KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.A. Kerangka konsep Kontaminasi S. typhi Gambar 3.1. Kerangka konsep 3.B. Definisi operasional 3.B.1. Salmonella typhi adalah bakteri berbentuk batang gram negatif yang dapat menyebabkan demam tifoid jika menginfeksi manusia. 3.B.2. Bakso adalah makanan yang terdiri dari daging giling dan tepung yang dicampur dan dibentuk bulat dan dijajakan langsung di area kampus Universitas Sumatera Utara dan diperiksa segera setelah bakso dibeli. 3.B.3. Uji laboratorium adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri dalam sampel. Uji dapat dilakukan dengan kultur dan reaksi biokimia. Terkontaminasi S. typhi Negatif Uji laboratorium Bakso Daging Positif Terkontaminasi S. typhi Universitas Sumatera Utara 3.B.4. Uji kultur merupakan metode yang dilakukan untuk mengetahui adanya kontaminasi Salmonella typhi pada bakso dengan mengembangbiakkan bakteri yang kemungkinan ada pada bakso di laboratorium Mikrobiologi. 3.B.5. Hasil positif jika terdapat pertumbuhan S. typhi pada media kultur dan uji reaksi biokimia menunjukkan identifikasi dari S. typhi. 3.B.6. Hasil negatif jika tidak ada pertumbuhan bakteri pada media kultur dan uji reaksi biokimia tidak menunjukkan identifikasi dari S. typhi. 3.B.7. Penjual bakso adalah seluruh pedagang bakso yang berjualan di sepanjang Jl. dr. Mansyur, Jl. Universitas, Jl. Dokter Sofyan, Jl. Tn. Darma, dan area dalam kampus Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini merupakan uji laboratorium yang dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui ada-tidaknya kontaminasi Salmonella typhi pada bakso di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara. 4.B. Waktu dan tempat penelitian 4.B.1. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2011. 4.B.2. Tempat pengumpulan data dilakukan di sepanjang Jl. Dr. Mansyur, Jl. Universitas, Jl. Dokter Sofyan, Jl. Tn. Darma, dan area dalam kampus Universitas Sumatera Utara. Pemilihan tempat ini disebabkan tingginya tingkat konsumsi bakso pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan belum adanya penelitian tentang deteksi S. typhi pada kawasan kampus Universitas Sumatera Utara. 4.B.3. Tempat uji laboratorium di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengingat bahwa laboratorium ini merupakan laboratorium terdekat sehingga mengurangi durasi waktu yang diperlukan untuk pengiriman sampel. 4.C. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah bakso yang dijajakan di area kampus Universitas Sumatera Utara. Dengan populasi yang sedikit maka metode pengambilan sampel adalah dengan menggunakan total sample. Sampel adalah seluruh bakso yang dijajakan di area kampus Universitas Sumatera Utara baik, berupa bakso dalam dipadu dengan mie dan kuah, dibakar seperti sate, ataupun hanya diberi tambahan saus. Universitas Sumatera Utara Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: a. Bakso yang dijajakan di di sepanjang Jl. Universitas, Jl. Dokter Sofyan, Jl. Tn. Darma, dan area dalam kampus Universitas Sumatera Utara. Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah: a. Penjual bakso yang tidak memberikan persetujuan. 4.D. Metode pengumpulan data Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi secara langsung dengan mengambil sampel bakso dan melakukan uji laboratorium sehingga diperoleh data jumlah bakso yang terkontaminasi Salmonella typhi. 4.D.1. Teknik pengambilan sampel 4.D.1.a. Persiapkan berbagai alat, seperti beaker glass sebagai tempat sampel, yakni bakso. 4.D.1.b. Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi tempat pengambilan sampel dan tanggal pengambilan. 4.D.1.c. Makanan dibeli sebanyak satu porsi tanpa memberikan perlakuan khusus pada sampel guna menghindari pemberian sampel yang berbeda dari yang biasa dijajakan. 4.D.1.d. Sampel dimasukkan ke dalam beaker glass yang sudah disterilkan dan diberi kode penanda. 4.D.1.e. Sampel dikirim segera ke Laboratorium Mikrobiologi dengan secepatnya, maksimal 24 jam. Sumber : Depkes1990 dalam Ginting 2005 4.D.2 Alat dan bahan yang digunakan 4.D.2.a. Alat Universitas Sumatera Utara a. Timbangan b. Blender c. Labu Erlenmeyer d. Tabung reaksi e. Ose f. Lampu spritusBunsen g. Inkubator suhu 37 ˚ C h. Rak tabung reaksi i. Object glass j. Mikroskop k. Cawan petri l. Spidol 4.D.2.b. Bahan a. Kandungan agar Salmonella-shigella agar SS di tiap liternya 1. Beef Extract 5.0 g 2. Proteose Peptone 5.0 g 3. Lactose 10.0 g 4. Bile Salts No. 3 8.5 g 5. Sodium Citrate 8.5 g 6. Sodium Thiosulfate 8.5 g 7. Ferric Citrate 1.0 g 8. Agar 13.5 g 9. Brilliant Green 0.33mg 10. Neutral Red 25.0 mg Sumber: Murray 2009 b. Kandungan TSIA Triple Sugar Iron Agar dalam tiap liternya 1. Beef Extract 3.0 g 2. Yeast Extract 3.0 g 3. Pancreatic Digest of Casein . 15.0 g 4. Proteose Peptone No. 3 5.0 g 5. Dextrose 1.0 g 6. Lactose 10.0 g 7. Sucrose 10.0 g 8. Ferrous Sulfate 0.2 g 9. Sodium Chloride 5.0 g 10. Sodium Thiosulfate 0.3 g 11. Agar 12.0 g 12. Phenol Red 24.0 mg Sumber : Murray 2009 c. Kandungan Sulfide-Indol-Motility media SIM media 1. Pancreatic digest of casein 20 g 2. Peptic digest of animal tissue 6,1 g 3. Ferrous ammonium sulfate 0,2 g 4. Sodium thiosulfate 0,2 g Universitas Sumatera Utara 5. Agar 3,5 g Sumber : Murray 2009 d. Bahan lainnya 1. Aquadest 2. Selenith broth 3. Larutan gentian violet 4. Aceton alkohol 5. Fuchsin air 6. Minyak imersi 7. Spritus 4.D.3 Cara pemeriksaan Ginting, 2005 4.D.3.a. Isolasi Salmonella a. Timbang bakso sebanyak 25 gram, dihancurkan atau diblender. b. Tambahkan dengan menggunakan aquadest 90 ml. c. 10 ml dari larutan tadi dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang sudah dibubuhi selenith broth sebagai media pengayanya. d. Ambil 5 cc ose cairan tadi dan tanam secara zigzag pada agar Salmonella-shigella agar SS. e. Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 ˚ C. f. Amati koloni yang tumbuh Salmonella sp. Warna : putih jernih Bentuk : bulat Diameter : 2-3 mm Shigella sp. Warna : putih jernih Bentuk : bulat Diameter : 1-2 mm 4.D.3.b. Uji biokimia Universitas Sumatera Utara Koloni yang tumbuh dan diduga Salmonella sp. ditanam pada gula-gula TSIA, manitol, pepton, dan semisolid, dieramkan selama satu malam pada suhu 37 ˚ C, kecuali semi solid pada suhu kamar dan reaksi biokimia dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Identifikasi enterobacteriaceae yang patogen dengan semisolid dan gula-gula pendek. TSIA Manit Indol Motilitas Enterobacteriaceae AK H 2 S ± + - + S. typhi AK H 2 S +- +g - + S. paratyphi A, B, C AK H 2 S ++ +g - + S. paratyphi A, B AK H 2 S - +g - + S. paratyphi A AK H 2 S - + - - Sh. sonnei, S. typhi AK H 2 S - + +- - Sh. flexner, Sh. boydii AK H 2 S - - - - S. shigae AK H 2 S - - + - Sn. schnitzii AK H 2 S - + + + V. cholerae Sumber : Bonang 1997 dalam Ginting, 2005 Keterangan: A : kuning asam K : merah basa +- : positif atau negative ++ : banyak terbentuk kuat g : gas - : negatif + : positif ± : sedikit 4.D.3.c. Pemeriksaan lanjutan a. Ambil koloni yang diduga Salmonella sp. dengan menggunakan ose steril kemudian sapukan pada object glass, kemudian difiksasi dengan lampu bunsen. b. Lakukan pewarnaan Gram c. Lihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 x menggunakan minyak imersi untuk identifikasi bakteri Salmonella typhi. Universitas Sumatera Utara 4.E. Metode analisis data Data yang terkumpul dari uji laboratorium diolah dengan secara manual dan diolah dengan metode statistik deskriptif penyajian data dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN