Knowledge and Attitudes of Family About Appropriate Television Program For Children in Kampung Baru Bajubang Sub District Jambi

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG

ACARA TELEVISI YANG SESUAI UNTUK ANAK DI

KAMPUNG BARU KECAMATAN BAJUBANG

PROPINSI JAMBI

SKRIPSI

Oleh Theresia Meilana

121121094

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

PRAKATA

Segala puji dan hormat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp.,MNS, selaku Pembantu Dekan I, Evi Karota Bukit, S.Kp.,MNS., selaku Pembantu Dekan II, dan Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp.,MNS., selaku Pembantu Dekan III.

3. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS., yang telah membimbing saya selama mengerjakan proposal, Mahnum Lailan Nasution, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen penguji 1, dan Eryunita Lubis, S.Kep.,Ns., selaku dosen penguji II.

4. Seluruh dosen dan staf pegawai Fakultas Keperawatan yang juga memberikan arahan dan bantuan administrasi yang dibutuhkan.

5. Syamsir, S.E, selaku Lurah Bajubang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, Bapak Bani selaku ketua RT 002 dan Bapak Yanto selaku ketua RT 003 yang membantu pemaparan batas wilayah untuk penelitian ini serta bantuan waktu, tenaga dan pikiran.

6. Kedua orang tua saya, ayahanda C.M.Hutagaol, dan ibunda N.Marpaung atas doa dan dukungan selama saya mengerjakan skripsi ini.

7. Ketiga saudara saya, abang Julius yang telah memberi dukungan dan arahan, kakak Theresha Meilani, dan adik Natalia yang sudah memberikan saya luang waktu selama pengetikan.

8. Kepada Larisma Purba, Aslamiyah Berutu, Sumiatik, Yuli Kristiani dan seluruh teman – teman ekstensi 2012 yang saling mendukung satu sama lain.


(5)

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak lainnya yang turut membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Kiranya proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Februari 2014


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vi

Abstrak ... vii

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 9

2.1 Pengetahuan ... 9

2.2 Sikap ... 12

2.3 Keluarga ... 15

2.4 Anak ... 16

2.5 Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak ... 17

Bab 3. Kerangka Konseptual ... 20

3.1 Kerangka Penelitian ... 20

3.2 Defenisi Operasional ... 21

Bab 4. Metode Penelitian ... 23

4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

4.3 Lokasi dsn Waktu Penelitian ... 24

4.4 Pertimbangan Etik ... 24

4.5 Instrumen Penelitian ... 26

4.6 Pengukuran Validitas – Reliabilitas ... 27

4.6 Pengumpulan Data ... 28

4.7 Analisa Data ... 28

Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 30

5.1. Hasil Penelitian ... 30

5.2. Pembahasan ... 33

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 38

6.1. Kesimpulan ... 38

6.2. Saran ... 38

6.3 Keterbatasan Penelitian ... 39

Daftar Pustaka ... 40 Lampiran – lampiran

1. Inform Consent 2. Instrumen Penelitian 3. Surat Izin Survey Awal 4. Surat Izin Pengambilan Data 5. Surat Balasan Pengambilan Data


(7)

6. Surat Keterangan Selesai Penelitian 7. Surat Komite Etik

8. Surat Pernyataan Keaslian Terjemahan 9. Riwayat Hidup

10. Tabel Master 11. Hasil Olah Data SPSS 17


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi ... 31 Tabel 5.2. Pengetahuan Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk

Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi ... 32 Tabel 5.3. Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak di


(9)

Judul : Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi

Nama Mahasiswa : Theresia Meilana

NIM : 121121094

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Media elektronik tersebut dapat mempengaruhi pola hidup manusia khususnya pada anak terlebih dampak negatifnya. Dampak negatif yang ditimbulkan berupa penurunan prestasi belajar, gangguan kesehatan dan penurunan moral terutama dalam bersikap. Keluarga sebagai wadah pendidikan pertama kali bagi anak perlu mengawasi anak dalam memilih acara televisi yang sesuai untuk anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Besar sampel yang digunakan sebanyak 147 keluarga. Pengumpulan data berlangsung pada bulan Juli sampai Agustus 2013 dengan pengisian angket kuesioner yang terdiri atas 10 pernyataan pengetahuan dan 10 pernyataan sikap. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak sebanyak 82 responden memiliki pengetahuan cukup (55,8%) yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan keluarga, dan ekonomi keluarga, dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak sebanyak 89 responden memiliki sikap peduli (60,5%) yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, usia yang matang dan ekonomi keluarga. Keluarga diharapkan agar lebih memperhatikan kegiatan anak sehari – hari khususnya terhadap media elektronik televisi.


(10)

Title : Knowledge and Attitudes of Family About Appropriate Television Program For Children in Kampung Baru Bajubang Sub District Jambi

Name : Theresia Meilana Student Number : 121121094

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

One of the most popular electronic media today is television. The electronic media can influence the human life pattern, especially in children especially negative impact. The electronic media can influence the human life pattern, especially negative impact on children. The negative impact caused a decrease in learning achievement, and health problems and moral decline, especially in attitude. Family as the first place of education for the child needs to keep an eye on children in selecting appropriate television programs. This research aims to identify the knowledge and attitudes of family about appropriate television programs for children in Kampung Baru Bajubang Sub District Jambi. This is a descriptive research design with purposive sampling technique. The number of sample used a total of 147 families. The data collection took place from July to August 2013 by filling a questionnaire consisting of 10 statements of knowledge and 10 statements of attitude. The research results obtained as many as 82 respondents had sufficient knowledge about appropriate television programs for children (55.8%) were influenced by the level of family education, and family economics, and family attitudes about television programs that are appropriate for children as many as 89 respondents have a caring attitude (60.5%) were influenced by education, occupation, mature age and family economic. Families are expected to pay more attention on children daily activities especially the television as an electronic media.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di zaman sekarang ini televisi bukanlah barang yang langka dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua orang memiliki televisi. Bahkan saat ini televisi telah menjangkau lebih dari 90% penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu saja, saat ini dapat dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan (Wiradono, 2006).

Televisi dapat mempengaruhi pola hidup manusia. Bagi individu dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi tidak seluruhnya memberi dampak bagi pola hidupnya, sebab individu dewasa sudah dapat memilih dan memahami apa yang ditayangkan di layar televisi. Namun, bagaimana dengan anak – anak? Dengan pola pikir yang belum optimal, belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar (Simatupang, 2012).

Tidak semua isi media elektronik terutama televisi bermanfaat bagi khalayak. Banyak di antaranya yang tidak mendidik dan hanya mengedepankan kepentingan pemilik artau pengelola media untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Fungsi media elektronik televisi setidaknya ada empat, yaitu


(12)

menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), membentuk opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertain) (Mayohani; Lim, 2008).

Anak adalah individu yang unik, yang bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi kebutuhan dasarnya dan belajar mandiri. Perkembangannya pun wajib untuk terus diawasi oleh orang tua. Secara fisik, perkembangan anak yang belum optimal dapat memicu anak untuk mengadopsi bahkan meniru apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Hal ini cenderung terjadi pada anak usia remaja, dimana pada dasarnya usia remaja atau yang dikenal dengan masa peralihan merupakan usia tanggung dengan emosi anak yang cenderung labil dan pada masa ini anak berpikir kritis dan menerima dengan mentah apa yang ditemuinya (Desiningrum; Prihatsanti, 2011).

Pengaruh media televisi terhadap anak makin besar, terutama dampak negatifnya seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih dan intensitasnya yang semakin tinggi, sementara orangtua pada masa kini cederung tidak punya waktu yang cukup untuk memperhatikan, mendampingi dan mengawasi anak, sehingga anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi atau bermain game, dibandingkan melakukan hal lainnya. Mereka akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah. Mereka juga belajar untuk duduk di rumah dan menonton, bukannya bermain di luar dan berolahraga. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaran-pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang lain (Simatupang, 2012).


(13)

Dampak negatif lainnya pada anak yang timbul akibat menonton televisi adalah anak dapat menunjukkan keegoisannya dalam menonton televisi dan ini berpengaruh pada kondisi kesehatan anak, seperti anak jadi malas makan akibat menonton, anak kurang tidur akibat tidak terbatasnya jam menonton, emosional anak tidak stabil akibat tayangan yang tidak tepat untuk ditonton. Bertolak dari dampak negatif yang ada, dampak positif dari tayangan televisi pada anak dapat dilihat apabila anak menunjukkan perilaku positif, mental anak baik dan kesehatan anak terjaga (Mayohani; Lim, 2008).

Besarnya dampak negatif media televisi terhadap anak, telah ditinjau oleh beberapa penelitian. Dikutip dari penelitian Toriza (2010), Hidup pada tahun 2008 menyatakan bahwa setengah dari populasi anak di Amerika memiliki televisi pribadi di kamar dan sepertiganya adalah anak usia prasekolah. Hal ini dapat menimbulkan asumsi bahwa dengan kepemilikan televisi di kamar pribadi anak tidak mendapat pengawasan dalam menonton acara televisi yang layak dan pembatasan jam menonton dari keluarga.

Menurut Liebert & Paulos, dikutip dari Surbakti (2008), meskipun rata – rata anak – anak menonton televisi sebanyak dua sampai empat jam perhari, sebetulnya sedikit sekali dorongan intelektual yang mereka dapat dari program yang mereka saksikan. Bahkan anak – anak yang menggunakan waktunya lebih banyak menonton televisi, perkembangan intelektualnya lebih lambat dibanding anak – anak lain yang tidak menonton televisi karena mereka menggunakan waktunya untuk membaca. Masih dari sumber kutipan yang sama, Schramm berpendapat secara umum anak – anak usia tiga tahun menggunakan waktunya


(14)

selama 45 menit untuk menonton televisi perhari, anak usia lima tahun dua jam perhari, dan anak usia enam tahun dua setengah jam perhari. Sementara, Hidup pada tahun 2008 dikutip dari Toriza (2010) menyatakan tak sedikit anak menonton 5 – 6 jam perharinya. Dapat kita lihat pula secara nyata, di hari libur dan akhir pekan waktu menonton anak dapat lebih tinggi lagi dari yang telah disebutkan sebelumnya. Hal ini sekali lagi menimbulkan asumsi bahwa kurangnya perhatian orangtua atau keluarga terhadap pembatasan jam menontona anak.

United Nations International Children's Emergency Fund atau dikenal dengan UNICEF, salah satu organisasi resmi PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa), pada tahun 2007 melakukan survei mengenai pengaruh televisi terhadap anak. Hasil yang diperoleh menunjukkan data bahwa anak di Indonesia rata – rata perharinya menghabiskan waktu menonton selama lima jam dengan total jam pertahunnya 1.560 – 1.820 jam. Angka ini sendiri melebihi angka rata – rata jam belajar pertahunnya 1.000 jam. Ini merupakan salah satu potensi awal dampak negatif dari televisi.

Toriza (2010) juga melakukan penelitian mengenai hubungan terpaan media televisi dengan belajar kognitif pada siswa di SDN 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Dari 364 siswa populasi sasaran dengan 70 responden, penelitian yang bersifat korelatif ini menyatakan bahwa ada hubungan terhadap penurunan belajar kognitif anak akibat terpaan media televisi. makin tinggi terpaan media televisi maka makin menurun belajar kognitif pada anak. Berdasarkan usia anak sekolah ini, disimpulkan bahwa anak menonton hanya sebagai alternatif hiburan bukan pemenuhan kebutuhan belajar. Hal ini serupa dengan penelitian oleh Ramadhani


(15)

(2010), pada anak – anak usia 6 – 12 tahun di SD Shafiyyatul Amaliyyah, Medan ditemukan adanya hubungan antara lama menonton pada anak dengan penurunan prestasi belajar.

Tidak hanya penurunan prestasi yang dapat diukur sebagai dampak negatif anak menonton televisi. Acara di televisi juga dapat mempengaruhi kecerdasan moral seorang anak. Misalkan ketika melihat suatu adegan dalam sebuah sinetron. Anak melihat pemain sinetron berperilaku kasar terhadap lawan bermainnya seperti memukul atau mencaci maki dengan orang yang lebih tua. Ataupun sebaliknya, pemain sinetron berperilaku baik seperti saling membantu terhadap sesama manusia, peduli terhadap orang yang tidak mampu, maupun bertutur kata yang baik terhadap orang yang lebih tua. Berdasarkan pengalaman peneliti sewaktu bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Medan, dijumpai anak – anak yang sedang dalam perawatan, agresif dalam menonton televisi sehingga berdampak pada lamanya proses penyembuhan. Pengalaman lain yang peneliti temukan yaitu di wilayah Kampung Baru Kecamatan Bajubang, bahwa anak – anak di wilayah ini telah mengalami perubahan yang mencolok seperti penurunan dalam tata krama berkomunikasi dan gaya hidup yang menonjolkan peniruan dari dunia maya.

Pengetahuan keluarga terhadap media televisi bagi anak sangatlah penting. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit keluarga yang kurang memiliki pengetahuan kurang. Salah satu penelitian terhadap keluarga di Tangerang menyimpulkan bahwa mayoritas keluarga tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang dampak program tayangan televisi terhadap perkembangan mental dan


(16)

perilaku anaknya baik acara televisi yang ditonton adalah kartun maupun sinetron. Hal inilah yang perlu diperhatikan bagi setiap keluarga yang memiliki anak (Bintarti; Winataputra; Kusuma; Broto; Budiwati, 2011).

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu anak dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008).

Orang tua adalah sepasang individu yang penting bagi anak dalam masa pertumbuhan spiritual dan perkembangan mental mereka. Bagaimana pun, orang tualah yang bertanggung jawab terhadap sistem yang dianut oleh anak, sehingga jika terjadi kesalahan dalam mendidik, maka dapat sulit sekali untuk diperbaiki. Dalam hal tontonan, orang tua seharusnya menetapkan standar ganda di rumah, terutama menyangkut apa yang boleh ditonton. Misalnya, menonton film – film “tertentu” hanya untuk orang tua dan film lain boleh untuk semua keluarga (Surbakti, 2008).

Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatur jadwal menonton televisi bagi anak – anaknya, yaitu: 1) Buat daftar acara televisi; 2) Pantau tayangan yang ditonton anak; 3) Menuliskan tayangan yang tidak boleh ditonton; 4) Menetapkan bahwa televisi adalah pemakaian bersama (Surbakti, 2008).

Kampung Baru adalah salah satu wilayah dari Kelurahan Bajubang yang bertempat di Kecamatan Bajubang, Propinsi Jambi dengan jumlah penduduk


(17)

sekitar 800 jiwa. Adapun jumlah keluarga di Kampung Baru yang dilokasikan menjadi 2 RT (RT 002 dan RT 003) yaitu sekitar 232 KK dengan jumlah anak sekitar 118 anak. Berdasarkan jumlah keluarga yang ada di wilayah ini dan masalah yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengetahuan dan Sikap Keluarga tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak Di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi”.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimanakah pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi.

2. Mengidentifikasi sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi.


(18)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat, sebagai bahan bacaan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak.

2. Bagi pendidikan dan praktek keperawatan, sebagai sumber informasi kesehatan dalam meningkatkan peran serta keperawatan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak.

3. Bagi penelitian keperawatan, hasil penelitian ini sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian keperawatan dalam ruang lingkup yang sama.


(19)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya (Keraf; Dua, 2001). Baik secara perorangan atau bersama, ternyata pengetahuan berlangsung dalam dua bentuk dasar yang berbeda. Bentuk pertama, pengetahuan hanya untuk diketahui dan dinikmati demi memenuhi kepuasan hati manusia. Bentuk yang kedua adalah pengetahuan untuk digunakan dan diterapkan, misal untuk melindungi dan membela diri, memperbaiki tempat tinggal, mempermudah pekerjaan, dan meningkatkan kesehatan dan lain sebagainya.

Fungsi pengetahuan bagi manusia yaitu mendorong manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencapai penalaran pengalaman dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur – unsur pengalaman yang semua tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, atau ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu sistem (Azwar, 2005).

Menurut Notoatmojo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan dalam bentuk kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu mengetahui (know), memahami


(20)

comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation).

Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat


(21)

dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain:

1. Pendidikan, tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya.

2. Pengalaman, merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali


(22)

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

3. Usia, makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, bahkan daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

4. Informasi, informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

2.2. Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi terhadap suatu perilaku. Manifestasi sikap tidak dapat langsung terlihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmojo, 2003).


(23)

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan yang mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Sikap merupakan suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah dikondisikan (Azwar, 2005).

Menurut Azwar (2005), sikap mempunyai tiga aspek antara lain:

1. Aspek kognitif (pemikiran), yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Ini berarti berwujud keyakinan serta harapan – harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.

2. Aspek afektif (perasaan), yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan – perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan pada objek tertentu.

3. Aspek konatif (tindakan), yaitu berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat pada suatu objek.

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor, yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

1. Pengalaman pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap


(24)

akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional.

2. Kebudayaan, pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

3. Orang lain yang dianggap penting, individu akan konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4. Media massa, sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi pendidikan dan agama, sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara


(25)

sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama.

2.3. Keluarga

Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan lainnya, bergantung dari orientasi dan cara pandang seseorang. Bussard dan Ball (1966) dikutip dari Setiadi (2008) mendefenisikan keluarga sebagai lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi, dibentuk nilai – nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.

Menurut Depkes (1988) dikutip dari Sudiharto 2007, keluarga adalah unit terkecil yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut BKKBN (1999) dikutip dari sumber yang sama, keluarg adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada


(26)

Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

2.4. Anak

Menurut Hidayat (2005) dalam keperawatan anak, anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spritual. Perkembangan dan pertumbuhan anak melibatkan lebih banyak faktor dari hanya sekedar perkembangan dan pertumbuhan mereka secara fisik. Perkembangan dan pertumbuhan ini pun melibatkan perubahan yang signifikan pada perilaku, proses berpikir, emosional, dan sikap. Perubahan psikologis ini akan sangat menentukan si anak akan menjadi manusia seperti apa ketika kelak menjadi orang dewasa sepenuhnya (Simatupang, 2012).

