Mekanisme Deposito Mudharabah atau Deposito iB Hasanah Pada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
Gambar 3.1
Konsep Bagi Hasil Bank BNI Syariah
Sumber: Pedoman Kantor Cabang BNI Syariah Surabaya
Gambar diatas memberikan gambaran tentang konsep bagi hasil dalam perbankan syariah. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan
bahwa :
15
1. Pemilik dana shahibul maal menginvestasikan danaya pada
bank selaku pengelola dana mudharib. Dana yang dikelola berupa tabungan, giro dan deposito.
2. Bank selaku mudharib mengelola dana tersebut dan
menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan dan penyaluran lain seperti pada surat berharga, penempatan bank lain, maupun
15
Pedoman Kantor Cabang BNI Syariah Surabaya, Jakarta: PT. Bank BNI Syariah, 2010
Sumber Dana Giro
Tabungan Deposito
Nisbah Penyaluran Dana:
Pembiayaan
Penempatan pada BI
Penempatan pada Bank Lain
Surat Berharga
Pedapatan Hasil Usaha
Bank Pool of Funds
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
penempatan pada bank Indonesia yang menguntungkan dan sesuai dengan prinsip syariah.
3. Pemilik dana menandatangani akad kerjasama yang berisi antara
lain nominal, tingkat bagi hasil nisbah, dan jangka waktu simpanan.
4. Bagi hasil yang diperoleh pemilik dana setiap periode bulanan
berbeda-beda tergantung dari hasil penyaluran dana. 5.
Bank sebagai pengelola dana mengakui pendapatan atas penyaluran dana secara bruto sebelum dikurangi dengan hak
pemilik dana sebelum dibagi hasilkan. 6.
Bagi hasil mudharabah dapat digunakan dengan menggunakan 2 prinsip yaitu laba profit sharing atau bagi hasil net revenue
sharing .
Oleh karena sistem bagi hasil merupakan ciri yang paling utama dalam pembagian keuntungan di perbankan syariah, maka bagi hasil
memiliki dasar hukum. Diantaranya sebagai berikut:
16
a. Fatwa No. 14DSN-MUIIX2000 tentang sistem distribusi hasil
usaha. b.
Fatwa No. 15DSN-MUIIX2000 tentang prinsip distribusi hasil usaha dalam lembaga keuangan syariah.
c. Kerangka Kerja Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
KKDPPLK Bank Syariah.
16
Ibid
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
d. Permyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 102 tentang
Akuntansi Mudharabah. e.
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia PAPSI 2003.
4. Perhitungan Bagi Hasil Deposito iB Hasanah pada BNI Syariah
cabang Surabaya Dharmawangsa. Dalam subbab ini akan dijelaskan bagaimana bank dan
nasabah pemilik dana memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil adalah alternatif transaksi syariah yang
mengharamkan riba bunga. Dalam praktek pembagian hasil usaha bank syariah di Indonesia menggunakan metode Gross Profit Margin
Net Revenue Sharing , karena memiliki kekuatan sebagai berikut :
17
1. Lebih disarankan DSN: “Dari segi kemaslahatan pembagian hasil
usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil Net Revenue Sharing
”. 2.
Kemungkinan bagi hasil kepada pemilik dana akan lebih besar dibanding metode profit sharing, karena yang dibagi hasilkan
pendapatan sebelum dikurangi biaya bank. Tingkat bagi hasil kemungkinan lebih besar kompetitif dibandingkan dengan suku
bunga yang berlaku dipasar perbankan konvensional, sehingga bank akan lebih mudah dalam menghimpun dana.
3. Tidak akan terjadi bagi rugi kepada pemilik dana.
17
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
4. Lebih mudah diimplementasikan
5. Lebih mudah dikontrol oleh pemilik dana
Gambar 3.2
Tahapan Perhitungan Bagi Hasil Bank BNI Syariah
Sumber: Pedoman Kantor Cabang BNI Syariah Surabaya
Metode perhitungan bagi hasil pada PT. Bank BNI Syariah mengacu pada Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI yang membagi
metode bagi hasil menjadi dua, yaitu:
18
a. Prinsip bagi laba profit sharing. Yaitu hasil usaha yang dihitung
dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana. b.
Prinsip net bagi pendapatan revenue sharing. Yaitu bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana.
Dalam menghitung bagi hasil yang harus diterima oleh masing-masing nasabah harus diperoleh atau tersedia data antara lain
sebagai berikut :
19
a. Jumlahsaldo nasabah per jenis simpanan bulan
b. Total saldo harian rata-rata per jenis simpanan nasabah pada bulan
18
Ibid.
19
Ibid.
Menentukan Nisbah Yang
Akan Ditentukan 1.
menghitung pendapatan yang akan
dibagi hasilkan 2.
menghitung saldo harian rata-rata sumber
dana 3.
menghitung saldo harian rata-rata
penyalur dana 1.
Distribusi bagi hasil pendapatan kepada
masing-masing nasabah sesuai nisbah yang
disepakati. 2.
menghitung proporsi bagi hasil pendapatan untuk
setiap jenis sumber dana. 3.
menghitung pendapatan bagi hasil untuk nasabah
dan bank.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
yang bersangkutan. c.
Total pendapatan bagi hasil yang akan didistribusikan pada nasabah per jenis simpanan nasabah pada bulan yang
bersangkutan. d.
Nisbah atau rate bonus bagi hasil dari jenis simpanan nasabah per bulan yang bersangkutan.
Misalnya, Deposito Ibu Fitri sebesar Rp. 2.000.000,- berjangka waktu 1 bulan. Perbandingan bagi hasil nisbah antara
bank dan nasabah adalah 48 : 52. Bila dianggap total saldo deposito semua deposan adalah Rp. 200.000.000,- dan pendapatan
bank yang dibagi-hasilkan untuk deposan adalah Rp. 3.000.000,- maka bagi hasil yang didapat oleh Ibu Fitri adalah :
20
Rp. 2.000.000,- x Rp. 3.000.000.- x 52 = Rp. 15.600.- Rp. 200.000.000,-
Jadi, bagi hasil dari deposito bu fitri selama 1 bulan adalah Rp. 15.600.-
Untuk tetap bersaing dengan bank konvensional, PT. Bank BNI Syariah dapat memberikan special nisbah yang kira-kira
indikasinya sama seperti special rate pada bank konvensional. Caranya dengan mengurangi porsi bank atau dengan kata lain
menambah biaya bagi hasil pada nasabah pihak ketiga.
21
20
Desk Training, Produk dan Jasa BNI Syariah, Jakarta: PT. Bank BNI Syariah, 2010.
21
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, 113.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
96
BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA
TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014 -2015
A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah
1. Faktor Ekonomi
Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang berpengaruh antara lain yaitu suku bunga, inflasi, perkembangan ekonomi, Neraca Pembayaran
balance of paymentBOP, kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan
cadangan devisa. Sebagai contoh, defisit Neraca Transaksi Berjalan Current Account
pada BOP karena impor lebih besar dari ekspor menyebabkan negara yang terkait lebih banyak membutuhkan devisa
sehingga permintaan valuta asing di negara tersebut menjadi
berlebihan sehingga nilai tukar uangnya akan turun.
Sampai saat ini dollar AS dianggap sebagai mata uang asing Internasional yang banyak digunakan oleh berbagai negara. Hal ini
bermula dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia II. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara di dunia kecuali Amerika
Serikat hancur akibat perang. Sehingga menyebabkan banyak negara tersebut bergantung pada pinjaman dari Amerika. Pinjaman yang
diberikan Amerika adalah dalam bentuk dollar yang pada akhirnya mereka harus membayar pinjaman tersebut dengann dollar. Walaupun
nilai dollar AS mengalami fluktuasi dalam perjalanannya, terutama
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
97
saat Amerika mengalami krisis ekonomi di tahun 2008, tetapi dollar menjadi cadangan utama bagi negara-negara di dunia.
Gambar 4.1 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Periode 2014 - 2015
Berdasarkan gambar 4.1 memperlihatkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus terdepresiasi dari tahun 2014
– 2015. Pada tahun 2014 bulan Januari nilai rupiah yang dibutuhkan untuk mendapat 1 unit
dollar AS adalah Rp 12.287 per dollar AS. Sedangkan pada akhir-akhir bulan Oktober 2014 nilai tersebut terus terdepresiasi dari level Rp 12.002
11.000 11.500
12.000 12.500
13.000 13.500
14.000 14.500
15.000
2 1
5 D
e se
m be
r
2 1
5 Nov
e m
be r
2 1
5 Ok
tobe r
2 1
5 Se
p te
m be
r
2 1
5 A
gu stu
s 2
1 5
Ju li
2 1
5 Ju
ni 2
1 5
Me i
2 1
5 A
p ril
2 1
5 Ma
re t
2 1
5 F
e bru
a ri
2 1
5 Ja
nu a
ri
2 1
4 D
e se
m be
r
2 1
4 Nov
e m
be r
2 1
4 Ok
tobe r
2 1
4 Se
p te
m be
r
2 1
4 A
gu st
u s
2 1
4 Ju
li 2
1 4
Ju ni
2 1
4 Me
i 2
1 4
A p
ril 2
1 4
Ma re
t
2 1
4 F
e bru
a ri
2 1
4 Ja
nu a
ri
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah 2014 - 2015
Fluktuasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
98
dan hingga bulan Desember menjadi Rp 12.502 per dollar AS pada akhir tahun di 2014.
Diketahui fluktuasi terhadap pertukaran nilai mata uang rupiah sangat tajam, melemahnya nilai tukar rupiah ini adalah permasalahan
perekonomian negara yang sedang dihadapi Indonesia. Jatuhnya nilai tukar rupiah di tahun 2014 ini disebabkan oleh setidaknya tiga faktor,
pertama, keluarnya sebagian besar investasi portofolio akibat rencana pengurangan QE quantitative Easing atau pembelian aset oleh The Fed
di tahun 2014 ini. Faktor kedua, neraca perdagangan negara yang terus mengalami defisit, dan faktor ketiga adalah kebijakan pemerintah dan
ekonomi biaya tinggi seperti maraknya korupsi, bencana alam, seperti banjir dan sejenisnya menyebabkan inflasi dan ekonomi biaya tinggi.
Belum lagi adanya anggaran negara APBN dan APBD yang sebagian besar tidak fokus menumbuhkan ekonomi khususnya belanja modalnya,
dan tidak banyak menyerap tenaga kerja menjadikan faktor perlemahan ekonomi secara nasional.
Dalam perdagangan Internasional, kurs mata uang dapat dimaknai sebagai perbandingan nilai antar mata uang. Setiap negara pasti
menginginkan nilai mata uangnya stabil terhadap mata uang negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Namun untuk mencapai hal tersebut tidak
semudah membalikkan telapak tangan karena kuat atau lemahnya nilai tukar mata uang tidak hanya ditentukan oleh kondisi dan kebijakan
ekonomi dalam negeri, tetapi juga kondisi perekonomian negara lain yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
menjadi mitra dagangnya serta kondisi non-ekonomi seperti keamanan dan kondisi politik.
Adapun penyebab melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan
internal perekonomian. Faktor eksternal yang paling umum diketahui adalah perekonomian AS yang setahun belakangan semakin membaik.
Sejumlah indikator memang telah menunjukkan hal tersebut. Pertumbuhan ekonomi AS terakhir mecapai 2,5 atau lebih tinggi dari ekspektasi 2.
Tingkat pengangguran AS juga menurun dengan tajam hingga level sekarang 5,7, meskipun belum menyentuh level normal 4.
Kondisi internal ikut andil dalam melemahnya nilai tukar rupiah. Sejak tahun 2012, transaksi berjalan di dalam neraca pembayaran
Indonesia terus mengalami defisit. Defisit ini seakan-akan belum ditemukan obatnya. Defisit ini sendiri dibiayai oleh cadangan devisa
negara, apabila defisit ini tidak segera diperbaiki maka cadangan devisa Indonesia akan semakin berkurang sehingga nilai rupiah pun semakin
tertakan. Pada dasarnya pelemahan rupiah kali ini cenderung memiliki
banyak dampak negatifnya. Meskipun secara teori depresiasi kurs mata uang dapat meningkatkan sektor ekspor, kenyataanya tidak demikian
karena harga barang komoditas sedang mengalami penurunan permintaan. Dalam hal ini analisis dalam faktor ekonomi depresiasi nilai tukar
rupiah merupakan indikasi bahwa stabilitas ekonomi negara yang semakin
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
menurun atau memburuk. Hal tersebut identik dengan beberapa faktor yang mempengaruhi, dalam hal ini adalah neraca perdagangan negara
yang terus mengalami defisit, dan kebijakan pemerintah dan ekonomi biaya tinggi seperti maraknya korupsi, bencana alam, seperti banjir dan
sejenisnya menyebabkan inflasi dan ekonomi biaya tinggi.
2. Faktor Politik
Faktor Politik, yaitu stabilitas politik sebagai pemelihara situasi Negara, dan stabilitas ekonomi sebagai kapasitas lembaga keungan dan
pasar untuk memobilasi dana dari surplus spending unit secara efisien, menyediakan likuiditas serta mengalokasikan investasi tanpa masalah
dalam fiskal. Stabilitas moneter sebagai stabilitas dalam menjaga nilai uang moneter, ini digambarkan oleh tingkat inflasi yang rendah dan
stabil. Selain itu faktor politik dapat dicerminkan juga adanya proteksi dan peralihan kekuasaan sosial atau liberal.
Menginjak di tahun 2015 nilai tukar rupiah terdepresiasi secara tajam, nilai tukar tersebut meningkat menjadi Rp 12.668 di awal tahun
tepatnya di bulan Januari 2015. Diketahui bahwa dari bulan Oktober tahun lalu 2014, nilai tukar rupiah terus mengalami depresiasi yang
sangat signifikan dan hingga pada bulan September tahun 2015 menyentuh angka 14.802 per dollar AS. Angka tersebut merupakan
puncak depresiasi nilai tukar rupiah tertinggi sepanjang tahun 2015. Dengan dikeluarkannya paket kebijakan pemerintah sebagai upaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
101
untuk menstabilkan perokonomian negara dan diketahui nampak membuahkan hasil dengan mencapainya aparesiasi nilai tukar rupiah di
level 13.824 di awal bulan Desember 2015. Tahun 2014
– 2015 adalah tahun politik yang berlangsung di negara Indonesia. Gejolak nilai tukar rupiah mulai terasa di
pertengahan tahun 2014 hingga tahun 2015. Dapat kita ketahui proses politik pada Pemilihan Umum Presiden Pemilu Presiden pada bulan
Juli 2014, sebelumnya nilai tukar mulai mengalami depresiassi di bulan Mei hingga Juni. Bulan Mei merupakan bulan munculnya para
pasangan calon presiden Capres, dilanjut bulan Juni merupakan masa kampanye yang dilaksanakan oleh para Capres, dan bulan Juli
berlangsungnya Pemilihan Umum Presiden Pemilu Presiden. Bila dilakukan analisis dampak dari politik di Indonesia
terhadap nilai tukar rupiah maka dapat dimulai dari bulan Mei yang terasa pelemahannya terhadap rupiah secara signifikan. Kurs Rupiah
selama prosesi Pemilu 2014 telah mengalami pelemahan signifikan dan kian hari kian tajam. Harga barang juga cenderung naik,
perekonomian global memang sedang mengalami banyak masalah, khususnya di AS dan Tiongkok yang menjadi partner dagang utama
Indonesia. Dalam pemilihan umum di negara bersistem demokrasi, masyarakat akan memilih orang-orang yang akan menentukan jalannya
negeri dalam beberapa tahun yang akan datang. Jumlah uang beredar di masa pemilu meningkat karena besarnya pengeluaran privat dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
102
publik. Pengeluaran negara untuk biaya Pemilu jumlahnya tidak sedikit, begitu pula para kandidat calon presiden. Pengeluaran
pemerintah akan semakin bertambah dan menyebabkan defisit negara semakin besar.
Di samping itu, ini akibat berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global dan defisit neraca perdagangan pada April 2014.
Pergerakan nilai tukar juga dipengaruhi perilaku investor yang menunggu hasil Pilpres 2014 sehingga tingkat beli dolar akan tinggi.
Kurs bisa menembus Rp 12.500 per dolar Amerika. Dalam kondisi itu, Bank Indonesia melakukan intervensi, sebab berpotensi jatuh hingga
Rp 13.000 per dolar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat usai
Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Kurs tengah BI pada Kamis 10 Juli 2014, rupiah berada di angka Rp 11.607 per dolar AS. Kurs tengah itu
cenderung menguat dibandingkan dengan nilai kurs tengah pada hari sebelumnya yang berada di level Rp 11.753. Rupiah menguat karena
ada inflow arus dana masuk. Investor kembali berbondong-bondong berinvestasi di Indonesia dan permintaan akan rupiah semakin besar.
Hal tersebut dikarenakan investor mulai beranggapan bahwa ada potensi dan kepastian setelah Indonesia di pimpin oleh presiden
terpilih yaitu Ir. Joko Widodo bila berinvestasi di Indonesia. Sehingga analisis dari perspektif politik terjadinya depresiasi
rupiah disebabkan oleh ketidakpastian kondisi negara yang akan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
103
datang, pengeluaran negara untuk biaya jalannya demokrasi yang jumlahnya tidak sedikit, pengeluaran pemerintah akan semakin
bertambah dan menyebabkan defisit negara semakin besar, jumlah uang beredar di masa proses demokrasi meningkat karena besarnya
pengeluaran biaya privat maupun publik, tidak adanya inflow arus dana masuk dikarenakan investor menunggu akan kepastian akan
kebijakan pemerintah yang baru. Hal tersebut disebabkan faktor politik yang identik dicerminkan adanya proteksi dan peralihan kekuasaan
sosial atau liberal.