BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1. Konsep Kerusakan Penglihatan
Kerusakan penglihatan merupakan konsekuensi dari
kehilangan penglihatan fungsional. Gangguan mata yang dapat menyebabkan kerusakan
penglihatan dapat mencakup degenerasi retina, albinisme, katarak, glaukoma, masalah otot yang mengakibatkan gangguan visual, gangguan kornea, retinopati
diabetik, kelainan bawaan, kelainan refraksi dan infeksi NICHCY, 2004. Kebutaan total adalah ketidakmampuan untuk melihat cahaya dari gelap,
atau ketidakmampuan total untuk melihat. Penurunan penglihatan atau low vision adalah penurunan fungsi penglihatan yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata
standar atau lensa kontak dan mengurangi kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan tertentu atau semua tugas. Kebutaan legal yang sebenarnya
adalah sebuah gangguan penglihatan berat mengacu pada pusat penglihatan terbaik yang dikoreksi dari visus 20200 atau lebih buruk atau ketajaman
penglihatan yang lebih baik dari 20200 tapi dengan lapang pandang tidak lebih dari 20° Medicaldictionary, 2008.
Gangguan penglihatan adalah istilah umum yang berarti kehilangan penglihatan yang tidak dapat diperbaiki dengan lensa yang biasanya diresepkan.
Namun, defenisi yang lebih berguna untuk mengklasifikasi gangguan penglihatan meliputi beberapa istilah berikut ini. School vision juga dikenal sebagai
penglihatan parsial merujuk pada ketajaman penglihatan antara 2070 dan
Universitas Sumatera Utara
20200. Anak harus mampu mendapatkan pendidikan pada sistem sekolah umum regular dengan menggunakan huruf berukuran normal. Penglihatan dekat hampir
selalu lebih baik dari penglihatan jauh. Legal blindness, ketajaman penglihatan 20200 atau kurang danatau lapang pandang 20 derajat atau kurang pada mata
yang lebih baik, berguna hanya sebagai defenisi legal, bukan sebagai diagnosis medis. Ini memungkinkan pertimbangan khusus dengan tidak mengabaikan
tuntutan, masuk sekolah khusus, memenuhi syarat untuk mendapat bantuan, dan
manfaat lain Wong, 2008.
Kerusakan penglihatan mencakup semua masalah pada penglihatan yang mempengaruhi lapang pandang danatau kemampuan untuk melihat benda dekat
dan jauh dengan jelas, untuk menilai kedalaman, untuk membedakan warna, dan untuk melihat satu bayangan secara bersamaan penglihatan warna. Penyebab
kerusakan penglihatan mencakup: a.
Kelainan kongenital misalnya kelainan genetik; b.
Anomali perkembangan [misalnya strabismus juling]; c.
Akibat sekunder penyakit sistemik misalnya retinopati diabetes; d.
Penyakit primer pada mata itu sendiri misalnya glaukoma, degenerasi makula terkait usia;
e. Kelainan refraksi misalnya miopia, hipermetropia, astigmatisme;
f. Trauma misalnya cedera tembus;
g. Kerusakan pada jalur penglihatan misalnya setelah stroke;
h. Trakoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis;
i. Defisiensi vitamin A xeroftalmia Brooker, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Kategori kerusakan penglihatan menurut WHO 2010 Kategori kerusakan
penglihatan Ketajaman penglihatan dengan kemungkinan
koreksi terbaik Maksimal kurang dari:
Minimal sama atau lebih dari:
1 618
660 310 0,3
110 0,1 2070
20200 2
660 360
110 0,1 120 0,05
20200 20400
3 360
160 hitung jari jarak 1 meter
120 0,05 150 0,02
20400 5300 201200
4 160 hitung jari jarak 1
meter Persepsi cahaya
150 0,02 5300
5 Tidak ada persepsi cahaya
9 Belum ditentukan atau tidak dapat ditentukan
2.2. Konsep Kelainan Refraksi 2.2.1 Definisi Kelainan Refraksi