Secara sederhana, pengertian anak dapat didefinisikan sebagai seseorang yang belum dewasa secara penuh. Jika merujuk kepada pengertian anak tersebut, maka masa kanak-kanak akan terentang dari mulai seorang anak terlahir ke dunia, hingga ia mencapai usia 20-an tahun. Rentang usia ketika manusia pada umumnya telah benar-benar mencapai puncak pertumbuhan kedewasaan secara fisik (Annehira, 2010).

Tugas perkembangan pada masa anak-anak secara umum adalah sebagai berikut: 1) Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum; 2) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri


(27)

sebagai mahluk yang sedang tumbuh; 3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya; 4) Mu-lai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat; 5) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung; 6) Me-ngembangkan pengertian – pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari; 7) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai; 8) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga; 9) Mencapai kebebasan pribadi (Simatupang, 2012).

Perkembangan seorang anak seperti yang telah banyak terurai di atas, tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada perkembangan psikologisnya: mental, sosial dan emosional. Tugas-tugas pada masa setiap perkembangan adalah satu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam hidup seseorang, dimana keterbatasan dalam menyelesaikan tugas menimbulkan keberhasilan pada tugas berikutnya, sedangkan kegagalan akan menimbulkan kesulitan atau hambatan dalam menyelesaikan tugas berikutnya (Surbakti, 2008).

2.5. Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak

Menurut Keraf, Dua (2001), pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. Pengetahuan timbul akibat dari penginderaan dan pada akhirnya enimbulkan respon terhadap penginderaan tersebut.


(28)

Keluarga dalam memilih acara televisi yang sesuai untuk anak, layaknya memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengidentifikasi acara televisi yang sesuai. Keluarga harus mengetahui apa fungsi dari media televisi, bagaimana dampaknya terhadap anak, dan juga mengetahui sejak kapan anak diperbolehkan menonton televisi.

Media televisi menurut Mayohani dan Lim (2008) pada umumnya memiliki fungsi menginformasikan, mendidik, membentuk opini atau pendapat, dan menghibur. Pada anak – anak yang paling utama dari menonton acara televisi adalah memperoleh fungsi hiburan saja, sehingga perlu bagi keluarga mengetahui isi dari tayangan yang ditonton anak.

Berdasar penelitian Toriza (2010) dan Bintarti, dkk (2011) sebelumnya dampak negatif anak menonton televisi yaitu penurunan prestasi belajar, anak malas belajar, kurangnya waktu membaca anak dan penyimpangan perilaku anak. Menurut Bintarti, dkk, hal ini terjadi akibat ketidakpahaman keluarga terhadap dampak buruk tayang televisi sehingga pengetahuan keluarga terhadap acara televisi anak perlu ditingkatkan. Wiradono (2005), mengungkapkan bahwa usia yang cocok untuk anak menonton televisi adalah usia 2 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan pada usia kurang dari 2 tahun masa perkembangan anak baru dimulai. Keluarga setidaknya harus tahu memilih acara televisi yang sesuai untuk anak yang tidak mengandung unsur – unsur yang bertentangan dengan moral sehingga dampak negatifnya dapat dihindarkan.


(29)

Sikap yang timbul sebagai respon dari keluarga terhadap acara televisi untuk anak yaitu dengan ikut serta memperhatikan tontonan anak, memperhatikan usia anak, mendiskusikan hasil tontonan anak dan membatasi waktu anak menonton, sehingga anak tidak terpapar dengan dampak negatif dari tonton tersebut. Memperhatikan tontonan anak sejalan dengan pengetahuan keluarga. Keluarga perlu memperhatikan nilai yang terkandung dalam acara anak. Terhadap usia anak sendiri, keluarga harus menyikapi pada usia berapa anak pantas menonton (Wiradono, 2005).

Setiap acara televisi yang ditonton oleh anak, selain diperhatikan oleh keluarga, mendiskusikan isi dari acara tersebut adalah perlu. Diawali dengan pengarahan pada saat acar dimulai namun tetap memberikan kesempatan anak untuk berpikir apakah acara tersebut baik atau tidak untuknya. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga peduli terhadap anak (Safitri, 2006).

Menghindari dampak negatif dari acara televisi pada anak dapat dilakukan keluarga dengan pembatasan jam menonton pada anak. Pembatasan menonton pun tidak serta merta membatasi dengan tegas, namun dengan jadwal yang berkesinambungan. Dapat diawali pada saat anak bangun di pagi hari, hal ini sebagai salah satu pemicu anak bangun pagi, dan diakhiri pada sore hari dimana anak – anak telah memiliki waktu senggang (Safitri, 2006).


(30)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka konsep yang dibuat oleh peneliti adalah berdasar adanya variabel independen (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan atau timmbulnya variabel terikat, dan variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2008).

Adapun kerangka konsep penelitian “Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Tontonan Televisi yang Sesuai Untuk Anak” adalah:

Pengetahuan keluarga tentang acara televisi anak:

- Fungsi televisi

- Dampak televisi bagi anak - Usia anak saat menonton

Sikap keluarga tentang acara televisi anak:

- Memperhatikan tontonan anak - Memperhatikan usia anak - Mendiskusikan tontonan anak - Membatasi jam anak menonton

- Baik - Cukup - Kurang

- Peduli - Tidak


(31)

3.2. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional

Alat

ukur Skala Skor/ Hasil

Pengetahuan keluarga ten-tang acara televisi anak. Sikap keluar-ga tentang acara televisi anak.

Segala hal yang diketahui keluarga mengenai acara televisi untuk anak meliputi apa yang diketahui keluarga tentang fungsi tele-visi, dampak televisi bagi anak, dan usia anak saat mulai menonton.

Bagaimana respon keluarga yang tim-bul dalam menyi-kapi acara televisi anak sebelum mela-kukan tindakan meliputi sikap ke-luarga dalam mem-perhatikan tontonan anak, mendiskusikan tontonan anak dan membatasi jam anak menonton.

Kuisioner

Kuisioner

Ordinal

Ordinal

Baik: 38 - 50 , cukup: 24 - 37, kurang: 10 - 23.

Peduli: 31 - 50, tidak peduli: 10 – 30


(32)

Dalam penelitian ini, rentang nilai menggunakan rumus :

Pada pengetahuan terdapat 3 kelas, dengan nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 10 maka rentang kelas berdasar rumus tersebut yaitu 13,3 dibulatkan menjadi 13 sehingga pembagian kelas 38 - 50, 24 - 37, dan 10 - 23. Pada sikap terdapat 2 kelas, dengan nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 10 maka rentang kelas berdasarkan rumus yaitu 20 sehingga pembagian kelas 31 – 50 dan 10 - 30.

R I = N Keterangan : I = interval kelas

R = nilai tertinggi – nilai terendah


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian deskriptif yang bertujuan memaparkan, menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi pada seperangkat peristiwa atau kondisi populasi di daerah Kampung Baru Kelurahan Bajubang Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populasi adalah sekelompok individu yang tinggal di wilayah yang sama, atau sekelompok individu yang memiliki karakteristik yang sama (Chandra, 2006). Populasi penelitian ini yaitu keluarga yang memiliki anak di wilayah Kampung Baru Kelurahan Bajubang dengan jumlah keluarga sebanyak 232 keluarga.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil populasi yang digunakan dalam uji untuk memperoleh informasi statistik mengenai keseluruhan populasi melalui sampling

(Chandra, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak di daerah Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. Sampel penelitian diperoleh dengan rumus:


(34)

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = tingkat kepercayaan (0,05) (Arikunto, 2006)

Maka jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 147 keluarga.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau disebut juga judgement sampling yaitu pemilihan sampel melalui proses seleksi bersyarat. Syarat atau kriteria inklusi yang termasuk yaitu: 1) Keluarga bersedia menjadi responden; 2) Keluarga yang memiliki anak; 3) Keluarga yang memiliki anak sehat mental.

4.3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah daerah Kampung Baru di Kelurahan Bajubang, Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. Alasan peneliti melakukan penelitian di wilayah ini karena penelitian ini belum pernah dilakukan di tempat ini sebelumnya, sampel yang dibutuhkan sesuai dan lokasi yang dijadikan area penelitian telah dikuasai oleh peneliti.

N n =

1 + N (d) ² 232 =

1 + 232 (0,05)² = 146,83


(35)

Waktu penelitian yang akan dilakukan yaitu dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2013.

4.4. Pertimbangan Etik

Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat dalam penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Pada penelitian ini telah dilampirkan surat keterangan etik penelitian yang dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.4.1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian berupa lembar pernyataan yang ditandatangani oleh responden dan peneliti. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.

