Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Jasa Indonesia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013
ABSTRAK
Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap
Dividend Payout Ratio
Perusahaan Jasa Indonesia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009
–
2013
Oleh :
Baron Nickolas
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemajuan indutri jasa di Indonesia yang terus
berkembang dikarenakan jasa tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan manusia.
Penelitian ini menggunakan dua belas perusahaan sebagai sampel. Variabel tidak
terikat dalam penelitian ini yaitu struktur modal yang diproksikan dengan
Debt To
Equity Ratio
dan profitabilitas yang diproksikan dengan
Return To Asset
dan
variable terikat dalam penelitian ini yaitu
Dividend Payout Ratio.
Hasil penelitian ini DER dan ROA secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap DPR. Secara parsial DER berpengaruh negative signifikan terhdap DPR dan
ROA tidak berpengaruh terhadap DPR.
(2)
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP
DIVIDEND PAYOUT RATIO
PERUSAHAAN JASA INDONESIA
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2013
OLEH
BARON NICKOLAS
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
(3)
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP
DIVIDEND PAYOUT RATIO
PERUSAHAAN JASA INDONESIA
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2209-2013
(Skripsi)
Oleh
BARON NICKOLAS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
(4)
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangka Pemikiran ... 9
3.1 Uji Heteroskedisitas ... 33
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1.1.Perusahaan Jasa Di Indonesia ... 2
1.2 Pertumbuhan Total Hutang Perusahaan Jasa Di Indonesia ... 3
1.3 Pertumbuhan Total Ekuitas Perusahaan Jasa Di Indonesia... 4
1.4 Pertumbuhan Total Laba Bersih Perusahaan Jasa Di Indonesia ... 5
1.5 Pertumbuhan Total Aset Perusahaan Jasa Di Indonesia ... 5
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 21
3.1 Daftar Perusahaan Jasa yang Menjadi Sample Penelitian... 25
3.2 Stastik Deskriptif ... 28
3.3 Uji Statistik kolmogorof-Smirinov ... 29
3.4 Pengujian Multikoliniearitas ... 30
3.5 Uji Autokorelasi ... 32
4.1 Pertumbuhan Rasio DER Perusahaan Jasa Indonesia Pada Tahun
2009-2013 ... 39
4.2 Pertumbuhan Rasio ROA Perusahaan Jasa Indonesia Pada Tahun
2009-2013 ... 41
4.3 Pertumbuhan Rasio DPR Perusahaan Jasa Indonesia Pada Tahun
2009-2013 ... 42
4.4 Analisi Regresi Linier Berganda ... 43
4.5 Hasil Uji Statistik F ... 44
4.6 Uji Statistik t ... 45
(6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YESUS KRISTUS, yang telah
memberikan kesehatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul
“
Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas
Perusahaan Jasa Indonesia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2013
”
.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar S1 dan juga melatih mahasiswa untuk
berpikir cerdas dan kreatif dalam menulis karya ilmiah.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.
Bandar Lampung, 12 Agustus 2015
Penulis,
(7)
MOTO
“Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur
banyak, akan menuai banyak juga. (2 Korintus 9:6)”
“
Keep Moving Forward, opening new doors, and doing new thing, because we’re
curious and curiousitykeeps leading us down new path
(Walts Disney)”
(8)
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan dan rasa syukur kepada TUHAN YESUS KRISTUS
kupersembahkan karyaku ini kepada:
“ Papa dan Mama tersayang yang telah memberikan kasih sayang, dukungan
materi, doa, serta motivator terbesar dalam hidupku”
“
Adikku tersayang (
Vania Maretha)”
“All my great family and friends”
(9)
(10)
(11)
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Pandapotan Tambunan, dilahirkan di
Menggala-Lampung pada tanggal 21 November 1993 dari pasangan berbahagia Bapak
Lusuis dan Ibu Dita Apriantika sebagai anak ke pertama dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Immanuel pada tahun
2005, melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Immanuel
tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Immanuel pada tahun 2011.
Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas
Lampung, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonopmi dan Bisnis melalui jalur
SNMPTN.
(12)
SANWACANA
Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang tulus
membantu, membimbing dan mendoakan. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si. selaku dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
2.
Ibu Hj. Aida Sari, S.E.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3.
Ibu Yuningsih, S.E.,M.Si. selaku Serkertaris Jurusan Manjemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4.
Bapak Iban Sofyan, S.E.,M.Si. selaku pembimbing I yang telah memberikan
masukan, bimbingan serta motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
5.
Ibu R.A Fiska Huzaiamh S.E.,M.Si. selaku pembimbing II yang telah
memberikan masukan, bimbingan serta motivasi kepada peneliti sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
6.
Bapak Ahmad Faisol,
S.E.,M.Si. selaku pembimbing I yang telah
membimbing peneliti hingga seminar usul
7.
Bapak Dr. Irham Lihan, S.E.,M.Si selaku penguji utama dan pembimbing
akademik yang telah memberikan kritik, saran, dan nasehat berharga.
8.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.
9.
Seluruh Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
10. Keluarga tercinta, Bapak, Ibu dan adikku Vania Maretha, yang selalu
memberikan motivasi dorangan an pertolongan berupa dukungan hingga saat
ini.
11. Sahabat terbaik I Putu Ajie Windu, Sabar Sahat Nainggolan, Josua Fanny,
Kabul Prastyo, Yulius Marlican, M. Faris Haqqani, M. Nuzirwan, Jhonny
sanjaya, Arief Ramadhan, Achmad Aristya atas dukungan dan dorangan
terhadap peneliti
(13)
12. Terimakasih kepada seluruh mahasiswa Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung atas waktu yang telah dihabiskan bersama
selama masa kuliah\
13. Terimakasih Almamater tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung
Semoga atas segala bantuan, doa, motivasi, dan dukungan menjadi yang terbaik
untuk penulis, dan kiranya semuanya diberkati Tuhan Yesus. Penulis berharap
kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.
Bandar Lampung, Agustus 2015
Penulis
(14)
(15)
DAFTAR PUSTAKA
Dajan, Anto. 2000.
Pengantar Metode Statistik
. Jakarta: LP3ES.
Darmawan, Gusti Ketut Agung. 2013.
Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Dan
Return On Assets (ROA) Terhadap Penilaian Rating Obligasi Pada Industri Wood
Based And Agro Yang Terdaftar Di PERINDO.
Bandarlampung. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Detiana, Tita. 2009.
Faktor
–
Faktor Yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen
Kas.
Jakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti.
Faulkender, Michael. 2006.
Capital Structure And Dividend Policy. Washington
University. St. Louise.
Ghozali, Iman. 2001.
Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS.
Semarang:
Badan Penerbit UNDIP.
Hanafi, Manduh M. 2009.
Manajemen Keuangan.
Jogjakarta:
BPFE-YOGYAKARTA.
Lopolusi, Ita. 2013.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Periode 2007
–
2011
. Surabaya. Fakultas Bisnis Dan Ekonomika Universitas
Surabaya
Laitiefasari, Hana Diana. 2011.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Dipeogoro.
Pratiwi, Dewi Made. 2011.
Pengarug Sturuktr Modal Dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Free Cash Flow Dan kebijakan Dividen Pada Perusahaan
–
Perusahaan Go-Public Di Bursa Efek Indonesia
. Denpasar. Manajemen Program
Pascasarjana Universitas Udayana.
Rini, Prastiwa Ika. 2012.
Penagruh Profitabilitas Dan Kebijakan Hutang
Perusahaan Food And Beverage Indonesia
. Jawa Timur. Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”.
(16)
Sanusi, Anwar. 2014.
Metodologi Penelitian Bisnis
. Jakarta: Salemba Empat.
Utomo, Bambang Sakti Aji Budi. 2009.
Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan
Investasi, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Inidonesia Tahun 2003
–
2007
. Surakarta. Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Yuliani, Kiki. 2013.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Profitabilitas Dan Struktur Aset Trhadap Kebijakan Hutang
.
Bandarlampung. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Darminto. 2008.
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Sturktur Modal Dan Struktur
Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Dividen
. Malang. Fakultas Ilmu
Adminitrasi Universitas Brawijaya.
Sugeng, Bambang. 2009.
Pengaruh Struktur Modal Dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia
. Malang. Fakultas Ekonomi
Universitas Negri Malang.
www.sahamok.com
www.idx.co.id
(17)
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK
...
i
HALAMAN JUDUL
... ii
HALAMAN PERSETUJUAN
... iii
HALAMAN PENGESAHAN
... iv
PERNYATAAN... v
RIWAYAT HIDUP
... vi
MOTTO
... vii
PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR
... ix
SANWACANA
... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL
... xiv
DAFTAR GAMBAR
... xv
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian... 7
1.3.2 Manfaat Peneliatian ... 7
1.4 Kerangka Pemikiran... 8
1.5 Hipotesis ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Modal ... 10
2.1.1
Komponen Struktur Modal ... 11
(18)
2.1.1.2 Modal Sendiri... 12
2.1.2
Debt To Equity Ratio
... 12
2.2 Profitabilitas... 13
2.2.1
Return To Asset
... 14
2.3 Kebijakan Dividen ... 15
2.3.1
Teori Dividen Tidak relevan... 16
2.3.2
Teori bird in the hand
... 17
2.3.3 Perbedaan Pajak ... 18
2.3.4
Terori
signaling hypothesis...
18
2.3.5
Teori
Clientele Effect ... 19
2.3.6
Devidend Payout Ratio ... 20
2.4 Hubungan Struktur Modal Terhadap Dividend Payout Ratio... 20
2.5 Hubungana Profitabilitas Terhadap Dividen Payout Ratio... 21
2.6 Penelitian Terdahulu ... 21
III METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian ... 23
3.2
Jenis Dan Sumber ... 23
3.3
Metode Pengumpulan Data ... 24
3.4
Populasi Dan Sampel... 24
3.5
Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel... 25
3.5.1
Variabel Penelitian ... 25
3.5.2
Definisi Operasional Variabel ... 26
3.5.2.2 Variabel Dependen ... 26
3.5.2.3 Variabel Indenpenden ... 26
3.6
Alat Analisis ... 27
3.6.1
Uji Asumsi klasik ... 28
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 28
3.6.1.2 Uji Multikolinier ... 29
3.6.1.3 Uji Autokorelasi... 31
3.6.1.4 Uji Heteroskedisitas ... 32
3.6.2 Analisis Linier Berganda... 34
3.6.3 Uji Hipotesis... 36
3.6.3.1 Uji Statistik F ... 36
3.6.3.2 Uji Statistik t ... 37
3.6.3.3 Koefesien Determinasi R2 ... 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis ... 39
4.1.1 Analisis Perkembangan Struktur Modal (DER) Perusahaan Jasa
Indonesia ... 39
4.1.2 Analisis Perkembangan Profitabilitas (ROA) Perusahaan Jasa
Indonesia... 40
4.1.3 Analisis Perkembangan
Dividend Payout Ratio (
DPR)
Perusahaan Jasa Indonesia ... 42
(19)
4.2 Hasil Perhitungan ... 43
4.2.1 Analisi Linier Berganda ... 43
4.2.2 Uji Statistik F ... 44
4.2.3 Uji Statistik t ... 45
4.2.4 Koefesien Determinasi R2 ... 46
4.3 Pembahasan Hasil Hitungan ... 46
4.3.1 Analisis Struktur Modal Terhadap
Dividend Payout Ratio
(DPR) ... 47
4.3.2 Analisis Profitabilitas Terhadap
Dividend Payout Ratio
(DPR) ... 48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... 50
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(20)
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1.1.Perusahaan Jasa Di Indonesia ... 2
1.2 Pertumbuhan Total Hutang Perusahaan Jasa Di Indonesia... 3
1.3 Pertumbuhan Total Ekuitas Perusahaan Jasa Di Indonesia... 4
1.4 Pertumbuhan Total Laba Bersih Perusahaan Jasa Di Indonesia ... 5
1.5 Pertumbuhan Total Aset Perusahaan Jasa Di Indonesia ... 5
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 21
3.1 Daftar Perusahaan Jasa yang Menjadi Sample Penelitian... 25
3.2 Stastik Deskriptif... 28
3.3 Uji Statistik kolmogorof-Smirinov ... 29
3.4 Pengujian Multikoliniearitas ... 30
3.5 Uji Autokorelasi ... 32
4.1 Pertumbuhan Rasio DER Perusahaan Jasa Indonesia Pada Tahun
2009-2013 ... 39
4.2 Pertumbuhan Rasio ROA Perusahaan Jasa Indonesia Pada Tahun
2009-2013 ... 41
4.3 Pertumbuhan Rasio DPR Perusahaan Jasa Indonesia Pada Tahun
2009-2013 ... 42
4.4 Analisi Regresi Linier Berganda ... 43
4.5 Hasil Uji Statistik F... 44
4.6 Uji Statistik t ... 45
(21)
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangka Pemikiran... 9
3.1 Uji Heteroskedisitas
33
(22)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi Indonesia tepatnya di industri jasa sangat menjanjikan.
Kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan jasa yang ada. Argumen ini terbukti dari kehidupan sehari-hari kita
yang terus merasakan jasa yang telah diberikan oleh perusahaan penyedia jasa
mulai dari jasa keuangan, kontruksi, media iklan, dan sebagainya. Perusahaan
yang bergerak dalam industri ini mulai membuat perusahaannya menjadi
perusahaan terbuka untuk mendapatkan modal demi meningkatkan nilai dan
kualitas jasa perusahaan. Kesempatan inilah yang harus diambil oleh para
investor
untuk menanamkan dananya ke perusahaan demi mendapatkan pendapatan atau
tingkat pengembalian investasi (
return of investment)
baik berupa pendapatan
deviden (
deviden yield)
maupun selisih harga jual saham terhadap harga belinya
(
capital gain).
Umumnya para investor menginginkan perusahaan yang dapat membagikan
deviden yang relatif stabil sehingga para investor dapat percaya akan perusahaan
yang ditanamkan modal dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Namun pada
kenyataannya perusahaan baru akan membagikan deviden setelah melalui
(23)
2
beberapa pertimbangan seperti keperluan untuk re-investasi yang mungkin lebih
menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat
pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran
dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham,
2005).
Melihat kesempatan ini perusahaan jasa di Indonesia menggunakannya untuk
mendapatkan kepercayaan dari para
investor
untuk menambah modal mereka .
Cara yang digunakan oleh perusahaan jasa untuk menarik investor adalah dengan
memberikan dividen yang stabil dari tahun ke tahun. Berikut perusahaan yang
secara berturut-turut memberikan dividen dari Tahun 2009 hingga Tahun 2013.
Tabel 1.1 Perusahaan jasa di Indonesia
NO
KODE
SAHAM
NAMA
EMITEN
1
ASRM
Asuransi Ramayana Tbk
2
CLPI
Colorpak Indonesia Tbk, PT
3
JKON
Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
4
JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk
5
LTLS
Lautan Luas Tbk, PT
6
MFIN
Mandala Multifinance Tbk
7
MICE
Multi Indocitra Tbk, PT
8
MNCN
PT. Media Nusantara Citra Tbk
9
PEGE
Panca Global securities Tbk
10
POOL
Pool Advista Indonesia Tbk
11
RALS
Ramayana Lestari Sentosa Tbk
12
SMRA
Sumarecon Agung Tbk
(24)
3
Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan ditentukan melalui rapat umum
pemegang saham yang dilakukan para pemegang saham dan manajemen
perusahaan. Pertimbangan tersebut dengan melihat masalah interen keuangan
perusahaan salah satunya adalah struktur modal perusahaan. Struktur modal
adalah merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat
permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu
struktur keuangan adalah perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri.
Dengan kata lain struktur modal adalah merupakan bagian dari struktur keuangan.
Sartono, 2001 dalam Tita Detiana 2009.
Tabel 1.2 Pertumbuhan Total Hutang Perusahaan Jasa Di Indonesia Tahun 2009
-2013 ( Dalam Jutaan Rupiah)
KODE SAHAM
TOTAL HUTANG
2009 2010 2011 2012 2013
ASRM 737.190 815.698 873.604 810.412 804.528
CLPI 103.889 140.879 242.989 276.769 248.784
JKON 864.165 1.192.551 1.347.596 1.542.127 1.800.740
JSMR 8.428.822 10.849.302 12.555.380 14.965.765 17.499.365
LTLS 1.125.280 1.570.690 1.686.447 1.921.227 2.141.840
MFIN 1.584.748 2.544.890 3.057.878 3.174.288 2.840.814
MICE 38.751 86.126 126.444 130.159 133.335
MNCN 2.754.897 2.220.417 1.963.727 1.663.780 1.871.706
PEGE 653.775 584.565 691.698 961.946 1.366.688
POOL 96.398 78.634 97.575 78.118 84.415
RALS 736.529 805.546 917.646 1.031.480 1.161.385
SMRA 2.735.479 3.982.107 5.622.074 7.060.986 9.001.470
rata-rata 1.654.994 2.072.617 2.431.922 2.801.421 3.246.256
Sumber : www.idx.co.id
Total hutang dari perusahaan jasa yang terdapat pada Tabel 1.2 menunjukan
bahwa total hutang dari perusahaan jasa mengalami kenaikan dari Tahun 2009
hingga 2013. Puncak hutang tertinggi selama lima tahun terdapat pada Tahun
2013
(25)
4
Tabel 1.3 Pertumbuhan Total Ekuitas Perusahaan Jasa Di Indonesia Tahun
2009-2013 (Dalam jutaan Rupiah)
KODE SAHAM
TOTAL EKUITAS
2009 2010 2011 2012 2013
ASRM 1.126.808 1.141.699 1.136.650 1.160.513 1.183.233
CLPI 115.308 134.499 179.352 205.405 213.060
JKON 663.910 742.957 859.561 1.015.603 1.616.272
JSMR 7.183.378 7.619.389 8.360.509 9.787.785 10.866.980
LTLS 763.343 1.020.449 953.851 1.133.547 1.390.195
MFIN 1.472.954 1.584.025 1.724.536 1.888.478 1.125.544
MICE 251.972 257.576 306.156 339.170 495.402
MNCN 4.286.176 4.767.037 6.834.503 7.297.162 7.743.574
PEGE 328.026 358.147 579.847 700.434 930.303
POOL 128.834 108.316 143.556 160.108 174.937
RALS 2.472.618 2.680.436 2.841.397 3.041.885 3.217.171
SMRA 1.717.776 2.139.886 2.477.099 3.815.399 4.567.666
rata-rata 1.709.259 1.879.535 2.199.751 2.545.457 2.793.695
Sumber : www.idx.co.id
Tabel 1.3 merupakan total ekuitas perusahaan jasa selama lima tahun. Total
rata-rata pertumbuhan ekuitas perusahaan jasa mengalami kenaikan yang teratur
selama lima tahun.
Perusahaan yang mempunyai struktur modal dengan komposisi ekuitas lebih
besar dari total hutang menyebabkan meningkatnya dividen karena dengan
tingginya ekuitas menyebabkan para pemegang saham akan menuntut dividen
selain itu perusahaan juga akan membagikan dividen untuk mendapat kepercayaan
dari pemegang saham atau investor oleh karena itu diasumsikan kebijakan dividen
dipengaruhi oleh perubahan struktur modal selain itu perusahaan yang
mempunyai hutang yang tinggi akan mendahulukan kewajibannya untuk
membayarkan hutangnya daripada untuk membagikan dividen kepada para
pemegang saham.
(26)
5
Dividen yang dibagikan bersumber dari penghasilan yang didapat perusahaan dari
kegiatan operasionalnya. Tabel berikut merupakan pertumbuhan laba bersih dari
perusahaan jasa di Indonesia dari Tahun 2009 hingga 2013
Tabel 1.4 Laba Bersih Perusahaan Jasa Di Indonesia Tahun 2009
–
2013 ( Dalam
Jutaan Rupiah)
KODE
SAHAM
LABA BERSIH
2009
2010
2011
2012
2013
ASRM
22.048 24.382 25.648 32.642 33.721CLPI
30.909 28.441 31.035 34.800 34.800JKON
125.968 115.364 137.103 185,245 210.967JSMR
992.693 1.193.486 1.180.499 1.536.346 1.236.626LTLS
85.925 86.982 105.220 147.869 309.443MFIN
108.105 132.662 180.261 218.002 258.929MICE
30.344 28.153 36.375 46.640 45.841MNCN
385.617 730.218 1.153.383 1.781.284 1.791.090PEGE
16.171 18.223 20.119 19.385 21.912POOL
8.404 11.605 12.742 11.963 2.438RALS
334.763 354.752 373.841 413.368 388.166SMRA
167.342 233.477 338.706 792.085 1.095.888Rata-rata
192.357 246.479 299.578 419.547 452.485Sumber : www.idx.co.id
Rata-rata pertumbuhannya selalu meningkat dari tahun 2009 hinga 2013.
Pertumbuhan laba bersih perusahaan jasa di Indonesia mengalami pertumbuhan
yang teratur namun jika dilihat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2011 ke
2012. Jika dilihat kenaikan laba yang besar pada tahun 2012 disertai jumlah total
hutang yang turun pada tahun 2012.
(27)
6
Tabel 1.5 Total Aset Perusahaan Jasa Di Indonesia Tahun 2009
–
2013 (Dalam
jutaan Rupiah)
KODE
SAHAM
TOTAL ASET
2009
2010
2011
2012
2013
ASRM
364.014
457.415
810.254
1.070.925
1.167.762
CLPI
219.198
275.390
454.189
454.189
489.830
JKON
1.538.696
1.952.978
2.207.158
2.557.731
3.417.012
JSMR
16.174.263
18.952.129
20.915.890
24.753.551
28.366.345
LTLS
3.081.130
3.591.139
4.040.298
4.054.774
4.040.298
MFIN
3.128.916
2.057.703
3.782.414
4.062.766
3.966.358
MICE
290.724
371.830
432.600
469.330
628.738
MNCN
7.641.364
8.196.543
8.798.230
8.960.942
9.615.280
PEGE
204.714
367.468
241.131
178.227
199.353
POOL
139.766
147.404
136.584
143.098
145.332
RALS
3.209.210
3.485.982
3.759.043
4.073.365
4.378.556
SMRA
4.460.277
6.139.640
8.099.174
10.876.386
13.659.136
rata-rata
3.371.023
3.832.968
4.473.080
5.137.940
5.839.500
Sumber : www.idx.co.id
Tabel 1.5 merupakan pertumbuhan total aset dari perusahaan jasa yang ada di
Indonesia. Perkembangan aset perusahaan jasa di Indonesia terus meningkat dari
tahun 2009 hingga 2013. Rata-rata total aset perusahaan jasa mengalami
peningkatan teringgi pada tahun 2013 dengan pertumbuhan yang tinggi dibanding
tahun-tahun sebelumnya. Melihat pertumbuhan aset dari perusahaan jasa
menunjukan bahwa perusahaan jasa di Indonesia mempunyai dana yang cukup
untuk dapat membagikan dividen kepada investor sehingga perusahaan jasa
menjadi pilihan yang cukup tepat bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Selain itu perusahaan yang mempunyai kempampuan untuk menghasilkan laba
secara maksimal memiliki potensi yang tinggi untuk dapat memberikan dividen
terhadap para pemegang saham.
(28)
7
Melihat uraian mengenai fenomena yang telah terjadi dan dinamika penelitian ,
penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis dalam penelitian yang berjudul
“
Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap
Dividend Payout Ratio
Perusahaan Jasa Di Indonesia
”.
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latarbelakang, masalah dalam penelitian ini adalah
“apakah struktur
modal dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap
dividend payout
ratio
pada perusahaan jasa di Indonesia?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penulisan
Bedasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini antara lain
adalah untuk mengetahui hubungan antara struktur modal dan profitabilitas
terhadap
dividend payout ratio
pada perusahaan jasa di Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penelitian ini terbagi atas manfaat teoritis dan praktis, yaitu sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
Sebagai sarana belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai
manajemen keuangan khususnya dalam menganalisa pengaruh struktur
modal, profitabilitas yang berpengaruh terhadap
dividend payout ratio
.
(29)
8
2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para investor sebagai informasi untuk
mengambil keputusan dalam melakukan investasi ke sebuah perusahaan.
1.4 Kerangka Pemikiran
Dividen merupakan salah satu alasan para investor menanamkan modal ke sebuah
perusahaan namun pada kenyataan perusahaan baru akan membagikan deviden
setelah melalui beberapa pertimbangan dari masalah interen maupun eksteren.
Perusahaan yang mempunyai struktur modal dengan komposisi ekuitas yang
tinggi biasanya dividen yang dibagikan tinggi karena perusahaan dengan
komposisi ekuitas yang berasal dari saham menyebabkan para pemegang saham
menuntut dividen. Selain itu,Perusahaan dengan rasio hutang yang tinggi akan
menyebabkan menurunnya potensi perusahaan untuk memberikan dividen kepada
pemegang saham selain itu perusahaan juga harus memenuhi kewajiban untuk
membayar hutang dari pada membagikan dividen kepada pemegang saham oleh
karena itu rasio hutang memiliki pengaruh negative terhadap dividen yang
diberikan.
Selain dari struktur keuangan,perusahaan akan membagikan dividen kepada
pemegang saham bila perusahaan mendapatkan keuntungan berupa laba.
Perusahaan yang mempunyai laba akan memiliki potensi besar untuk dapat
membagikan dividen kepada pemegang saham karena dividen berasal dari laba
yang didapat oleh perusahaan sehingga ROA memiliki pengaruh positif terhadap
dividen yang akan dibagikan.
(30)
9
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran
1.5 Hipotesis
Bedasarkan penjelasan pada latarbelakang dan kerangka pemikiran maka hipotesis
yang dapat diajukan adalah :
1. Strukur modal (DER) berpengaruh negatif terhadap
Dividend Payout Ratio
(DPR).
2. Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap
Dividend Payout Ratio
(DPR).
Struktur Modal Profitabilitas
DER (
ROA
Perusahaan mendapatkan keuntungan berupa laba Para pemegang
saham menuntut dividen
dividend payout ratio
(DPR)
(31)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur modal
Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang
bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Sementara itu struktur keuangan adalah perimbangan antara total hutang dengan
modal sendiri. Dengan kata lain struktur modal adalah merupakan bagian dari
struktur keuangan
Pada dasarnya tugas manajer keuangan perusahaan adalah berusaha mencari
keseimbangan finansial neraca yang dibutuhkan serta mencari susunan kualitatif
neraca tersebut dengan sebaik-baiknya. Menentukan struktur modal yang optimal,
para manajer keuangan perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting sebagai
yaitu Tingkat penjualan, Struktur asset, Tingkat pertumbuhan perusahaan,
Profitabilitas
, Variabel laba dan perlindungan pajak, Skala perusahaan, dan
Kondisi intern perusahaan dan Ekonomi makro. (Sartono, 2001).
Tujuan struktur modal adalah memadukan sumber pendanaan yang digunakan
oleh perusahaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan dengan cara
(32)
dan menyeimbangkan antara risiko dan tingkat pengembalian. Struktur modal
(penggunaan hutang) merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar.
Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan
karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal
tersebut ke investor. Manajer bisa menggunakan hutang lebih banyak, sebagai
sinyal yang lebih
credible
. Perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang
sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang.
Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau
sinyal positif (Ross, 1977).
2.1.1 Komponen Struktur Modal
2.1.1.1 Hutang Jangka Panjang
Jumlah hutang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinjaman yang
digunakan dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman ini dapat berupa hutang
jangka pendek maupun hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya pinjaman
jangka panjang jauh lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003), hutang jangka panjang merupakan salah
satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari
satu tahun, biasanya 5
–
20 tahun. Pinjaman jangka panjang dapat berupa
pinjaman berjangka seperti pinjaman yang digunakan untuk membiayai kebutuhan
modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan
peralatan.
(33)
✁ ✂
2.1.1.2 Modal Sendiri
Modal sendiri/equity capital adalah dana jangka panjang perusahaan yang
disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai
jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan (Sundjaja. 2003).
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan
opportunity cost
.
Keuntungan dari memiliki saham perusahaan bagi
owner
adalah control terhadap
perusahaan. Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang
saham adalah pihak pertama yang menanggung resiko perusahaan. Modal sendiri
atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik
perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman
memiliki jatuh tempo.
Penelitian inimenggunakan proksi
Debt To Equity Ratio (DER)
yaitu dengan
membandingkan jumlah total ekuitas dengan total hutang.
2.1.3 Debt To Equity Ratio (DER)
Debt To Equity Ratio (DER)
digunakan untuk mencerminkan variabel struktur
modal perusahaan. Rasio ini menggambarkan seberapa besar modal perusahaan
dibiayai dari biaya asing. Biaya asing disini adalah total hutang yang digunakan
perusahaan sebagai biaya operasional perusahaan.
Debt To Equity Ratio (DER)
adalah rasio perbandingan antara jumlah total ekuitas dengan total hutang.
(34)
✄ ☎
DER dengan angka dibawah 1.00, mengindakasikan bahwa perusahaan memiliki
hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimilikinya. Investor harus jeli dalam
melihat DER , jika total hutangnya lebih besar dari pada ekuitas, maka investor
harus lihat lebih lanjut apakah hutang lancar atau hutang jangka panjang yang
lebih besar.
•
Jika jumlah hutang lancar lebih besar dari pada hutang jangka panjang,
keadaan ini masih bisa diterima, karena besarnya hutang lancar sering
disebabkan oleh hutang operasi yang bersifat jangka pendek.
•
Jika hutang jangka panjang yang lebih besar, maka dikuatirkan perusahaan
akan mengalami gangguan likuiditas dimasa yang akan datang. Selain itu
laba perusahaan juga semakin tertekan akibat harus membiayai bunga
pinjaman tersebut.
•
Beberapa perusahaan yang memiliki DER lebih dari satu, hal ini sangat
menganggu pertumbuhan kinerja perusahaanya juga menganggu
pertumbuhan harga sahamnya. Karena itu sebagian besar para investor
menghindari perusahaan yang memiliki angka DER lebih dari 2.
2.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan
oleh Husnan (2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal
saham tertentu. Sedangkan Menurut Michelle & Megawati (2005) Profitabilitas
(35)
✆ ✝
merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi
dasar pembagian dividen
perusahaan.Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas
investasi yag dilakukan. Kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba akan
dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas
usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para
investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas
dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha
tersebut.
