Preliminary Desain Kombinasi Pembebanan

Gambar 3.7 Pembebanan akibat beban gempa Keterangan : P quake = beban akibat beban gempa yang direncanakan. h = tinggi portal perlantai. L = panjang portal seluruhnya.

3.4 Preliminary Desain

Langkah awal penentuan dimensi struktur adalah preliminary design. Dilakukan untuk memperkirakan dimensi elemen – elemen struktur yang mampu memikul beban yang bekerja. Pada tahap ini, penentuan dimensi struktur dilakukan secara sistematis ataupun dapat dilakukan dengan coba – coba. Setelah itu diberikan beban sesugguhnya yang selanjutnya dicek apakah profil yang digunakan kuat atau tidak dalam menahan beban ultimate. Jika ternyata profil baja tidak kuat, maka profil nantinya dapat diubah dengan profil yang lebih kuat dan memiliki rasio antara beban ultimate terhadap ketahanan struktur kurang dari 1. Universitas Sumatera Utara • Tanpa bracing a. Preliminary balok Untuk perencanaan awal digunakan balok IWF 300 x 200 x 9 x 14 untuk semua lantai. b. Preliminary kolom Untuk perencanaan awal digunakan kolom IWF 450 x 200 x 9 x 14. • Dengan bracing 1. Tipe X a. Preliminary balok Untuk perencanaan awal digunakan balok IWF 300 x 200 x 8 x 12 untuk semua lantai. b. Preliminary bresing Untuk perencanaan awal digunakan bresing IWF 150 x 150 x 7 x 10 c. Preliminary kolom Untuk perencanaan awal digunakan balok IWF 350 x 175 x 7 x 11 2. Tipe V d. Preliminary balok Untuk perencanaan awal digunakan balok IWF 300 x 200 x 8 x 12 untuk semua lantai. e. Preliminary bresing Untuk perencanaan awal digunakan bresing IWF 125 x 125 x 6,5 x 9 f. Preliminary kolom Untuk perencanaan awal digunakan balok IWF 350 x 175 x 6 x 9 Universitas Sumatera Utara

3.5 Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan diperlukan dalam sebuah perencanaan struktur bangunan. Pada saat konstruksi, tentunya beban-beban yang bekerja pada struktur hanyalah beban-beban mati saja dan beban hidup sementara akibat dari pekerjaan bangunan. Sedangkan pada masa layan, beban-beban tersebut akan ditambah dengan beban-beban hidup permanen dari aktivitas pemakaian gedung dan barang-barang inventaris yang dapat bergerak di dalam gedung. Hal ini tentunya akan berdampak pada kekuatan rencana elemen struktur yang direncanakan berdasarkan kombinasi pembebanan terbesar akibat penjumlahan beban-beban yang bekerja dengan faktor beban LRFD load resistance Factor Design. Adapun beban-beban berdasarkan SNI 03-1729-2002 yaitu : 1,4D 3.1 1,2D + 1,6L + 0,5 La atau H 3.2 1,2D + 1,6 La atau H + γ L L atau H 3.3 1,2D + 1,3W + γ L L + 0,5 La atau H 3.4 1,2D ± 1,0E + γ L L 3.5 0,9D ± 1,3W atau 1,0E 3.6 Keterangan : D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap. L beban mati yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara La adalah beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang atau benda bergerak. H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air. W adalah beban angin. E adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-2002 Dengan, γ L = 0,5 bila L5 kPa, dan γ L = 1 bila L ≥ 5 kPa. Universitas Sumatera Utara

3.6 Gaya Dalam Struktur