan menggunakan metode inkuiri pembelajaran di kelas akan lebih efisien, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap sikap, keterampilan siswa, dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.


(47)

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang akurat peneliti menggunakan instrumen penelitian. Untuk mempermudah penelitian penulis menggunakan alat bantu pengumpul data antara lain :

1. Tes yang digunakan adalah tes obyektif tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti untuk mengamati kinerja guru, sikap dan keterampilan siswa.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru

Tabel 3.2. Instrumen Penilaian Kinerja Guru

Aspek yang diamati Skor

Kegiatan pendahuluan

No Indikator Kinerja Guru Berkenaan dengan Pendekatan Inkuiri dan Scientific

1 Memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati

2 Mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan awal melalui proses menalar

3 Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi/eksperimen

4

Mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan hasil eksperimen

5 Mengarahkan siswa untuk bertanya berdasarkan kegiatan mengamati dan menalar

6 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 7 Melakukan penilaian secara autentik


(48)

Aspek yang diamati Skor

Apersepsi dan motivasi

1. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya

1 2 3 4 5 2. Mengajukan pertanyaan menantang 1 2 3 4 5 3. Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5 4. Mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan tema 1 2 3 4 5 5. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai siswa 1 2 3 4 5 6. Menyampaikan rencana kegiatan, misalnya individual, kerja

kelompok, dan melakukan observasi

1 2 3 4 5 Kegiatan Inti

Penguasaan Materi Pelajaran

1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran

1 2 3 4 5 2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata

1 2 3 4 5 3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat 1 2 3 4 5 4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari

konkret ke abstrak)

1 2 3 4 5 Penerapan metode pembelajaran inkuiri dan Scientific

1. Memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati

1 2 3 4 5 2. Mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuan awal

melalui proses menalar

1 2 3 4 5 3. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk

melakukan diskusi/eksperimen

1 2 3 4 5 4 Mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah, mengajukan

hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menyimpulkan hasil eksperimen

1 2 3 4 5

5 Mengarahkan siswa untuk bertanya berdasarkan kegiatan mengamati dan menalar

1 2 3 4 5 6 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5 7 Melakukan penilaian secara autentik 1 2 3 4 5 Pemanfaatan Sumber Belajar / Media dalam pembelajaran

1. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar 1 2 3 4 5 2. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media

pembelajaran

1 2 3 4 5 3. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5 4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar

pembelajaran

1 2 3 4 5 5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

pembelajaran

1 2 3 4 5 Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran


(49)

Aspek yang diamati Skor

1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok

1 2 3 4 5 2. Merespon positif partisipasi peserta didik 1 2 3 4 5 3. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon peserta didik 1 2 3 4 5 4. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4 5 5. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam

belajar

1 2 3 4 5 Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 3 4 5 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5 Kegiatan Penutup

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

1 2 3 4 5 2. Memberikan tes tertulis 1 2 3 4 5 3. Mengoreksi dan mengumpulkan hasil kerja 1 2 3 4 5 4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan

kegiatan berikutnya dan tugas di rumah.

1 2 3 4 5

Jumlah Nilai Kategori

Keterangan:

1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup baik 4 = baik 5 = sangat baik

( Adaptasi dari Poerwanti, 2009: 7.8)

Tabel 3.3.Pedoman Penskoran Kinerja Guru

Skor Kategori Indikator

5 Sangat baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru melakukannya dengan sempurna dan tanpa kesalahan

4 Baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukan dengan dua kesalahan

3 Cukup baik Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru melakukan


(50)

dengan tiga kesalahan

2 Kurang Aspek yang diamati dilaksanakan oleh guru dengan kurang baik, guru melakukan lebih dari lima kesalahan 1 Sangatkurang Aspek yang diamati tidak dilaksanakan

oleh guru

Tabel 3.4. Instrumen Sikap Siswa

No Kriteri Yang Diamati

1. Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok 2. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok 3. Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok 4. Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok 5. Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain

Tabel 3.5. Rubrik Sikap Siswa

No Kriteria Skor

4 3 2 1

1.

Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok

Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak Belum Tampak 2. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok

Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak Belum Tampak 3. Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok

Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak Belum Tampak 4 Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok

Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak Belum Tampak 5 Menghargai pendapat teman dalam kelompok

Selalu Tampak Sering Tampak Mulai Tampak

Belum Tampak


(51)

lain

(Sumber : Kemendikbud, 2013)

Tabel 3.6. Instrumen Keterampilan Siswa

No Kriteri Yang Diamati

1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Deskripsi pengamatan

3. Menafsirkan peristiwayang akan terjadi 4. Melakukan praktik

5. Mempresentasikan hasil praktik

Tabel 3.7. Rubrik Keterampilan Siswa

No Kriteria Skor

3 2 1

1.

Menyiapkan alat da n bahan Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan. Menyiapk ansebagia n alat dan bahan yang diperlukan . Tidak menyiapa kan seluruh alatdan bahan yang diperlukan 2. Deskripsi pengamat an Memperole h deskripsi hasil penga matan secara leng kap sesuaidenga n prosedur yang ditetapkan. Memperol eh deskripsi hasil peng amatan kurang lengkap sesuaidengan prosedur yang ditetapkan. Tidak memperol eh deskripsi hasil peng amatan kurang lengkap sesuaiden gan prosedur yang ditetapkan 3. Menafsirkan peristiwayang akan terjadi Mampu memberikan penafsiran benar Mampu memberik an penafsiran Tidak mampu memberik an penafsi


(52)

secara substantif kurang benar secara substantif. ran benar secara substantif. 4 Melakukan pra ktik Mampu melakukan praktik denganmen ggunakansel uruh prosedur ya ng ada. Mampu melakukan praktik dengan mengguna kan sebagian prosedur yang ada. Tidak mampu melakuka n praktik de ngan mengguna kan prosedur 5 Mempresentasi kan hasil prakti k Mampu mempresent asikan hasil prakti dengan ben ar secarasub stantif, bahasa mudahdime ngerti, dan disampaika nsecara percaya diri. Mampu memprese ntasikan hasil prakt ik dengan benar seca rasubstanti f, bahasa mudahdim engerti, dan disampaik ankurang percaya diri. Mampu memprese ntasikan hasil prakt ik dengan benar seca rasubstant if, bahasa sulit dimengert i,dan disampaik an tidak percayadir i.

(Sumber : Kemendikbud, 2013)

G.Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahap persiapan, proses sampai hasil pekerjaan atau pembelajaran, dalam arti apakah kegiatan beserta langkah-langkahnya dengan analisis terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan perkembangannya. Analisis data yang dilakukan adalah :


(53)

1. Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan selama siklus I, baik data kuantitatif maupun kualitatif.

2. Menganalisa data dengan membuat tabulasi dan presentase, serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

3. Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara hasil tes siklus I dan siklus II.

H. Teknik Analisis Data Kualitatif

a. Kinerja guru

Tingkat pencapaian kinerja guru dapat diperoleh dengan rumus:

NA = ��

�� 100 % Keterangan:

NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan

JS = Jumlah skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati

100 = Bilangan tetap

Diadopsi dari Aqib dkk. (2009: 41)

Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru sebagai berikut.


(54)

Tabel 3.8. Konversi Nilai Kinerja Guru

Nilai Kategori

90 ≤ nilai ≤ 100 Sangat Baik

75 ≤ nilai < 90 Baik

60 ≤ nilai < 75 Cukup Baik

20 ≤ nilai < 60 Kurang nilai < 20 Sangat kurang (sumber: Kemendikbud, 2013: 313)

b. Hasil penilaian sikap siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

� ℎ

� 4 = ℎ�

Contoh :

Skor yang diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir:

14

20 4 = 2,8

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilaiadalah :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤4,00 Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33 Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33 Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33


(55)

c. Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keterampilan

Keterangan:

NK = Nilai Keterampilan SP = Skor perolehan SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap

(Sumber: Kunandar, 2013: 264).

Nilai tersebut selanjutnya dikategorikan dalam kategori keterampilan siswa yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.9. Kategori Penilaian Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keterampilan

Rentang Nilai Kategori

86 – 100

Sangat Terampil 81 – 85

76 – 80

Terampil 71 – 75

66 – 70 61 – 65

Cukup Terampil 56 – 60

51 – 55 46 – 50

Kurang Terampil 0 – 45

(Sumber: Kemendikbud 2013: 131)

I. Teknik Analisis Data Kuantitatif SM = ��


(56)

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

a. Nilai hasil belajar kognitif siswa secara individual diperoleh dengan rumus: Nilai individu = jumlah skor

skor maksimal x 100

Tabel 3.10. Predikat Nilai Kognitif Siswa

(sumber: Adaptasi Kemendikbud, 2013: 8)

b. Nilai persentase ketuntasan belajar siswa dalam ranah kognitif secara individu peroleh dengan rumus:

Konversi nilai akhir

Predikat Skala 100 Skala 4

86 -100 4 A 81- 85 3.66 A- 76 – 80 3.33 B+ 71-75 3.00 B

66-70 2.66 B-

61-65 2.33 C+

56-60 2 C

51-55 1.66 C- 46-50 1.33 D+


(57)

c. Nilai persentase ketuntasan belajar siswa dalam ranah kognitif secaraklasikal diperoleh dengan rumus:

P = � � � �−

� x 100% (sumber: adaptasi Aqib, 2009: 41)

J. Prosedur Penelitian 1. Siklus 1

a. Perencanaan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi bahan pembelajaran 2. Menyusun RPP

3. Menyiapkan alat bantu pembelajaran 4. Menyiapkan lembar tes

5. Menyiapkan lembar observasi


(58)

 Siswa membaca cerita pengantar pembelajaran, kemudian mengamati

gambar “Bagian Tubuh Kita”. Gambar ini merupakan stimulus supaya

siswa mengenal setiap bagian tubuhnya

 Siswa mencermati setiap bagian yang terdapat pada gambar dan mencatat setiap informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan gambar (kegiatan mengamati)

 Siswa membaca teks “Bagian Tubuh Manusia”. Di akhir bacaan, siswa

diajak untuk bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempurnaan tubuh dan berfungsi dengan baik.

 Siswa mencermati dan mencari informasi penting yang terdapat dalam bacaan secara cermat dan teliti (kegiatan mengamati).

 Siswa menggali informasi dengan cara bertanya kepada guru tentang anggota tubuh manusia dan fungsinya (Kegiatan menanya)

 Siswa membaca instruksi di buku siswa secara mandiri.

 Siswa mengisi tabel anggota tubuh manusia dan fungsinya di buku siswa. Kegiatan ini dikerjakan secara berkelompok; disesuaikan dengan kondisi kelas.

 Merumuskan masalah

 Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (4-5 orang)  Apakah tujuan penggunaan satuan kuantitas?


(59)

 Sebutkan hubungan satuan kuantitas dengan kehidupan sehari-hari?  Sebutkan berbagai alat rumah tangga yang dapat di hitung dengan

menggunakan satuan kuantitas?

 Mengajukan Hipotesis

 Guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis dengan cara mengajukan pertanyaan yaitu : Alat rumah tangga manakah yang sering di sebutkan dengan menggunakan satuan kuantitas?

 Mengumpulkan data

 Siswa melaksanakan percobaan sederhana untuk mengetahui bahan atau benda apa saja yang sering di sebutkan dengan menggunakan satuan kuantitas(kegiatan menalar).

 Siswa menggali informasi dan membangun pengetahuan tentang cara mengkonversi satuan kuantitas.

 Siswa menyelesaikan tugas yang melibatkan satuan kuantitas.

 Menguji hipotesis

 Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kerja mereka di depan kelas atau ditulis pada papan tulis(kegiatan mengkomunikasikan).