2.2.1 Return To Asset (ROA)
Pengembalian atas total aktiva merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan.
Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaandari seluruh aktiva (pendanaan)
yang diberikan pada perusahaan. Ukuran ini tidak membedakan pengembalian
berdasarkan sumber pendanaan .dengan menghilangkan dampak sumber
pendanaan aktiva, analisis berpusat pada evaluasi dan peramalan kinerja operasi
(John, Subramanyam dan Halsey 2003: 65)
Return on assets
(ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan.
Return on assets
merupakan perbandingan antara laba dengan total
aktiva yang dimiliki perusahaan.
Return on assets
(ROA) yang positif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi,
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila
return
on assets
yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan,
(36)
✞ ✟
perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA
yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan
pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak
memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan
menghambat pertumbuhan.
Baik
profit margin
maupun
total asset turnover
tidak dapat memberikan
pengukuran yang memadai atas efektivitas keseluruhan perusahaan.
Profit
margin
tidak memperhitungkan penggunaan aktiva ,sementara total asset turnover
tidak memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Rasio
return on
asset
atau
return on investment
mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan
kemampuan perusahaan dapat terjadi jika ada peningkatan
profit margin
atau
peningkatan
total asset turn over
atau keduanya. Dua perusahaan dengan
profit
margin
dan
total asset turnover
yang berbeda dapat saja memiliki rasio ROA yang
sama.(Van Horne 2005:225)
2.3 Kebijakan Deviden
Dividen adalah pembagian laba yang dilakukan oleh suatu perseroan kepada para
pemegang saham. Dividen dibagikan dalam jumlah yang sama untuk setiap
lembar sahamnya dan besarnya dividen tergantung pada sisa keuntungan setelah
dikurangi dengan potongan-potongan yang telah ditentukan dalam akta pendirian
dan juga tergantung dari keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang (Sartono, 2001).
(37)
✠6
Menurut Husnan (2001), kebijakan dividen suatu perusahaan menyangkut tentang
masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Laba tersebut
dapat dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen atau dapat ditahan sebagai
laba ditahan (
retained earnings
). Menurut Brigham dan Houston (2006) kebijakan
dividen optimal sebuah perusahaan harus mencapai suatu keseimbangan diantara
dividen saat ini dan pertumbuhan di masa depan sehingga dapat memaksimalkan
harga saham.
Saxena (1999) dalam Puspita (2009) mengemukakan bahwa isu tentang dividen
sangat penting dengan berbagai yaitu. Pertama, perusahaan menggunakan dividen
sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor
sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang
akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur
permodalan perusahaan.
2.3.1 Teori Dividen Tidak Relevan
Modigliani dan Miller (MM) berpendapat, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan
oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih
sebelum pajak dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen tidak
relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari
asset perusahaan.
Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen tidak relevan dengan
menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan mempengaruhi nilai
(38)
17
perusahaan. Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham
biasa baru. Jika modal sendiri berasal dari laba ditahan, biaya modal sendiri
sebesar Ks (biaya modal sendiri dari laba ditahan). Tapi bila berasal dari saham
biasa baru, biaya modal sendiri adalah Ke (biaya modal sendiri dari saham biasa
baru). Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains
(kenaikan harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk
dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima
capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat
saham dijual dan keuntungan diakui.
2.3.2 Teori the bird in the hand
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik
jika Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari
pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih
pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor,
biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang
disyaratkan investor pada saham. Ks adalah keuntungan dari dividen (dividend
yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield).
Kebanyakan pemilik saham lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada
menundanya untuk direalisir dalam bentuk “capital gain” nanti. Tarif pajak untuk
“capital gain” memang sering lebih
rendah daripada untuk dividen, namun para
pemilik saham banyak yang lebih menyukai dividen saat ini, karena dengan
pembayaran dividen sekarang maka penerimaan uang tersebut sudah pasti,
(39)
18
Menurut Modigliani dan Miller pendapat Gordon dan Lintner merupakan suatu
kesalahan, karena akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang
diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki resiko yang
hampir sama.
2.3.3 Teori perbedaan pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy menyatakan bahwa karena
adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih
menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu
investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham
yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada
saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas
dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.
Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan
capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat
menunda pembayaran pajak.
2.3.4 Teori Signaling Hypothesis
Menyatakan bahwa, jika ada kenaikan dividen sering kali diikuti dengan kenaikan
harga saham
.
Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering
diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan dividen pada
umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai
bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi
MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan
suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan
(40)
19
suatu penghasilan yang baik diveden masa mendatang. Sebaliknya, suatu
penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal
(biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi
masa sulit dividen waktu mendatang. Seperti teori dividen yang lain , teori
Signaling Hypotesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa
perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah
kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen
semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan
preferensi terhadap dividen.
2.3.5 Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda
akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih
menyukai suatu Dividend Payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok
pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika
perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.
Jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut usia dikenai pajak
lebih ringan) maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai
capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih
senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok
pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen
yang besar. Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada. Tapi
menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih baik dari dividen kecil,
(41)
20
demikian sebaliknya. Efek Clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi
sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan
mereka.
2.3.6 Dividend Payout Ratio
Menurut Sutrisno (2005)
Dividend Payout Ratio
adalah persentase laba yang
dibagikan sebagai dividen, dimana semakin besar
Dividend Payout Ratio
semakin
kecil porsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali ke perusahaan sebagai
laba ditahan.
DPR
pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang
akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai
bagian dari laba ditahan.
2.4 Hubungan Struktur Modal Terhadap
Dividend Payout Ratio
Perusahaan dengan struktur modal dengan komposisi hutang yang tinggi
berpengaruh negatif terhadap kebijakan deviden. Perusahaan yang mendanai
modal berasal dari hutang eksternal akan menurunkan dividen untuk membayar
kewajiban membayar hutangnya. Perusahaan yang mempunyai komposisi modal
yang berasal dari saham dan bukan dari hutang eksternal akan meningakatkan
dividen karena perusahaan akan berpotensi besar membagikan dividen untuk
memepertahankan dan mendapatkan kepercayaan para pemegang saham oleh
karena itu struktur modal berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
(42)
21
2.5 Hubungan Profitabilitas Terhadap
Devidend Payout Ratio
Perusahaan dengan kemampuan untuk menghasilkan
profit
dari asset dan modal
perusahaan akan membuat perusahaan berpotensi memberikan dividen kepada
pemegang saham. Selain itu ROA adalah salah satu cara bagi para manajer
melihat keadaan perusahaan untuk menetapkan kebijakan dividen.