4.4.2. Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity memberikan jaminan kepada subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada alat lembar ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.


(36)

4.4.3. Kerahasiaan

Kerahasiaan dimaksud menjamin rahasia hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya, hanya kelompok data yang tercantum pada kuesioner yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner yang terdiri dari data demografi dan pernyataan pengetahuan dan sikap dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 pernyataan tentang pengetahuan keluarga dan 10 pernyataan tentang sikap keluarga. Pernyataan berupa pilihan dengan nilai skor yaitu jawaban sangat setuju nilai skor 5, setuju nilai skor 4, ragu – ragu nilai skor 3, tidak setuju nilai skor 2 dan sangat tidak setuju nilai skor 1. Skor tertinggi dari masing – masing 10 pernyataan adalah 50 dan skor terendah adalah 10. Pada pernyataan pengetahuan hasil yang akan diperoleh yaitu baik dengan skor 38 – 50, cukup dengan skor 24 – 37, dan kurang dengan skor 10 – 23.

Pada kuisioner pengetahuan, pernyataan 1 – 4 tentang berisi pernyataan penge-tahuan keluarga tentang pengepenge-tahuan televisi, pernyataan 6 – 8 berisi pengepenge-tahuan keluarga tentang dampak televisi, dan pernyataan 5, 9 - 10 berisi pengetahuan keluarga tentang usia anak saat menonton. Pada kuisioner sikap, pernyataan 1 – 3 berisi sikap keluarga memperhatikan tontonan anak, pernyataan 4 berisi sikap keluarga memperhatikan usia anak, pernyataan 5 – 6 berisi sikap keluarga mendis-kusikan tontonan anak, dan pernyataan 7 – 10 berisi sikap keluarga membatasi jam anak menonton.


(37)

4.6. Pengukuran Validitas – Reliabilitas

Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar pertanyaan atu kuisioner untuk melihat pertanyaan dalam kuisioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau tidak digunakan mengambil data (Sujarweni, 2012).

Menurut Sujarweni (2012), uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefenisikan variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas telah diujikan pada dosen yang ahli di bidangnya di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kegiatan uji validitas yang telah dilakukan pada instrumen penelitian yaitu pada pernyataan pengetahuan memperbaiki susunan pengelompokan pernyataan berdasarkan kerangka penelitian yang sebelumnya tidak terkelompok dengan baik, pada pernyataan sikap memperbaiki kalimat pernyataan dari nomor 2 sampai 9 yang sebelumnya dengan menggunakan kata “saya memberi izin..”, “saya memberi komentar..” yang berarti menyatakan suatu tidakan diganti menjadi “menurut saya..” yang mewakili kalimat pernyataan sikap.

Uji reliabilitas (keandalan) merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk – kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Menurut Sujarweni (2012), uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama – sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Instrumen dapat


(38)

dikatakan reliabel apabila memenuhi nilai alpha = 0,60. Uji reliabilitas instrumen akan diujikan pada 30 orang responden pada lokasi berbeda dari lokasi penelitian dan diolah dengan sistem komputerisasi dengan perhitungan Cronbach Alpha, dengan perolehan nilai alpha pada instrumen pengetahuan 0,81 dan sikap 0,71.

4.7. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti diawali dengan peneliti mengajukan judul proposal pada dosen pembimbing yang disetujui oleh Pembantu Dekan (PD) I dan melakukan survey awal di wilayah yang menjadi lokasi penelitian berdasar surat izin survey awal yang diizinkan sebelumnya olah Dekan Fakultas Keperawatan. Setelah menyelesaikan proposal, peneliti mengikuti ujian proposal dan dinyatakan lulus uji proposal, maka kemudian peneliti mengajukan surat permohonan melakukan izin penelitian kepada Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah izin diberikan, peneliti akan mengirimkan surat izin tersebut kepada pihak Kelurahan Bajubang Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi sebagai lokasi penelitian yang telah disurvey sebelumnya. Setelah pihak Kelurahan Bajubang memberikan surat balasan berisi persetujuan peneliti boleh melakukan penelitian, peneliti akan mensurvey responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Responden yang terpilih diminta persetujuannya dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan diminta mengisi kuesioner penelitian. Setelah data diperoleh secara keseluruhan berdasarkan jumlah responden, selanjutnya peneliti akan mengelola dan menganalisa seluruh data dengan sistem komputerisasi untuk selanjutnya dicantumkan pada tabel distribusi frekuensi.


(39)

4.8. Analisa Data

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengolahan data meliputi:

1. Editing data. Proses editing merupakan proses klarifikasi, membaca, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul.

2. Pengkodean data (coding). Pengkodean data merupakan proses pemberian kode dalam bentuk angka, proses penyusunan sistematis data mentah (yang ada dalam kuisioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer.

3. Pemindahan data ke komputer (entering data). Pemindahan data ke komputer adalah memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin pengolah data dan diproses dengan program pengolahan data yang tersedia pada mesin pengolah data yang digunakan.

4. Pembersihan data (cleaning data). Pembersihan data adalah memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya dengan meninjau kembali data secara manual, setelahnya dilakukan pemrosesan data secara komputerisasi dengan program SPSS untuk analisa univariat dan ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi (Sibagariang; Julianie; Rismalinda; Nurzannah, 2010).


(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 147 keluarga yang bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Bajubang (RT 02/ 03) Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Penyajian hasil meliputi deskripsi data demografi responden, pengetahuan keluarga dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Provinsi Jambi.

5.5.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian, data demografi responden yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, agama responden.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Umur Responden di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Provinsi Jambi (n= 147)

Data Demografi Jumlah Persentase Umur Responden

21 – 26 tahun 27 – 32 tahun 33 – 38 tahun 39 – 44 tahun 45 – 50 tahun 51 – 56 tahun 57 – 62 tahun 63 – 68 tahun

10 33 24 36 24 12 6 2 6,8% 22,4% 16,3% 24,5% 16,3% 8,2% 4,1 % 1,4 %


(41)

Tabel 5.1. Lanjutan

Data Demografi Jumlah Persentase Jenis Kelamin Responden

Perempuan Laki – laki Pendidikan Responden

Sarjana ( S1/ D3 ) SMA/ SMK/ Sederajat SMP/ Sederajat SD/ Sederajat Tidak Sekolah Pekerjaan Responden PNS Wiraswasta Tani / buruh Lain - lain Pendapatan Responden

Rp.500.000,00

Rp.500.000,00 – 1.500.000,00 Rp.1.500.000,00 – 3.000.000,00 Rp.3.000.000,00 – 5.000.000,00 Agama Responden Islam Kristen 89 58 15 79 23 27 3 6 34 57 50 4 76 52 15 142 5 60,5 % 39,5 % 10,2 % 53,7 % 15,6 % 18,4 % 2 % 4,1 % 23,1 % 38,8 % 34 % 2,7% 51,7% 35,4% 10,2% 96,6% 3,4% Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dari 147 keluarga yang menjadi responden, mayoritas data demografi yaitu umur responden 39 – 44 tahun berjumlah 36 orang (24,5%), jenis kelamin responden perempuan berjumlah 89 orang (60,5%), pendidikan responden SMA/ SMK/ Sederajat berjumlah 79 orang (53,7%), pekerjaan responden tani/ buruh berjumlah 57 orang (58,8%), pendapatan responden Rp.500.000,00 – Rp.1.500.000,00 berjumlah 76 orang (51,7%), dan agama responden Islam berjumlah 142 orang (96,6%).


(42)

5.5.2. Pengetahuan Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak

Tabel 5.2. Pengetahuan Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Provinsi Jambi (n= 147)

Pengetahuan Jumlah Persentase

Baik (38 – 50) Cukup (24 – 37) Kurang (10 – 23) Jumlah 16 82 49 147 10,9% 55,8% 33,3% 100 % Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dari 147 keluarga yang menjadi responden, 82 responden memiliki pengetahuan cukup (55,8%), 49 responden memiliki pengetahuan kurang (33,3%) dan 16 responden memiliki pengetahuan baik (10,9%).

5.5.3. Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak

Tabel 5.3. Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Provinsi Jambi (n= 147)

Sikap Jumlah Persentase

Peduli ( 31 - 50) Tidak Peduli (10 – 30) Jumlah 89 58 147 60,5 % 39,5 % 100 % Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dari 147 keluarga yang menjadi responden, 89 responden memiliki sikap peduli (60,5%) dan 58 responden memiliki sikap tidak peduli (39,5%).


(43)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak

Pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak adalah segala hal yang diketahui keluarga mengenai acara televisi untuk anak. Pada penelitian ini, pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak meliputi apa yang diketahui keluarga tentang fungsi televisi, dampak televisi bagi anak, dan usia anak saat menonton. Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak diperoleh hasil responden menunjukkan pengetahuan baik sebanyak 16 responden (10,9%), pengetahuan cukup sebanyak 82 responden (55,8%), dan pengetahuan kurang sebanyak 49 responden (33,3%).

Pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pada hasil penelitian pengetahuan baik menunjukkan jumlah sebanyak 16 responden (10,9 %) dengan data demografi penelitian yaitu pendidikan sarjana sebanyak 15 responden (10,2%), SMA sebanyak 79 responden (53,7%), dapat diasumsikan responden mengetahui fungsi televisi, dampak televisi bagi anak, dan usia anak saat menonton berdasar kuesioner. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elisse (2013) pada 102 responden di Desa Teluk Lubuk Kabupaten Muara Enim, ditemukan adanya hubungan antara jenjang pendidikan tinggi (sarjana dan SMA) dan dengan pengetahuan memilih acara televisi yang bersifat edukasi dan informatif, pengaturan waktu menonton yang baik frekuensi menonton yang


(44)

rendah dibanding responden dengan jenjang pendidikan formal yang rendah (SMP dan SD).

Dari hasil penelitian, menunjukkan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 82 responden (55,8%). Pada data demografi diperoleh hasil responden dengan pendidikan SMP sebanyak 23 responden (15,6%) dan SMA sebanyak 79 responden (53,7%) dimana tidak secara keseluruhan pendidikan SMA memiliki pengetahuan baik. Asumsi peneliti, pengetahuan cukup responden dapat dipengaruhi oleh terbatasnya keinginan responden untuk mengetahui lebih banyak informasi. Pada teori telah dijelaskan meskipun seseorang berpendidikan rendah tetapi jika ia mau mendapatkan informasi yang lebih baik dari berbagai media maka hal itu akan meningkatkan pengetahuan seseorang. 

Semakin tinggi pendidikan, maka semakin baik pengetahuan seseorang. Dari 147 responden, terdapat 49 responden (33,3%) yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden, dimana berdasar data demografi responden dilihat dari karakteristik pendidikan masih terdapat responden yang tidak bersekolah sebanyak 3 responden (2%), SD sebanyak 27 responden (18,4%). Responden dengan pengetahuan rendah tidak mampu menjawab dengan baik mengenai pengetahuan tentang televisi, dampak televisi dan usia anak saat menonton. Masih ditemukannya pengetahuan rendah pada responden dalam penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bintarti, dkk (2011) di Tangerang di mana ditemukannya pengetahuan kurang pada orang tua siswa SD Cipayung dan SD Babakan, di mana orang tua selalu


(45)

menilai positif setiap tontonan anak dan ada kekeliruan dalam menangkap isi pesan dari tontonan anak tersebut.

Pendapatan keluarga juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi ekonomi seseorang maka semakin besar peluang memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dan berpengetahuan baik. Ditemukan pada data demografi jumlah pendapatan responden Rp.3.000.000,00 – Rp.5.000.000,00 sebanyak 15 responden (10,2%) dan pendidikan tinggi sarjana sebanyak 15 responden (10,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Dewi (2006) dimana ditemukan mayoritas ibu berpendapatan tinggi memiliki pengetahuan tinggi.

5.2.2. Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak

Sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak adalah bagaimana respon keluarga dalam menyikapi acara televisi anak sebelum melakukan suatu tindakan. Pada penelitian ini, sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak meliputi sikap keluarga dalam memperhatikan tontonan anak, mendiskusikan tontonan anak dan membatasi jam anak menonton.

Pada penelitian ini didapat hasil dengan mayoritas responden memiliki sikap peduli sebanyak 89 responden (60,5%) dan minoritas responden memiliki sikap tidak peduli sebanyak 58 responden (39,5%) . Menurut Azwar (2005) sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan yang mendukung atau memihak (favourable) maupun tidak mendukung atau tidak memihak (unfavourable) pada objek tersebut. Hal ini memiliki hubungan dimana responden memiliki sikap


(46)

peduli terhadap anak dimana responden memiliki perasaan mendukung untuk peduli memperhatikan acara televisi yang sesuai untuk anak.

Usia responden dapat mempengaruhi sikap responden dalam memperhatikan acara televisi yang sesuai untuk anak. Semakin matang usia seseorang maka sikap yang ditunjukkan semakin baik. Pada data demografi dijumpai usia responden dengan rentang 45 – 68 tahun berjumlah 44 orang. Rentang usia ini tergolong usia yang matang. Semakin matang usia responden, maka semakin peduli sikap responden terhadap anak. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Herawati (1999) dalam Safitri (2006), dimana ditemukan mayoritas ibu dengan usia lebih dari 38 tahun mempunyai sikap yang lebih baik dalam pendampingan anak menonton televisi dibanding dengan usia ibu kurang dari 38 tahun.

Dari 147 responden, 58 responden (39,5%) memiliki sikap tidak peduli. Pendidikan yang menjadi salah satu faktor pembentukan sikap dapat mempengaruhi sikap responden yang tidak peduli. Menurut penelitian yang dilakukan Atmarita (2003) dalam Yusrizal (2008), membuktikan tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku kesehatan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memudahkan seseorang atau masyarakat menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari – hari untuk mendukung sikap yang baik dan sebaliknya. Hal ini dapat dihubungkan dari data penelitian demografi responden dimana masih dijumpai responden yang tidak sekolah dan lulus SD sebanyak 30 responden (20,4%). Sikap tidak peduli responden pada penelitian ini juga sejalan pula dengan penelitian Binarti, dkk (2011) pada Focus Group Discussion (FGD), ditemukan sikap orang tua siswa


(47)

memberi kelonggaran pada anak dalam menonton. Penelitian lain oleh Widiyanto, Aviyanti, dan Tyas (2012) mengungkapkan hal serupa tentang keterkaitan tingkat pendidikan dan sikap yaitu ditemukannya ada hubungan antara pendidikan ibu terhadap sikap pemberian ASI ekslusif, sebanyak 16 responden (53,3%) dengan pendidikan rendah mempunyai sikap kurang mendukung.

Didasarkan oleh pekerjaan responden yang kebanyakan bekerja sebagai buruh atau tani sebanyak 57 responden (38,8%), menjadi faktor sikap ketidakpedulian keluarga, dimana responden atau keluarga yang bekerja sebagai buruh atau tani ini menganggap televisi dengan acara yang ditayangkan lebih baik bagi anak – anak mereka untuk berada di rumah dibandingkan berkegiatan di luar rumah dikarenakan waktu responden untuk bekerja lebih banyak daripada mengawasi kegiatan anak, dimana pekerjaan tersebut dilakukan dari pagi sampai sore. Priska (2011) melalui penelitian fenomenologi yang dilakukan pada orang tua dan anak usia 3 – 6 tahun dan 7 – 11 tahun dengan komunikasi aktif, menemukan bahwa orang tua berusaha untuk mendampingi anak menonton televisi, namun kesibukan orang tualah yang membuat orang tua tidak fokus pada anak dan tayangan televisi yang sedang ditonton anak.

Pendapatan responden dapat berpengaruh terhadap kepedulian keluarga terhadap acara televisi yang sesuai untuk anak. Di lapangan, peneliti menemukan semakin tinggi pendapatan keluarga, maka sikap yang diperoleh semakin negatif atau tidak peduli. Hal ini diperoleh peneliti melalui tanya jawab yang dilakukan peneliti diluar pernyataan kuesioner terhadap responden khususnya responden dengan pendapatan lebih dari Rp.3.000.000,00 dan ditemukan keluarga yang


(48)

memberikan fasilitas televisi di kamar anak tanpa pendampingan dalam menonton televisi. Pengaruh pendapatan pada penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Prabawa, Dunia, dan Haris (2014) dimana ditemukan mayoritas orang tua dari siswa yang diteliti yang memiliki pendapatan yang tinggi berpengaruh pada kurangnya perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak.


(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, diketahui dari 147 keluarga yang menjadi responden, diperoleh hasil :

1. Pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak yaitu 82 responden memiliki pengetahuan cukup (55,8%), 49 responden memiliki pengetahuan kurang (33,3%) dan 16 responden memiliki pengetahuan baik (10,9%). Pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dan ekonomi keluarga.

2. Sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak yaitu 89 responden memiliki sikap peduli (60,5%) dan 58 responden memiliki sikap tidak peduli (39,5%). Sikap yang dimiliki keluarga lebih dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, usia yang matang dan ekonomi keluarga.

6.2. Saran

1. Bagi masyarakat

Masyarakat, khususnya keluarga diharapkan meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap acara televisi yang sesuai untuk anak dan lebih memperhatikan kegiatan anak dan dampak yang timbul dari kegiatan yang dilakukan tersebut.


(50)

2. Bagi pendidikan dan praktek keperawatan

Diharapkan untuk dapat memberikan pendidikan atau informasi kesehatan dalam meningkatkan peran serta keperawatan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak.

3. Bagi peneliti keperawatan

Bagi peneliti keperawatan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan judul ini diharapkan dapat meneliti hubungan antar variabel yang akan diteliti untuk memperoleh hasil yang lebih signifikan, dari segi ekonomi, umur, menambahkan unsur budaya dan jumlah anak dalam instrumen penelitian selanjutnya.