 Guru bersama siswa menyocokan hasil kerja kelompok dengan jawaban sementara yang diajukan pada awal pembelajaran.


(60)

 Guru memberi penguatan untuk kelompok yang hasil kerjanya telah benar, dan memotivasi kelompok yang masih kurang.

 Menarik kesimpulan sebagai kegiatan penutup

Beberapa hal yang diharapkan dalam siklus ini adalah :

 Siswa mengalami peningkatan minat belajar dan aktivitas di kelas selama guru melakukan kegiatan pembelajaran

 Terdapat peningkatan konsentrasi belajar siswa sehingga aktivitas siswa menjadi terfokus dalam penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh guru

 Siswa memiliki kemauan dan keberanian untuk bertanya kepada guru tentang kesulitan yang dialami pada saat menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Observasi

Dalam tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung. Teman guru yang diminta bantuan untuk ikut mengamati selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru, sikapdan keterampilan siswa.


(61)

Tahap ini merupakan tahap menganalisa, mensintesa hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamatandan tes. dalam refleksi melibatkan siswa dan teman sejawat. untuk melakukan perencanaan pada siklus berikutnya, peneliti mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah yang timbul pada pembelajaran siklus I.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, peneliti melakukan perbaikan-perbaikan terkait dengan temuan-temuan pada siklus I.

b. Tindakan / Pelaksanaan

 Guru memberi stimulus dengan mengajukan pertanyaan, “Apa fungsi hidung untuk manusia?”

 Siswa mengamati gambar dan membaca teks yang berisi deskripsi maksud gambar (kegiatan mengamati).

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi dengan teman sehingga mereka dapat saling bertukar pendapat dengan cara yang santun (kegiatan menanya)


(62)

 Siswa dibimbing guru untuk menyimpulkan proses bernapas pada manusia.

 Rasa ingin tahu siswa dipancing dengan menunjukkan gambar organ dalam ikan.

 Siswa menggali informasi dari bacaan sambil mengamati gambar organ dalam ikan (kegiatan mengamati)

 Siswa mencatat materi yang di anggap penting dari bacaan menggunakan bahasa sendiri.

 Siswa menuliskan nama organ dalam ikan beserta fungsinya pada tabel yang disiapkan di buku siswa.

 Siswa mengerjakan soal-soal untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran (kegiatan menalar)

 Siswa menggali informasi dari bacaan “Penggolongan Hewan Sesuai

Makanannya”.

 Siswa menulis materi penting pada buku catatannya dengan bahasa sendiri.

 Guru memperlihatkan sembilan gambar hewan dan meminta siswa mengklasifikasikan gambar hewan tersebut berdasarkan jenis makanannya: Tanda K untuk Karnivora, Tanda H untuk herbivora, dan Tanda O untuk omnivora.


(63)

 Merumuskan masalah

 Siswa mencermati persoalan-persoalan matematika yang disajikan dalam buku siswa, kemudian mengajukan pertanyaan:

Apakah tujuan penggunaan rumus kecepatan, jarak, dan waktu?

 Mengajukan hipotesis

 Membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis dengan cara mengajukan pertayaan, yaitu;

Apakah yang dimaksud dengan kecepatan, jarak, dan waktu?

 Mengumpulkan data

 Siswa mengidentifikasikan informasi-informasi penting yang mereka dapatkan dalam uraian cerita persoalan matematika.

 Siswa menggunakan pemahaman dan keterampilannya mengenai kecepatan, jarak dan waktu dalam menyelesaikan persolan-persoalan matematika yang disajikan (kegiatan menalar)

 Menguji hipotesis

 Guru membimbing siswa menganalisis data yang telah dihasilkan.


(64)

 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi kelompok di depan kelas, dan meminta siswa untuk mencatat hal-hal yang di anggap penting (kegiatan mengkomunikasikan)

 Selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan konsep kecepatan.

Harapan yang dimungkinkan muncul dalam siklus II ini adalah bahwa :

 Guru dapat mengelola kelas dengan lebih baik dan lebih mampu memahami siswa

 Siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya dan penguasaan konsep materi pembelajaran

 Partisipasi siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang baik.

c. Observasi

Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiataan berlangsung, peneliti juga meminta bantuan teman guru untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi kinerjaguru, sikap dan keterampilan siswa.


(65)

Dari hasil pengamatan pada siklus II dapat digunakan untuk melakukan refleksi apakah hasil ulangan siswa sudah memenuhi ketuntasan secara klasikal maupun individual.

K.Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila :

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya

2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa75% dari KKM yang di tetapkan 66


(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilaksanakan bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar melalui beberapa tindakan dari siklus I dan siklus II serta berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :

1. Hasil Penilaian siswa dalam setiap aspek penilaian mengalami peningkatan :

a. Penilaian sikap siswa pada siklus I terdapat 71% siswa berkategori baik dan 29% siswa berkategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi 100% penilaian sikap siswa berkategori baik.

b. Penilaian keterampilan siswa pada siklus I terdapat 43% siswa kurang terampil, 29% siswa berkategori cukup terampil, dan siswa terampil 14% begitu pula siswa sangat terampil terdapat 14% dan pada siklus II meningkat menjadi siswa yang kurang menjadi tidak ada atau 0%, siswa yang cukup terampil terdapat 29%, siswa terampil ada 42% dan siswa yang sangat terampil meningkat menjadi 29%.

c. Penilaian hasil belajar kognitif dalam proses pembelajaran pada setiap siklus ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada siklus I ketuntasan belajar hanya 50% dan pada


(67)

siklus II mengalami peningkatan sebesar 36% menjadi 86%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode inkuiridapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup skripsi ini, antara lain :

1. Bagi Guru

Hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitasi belajar yang diperlukan, karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efesiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa. Guru juga harus memahami dan memvariasikan metode yang sesuai materi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan.

2. Bagi Siswa

Hendkanya ikut partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh prestasi yang diharapkan.


(68)

3. Bagi Sekolah

Kepada sekolah hendkanya memfasilitasi adanya media-media pembelajaran dalam menunjang pembelajaran sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas kelulusan sekolah itu sendiri. 4. Bagi Penulis

Peneliti ini merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, yang selanjutnya metode ini dapat digunakan pada pokok bahasan lain.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Ahamami, Fauzan. 2014. Pengertian Pembelajaran Tematik. www.m-edukasi.web.id/2014/08.html?n=1

Astrid. 2013. Faktor Keberhasilan Kurikulum 2013. www.kemdikbud.go.id. Diakses 09 November 2013.

A tabrani. 1992. Strategi Penerapan Kurikulum di Sekolah. Jakarta : Bina mulya. Aqib. 2006. Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kemdikbud. Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud

Depdiknas. 2004. Alur pelaksanaan tindakan kelas. Jakarta : Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta E. Mulyasa. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Rosda Karya ---. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :

Bumi Aksara.

Gultom, Syawal. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Kemdikbud Haryani. 2013. Instrumen Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud.

Herman, H. 1990. Strategi Belajar Matematika, Malang : IKIP Malang.

Hudoyono. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matrematika. Malang : IKIP Malang Kemdikbud. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Kemdikbud.

Kunandar. 2013. Instrumen Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud.

Munadi. 2008. Media PembelajaranSebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Pers.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilaksanakan bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar melalui beberapa tindakan dari siklus I dan siklus II serta berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :

1. Hasil Penilaian siswa dalam setiap aspek penilaian mengalami peningkatan :

a. Penilaian sikap siswa pada siklus I terdapat 71% siswa berkategori baik dan 29% siswa berkategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi 100% penilaian sikap siswa berkategori baik.

b. Penilaian keterampilan siswa pada siklus I terdapat 43% siswa kurang terampil, 29% siswa berkategori cukup terampil, dan siswa terampil 14% begitu pula siswa sangat terampil terdapat 14% dan pada siklus II meningkat menjadi siswa yang kurang menjadi tidak ada atau 0%, siswa yang cukup terampil terdapat 29%, siswa terampil ada 42% dan siswa yang sangat terampil meningkat menjadi 29%.

c. Penilaian hasil belajar kognitif dalam proses pembelajaran pada setiap siklus ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada siklus I ketuntasan belajar hanya 50% dan pada


(2)

siklus II mengalami peningkatan sebesar 36% menjadi 86%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode inkuiridapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup skripsi ini, antara lain :

1. Bagi Guru

Hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitasi belajar yang diperlukan, karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efesiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa. Guru juga harus memahami dan memvariasikan metode yang sesuai materi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan.

2. Bagi Siswa

Hendkanya ikut partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh prestasi yang diharapkan.


(3)

3. Bagi Sekolah

Kepada sekolah hendkanya memfasilitasi adanya media-media pembelajaran dalam menunjang pembelajaran sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas kelulusan sekolah itu sendiri. 4. Bagi Penulis

Peneliti ini merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, yang selanjutnya metode ini dapat digunakan pada pokok bahasan lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahamami, Fauzan. 2014. Pengertian Pembelajaran Tematik. www.m-edukasi.web.id/2014/08.html?n=1

Astrid. 2013. Faktor Keberhasilan Kurikulum 2013. www.kemdikbud.go.id. Diakses 09 November 2013.

A tabrani. 1992. Strategi Penerapan Kurikulum di Sekolah. Jakarta : Bina mulya. Aqib. 2006. Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kemdikbud. Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud

Depdiknas. 2004. Alur pelaksanaan tindakan kelas. Jakarta : Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta E. Mulyasa. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Rosda Karya ---. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :

Bumi Aksara.

Gultom, Syawal. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Kemdikbud Haryani. 2013. Instrumen Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud.

Herman, H. 1990. Strategi Belajar Matematika, Malang : IKIP Malang.

Hudoyono. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matrematika. Malang : IKIP Malang Kemdikbud. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Kemdikbud.

Kunandar. 2013. Instrumen Kurikulum 2013. Jakarta : Depdikbud.

Munadi. 2008. Media PembelajaranSebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Pers.


(5)

Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005. tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I, Pasal 1.

Peraturan Pemerintah (PP.) No. 32 Tahun 2013.tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I, Pasal 1.

Permendiknas RI No.41 Tahun 2007. Tentang Standar Proses [online] tersedia di http://bsnp-indonesia.org/id/wp-conten/uploads/proses/Permen_41_Th-2007.pdf

Permendiknas RI No.65 Tahun 2013. Tentang Standar Proses [online] tersedia di http://bsnp-indonesia.org/id/wp-conten/uploads/proses/Permen_65_Th-2013.pdf

Permen PAN dan RB No 16 Tahun 2009.tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.www.permenpan.no.16.go.id.

Poerwati, dkk 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Poerwadarminta. 1983. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar.

Jakarta : Puskurbalitbang. Depdiknas 2006

Poerwanti, dkk. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Jakarta : Pustaka Belajar

Putrayasa. 2001. Analisis Metode Inkuiri. Bandung: Refika Aditama

Roestiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta. Ruseffendi ET. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito Bandung

---. 2006. Pengantar Kepada Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya.Jakarta:Bhineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sudrajat. 2010. Metode Dan Tehnik Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. Suherman, Erman. 2001. Aljabar. Analisis, dan geometri. Bandung : Tarsito.


(6)

Sunardi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Syaefudin, Udin.2008. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Undang-undang No. 14 tahun 2005, Guru dan dosen, www.depdiknas.go.id Undang-undang No.20 tahun 2003, Sistem Pendidikan

Nasional,www.depdiknas.go.id

Wardhani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kemdikbud. Wartono. 1999. Metode Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

Winata putra dan Rosita. 2009.Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Depdikbud. Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas