31 Tabel 4. Interpretasi Gugus Fungsi Spektrum FTIR Selulosa dan Selulosa Asetat
No. Jenis Gugus Fungsi
Bilangan Gelombang Selulosa
Bilangan Gelombang Selulosa Asetat
1. -OH ulur
3426,54 cm
-1
3459,56 cm
-1
2. C=O ester
- 1751,80 cm
-1
3. C-H tekuk
1377,91 cm
-1
1378,83 cm
-1
4. C-O-C ester
- 1242,29 cm
-1
5. C-O ulur
1059,40 1047,62
2. Uji Konduktivitas
Berdasarkan hasil penelitian, harga konduktivitas membran selulosa asetat pada berbagai konsentrasi pemlastis dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hubungan Konduktivitas dengan Variasi Konsentrasi DBP No. Konsentrasi DBP
Konduktivitas S cm
-1
1. 0 dibuthyl phthalate
5,78x10
-3
2. 10 dibuthyl phthalate
5,52x10
-3
3. 15 dibuthyl phthalate
4,01x10
-4
4. 20 dibuthyl phthalate
1,7x10
-3
5. 25 dibuthyl phthalate
2,42x10
-2
6. 30 dibuthyl phthalate
1,02x10
-2
3. Analisis Gugus Fungsi Menggunakan Spektrofotometer FTIR
Spektrum hasil analisis membran elektrolit selulosa asetat menggunakan spektrofotometer FTIR dapat dilihat pada Gambar 13.
32
4x10
9
3x10
9
2x10
9
1x10
9
Bilangan Gelombang cm
-1
Blangko DBP 25
Gambar 13. Spektrum FTIR Membran Blangko dan Membran Elektrolit Berdasarkan spektrum pada Gambar 15. perbedaan bilangan gelombang antara
membran blangko dan membran elektrolit dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perbedaan Bilangan Gelombang pada Membran Blangko dan Membran
Elektrolit.
No. Jenis Gugus
Fungsi Membran Blangko
Membran Elektrolit Selulosa Asetat
Bilangan Gelombang cm
-1
Bilangan Gelombang cm
-1
1. -OH ulur
3439,08 3431,32
2. C=O ester
- 1732,90
3. C=O
1638,94 1639,96
4. C=C aromatik
- 1462,34
5. C-H tekuk
1382,26 1379,61
6. C-O-C
1250,69 1241,85
7. C-O ester
1054,75 1055,12
8. -Li
620,89 605,47
T a.u
33
4. Uji Foto Permukaan
Hasil foto permukaan membran elektrolit selulosa asetat dengan mikroskop optik dapat dilihat pada Gambar 14.
a. Blangko
b. DBP 10
c. DBP 15
d. DBP 20
e. DBP 25
f. DBP 30
Gambar 14. Foto Permukaan Membran Elektrolit Selulosa Asetat
B. Pembahasan
1. Isolasi Selulosa
Isolasi selulosa menggunakan daun pandan laut yang sudah dikeringkan dengan sinar matahari. Daun pandan yang telah dipotong kecil-kecil direndam
34 dalam air selama 3 hari dengan mengganti air rendaman setiap 24 jam sekali.
Kemudian daun pandan laut direbus selama 20 menit dengan tujuan menghilangkan gula pentosa, tanin, dan zat warna yang terdapat pada daun dan
melunakkan struktur daun yang keras sehingga lebih mudah untuk dihaluskan yang kemudian dikeringkan. Tahap selanjutnya adalah perendaman daun pandan
laut dalam NaOH 2 M untuk melarutkan kandungan lignin sehingga mempermudah pemisahan lignin dengan serat dan NaOCl 0,5. Perendaman
dengan NaOCl 0,5 ini bertujuan untuk membuat warna lebih putih pada serbuk selulosa daun pandan laut yang diperoleh.
Pada isolasi selulosa terdapat tahap delignifikasi yang berfungsi untuk menghilangkan lignin atau mereduksi jumlah komponen selain selulosa. Tahap ini
menghasilkan komponen utama selulosa yang akan dimodifikasi menjadi selulosa asetat. Larutan NaOH 2 M bertujuan untuk menyerang, merusak struktur lignin,
menyebabkan penggembungan struktur selulosa, dan dapat melarutkan lignin Heradewi, 2007.
Hasil isolasi selulosa dari daun pandan laut dapat dilihat pada Gambar 10. selulosa yang dihasilkan berupa serbuk dan berwarna putih kecoklatan.
Selanjutnya selulosa dikarakterisasi dengan spektrofotometer FTIR. Hasil dari FTIR menunjukkan adanya serapan pada daerah 3426,54 cm
-1
menandakan adanya vibrasi regang
–OH, daerah serapan 1377,91 cm
-1
menunjukkan adanya C- H tekuk, dan pada daerah 1059,40 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C-O ulur.
35
2. Sintesis Selulosa Asetat