2.6 Penelitian Terdahulu
Terdapat penelitian terdahulu yang meneliti tentang faktor yang mempengaruhi
kebijakan deviden
Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu yang relevan
Nama
Judul Penelitian
Tahun
Hasil Penelitian
Ida Ayu
Agung Idawati
dan Drs. Gede
Merta
Sudiartha,
MM2
Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Ukuran
Perusahaan terhadap
Kebijakan Deviden
Perusahaan Manufaktur di
BEI
2011
profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap kebijakan
dividen,
Likuiditas berpengaruh
positif terhadap
kebijakan dividen,
Ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh
terhadap kebijakan
dividen
Hani Diana
Latiefasari
Analisis Faktor yang
Mempengauhi Kebijakan
Deviden
2010
Current Ratio
(CR) berpengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio
(DPR),
Debt to Equity
Ratio
(DER)
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan
terhadap
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
Growth
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio
(43)
22
(DPR),
Collateralizable
Assets
(COL)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Dividend Payout
Ratio
(DPR),
Return on
Equity
(ROE)
berpengaruh positif dan
tidak signifikan
terhadap
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
Tita deitiana
Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan
Deviden
2009
DER tidak berpengaruh
terhadap DPR, EPS
berpengaruh positif
terhadp DPR, PER
berpengaruh positif
terhadap DPR, ROA
tidak berpengaruh
terhadap DPR, CR tidak
berpengaruh terhadap
DPR, NPM tidak
berpengaruh terhadap
DPR, ITO tidak
berpengaruh terhadap
DPR, ROE tidak
berpengaruh terhadap
DPR
Ita Lopolusi
Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan
Deviden Sektor
Manufaktur Yang
Terdaftar BEI
2013
Pofitabilitas tidak
berpengaruh terhadap
DPR, Likuiditas tidak
berpengaruh terhadp
DPR, Ukuran
perushaan berpengaruh
positif terhadap DPR,
Leverage tidak
berpengaruh terhadap
DPR, FCF tidak
berpengaruh terhadap
DPR, Growth tidak
berpengaruh terhadap
DPR,
(44)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah kebijakan dividen perusahaan jasa yang ada di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel bebas (
Independent Variable
)
antara lain, struktur modal dan profitabilitas perusahaan jasa di Indonesia.
Kemudian, untuk variabel terikat (
Dependent Variable
) menggunakan
dividend
payout ratio
perusahaan jasa di Indonesia.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang
bersumber dari laporan keuangan dan
annual report
perusahaan jasa yang
dipublikasi di situs perusahaan yang menjadi sampel dan data dividen perusahaan
jasa yang dipublikasikan melalui www.sahamok.com dan www.idx.co.id . Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan riset semata
yang diterbitkan oleh suatu lembaga (Amirullah, 2002).
(45)
24
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode, yaitu :
1. Penelitian Lapangan
Merupakan metode pengumpulan data melalui instasi atau lembaga yang
berkaitan dan
website
yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan menelaah
berbagai literatur antara lain, buku, makalah ilmiah, jurnal ilmiah, surat kabar, dan
lainnya yang berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh landasan teoritis
yang komprehensif tentang perusahaan jasa di Indonesia.
3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan jasa yang terdatar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013. Sampel penelitian diambil secara
purposive sampling
yaitu metode dimana pemilihan sampel pada karakteristik
populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan
go public
pada industri jasa yang ada di situs resmi
www.idx.co.id
2. Perusahaan jasa tersebut membuat laporan keuangan tahunan pada Tahun
2010 hingga 2013 dan telah dipublikasikan di situs perusahaan terkait.
3. Data yang dibutuhkan untuk penelitian tersedia selama Tahun 2009-2013.
(46)
25
Tabel 3.1 Daftar perusahaan jasa yang menjadi sampel penelitian
NO
KODE
SAHAM
NAMA
EMITEN
1
ASRM
Asuransi Ramayana Tbk
2
CLPI
Colorpak Indonesia Tbk, PT
3
JKON
Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
4
JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk
5
LTLS
Lautan Luas Tbk, PT
6
MFIN
Mandala Multifinance Tbk
7
MICE
Multi Indocitra Tbk, PT
8
MNCN
PT. Media Nusantara Citra Tbk
9
PEGE
Panca Global securities Tbk
10
POOL
Pool Advista Indonesia Tbk
11
RALS
Ramayana Lestari Sentosa Tbk
12
SMRA
Sumarecon Agung Tbk
Sumber : www.idx.co.id
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.5.1 Variabel Penelitian
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen (Bambang Supomo,1999:63). Dalam penelitian ini variabel
dependen adalah
Dividend Payout Ratio
(DPR)
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah variabel struktur modal yang diproksikan dengan
Debt To Equity Ratio
dan
variabel profitabilitas yang diproksikan dengan
Return To Asset
.
(47)
26
3.5.2 Definisi Operasional Variabel
3.5.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan deviden yang
diproksikan dengan
Deviden Payout Ratio
(DPR).
DPR
pada hakikatnya adalah
menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham,
dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. DPR dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :
=
×
%
3.5.2.2 Variabel Independen
1.
Struktur Modal (DER)
Rasio hutang atau
Debt To Equity Ratio
(
Debt to Total Equity Ratio
) digunakan
untuk mencerminkan variabel struktur modal perusahaan.
Debt to total equity
merupakan rasio antara total hutang (
total debts
) baik hutang jangka pendek
(
current liability
) maupun hutang jangka panjang (
long term debt
) terhadap total
ekuitas (
total equity
).
\
(48)
27
2.
Profitabilitas (
ROA)
Return on assets
(ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan.
Return on assets
merupakan perbandingan antara laba dengan total
aktiva yang dimiliki perusahaant:
=
×
%
3.6 Alat Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu dalam
melakukan analisis kuantitatif, perlu memahami bentuk statistik yang digunakan
dalam penelitian sebelum memulai analisis data statistik merupakan alat bantu
yang digunakan peneliti untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memahami
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Teknik analisis data dalam
penelitian kuantitatif menggunakan analisis statistik. Analisis statistik adalah cara
untuk mengolah informasi data (kuantitatif) yang berhubungan dengan
angka-angka , bagaimana mencari, mengumpul, mengolah data, sehingga sampai
menyajikan data dalam bentuk sederhana dan mudah untuk dibaca atau data yang
diperoleh dapat dimaknai (diinterpretasikan). Analisis statistik yang digunakan
dalam proses analisis data kuantitatif yaitu analisis Statistik Deskriptif (
Descrptive
Statistics
).
(49)
28
Tabel 3.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m
Mean
Std.
Deviation
Ln_DPR
60
-2,66
-,24
-1,1605
,54161
Ln_DER
60
-1,87
,93
-,1154
,71101
Ln_ROA
60
-9,53
-1,62
-2,8485
1,00681
Valid N (listwise)
60
Tabel 3.2 menunjukkan hasil dari analsisis statistik deskriptif. Terdapat 60 sampel
DPR dengan standar deviasi sebesar 0, 54161 dan rata-rata sebesar -1,1605. Selain
itu, sampel DER dengan jumlah sampel sebanyak 60 memiliki standar deviasi
sebesar 0,71101dan rata-rata sebesar -0,1154. Sampel ROA berjumlah 60 dengan
standar deviasi sebesar 1,00681 dan rata-rata sebesar -2,8485.
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian yang perlu dilakuka dalam suatu penelitian statistik parametrik adalah
pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik yang terdiri dari uji
multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokolerasi, dan normalitas. Pengujian
yang terdapat penyimpangan terhadap asumsi klasik perlu untuk diatasi, salah satu
cara yaitu dengan dilakukannya transformasi data sehingga hasil analisis akan
lebih akurat. Uji asumsi klasik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penggangu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji statistik yang
(50)
29
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah dengan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (Imam Ghozali, 2011: 160).
Tabel 3.3 Uji statistik Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestLn_DPR Ln_DER Ln_ROA
N 60 60 60
Normal Parameters(a,b) MeanStd. Deviation -1,1605 -,1154 -2,8485
,54161 ,71101 1,00681
Most Extreme Differences
Absolute ,101 ,170 ,196
Positive ,061 ,095 ,196
Negative -,101 -,170 -,190
Kolmogorov-Smirnov Z ,785 1,314 1,516
Asymp. Sig. (2-tailed) ,568 ,063 ,020
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil dari Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai 0,20 yang berarti bahwa nilai
ini berada di atas 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model tidak
terkena masalah normalitas.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara
beberapa atau semua variabel independen. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas (Ghozali, 2005). Adapun beberapa metode yang sering digunakan
untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, yaitu:
1.Mengamati nilai R2, F hitung, dan T hitung.Jika nilai R2 dan F hitung tinggi
sementara nilai t hitung banyak yang tidak signifikan, maka pada model regresi
diindikasikan ada multikolinearitas (Kuncoro,2001).
(51)
30
2. Mengamati nilai korelasi antara dua variabel independen. Jika nilai korelasi
antara dua variabel independen yang melebihi 0,8 maka model regresi
diindikasikan ada multikolinearitas (Gujarti,2003).
3. Mengamati nilai VIF. Jika nilai VIF melebihi nilai 10, maka model regresi
diindikasikan terdapat multikolinearitas (Ariyanto,dkk,2005).
Tabel 3.4 Pengujian Multikolinearitas
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1,427 ,212
Ln_DER -,299 ,098 -,392 ,906 1,104
Ln_ROA -,081 ,069 -,151 ,906 1,104
a Dependent Variable: Ln_DPR
Tabel 3.4 menunjukkan hasil uji multikolinearitas yaitu Ln_DER memiliki nilai
VIF sebesar 1,104 dengan nilai
tolerance
sebesar 0,906 dan Ln_ROA memiliki
nilai VIF sebesar 1,104 dengan nilai
tolerance
sebesar 0,906. Berdasarkan nilai
tersebut, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas antara
variabel independen, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan
menggunakan model regresi linear berganda.
(52)
31
3.6.1.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi pada model regresi di SPSS
dapat diamati melalui uji Durbin-Watson (DW).
Hipotesis nol
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi positif atau negative
0 < dw < d1
d1
≤ dw ≤ du
4- d1 < dw < 4
4
–
d1 < dw
≤ 4 –
d1
du < dw< 4-du
-
Bila nilai DW terletak antara batas atas atau
super bound
(du) dan (4
–
du),
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, bererti tidak ada outokorelasi.
-
Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau
lower bound
(d1),
maka koefisien korelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi
positip.
-
Bila nilai DW lebih besar dari pada (4
–
d1), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
-
Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (d1) atau DW
terletak diantara (4 - du) dan (4-d1), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan
(53)
32
Tabel 3.5 Uji Autokorelasi
Model Summary(b)
a Predictors: (Constant), Ln_ROA, Ln_DER b Dependent Variable: Ln_DPR
Tabel 3.5 menunjukkan hasil dari uji autokorelasi model regresi dengan nilai
Durbin-Watson sebesar 1,535. Nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai tabel
yang menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel sebanyak 60 (n = 60)
dan jumlah variabel independen sebanyak 2 (k = 2), maka dari tabel statistik
Durbin-Watson didapatkan nilai batas bawah (DL) sebesar 1,490 dan nilai batas
atas (DU) sebesar 1.641. Oleh karena itu, nilai (DW) lebih besar dari 1,490 dan
lebih besar dari 4
–
1.641 atau dapat dinyatakan bahwa 1.490 < 1.535< 2.359 (du
< dw < 4
–
du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi
baik positif maupun negatif.
3.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi
Heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
(54)
33
yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya gejala
Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik
scatterplot
antar SRESID dan ZPRED. Dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya
yang sudah di
studentized
) (Ghozali,2005). Dasar kriteria analisis sebagai berikut :
a. Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola
tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
diindikasikan terdapat masalah Heteroskedastisitas.
b. Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar maka
diindikasikan tidak terdapat masalah Heteroskedastisitas.
Gambar 3.1 Uji Heteroskedastisitas
4 3 2 1 0 -1 -2 -3
Regression Studentized Residual 2 1 0 -1 -2 -3 R e g re s s io n S ta n d a rd iz e d P re d ic te d V a lu e
Dependent Variable: Ln_DPR
Scatterplot
(55)
34
Gambar 3.1 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas pada model regresi
berganda yang digunakan dalam penelitian. Terlihat titik-titik pada gambar
tersebut tidak membentuk pola yang teratur, tetapi terpencar dengan baik diatas
angka 0 maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan gambar diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model
regresi dapat digunakan dalam penelitian.
3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik regresi linier digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara variabel terikat/
dependen
dengan dua atau lebih variabel bebas/
independen
. Rumus dari regresi linier berganda sebagai berikut:
Y =
a
+
b
1X1+
b
2X2+
e
Dimana:
Y =
Dividend Payout Ratio
(DPR)
X
1= Struktur Modal (
DER
)
X
2= Profitabilitas (
ROA
)
a
= Konstanta
b
1= Koefisien korelasi Struktur Modal (
DER
)
b
2= Koefisien korelasi Profitabilitas (
ROA
)
(56)
35
3.6.2.1 Mencari
koefisien
korelasi
ganda
antara
Struktur
Modal,
Profitabilitas dengan Devidend Payout Ratio.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas/
independen
secara
bersama-sama terhadap variabel terikat/
dependen
apakah mempunyai pengaruh
positif atau pengaruh negatif. Koefisien korelasi dihitung dengan rumus :
R
y(1,2)=
Keterangan :
R
y (1,2,3,4)=
Koefisien korelasi antara
Dividend Payout Ratio
, Profitabilitas
dengan Struktur Modal.
a
1=
Koefisien Struktur Modal (
DER)
a
2=
Koefisien Profitabilitas (
ROA
)
∑ X
1Y =
Jumlah antara Struktur Modal dengan
Dividend Payout Ratio
∑ X
2Y =
Jumlah antara Struktur Kepemilikan dengan
Dividend PayoutRatio
∑ Y
2=
Jumlah kuadrat kriterium
Dividend Payout Ratio
3.6.2.2 Mencari Koefisien Determinasi Ganda (R
2) antara Struktur Modal
dan Profitabilitas dengan
Dividend Payout Ratio
Koefisien determinasi ini dilakukan untuk menghitung besarnya kontribusi
variabel Struktur Modal dan Profitabilitas secara simultan terhadap Kebijakan
Deviden. Koefisien determinasi juga menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi.
Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(57)
36
R
2(1,2,)=
( )
Keterangan:
R
2(1,2,)=
Koefisien determinasi antara
Dividend Payout Ratio
, Profitabilitas
dengan Struktur Modal
a
1=
Koefisien Struktur Modal (
DER)
a
2=
Koefisien Profitabilitas (
ROA
)
∑ X
1Y =
Jumlah antara Struktur Modal dengan
Dividend Payout Ratio
,
∑ X
2Y =
Jumlah antara Profitabilitas dengan
Dividend PayoutRatio
∑ Y
2=
Jumlah kuadrat kriterium
Dividend Payout Ratio
,
3.6.3
Pengujian Hipotesis
3.6.3.1 Uji Statistik F
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan (bersama-sama). Dengan tingkat signifikansi sebesar
5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho akan ditolak dan Ha diterima,
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen
terhadap variabel dependen.
2. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho akan diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen
terhadap variabel dependen.
(58)
37
3.6.3.2 Uji Statistik t
Uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada dasarnya untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen
dengan asumsi variabel bebas lain dianggap tetap (
Citeris Paribus
).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini sebagai berikut :
1. Menentukan formuasi Ho dan Ha
Ho : berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen
Ha : berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen
2. Menentukan daerah penerimaan dengan menggunakan uji t.
Tolak Ho jika angka signifikan lebih kecil dari a = 5%
Terima Ho jika angka signifikan lebih besar dari a = 5%
3.6.3.3 Koefisien Determinasi R2
Koefisien Determinasi (R2 atau R Square) dilakukan untuk mendeteksi seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu
menandakan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).
Kelemahan mendasar penggunaan R2 yaitu bias terhadap jumlah variabel
(59)
38
independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu nilai yang
digunakan untuk mengevaluasi model regresi terbaik adalah adjusted R² karena
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model.
(60)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah menguraikan pembahasan mengenai analisis struktur modal dan
profitabilitas terhadap
dividend payout ratio
perusahaan jasa di Indonesia selama
periode waktu tahun 2009-2013 dengan jumlah sampel sebanyak 14 perusahaan,
maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa struktur
modal dan profitabilitas berpengaruh signifikan
dividend payout ratio
di
Indonesia selama periode waktu tahun 2009-2013.
2. Pertumbuhan dari DER yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang
menunjukan pertumbuhan jumlah hutang lebih besar dari pada modal
sendiri. Terdapat tujuh perusahaan yang mempunyai jumlah hutang yang
lebih besar dari modal sendiri. Pertumbuhan DER yang terus meningkat
selama lima tahun dan pertumbuhan DPR yang berfluktuasi dan cenderung
untuk beberapa perusahaan mendukung hasil hitungan yang menyatakan
bahwa DER berpengaruh negatif terhadap DPR.
(61)
✡ ☛
3. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap
dividend payout ratio
perusahaan jasa di Indonesia
selama periode waktu Tahun 2009-2013. Rata-rata pertumbuhan dari ROA
yang berfluktuasi dan tidak mengikuti pertumbuhan dari DPR .
pertumbuhan rata-rata DPR seluruh sampel penelitian iniyang meningkat
selama lima tahun tidak diikuti pertumbuhan ROA selain itu jika
dibandingkan dngan DER yang memiliki komposisi hutang yang lebih
besar dari modal sendiri membuat perusahaan lebih menggunakan
keuntungannya untuk membayar hutang daripada membaikan dividen.
4. Hasil pengujian Koefisien Determinasi R2 menunjukkan bahwa variabel
independen yaitu struktur modal (DER) dan profitabilitas (ROA) mampu
menjelaskan variabel dependen yaitu DPR (
Dividend Payout Ratio
)
sebesar 14% dan sisanya 86% yang dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak masuk dalam model penelitian ini. Nilai
Adjusted R square
sebesar
0,110 menunjukan bahwa, 11% DER dan ROA mempengaruhi DPR
sementara sisanya 89% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk
dalam model penelitian ini.
5.2 Saran
Melihat hasil pengamatan dan uraian pembahasan yang telah diuraikan, penulis
menyajikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Kalangan Praktisi
Bagi para investor, disarankan untuk memperhatikan proposi hutang dan
ekuitas perusahaan yang akan diinvestasikan demi keuntungan karena
(62)
☞ ✌
dalam penelitian yang dilakukan in istruktur modal yang diproksikan
dengan
Debt To Equity Ratio
berpengaruh secara signifikan terhadap
dividen. Selain itu, para investor harus memperhatikan faktor-faktor lain
yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
2. Bagi Kalangan Akademis
Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk menggunakan jumlah sampel
yang lebih banyak.
Selain itu, peneliti berikutnya dapat menambah variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratiopada perusahaan jasa di Indonesia(1)
38
independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu nilai yang
digunakan untuk mengevaluasi model regresi terbaik adalah adjusted R² karena
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah menguraikan pembahasan mengenai analisis struktur modal dan
profitabilitas terhadapdividend payout ratioperusahaan jasa di Indonesia selama periode waktu tahun 2009-2013 dengan jumlah sampel sebanyak 14 perusahaan,
maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa struktur
modal dan profitabilitas berpengaruh signifikandividend payout ratiodi Indonesia selama periode waktu tahun 2009-2013.
2. Pertumbuhan dari DER yang terus meningkat dari tahun ke tahun yang
menunjukan pertumbuhan jumlah hutang lebih besar dari pada modal
sendiri. Terdapat tujuh perusahaan yang mempunyai jumlah hutang yang
lebih besar dari modal sendiri. Pertumbuhan DER yang terus meningkat
selama lima tahun dan pertumbuhan DPR yang berfluktuasi dan cenderung
untuk beberapa perusahaan mendukung hasil hitungan yang menyatakan
(3)
✡ ☛
3. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadapdividend payout ratioperusahaan jasa di Indonesia selama periode waktu Tahun 2009-2013. Rata-rata pertumbuhan dari ROA
yang berfluktuasi dan tidak mengikuti pertumbuhan dari DPR .
pertumbuhan rata-rata DPR seluruh sampel penelitian iniyang meningkat
selama lima tahun tidak diikuti pertumbuhan ROA selain itu jika
dibandingkan dngan DER yang memiliki komposisi hutang yang lebih
besar dari modal sendiri membuat perusahaan lebih menggunakan
keuntungannya untuk membayar hutang daripada membaikan dividen.
4. Hasil pengujian Koefisien Determinasi R2 menunjukkan bahwa variabel
independen yaitu struktur modal (DER) dan profitabilitas (ROA) mampu
menjelaskan variabel dependen yaitu DPR (Dividend Payout Ratio)
sebesar 14% dan sisanya 86% yang dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak masuk dalam model penelitian ini. NilaiAdjusted R squaresebesar 0,110 menunjukan bahwa, 11% DER dan ROA mempengaruhi DPR
sementara sisanya 89% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk
dalam model penelitian ini.
5.2 Saran
Melihat hasil pengamatan dan uraian pembahasan yang telah diuraikan, penulis
menyajikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Kalangan Praktisi
Bagi para investor, disarankan untuk memperhatikan proposi hutang dan
(4)
☞ ✌
dalam penelitian yang dilakukan in istruktur modal yang diproksikan
denganDebt To Equity Ratioberpengaruh secara signifikan terhadap dividen. Selain itu, para investor harus memperhatikan faktor-faktor lain
yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
2. Bagi Kalangan Akademis
Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk menggunakan jumlah sampel
yang lebih banyak.Selain itu, peneliti berikutnya dapat menambah variabel
lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratiopada perusahaan jasa di Indonesia
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Dajan, Anto. 2000.Pengantar Metode Statistik. Jakarta: LP3ES.
Darmawan, Gusti Ketut Agung. 2013.Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Dan Return On Assets (ROA) Terhadap Penilaian Rating Obligasi Pada Industri Wood Based And Agro Yang Terdaftar Di PERINDO.Bandarlampung. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Detiana, Tita. 2009.Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen Kas.Jakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti.
Faulkender, Michael. 2006.Capital Structure And Dividend Policy. Washington University. St. Louise.
Ghozali, Iman. 2001.Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS.Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Hanafi, Manduh M. 2009.Manajemen Keuangan.Jogjakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Lopolusi, Ita. 2013.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Periode 2007–2011. Surabaya. Fakultas Bisnis Dan Ekonomika Universitas Surabaya
Laitiefasari, Hana Diana. 2011.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Dipeogoro.
Pratiwi, Dewi Made. 2011.Pengarug Sturuktr Modal Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Free Cash Flow Dan kebijakan Dividen Pada Perusahaan–
Perusahaan Go-Public Di Bursa Efek Indonesia. Denpasar. Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Rini, Prastiwa Ika. 2012.Penagruh Profitabilitas Dan Kebijakan Hutang Perusahaan Food And Beverage Indonesia. Jawa Timur. Fakultas Ekonomi
(6)
Sanusi, Anwar. 2014.Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Utomo, Bambang Sakti Aji Budi. 2009.Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Investasi, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Inidonesia Tahun 2003–2007. Surakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Yuliani, Kiki. 2013.Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas Dan Struktur Aset Trhadap Kebijakan Hutang. Bandarlampung. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Darminto. 2008.Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Sturktur Modal Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Dividen. Malang. Fakultas Ilmu
Adminitrasi Universitas Brawijaya.
Sugeng, Bambang. 2009.Pengaruh Struktur Modal Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia. Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Negri Malang.
www.sahamok.com www.idx.co.id