Perspektif Kepala Sekolah Selaku Knowledge Leader

N. Perspektif Kepala Sekolah Selaku Knowledge Leader

Mengedepankan peran kepala sekolah selaku pemimpin pengetahuan merupakan satu langkah maju dalam mengarahkan perubahan budaya organisasi sekolah. Pemimpin pengetahuan berperan sebagai penghubung antara pekerja dan pengetahuan. Keberadaan pemimpin pengetahuan merupakan percobaan dalam akselerasi transformasi budaya. Oleh karena itu, peran pemimpin pengetahuan berada dalam perkembangan. Secara khusus, keberadaan kelompok pemimpin ini baru sekitar enam tahunan. Pemimpin pengetahuan berasal dari berbagai latar belakang seperti konsultan, akademisi, bagian keuangan, pemasaran, keteknikan, teknologi informasi, penelitian dan pengembangan, pelayanan pelanggan, termasuk dari bagian SDM. Pemimpin pengetahuan memiliki pengalaman dan kepakaran dalam berbagai bidang seperti bidang pemrograman, statistik, pelibatan pegawai, pengembangan organisasi, pelatihan, pemasaran dan penelitian. Pemimpin pengetahuan juga memiliki kepekaan terhadap apa yang terjadi di pasar, dampak perubahan yang terjadi dengan cepat dan perubahan sifat hubungan pekerja dan pelanggan. Keberadan pemimpin pengetahuan merupakan strategi baru dan peran formal dan informal orang-orang dalam bagian sumber daya manusia. Pemimpin pengetahuan merupakan fungsi dan peran senior dengan segala kewenangannya. Perbedaan pemimpin pengetahuan dengan pengarah pengetahuan lainnya dapat dipahami. Biasanya, keberadaan pemimpin pengetahuan dimaksudkan sebagai katalisator kreasi pengetahuan. Dalam banyak hal, pemimpin pengetahuan ini didelegasi oleh kepala eksekutif organisasi dan melapor ke manajemen puncak. Pemimpin pengetahuan seringkali lebih berperan 23 sebagai penyebar ajaran agama, pendidik dan penata forum dari pada sebagai manajer proyek manajemen pengetahuan. Berbagai titel atau simbol – seperti kepala bagian pembelajaran, kepala bagian pengetahuan, arsitek pengetahuan, insinyur pengetahuan - digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan komunitas ini. Sebutan ini digunakan karena pada kenyataannya ada perbedaan dalam cakupan tugas yang diemban, alasan yang mendasari mengapa melaksanakan tugas tertentu dan seberapa besar pengaruh yang dipegang oleh anggota komunitas tersebut. Pemimpin pengetahuan seringkali bertindak sebagai visionaris dan penghubung. Oleh karena itu, ada tiga cara efektif untuk membangun kapabilitas dan menjadikan organisasinya terintegrasi, yakni: uang yang beredar, orang-orang yang bergerak dan gagasan yang bergulir ke seluruh organisasi. Pekerjaan pemimpin pengetahuan adalah membantu mematahkan sekat antar unit-unit kegiatan, fungsi-fungsi dan lokasi geografis, serta langit-langgit di antara lapisan hirarkis. Pemimpin pengetahuan juga bekerja untuk meruntuhkan sekat yang membatasi organisasi dengan lingkungan – pemerintah, dunia usaha dan industri, pelanggan, pemasok sekolah yang lebih rendah, pembuat aturan dan sebagainya. Uraian di atas memberi pemahaman bahwa deskripsi para profesional manajemen pengetahuan boleh jadi lebih banyak diceritakan dari pada titel jabatan formalnya. Peran pemimpin pengetahuan itu diisi oleh orang yang mau menjembatani gagasan orang-orang pada keseluruhan “silos” dan alur bisnis dan membuat organisasinya adaptif dan bereaksi terhadap persaingan yang lebih baru dan lebih jelimet. 24

1. Tugas Kepala Sekolah selaku Pemimpin Pengetahuan

Pada prinsipnya, tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pengetahuan adalah mempercepat pertumbuhan organisasi sekolah berbasis pengetahuan. Organisasi berbasis pengetahuan adalah nama yang diberikan kepada organisasi yang menjadikan pengetahuan sebagai sumber daya saingnya Ruggles dan Holtshouse, 1999. Peran pemimpin pengetahuan dalam organisasi berbasis pengetahuan, khususnya yang diberi gelar Chief Knowledge Organization CKO sangat kompleks dan multi-segi. Dari semua tanggung jawab CKO yang ditetapkan, ada tiga di antaranya yang dianggap paling penting, yakni membangun budaya pengetahuan, menciptakan infrastruktur manajemen pengetahuan dan menjadikan semua tugas CKO terlaksana secara ekonomis Davenprot dan Prusak.

2. Kepala Sekolah Selaku Pemimpin Pengembangan

Kepala sekolah yang kreatif membuat asumsi yang dapat mengarahkan tindakan dan perilakunya. Hal ini sesuai pemikiran Maslow 1998 dalam Gilley dan Maycunich 2001 bahwa pemimpin pengembangan membuat asumsi mengenai pekerjanya. Pemimpin pengembangan dipercaya untuk memerankan keahlian dan kemampuan yang terbaik; Berhak memperoleh informasi mengenai keputusan, misi dan strategi organisasi; Berkeinginan menjadi kontributor lebih dari sekedar selaku pengamat pasif; Berkeinginan mengatasi resiko jika organisasi mengembangkan jaring pengaman; Menikmati kerjasama tim dan harmonitas kelompok; Kemampuannya dapat ditingkatkan; Berkeinginan untuk tumbuh dan berkembang; Ingin dianggap penting, dibutuhkan, berguna, sukses, 25 dihargai dan direspek; Ingin mengembangkan hubungan baik dengan pemimpin, manajer dan koleganya; Menginginkan pekerjaan yang bermakna; Berkeinginan memperoleh penghargaan dan pengakuan atas prestasi yang dicapai; Menginginkan tanggung jawab atas ketergantungan dan kepasifannya; Menginginkan pendekatan kepemimpinan yang diarahkan oleh dirinya sendiri terhadap pendekatan otoritas; Menginginkan organisasinya berhasil dan mencapai tujuan dan sasaran bisnisnya. Agar pendekatan kepelayanan dapat terwujud, pemimpin tersebut menerapkan kesepuluh prinsip kepemimpinan pengembangan yang dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu: Prinsip yang berorientasi pada aspek intrinsik, Prinsip yang berorientasi pada pekerja, Prinsip yang berorientasi pada kinerja, dan Prinsip yang beroientasi pada organisasi. 26

BAB IV KEPEMIMPINAN KREATIF DAN INOVATIF

KEPALA SEKOLAH

A. Meraih Kinerja Unggul dengan Melejitkan Kreativitas

Kreativitas merupakan kekuatan hidup dan energi yang mengarah pada kemanfaatan dan keunggulan organisasi sekolah. Dalam setiap organisasi sekolah yang unggul, kreativitas muncul dalam setiap rumpun atau bidang pada semua jenjang dimana keunikan warga sekolah khususnya guru dan pegawai dihargai dan dirayakan. Oleh karena itu, tugas kepala sekolah adalah mengapresiasi apa yang terbaik dalam diri guru dan pegawai, termasuk dalam diri anak didiknya. Kepala sekolah perlu tahu bahwa kekayaan organisasi sekolah sama dengan kualitas gagasan inovatif yang dimiliki oleh setiap guru dan pegawai. Kepala sekolah juga perlu tahu bahwa sebagian besar warga sekolah kreatif sama dengan dorongan yang diberikan untuk menjadi kreatif. Manfaat modal intelektual ini dapat diraih melalui proses dan lingkungan yang dirancang untuk menghargai perbedaan individu dan menerapkannya dalam memecahkan masalah secara kreatif, mengatasi tantangan secara kreatif dan membuat keputusan besar serta melaksanakan solusi yang ditetapkan. Drucker pernah menyatakan bahwa kebanyakan apa yang terlihat dalam inovasi yang berhasil bukanlah merupakan kejadian yang menyenangkan dari silaunya kekaburan pemahaman, melainkan lebih merupakan penerapan secara cermat atas sesuatu yang tidak spektakuler dengan mengikuti disiplin manajemen yang sistematis. 27