KAJIAN PUSTAKA

2.2 Metode Pembelajaran Orang Dewasa

2.2.1 Pengertian Metode

Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat metode

yang digunakan oleh seorang pendidik maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Sudjana (2005: 76) berpendapat bahwa metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis yaitu pendekatan yang sudah jelas kebenarannya, sedangkan metode bersifat prosedural maksudnya penerapan dalam pembelajaran dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.

Salamun (Sudrajat, 2009: 7) menyatakan bahwa metode pembelajaran ialah sebuah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Hal itu berarti pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Anisah dan Syamsu (2011: 158) juga menjelaskan bahwa metode suatu cara yang berkaitan dengan kegiatan belajar bagi warga belajar, seperti kegiatan individual, kegiatan belajar kelompok atau kegiatan belajar massal.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dilakukan tutor untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar dan penilaian hasil belajar.

2.2.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah upanya yang direncanakan dan dilaksanakan dengan sengaja untuk memungkinkan terjadinya kegiatan membelajarkan warga belajar (Anisah dan Syamsu, 2011: 158).

Menurut Oemar Hamalik (2001: 28) pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. Beliau mengemukakan tiga rumusan yang dianggap penting tentang pembelajaran, yaitu: (a) pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar. (b) pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan warga belajar untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan. (c) pembelajaran merupakan proses dalam membantu warga belajar untuk menghadapi kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.

Menurut Gagne (Ac hmad Rifa’i: 30) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal partisipan yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.

Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah setiap upaya yang sistimatik dan disengaja dalam proses belajar guna menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan mencapai tujuan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

2.2.3 Metode Pembelajaran Orang Dewasa

Metode dalam pembelajaran orang dewasa tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Dari beberapa pendapat di atas dapat di tarik kesimpulan metode pembelajaran orang dewasa diartikan sebagai cara yang digunakan tutor untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode dan teknik pembelajaran memegang peranan penting dalam penyusunan strategi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Teknik menurut Anisah dan Syamsu (2011: 158) dapat diartikan sebagai prosedur atau langkah pembelajaran sesuai dengan pengorganisasian warga belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran. Teknik juga dapat diartikan cara khusus untuk mengimplementasikan metode dalam sebuah proses pembelajaran. Teknik tergantung kondisi di lapangan, teknik dapat berubah-ubah tergantung tutor dan kondisi pada saat praktek di lapangan.

Menurut Yusnadi (2010: 107) menyampaiakn teknik pembelajaran dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu teknik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran perseorangan (individual), kegiatan pembelajaran kelompok (group) dan kegiatan pembelajaran orang banyak (massal) sebagai berikut:

1. Teknik Pembelajaran Perseorangan (Individual) Teknik pembelajaran perseorangan dapat digolongkan kepada teknik yang berpusat pada warga belajar dan teknik yang berpusat pada sumber belajar. Sumber belajar disini dapat diartikan sebagai tutor atau buku, materi yang mendukung. Penggungaan teknik individual dalam proses pembelajaran mempunyai empat ciri-ciri, sebagai berikut:

Pertama. Proses pembelajaran lebih mengutamakan pada warga belajar daripada proses membelajarkan yang dilakukan tutor. Warga belajar dituntut untuk lebih aktif melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan belajar, cara belajar, dan sumber belajar yang dipilihnya. Tingkatan aktivitas warga belajar akan sangat mempengaruhi tingkatan keberhasilan belajarnya

Kedua. Terdapat tujuan pembelajaran yang jelas, spesifik dan dapat diukur. Tujuan pembelajaran dapat terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum berisi rumusan perubahan sikap dan perilaku umum warga belajar yang akan dicapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan khusus memuat pengalaman belajar tertentu yang harus ditempuh warga belajar sehingga pada gilirannya warga belajar mencapai perubahan tingkah laku (sikap, pengetahuan, keterampilan dan aspirasi) tertentu dalam ruang serta waktu tertentu pula.