6.3. Keterbatasan Penelitian

1. Hasil yang diperoleh dari responden masih belum maksimal dikarenakan responden masih ada yang kurang jujur dalam menjawab pernyataan kuesioner.

2. Tidak adanya data pendukung kebiasaan penduduk setempat yang dapat menjadi pendukung untuk pembahasan sikap yaitu unsur kebudayaan yang dapat diperoleh melalui metode wawancara terhadap responden maupun tokoh masyarakat.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Annehira. (2010). Pengertian Anak dan Tahap Perkembangan Anak. Diambil tanggal 14 Mei 2013 dari http://www.anneahira.com/pengertian-anak.htm. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Bintarti, A; Winataputra, U.S; Kusuma, N.W; Broto, M.F; Budiwati, Y. (2011).

Pengembangan Model Belajar Melek Media Televisi, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 12, Nomor 2, September 2011, 77-91. Diambil tanggal 14 Juni 2013 dari http://ut.ac.id.

Chandra, B. (2006). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.

Desiningrum, D.R; Prihatsanti, U. (2011). Studi Deskriptif Mengenai Frekuensi Menonton Televisi dan Main Game Elektronik Pada Anak di Semarang, Jurnal Psikologi Pitutur Volume I Nomor 2 Juni 2011. Diambil tanggal 28 April 2013 dari http://und.ac.id.

Dewi, A. (2006). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita Umurr 3-5 Tahun di Puskesmas Ulu Palembang Tahun 2006, KTI D-III Kebidanan. Palembang: Poltekes Palembang.

Elisse, N. (2013). Hubungan Jenjang Pendidikan Formal dengan Perilaku Menonton Acara – Acara di Stasiun Televisi RCTI di Desa Teluk Lubuk Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim (Jurnal Publikasi). Palembang : Universitas Sriwijaya. Diambil tanggal 24 Januari 2014 dari www.akademik.unsri.ac.id

Generusindonesia. (2013). Dampak Televisi Terhadap Siswa. Diambil tanggal 28 April 2013 dari http://generussindonesia.wordpress.com.

Hidayat, A.A.A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A.A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Ed I. Jakarta: Salemba Medika

Keraf, S. A; Dua. (2001). Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis, Edisi 2. Yogyakarta: Kanisius.

Mayohani; Lim, H. (2008). Anak vs Media: Kuasailah Media Sebelum Anak Anda Dikuasainya. Jakarta: Elex Media Komputindo.


(52)

Notoatmojo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip – Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prabawa, K.A; Dunia, I.K; Haris, I.A. (2014). Pengaruh Sosial Ekonomi dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa X4, Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi, Volume 4 Nomor 1, Tahun 2014. Singaraja: Iniversitas Pendidikan Ganesha.

Priska, B. (2011). Memahami Pengalaman dan Dialektika Komunikasi Orang Tua dan Anak Pada Proses Pendampingan Menonton Televisi (Summary

Skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro. Diambil dari eprints.undip.ac.id/28961/

Ramadhani, A. (2010). Hubungan Antara Lama Menonton Televisi dan Prestasi Akadademik Anak Usia Sekolah (Skripsi). Medan: USU.

Safitri, D. (2006). Sikap dan Perilaku Ibu dalam Mendampingi Anak Menonton Televisi (Skripsi). Bogor: IPB. Diambil tanggal 28 April dari repository.ipb.ac.id.

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya: Graha Ilmu.

Sibagariang, E.E; Julianie; Rismalinda; Nurzannah, S. (2010). Buku Saku Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta: TIM. Simatupang, P. (2012). Pengaruh Televisi Terhadapap Perkembangan Anak.

Diambil tanggal 28 April 2013 dari http://patriciasimatupang.wordpress.com.

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sujarweni, V.W. (2012). SPSS untuk Paramedis. Yogyakarta: Gava Media.

Surbakti, E. B. (2008). Awas Tayangan Televisi : Tayangan Misteri dan Kekerasan Mengancam Anak Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Toriza, V. (2010). Hubungan Terpaan Media Televisi dengan Belajar Kognitif pada Anak (Skripsi). Bogor: IPB. Diambil tanggal 14 Juni dari repository.ipb.ac.id.


(53)

Widiyanto, S; Aviyanti, D; Tyas, M.A. (2012). Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Sikap Terhadap Pemberian ASI Ekskusif , Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012. Semarang: Universitas Muhammadiyah.

Wiradono, S. (2006). Matikan TV-Mu! Teror Media Televisi di Indonesia. Yogyakarta: Resist Book

Yusrizal. (2008). Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Bireun, Thesis. Medan: Universitas Sumatera Utara. 

                               


(54)

JUDUL PENELITIAN: Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi

PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Pernyataan persetujuan ini (Informed consent) dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan izin tertulis dari calon responden yaitu keluarga yang berada di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. Pernyataan persetujuan ini adalah bagian dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak. Prosedur yang dilakukan yaitu sebelumnya penulis meminta izin melakukan penelitian di wilayah Bajubang kepada pihak Kelurahan Bajubang. Setelah mendapat izin, peneliti melakukan survey responden dan memilih responden sesuai kriteria. Responden yang termasuk kriteria yaitu keluarga yang bersedia untuk diteliti, keluarga yang memiliki anak. Responden yang bersedia, sebelumnya harus menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti responden bersedia diteliti lalu responden akan diberikan kuesioner berisi pernyataan bersangkutan dengan tujuan penelitian. Setelah mendapat data, maka seterusnya data akan dikelola oleh peneliti dengan sistem komputerisasi.

Setelah mendapat penjelasan secara rinci dan memahami penelitian ini, saya bersedia menjadi responden reliabel dari penelitian yang dilakukan oleh Theresia


(55)

Meilana, mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Program Studi S1 Keperawatan. Berikut adalah identitas saya:

Tanggal penelitian :

Nama :

Alamat :

Dengan demikian pernyataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dari pihak siapa pun.

Bajubang, 2013

Peneliti Responden


(56)

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP TONTONAN TELEVISI YANG SESUAI UNTUK ANAK DI KAMPUNG BARU

KECAMATAN BAJUBANG PROPINSI JAMBI

I. IDENTITAS RESPONDEN 1. No. responden :

2. Jenis kelamin : ( ) Perempuan ( ) Laki-laki

3. Umur :

4. Pekerjaan : ( ) PNS ( ) Wiraswasta

( ) Petani/ Buruh ( ) Lain – lain, sebutkan ... 5. Pendidikan terakhir : ( ) Sarjana (S1/D3) ( ) SMA/SMK/ Sederajat

( ) SMP/ Sederajat ( ) SD/ Sederajat ( ) Tidak sekolah

6. Penghasilan : ( ) Rp.500.000,00

( ) Rp.500.000,00 – Rp.1.500.000,00 ( ) Rp.1.500.000,00 – Rp.3.000.000,00 ( ) Rp.3.000.000,00 – Rp.5.000.000,00 ( ) > Rp.5.000.000,00

7. Agama : ( ) Islam ( ) Kristen ( ) Hindu


(57)

II. PERNYATAAN KUESIONER

a. Berilah tanda checklist atau centang ( √ ) pada salah satu jawaban yang menjadi pilihan anda.

b. Bila ada pernyataan yang tidak dimengerti silahkan tanyakan langsung kepada peneliti.

A. Pengetahuan tentang televisi

SS : Sangat Setuju S : Setuju R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS

(5) S (4) R (3) TS (2) STS (1) 1. Fungsi media televisi sebagai sumber

informasi.

2. Fungsi media televisi sebagai sarana pendidikan.

3. Fungsi media televisi sebagai pembentuk opini atau pendapat.

4. Fungsi media televisi sebagai sarana hiburan.

5. Pendidikan anak semenjak dini dimulai dari keluarga.

1 6.

Dampak negatif menonton televisi adalah anak malas belajar sehingga perlu pembatasan waktu menonton. 7. Menonton televisi mengurangi waktu

membaca anak.

8. Perilaku menyimpang anak pada masa kini cenderung akibat menonton televisi.

9. Usia anak berbeda-beda, sehingga perlu didampingi dalam menonton televisi. 10. Anak dibawah usia 2 tahun sebaiknya

tidak menonton televisi karena merupakan masa awal pertumbuhan otak.


(58)

B. Sikap terhadap acara televisi untuk anak

SS : Sangat Setuju S : Setuju R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS

(5) S (4) R (3) TS (2) STS (1) 1. Menurut saya anak menonton televisi

itu perlu.

2. Menurut saya anak boleh diizinkan mmenonton, dan keluarga ikut menonton apa yang ditontonnya.

3. Menurut saya keluarga harus memperhatikan apa yang ditonton anak pada saat dia menonton televisi.

4. Menurut saya keluarga wajib memperhatikan usia anak terkait dengan apa yang dia tonton.

5. Menurut saya perlu memberi komentar pada tiap tontonan anak.

6. Menurut saya kaluarga perlu memberi contoh akibat positif dan negatif dari apa yang ditonton anak.

7. Keluarga perlu menyarankan anak mengisi waktu luang dengan aktivitas lain selain menonton televisi seperti olahraga.

8. Keluarga perlu menjadwalkan jam menonton anak.

9. Menurut saya perlu membatasi tontonan anak terkait tontonan edukatif saja.

10. Menurut saya anak diperbolehkan menonton setelah mengerjakan tugas sekolahnya.


(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Theresia Meilana

Tempat/ Tanggal Lahir : Muara Bulian/ 23 Mei 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Alamat : Jalan A.H. Nasution Gang Permai 2 No. 49 B. Kecamatan Medan Johor

Riwayat Pendidikan

Tahun 1996 – 2002 : SD YKPP No.I Bajubang Tahun 2002 – 2005 : SMP Negeri 2 Batanghari Tahun 2005 – 2008 : SMA Negeri 5 Batanghari

Tahun 2008 – 2011 : D-III Keperawatan Universitas Darma Agung Medan

Pengalaman lainnya

Tahun 2011 – 2012 : Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Herna Medan

   


(66)

Master Tabel Pengetahuan dan Sikap Keluarga Responden Reliabel

1 2 3 4 5 6 7 8 Pernyataan Kuesioner Pengetahuan Jumlah Pernyataan Kuesioner Sikap Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 26 2 2 3 2 1 0 5 4 4 4 5 5 4 3 4 3 41 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 42 2 33 2 2 2 3 1 0 5 5 5 5 5 2 2 3 4 3 39 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 35 3 30 1 2 4 2 1 0 4 4 4 4 5 4 4 2 4 3 38 4 3 4 4 3 3 4 3 2 5 35 4 23 1 1 4 3 1 0 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 34 5 42 2 2 3 2 1 0 5 5 5 5 5 3 4 2 4 4 42 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 37 6 49 1 1 1 4 1 0 4 4 3 5 5 2 2 3 4 2 34 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 34 7 32 1 2 4 2 1 0 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 37 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 36 8 30 2 2 2 3 1 0 4 4 4 4 5 4 2 2 5 3 37 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 37 9 38 1 2 4 3 1 0 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 25 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 29 10 43 1 2 3 2 1 0 3 4 3 4 5 2 4 4 3 3 35 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 31 11 40 2 2 4 2 1 0 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 46 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49 12 34 1 2 4 3 2 0 4 4 4 4 5 3 4 3 5 2 38 3 3 4 5 4 3 3 2 2 5 0 13 23 1 2 2 2 1 0 4 4 5 5 5 3 4 4 4 3 41 5 4 4 5 4 4 3 4 2 5 40 14 44 2 2 2 2 1 0 4 3 3 5 5 3 4 3 2 2 34 2 3 4 4 5 5 4 3 2 5 37 15 26 1 2 3 2 1 0 3 3 2 3 5 4 3 2 3 2 30 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 32 16 48 1 2 4 2 1 0 4 4 4 5 5 3 4 3 3 3 38 3 4 3 5 4 2 3 3 2 4 33 17 47 1 1 4 2 1 0 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 39 4 4 3 4 5 5 4 3 3 3 38 18 38 1 2 4 2 1 0 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 33 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 32 19 25 1 2 4 2 1 0 3 4 3 5 5 4 3 3 4 2 36 3 4 4 3 2 3 4 3 2 5 33 20 29 1 2 3 2 1 0 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 40 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 37 21 27 1 2 3 3 1 0 4 3 3 4 4 4 2 2 4 2 32 4 5 4 5 2 1 5 2 4 4 36


(67)

22 33 1 2 4 3 1 0 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 35 3 3 4 4 5 5 3 4 2 5 38 23 36 1 2 3 2 1 0 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 33 24 27 1 2 4 2 1 0 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 25 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 29 25 43 1 2 4 3 1 0 3 3 3 5 5 4 3 2 4 2 34 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 29

26 32 2 1 4 2 1 0 4 3 2 4 4 4 5 3 4 2 35 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38

27 34 1 1 2 2 1 0 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 33 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 31

28 48 1 2 2 3 1 0 3 3 3 4 4 2 2 3 2 2 28 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 26

29 43 1 2 2 3 1 0 3 3 4 4 5 3 2 3 4 3 34 3 4 4 5 4 5 3 2 2 4 36

30 31 1 2 4 2 1 0 2 3 2 4 5 4 3 4 3 2 32 4 4 5 4 3 2 4 3 2 4 35

Keterangan : Kolom 1 : Kode

Responden

Kolom 2 : Umur Responden

Kolom 3 : Jenis Kelamin Responden (1 = Perempuan, 2 = Laki-laki)

Kolom 4 : Pendidikan Responden ( 1 = Sarjana S1/D3, 2 = SMA, 3 = SMP, 4 = SD, 5 = Tidak sekolah) Kolom 5 : Pekerjaan Responden (1 = PNS, 2 = Wiraswasta, 3 = Tani/buruh, 4 = Lain2)

Kolom 6: Pendapatan Responden (1 = 500rb, 2 = 500rb - 1,5 jt, 3 = 1,5 - 3 jt, 4 = 3 - 5 jt, 5 = >5 jt) Kolom 7 : Agama Responden (1 = Islam, 2 = Protestan)

Kolom 8 : Alamat Responden (kode 0 : wilayah

lain)

Pernyataan : 1 = Sangat setuju (SS), 2 = Setuju (S), 3 = Ragu-ragu (R), 4 = Tidak setuju (TS), 5 = Sangat tidak setuju (STS)


(68)

Master Tabel Pengetahuan dan Sikap Keluarga di Kampung Baru

1 2 3 4 5 6 7 8 Pernyataan Kuesioner Pengetahuan Jumlah Pernyataan Kuesioner Sikap Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 34 1 2 4 4 1 2 4 4 3 4 5 4 3 2 4 2 35 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 36 2 31 1 2 4 3 1 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 36 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 35 3 23 1 2 4 4 1 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 36 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 36 4 23 1 1 4 3 1 2 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 38 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 37 5 52 2 4 3 2 1 2 2 2 2 4 4 2 2 1 2 1 22 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 29 6 30 1 1 1 4 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 30 7 50 1 4 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 22 3 4 3 4 3 3 3 2 1 4 30 8 51 2 4 3 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 22 3 2 3 2 2 2 2 4 1 3 24 9 58 1 4 3 3 1 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 1 23 2 2 2 3 2 2 2 2 1 4 22 10 32 1 4 3 1 1 2 2 2 2 4 4 3 2 1 2 1 23 1 2 2 3 3 2 2 2 2 4 23 11 31 2 2 2 1 2 2 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 30 4 5 4 5 2 1 5 2 4 4 36 12 34 1 2 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 36 4 4 5 4 3 3 4 3 2 4 36 13 23 1 2 2 2 1 2 3 4 2 4 4 3 2 2 3 2 29 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 35 14 44 2 3 2 2 1 2 3 3 3 4 4 2 2 3 2 2 28 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 26 15 26 1 5 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 20 1 2 2 4 2 2 2 4 2 2 23 16 48 1 4 4 2 1 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 1 23 3 3 2 2 3 3 3 4 1 4 28 17 53 2 4 3 2 1 2 2 2 3 3 4 2 2 1 2 2 23 3 4 2 2 2 3 3 3 1 4 27 18 43 1 4 3 2 1 2 2 2 3 4 4 2 2 1 1 1 22 4 4 2 3 3 3 3 4 2 4 32 19 36 2 2 2 3 1 2 2 4 2 4 5 4 4 2 3 2 32 2 4 4 3 3 4 3 3 2 4 32 20 28 1 2 4 3 1 2 3 3 2 3 5 4 3 2 3 2 30 4 4 2 3 2 2 4 4 2 4 31 21 31 1 4 4 2 1 2 1 2 2 4 4 2 2 2 1 1 21 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 35


(69)

22 33 1 4 3 2 1 2 2 2 3 4 4 2 2 1 2 1 23 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 30 23 36 1 4 3 2 1 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 23 3 4 2 3 3 3 3 2 1 4 28 24 27 1 3 4 2 1 2 3 3 4 4 5 3 2 3 4 3 34 3 3 4 4 5 4 5 3 2 4 37 25 43 1 2 3 3 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 23 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 35 26 35 1 4 3 2 1 2 2 2 2 4 3 3 1 1 1 1 20 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 25 27 59 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 27 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 23 28 60 2 2 3 2 1 2 3 3 2 4 4 4 3 3 4 2 32 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 35 29 21 1 4 3 2 1 2 2 3 2 3 4 4 2 3 3 2 28 3 4 2 2 2 4 4 3 2 4 30 30 47 1 4 4 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 23 2 2 1 4 2 2 2 4 2 2 23 31 38 1 2 4 2 1 2 3 3 2 3 5 4 3 2 3 2 30 4 4 2 4 3 3 3 3 2 4 32 32 25 1 2 4 2 1 2 3 4 3 4 5 2 4 4 3 3 35 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 34 33 29 1 2 3 2 1 2 3 2 2 4 3 2 2 2 1 1 22 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 28 34 27 1 5 3 3 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2 1 1 21 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 25 35 33 1 2 4 3 1 2 4 4 4 5 5 3 4 3 3 3 38 3 4 3 5 4 2 3 3 2 4 33 36 53 2 2 2 3 1 2 3 3 3 4 4 2 2 4 2 2 29 5 5 2 2 4 4 3 4 1 4 34 37 46 2 2 3 2 1 2 4 2 2 4 4 3 2 2 2 2 27 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 30 38 29 2 2 2 3 1 2 4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 30 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 33 39 55 2 3 1 3 1 2 4 2 2 2 4 2 1 1 3 2 23 4 3 2 2 3 3 4 4 2 4 31 40 31 1 4 4 2 1 2 2 2 2 4 3 2 2 1 1 1 20 4 3 2 3 3 3 3 2 1 4 28 41 28 2 4 3 2 1 2 2 2 2 4 4 2 2 1 2 1 22 3 2 3 2 3 3 3 3 1 4 27 42 29 1 1 4 2 1 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38 43 43 1 2 4 4 1 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2 24 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 34 44 39 1 2 4 2 1 2 2 2 2 4 4 3 3 1 2 2 25 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 35 45 39 1 2 4 2 1 2 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 30 4 4 5 4 3 3 4 3 2 4 36 46 32 1 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 36 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 37 47 50 2 3 3 2 1 2 3 4 2 4 4 3 2 2 3 2 29 4 3 2 2 3 3 4 3 1 4 29


(70)

48 29 2 2 3 2 1 2 3 3 3 4 4 2 2 3 2 2 28 4 4 3 3 4 4 3 2 2 4 33 49 44 2 4 3 2 1 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 1 22 3 2 3 3 2 2 2 2 4 4 27 50 22 1 3 4 2 1 2 3 4 2 4 4 3 2 2 4 2 30 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 34 51 42 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 29 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 32 52 49 1 1 1 4 1 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 37 53 32 1 2 4 2 1 2 2 4 2 4 5 4 4 2 3 2 32 3 3 2 4 3 3 3 4 1 4 30 54 50 1 1 1 4 1 2 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 40 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 37 55 45 1 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 2 2 2 26 3 2 3 2 2 2 2 4 1 3 24 56 48 1 2 2 3 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 2 2 28 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 33 57 34 2 4 2 2 1 2 2 3 4 3 3 2 1 2 1 1 22 1 2 2 3 3 2 2 2 2 4 23 58 39 2 2 3 2 1 2 3 3 4 4 5 3 2 3 4 3 34 4 4 2 4 2 4 3 4 2 4 33 59 42 2 2 3 2 1 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 29 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 34 60 30 2 2 2 3 1 2 3 3 2 4 4 1 2 2 3 3 27 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 35 61 38 1 2 4 3 1 2 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 29 4 2 4 4 2 2 3 4 2 4 31 62 43 1 4 3 2 1 2 2 2 2 4 4 2 3 1 2 1 23 3 2 3 3 2 2 2 2 4 4 27 63 40 2 3 4 2 1 2 3 3 2 4 4 2 2 3 3 2 28 4 4 3 4 2 2 2 3 2 4 30 64 55 1 1 2 4 1 2 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 40 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38 65 42 2 2 2 3 1 2 2 2 2 4 4 3 3 1 2 2 25 4 4 2 4 4 4 3 2 2 4 33 66 40 2 2 3 3 1 2 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 30 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 34 67 54 2 2 2 3 1 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 36 4 3 2 4 4 4 3 4 1 4 33 68 41 2 1 1 4 1 2 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 41 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 32 69 40 1 2 4 3 1 2 3 4 2 4 4 3 2 2 3 2 29 4 4 2 3 4 2 3 4 2 4 32 70 48 1 2 2 4 1 2 3 3 3 4 4 2 2 3 2 2 28 4 4 2 2 3 3 3 4 1 1 27 71 61 2 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 25 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 24 72 45 2 2 3 2 1 3 3 4 2 4 4 3 2 2 4 2 30 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 33 73 27 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 29 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 33


(1)

Tabel frekuensi tiap pernyataan kuesioner

 

 

 

No.

Pernyataan

Pernyataan Sikap

Hasil Jawaban

(1) (2) (3) (4) (5)

f % f % f % f % f %

1

Menurut saya anak menonton televisi itu perlu.

16

10,9

60

40,8

59

40,1

12

8,2

-

-

2

Menurut saya anak boleh diizinkan mmenonton,

dan keluarga ikut menonton apa yang ditontonnya.

6

4,1 92 62,6 33 22,4 13 8,8 3

2

3 Menurut

saya

keluarga

harus memperhatikan apa

yang ditonton anak pada saat dia menonton

televisi.

10 6,8 72 49 43 29,3

19 12,9

3 2

4

Menurut saya keluarga wajib memperhatikan usia

anak terkait dengan apa yang dia tonton.

4

2,7 34 23,1 69 46,9 34 23,1 6

4,1

5

Menurut saya perlu memberi komentar pada tiap

tontonan anak.

7

4,8 90 61,2 35 23,8 12 8,2 3

2

6

Menurut saya kaluarga perlu memberi contoh

akibat positif dan negatif dari apa yang ditonton

anak.

7

4,8 103 70,1 11 7,5 26 17,7 -

-

7

Keluarga perlu menyarankan anak mengisi waktu

luang dengan aktivitas lain selain menonton televisi

seperti olahraga.

3

2

68 46,3 59 40,1 11 7,5 6

4,1

8

Keluarga perlu menjadwalkan jam menonton anak.

-

-81

55,1

37

25,2

29

19,7

-

-

9

Menurut saya perlu membatasi tontonan anak

terkait tontonan edukatif saja.

22 15 98 66,7

13 8,8 14 9,5 - -

10

Menurut saya anak diperbolehkan menonton

setelah mengerjakan tugas sekolahnya.


(2)

NEW FILE. SAVE OUTFILE='D:\kumpulan theresia\skripsi aku\reliabel

sikap true.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='D:\kumpulan

theresia\skripsi aku\reliabel sikap true.sav' /COMPRESSED.

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.

Reliability

[DataSet1] D:\kumpulan theresia\skripsi aku\reliabel sikap

true.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.710 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pertanyaan 1 31.47 16.947 .331 .694

pertanyaan 2 31.33 15.609 .559 .658

pertanyaan 3 31.20 16.303 .357 .690

pertanyaan 4 30.93 15.168 .630 .645

pertanyaan 5 31.33 15.402 .456 .672

pertanyaan 6 31.40 15.766 .319 .702

pertanyaan 7 31.53 16.671 .386 .686

pertanyaan 8 31.57 17.220 .271 .703


(3)

Reliability

[DataSet2] D:\kumpulan theresia\skripsi aku\reliabel pengetahuan

true.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.812 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pertanyaan 1 31.80 17.821 .646 .779

pertanyaan 2 31.93 18.892 .513 .793

pertanyaan 3 32.10 16.369 .707 .767

pertanyaan 4 31.37 19.206 .513 .794

pertanyaan 5 31.00 19.034 .530 .793

pertanyaan 6 32.30 19.321 .273 .823

pertanyaan 7 32.20 17.476 .486 .798

pertanyaan 8 32.57 20.944 .105 .835

pertanyaan 9 31.90 17.197 .630 .778


(4)

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 21 - 26 10 6.8 6.8 6.8

27 - 32 33 22.4 22.4 29.3

33 - 38 24 16.3 16.3 45.6

39 - 44 36 24.5 24.5 70.1

45 - 50 24 16.3 16.3 86.4

51 - 56 12 8.2 8.2 94.6

57 - 62 6 4.1 4.1 98.6

63 - 68 2 1.4 1.4 100.0

Total 147 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid perempuan 89 60.5 60.5 60.5

laki - laki 58 39.5 39.5 100.0

Total 147 100.0 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sarjana (S1/ D3) 15 10.2 10.2 10.2

SMA/ SMK/ Sederajat 79 53.7 53.7 63.9

SMP/ Sederajat 23 15.6 15.6 79.6

SD/ Sederajat 27 18.4 18.4 98.0

Tidak sekolah 3 2.0 2.0 100.0


(5)

pendapatan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 500 4 2.7 2.7 2.7

500.000 - 1.500.000 76 51.7 51.7 54.4

1.500.000 - 3.000.000 52 35.4 35.4 89.8

3.000.000 - 5.000.000 15 10.2 10.2 100.0

Total 147 100.0 100.0

agama responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 142 96.6 96.6 96.6

Kristen 5 3.4 3.4 100.0

Total 147 100.0 100.0

alamat responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RT 02 71 48.3 48.3 48.3

RT 03 76 51.7 51.7 100.0


(6)

kuesioner pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 38 - 50 16 10.9 10.9 10.9

24 - 37 82 55.8 55.8 66.7

10 - 23 49 33.3 33.3 100.0

Total 147 100.0 100.0

kuesioner sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 31 - 50 89 60.5 60.5 60.5

10 - 30 58 39.5 39.5 100.0

Total 147 100.0 100.0