semakin besar konsentrasi katalis semakin banyak produksi konversi FAME atau produksi konversi FAME berbanding lurus dengan konsentrasi katalis reaksi.
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi katalis reaksi untuk lama reaksi 6 jam jam semakin besar produksi FAME.
Metil Ester Asam Lemak FAME dari hasil transesterifikasi kemudian dilakukan pengujian sifat-sifat fisikanya seperti viscositas, densitas, titik kabut cloud point,
bilangan iod, kadar aid an titik nyala Flash Point. Hasil pengujian sifat-sifat fisis dan prosentase konversi fame dapat dilihat pada tabel di bawah ini hasil uji fisis
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.
Tabel 4.3. Hasil Uji Fisis
Parameter Konsentrasi
Katalis Reaksi dalam 6 jam 1
4
Viscositas 40°C 20,76 cSt
19,76 cSt Densitas 40°C
0,91 grcm
3
0,90 grcm
3
Cloud Point 8,00
C 1,00
C Bilangan Iod
67,65 mgg 67,14 mgg
Kadar Air 0,083
0,0906 Flash Point
35
0C
35
0C
Konversi FAME 53,73
77,53
4.2 Viscositas
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap Biodiesel minyak jarak pagar dengan katalis PSS dari Tabel 4.3, maka hubungan antara viscositas pada
suhu 40°C dengan prosentase konversi FAME untuk variasi konsentrasi katalis 1 dan 4 dapat digambarkan seperti grafik di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik hubungan Viscositas dengan Prosentasi konversi FAME
Dari grafik hubungan Viscositas terhadap prosentase konversi FAME pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa semakin naik prosentase konversi FAME
semakin turun viscositasnya. Viscositas larutan berkaitan dengan kekentalan, semakin besar viscositasnya semakin kental larutannya. Semakin kental bahan
bakar biodiesel maka energi pembakarannya makin besar, jadi makin besar viscositas maka kalor yang dihasilkan untuk pembakaran biodiesel itu makin
besar. Oleh karena itu semakin besar viscositas semakin kurang bagus pada mesin selain itu juga jalannya bahan bakar kedalam ruang mesin semakin kurang lancar.
Dari grafik dapat disimpulkan semakin besar konsentrasi katalis PSS maka viskositas biodiesl yang di hasilkan semakin berkurang. Dalam reaksi itu sudah
terdapat metil
ester yang
tinggi,tetapi masih
bercampur dengan
monogliserida.Sementara dalam konsentrasi 1 kandungan digliserida dan monogliserida masih tinggi bercampur dengan metil ester hal ini didasarkan dari
perubahan spesifik densitas atau spesifik graffiti dari minyak 0,89 grml menjadi gliserol 1,26 grml.
Gliserol mempunyai viscositas 1.200 c poise,sementara olive oil 81c poise.Tren viskositas dari minyak atau lemak menjadi gliserol menaik. Dari fakta
Universitas Sumatera Utara
ini maka viskositas digliserida lebih tinggi dari lemak dan monogliserida lebih tinggi dari gliserida dan viskositas metil ester paling rendah dari ketiga yang lain.
Dari hasil penelitian diperoleh rentang viskositas biodiesel minyak jarak pagar antara 20.76 cSt – 19.76 cSt. Jika dibandingkan dengan Standard Biodiesel
Indonesia viskositas berada pada rentang 2,3 cSt – 6,0 cSt dengan metode uji ASTM D-445 dan viscositas standard mutu solar pada rentang 1,6 cSt – 5,8 cSt
dengan metode uji ASTM D-445, maka dapat disimpulkan viscositas hasil penelitian ini masih berada di bawah Standard Biodiesel Indonesia dan Standard
Mutu Solar. Bahan bakar dengan viskositas rendah akan lebih mudah dialirkan dan sistem injeksi akan lebih baik.
4.3 Densitas