Normalisasi Data Perancangan Perangkat Lunak Peramalan JST

34 Selanjutnya data tersebut dicari jaraknya terhadap titik pusat. Jarak tersebut menjadi acuan pengelompokan data sesuai jarak minimum terhadap titik pusat. Kemudian jumlah dari tiap kelompok cluster dibagi jumlah anggota cluster nya. Hasil pembagian tersebut adalah nilai pusat yang baru. Langkah ini diulang sampai tidak ada perpindahan kelompok cluster lagi. Setelah nilai-nilai pusat cluster sudah ditentukan, maka lebar cluster dapat dihitung. Pada algoritma Fungsi Basis Radial, nilai lebar adalah jarak maksimum antara 2 cluster yang dipilih. Tahap selanjutnya adalah tahap pembelajaran. Tahap pembelajaran akan terus diulang sampai target error dan iteraksi maksimum dicapai. Jika sudah dicapai, maka tahap peramalan dapat dilakukan dengan menggunakan bobot terakhir dari hasil pembelajaran sebelumnya yang sudah disimpan.

3.3.2. Normalisasi Data

Sebelum data historical diproses oleh perangkat lunak peramalan JST, perlu dilakukan normalisasi data. Normalisasi data tersebut dilakukan supaya JST dapat mengenali data yang akan menjadi masukkan bobot-bobotnya dalam proses pelatihan. Normalisasi data memanipulasi data yang ada sedemikian rupa sehingga nilai-nilai dalam data historical adalah antara 0 dan 1. Normalisasi ini dilakukan dengan cara memadukan nilai minimum dan maksimum dalam data. Persamaan 12 di bawah ini adalah perumusan normalisasi [4, h.15] min max min X X X X X nor m    12 Di mana : X norm = adalah nilai ternormalisasi X = data sebenarnya X min = adalah nilai minimum dalam data X max = adalah nilai miksimum dalam data Fungsi dari normalisasi ini adalah memodifikasi level variabel ke nilai yang wajar. Jika tidak dinormalisasi, nilai variabel bisa terlalu besar pada proses pelatihan. Normalisasi juga berfungsi untuk mengurangi fluktuasi dan noise di dalam data. Setelah data diproses dalam perangkat lunak peramalan JST, maka hasil dari peramalan perlu di denormalisasi. Tahap ini berarti pembalikan ke nilai yang semula telah dinormalisasi menjadi nilai sesungguhnya. 35 3.3.3. Mean Square Error MSE MSE digunakan untuk menganalisis hasil peramalan adalah dengan membandingkan nilai hasil dari peramalan dan data sebenarnya yang sudah dinormalisasi. Rumus ini berfungsi untuk menghitung rata-rata error jaringan pada saat pembelajaran. MSE juga berfungsi untuk melihat perubahan tingkat kesalahan dari jaringan pada setiap iterasi. MSE dapat digunakan sebagai batasan untuk menghentikan pelatihan sesuai target kesalahan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Rumus 13 adalah cara menghitung MSE [4, h.8]: n per amalan hasil nilai aktual nilai MSE n i 2 1 _ _ _     13

3.4. Pelatihan, Percobaan dan Pengujian JST

Tahap dimana data saham diproses dalam perangkat lunak peramalan JST. Melalui data saham yang sudah tersimpan di basis data, perangkat lunak peramalan JST akan memproses data dengan algoritma yang ada di dalamnya.

3.4.1. Pelatihan JST

Tahap ini adalah tahap pembelajaran jaringan untuk mendapatkan bobot teroptimal yang mempengaruhi presepsi jaringan atas informasi yang dibawa data masukan dan keluaran. Sebelum melakukan peramalan, jaringan perlu dilatih terlebih dahulu hingga batasan tertentu. Setelah batasan tersebut dicapai, maka peramalan dapat dilakukan dengan berdasarkan bobot terakhir yang sudah disimpan. Terdapat banyak data saham yang disimpan di dalam basis data sekitar dari data dari tahun 2003 sampai 2011. Setiap data historical masing-masing perusahaan disimpan berdasarkan tanggal hari kerja. Artinya dari rentang waktu tersebut, dapat dipilih dan dibagi perusahaan apa serta kapan waktu yang akan digunakan sebagai data pelatihan dan data pengujian. Pada penelitian ini, dipilih 6 waktu banyaknya pelatihan yaitu 1 bulan kerja 20 hari, 2 bulan kerja 40 hari, 3 bulan kerja 60 hari, 6 bulan kerja 120 hari, 1 tahun kerja 240 hari dan 2 tahun kerja 480 hari. Dengan variasi data di atas, akan dilakukan penelitian hubungan antara banyaknya variasi pelatihan dengan lama pelatihan serta hasil peramalan JST.