Ketiga. Warga belajar berperan aktif dalam menentukan tujuannya belajar, bahan yang akan dipelajari, sumber yang diperlukan, di mana dan kapan melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar yang diprogramkan oleh pihak luar warga belajar, interaksi antara warga belajar dan tutor perlu dilakukan Ketiga. Warga belajar berperan aktif dalam menentukan tujuannya belajar, bahan yang akan dipelajari, sumber yang diperlukan, di mana dan kapan melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar yang diprogramkan oleh pihak luar warga belajar, interaksi antara warga belajar dan tutor perlu dilakukan

Keempat. Pembelajaran yang berpusat pada warga belajar, hendaknya tutor memperoleh balikan dari warga belajar, baik mengenai isi dan bahan belajar, maupun mengenai proses dan hasil pembelajaran. Balikan itu dapat diperoleh melalui penugasan, praktikum, tanya jawab, format evaluasi perseorangan dan evaluasi bersama oleh warga belajar dan tutor.

Dari keempat teknik individual dapat diartikan bahwa warga belajar dituntut untuk aktif dan kreatif dalam cara belajar yang inginkannya. Menurut Yusnadi (2010: 108) teknik pembelajaran tersebut dapat berupa seperti: Modul yaitu buku panduan dalam paket belajar berupa program pembelajaran yang digunakan oleh turor dan warga belajar dalam guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Permainan, merupakan teknik yang bermanfaat bagi warga belajar dalam mengembangkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik serta untuk menumbuhkembangkan kreatifitas warga belajar. Eksperimen, merupakan suatu cara penyajian dimana warga belajar melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Dari pendapat diatas dapat diartikan teknik pembelajaran individu berpusat pada sumber belajar. Teknik ini ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara penelaah atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis terhadap objek yang dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari Dari pendapat diatas dapat diartikan teknik pembelajaran individu berpusat pada sumber belajar. Teknik ini ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara penelaah atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis terhadap objek yang dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari

2. Teknik Pembelajaran Kelompok (Group) Teknik pembelajaran kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar, dimana warga belajar di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 3 sampai dengan 5 warga belajar, mereka bekerjasama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan tutor (Robert L. Cilstrap dan William R. Martin dalam Roestiyah, 2001: 45). Menurut Nasution (2000: 56) menjelaskan bahwa kerja kelompok ialah cara individu mengadakan relasi dan kerjasama dengan individu lain untuk bekerja sama. Relasi di dalam kelompok demokratis artinya setiap individu berpartisipasi, ikut serta secara aktif dan turut bekerjasama, sehingga individu akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan mengalami perubahan sikap.

Dengan demikian pembelajaran kelompok berhubungan dengan proses belajar yang dilakukan warga belajar secara bersama-sama melalui komunikasi interaktif dengan dipimpin oleh seorang pemimpin untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan materi pelajaran. Menurut Yusnadi (2010: 110-116) dan Suprijanto (2008: 96-157) ada beberapa teknik- teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam membantu anggota kelompok melakukan pada kegiatan pembelajaran diantaranya, sebagai berikut:

1) Metode Ceramah Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan tutor dengan penuturan atau penjelesan lisan secara langsung terhadap warga belajar (Roestiyah, 2008: 136). Terkadang metode ceramah membosankan bagi warga belajar maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian warga belajar.

Prosedur pelaksanaan teknik ceramah tutor sebagai subjek dapat melaksanakan dengan memperhatikan secara terampil merumuskan tujuan instruksional khusus dan kongkrit, sehingga nantinya akan tercapainya tujuan. Tutor juga harus perlu mempertimbangkan dari beberapa segi dalam proses pembelajaran, apakah pilihan tersebut tepat atau belum. Sehingga tujuan yang sudah dirumuskan akan tercapai. Tutor dirasa perlu memahami bahan pelajaran itu dari segi sequence dan scope (urutan dan luasnya isi) materi yang akan disampaikan. Dengan persiapan yang matang tutor dituntut untuk dapat memberikan contoh-contoh yang kongkrit pada proses pembelajaran dengan tujuan agar tutor mendapatkan perhatian dari warga belajar karena ketertarikannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Syaful dan Aswan (2006: 97) kekurangan metode ceramah yaitu mudah menjadi verbalisme, bila terlalu lama digunakan warga belajar akan menjadi bosan, warga belajar menjadi pasif karena hanya mendengar saja dan tutor menyimpulkan materi yang diajarkan. Ini membuat warga belajar berkurang rasa tertarik dalam menangkap materi yang disampaikan oleh tutor. Kelebihannya, tutor mudah menguasai kelas, dapat diikuti oleh jumlah warga belajar yang Menurut Syaful dan Aswan (2006: 97) kekurangan metode ceramah yaitu mudah menjadi verbalisme, bila terlalu lama digunakan warga belajar akan menjadi bosan, warga belajar menjadi pasif karena hanya mendengar saja dan tutor menyimpulkan materi yang diajarkan. Ini membuat warga belajar berkurang rasa tertarik dalam menangkap materi yang disampaikan oleh tutor. Kelebihannya, tutor mudah menguasai kelas, dapat diikuti oleh jumlah warga belajar yang

2) Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara penyajian pembelajaran, dimana warga belajar dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa peryataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahakan bersama (Syaful dan Aswan, 2006: 87).

Pada penerapannya teknik diskusi digunakan dalam situasi pembelajaran yang ditandai oleh tingginya interaksi antara warga belajar dan tutor. Diskusi dapat diartikan sebagai teknik penyajian bahan pelajaran dimana tutor memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk melakukan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemikiran. Menurut Morgan (Suprijanto 2008: 97) mengatakan bahwa diskusi yang ideal adalah berpartisipasinya sekelompok orang dalam diskusi seatu subjek atasu masalah yang memerlukan informasi atau tindakan lebih lanjut.

Syaful dan Aswan (2006: 87) menyatakan teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang tutor. Dalam diskusi tersebut, proses pembelajaran berjalan dimana warga belajar secara aktif berpartisipasi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling bertukar pengalaman, informasi dan memecahkan suatu masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik diskusi kelompok merupakan keikutsertaan warga belajar secara aktif

menyampaikan idenya secara bersama-sama dalam rangka memecahkan suatu masalah. Teknik diskusi kelompok akan tepat digunakan untuk mengembangkan pemikiran warga belajar dalam memecahkan suatu masalah. Dalam kegiatan belajar dengan menggunakan teknik ini, warga belajar dirangsang untuk responsif terhadap keadaan lingkungan, mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, menetapkan prioritas pemecahan setelah mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia dan kendala yang mungkin dihadapi, serta merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan pemecahan masalah.

Menurut Roestiyah (2008: 6) ada tiga tujuan penggunaan teknik diskusi kelompok, sebagai berikut: Pertama, dengan diskusi warga belajar didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Kedua, warga belajar mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian warga belajar melatih dirinya sendiri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah bersama. Ketiga, diskusi memberi kemungkinan pada warga belajar untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untukk memecahkan suatu masalah bersama.

Adapun manfaat diskusi kelompok yang didapat warga belajar yaitu bahwa diskusi memberi kesempatan kepada setiap warga belajar untuk berpartisipasi secara aktif baik, aktif secara fisik ataupun mental maka membuat warga belajar lebih mempunyai wawasan yang luas karena adanya rasa saling bertoleran dalam menyampaikan suatu argumen dengan cara menjadi pendengar Adapun manfaat diskusi kelompok yang didapat warga belajar yaitu bahwa diskusi memberi kesempatan kepada setiap warga belajar untuk berpartisipasi secara aktif baik, aktif secara fisik ataupun mental maka membuat warga belajar lebih mempunyai wawasan yang luas karena adanya rasa saling bertoleran dalam menyampaikan suatu argumen dengan cara menjadi pendengar

Dari pendapat-pendapat diatas secara umum teknik diskusi mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas tersebut dapat merangsang kreatifitas warga belajar dalam bentuk ide, gagasan ataupun trobosan baru dalam pemecahan suatu masalah yang dihadapi. Perilaku yang dilakukan warga belajar lambat laun akan muncul sikap menghargai pendapat orang lain. Dengan menukar pendapat dalam diskusi kelompok akan secara otomatis memperluas wawasan mereka.

3) Metode Demonstrasi Menurut Knapp (Zainudin Arif 2012: 63) seorang pioner dalam penyuluhan pertanian mendefisnisikan demonstrasi adalah suatu cara yang efektif bagi para petani untuk menerima praktek-praktek pertanian yang lebih baik dengan menunjukkan bagaimana melakukan, membiarkan mereka melaksanakan dan mengukur hasilnya yang lebih baik.

Sejalan pendapat tersebut, menurut Suprijanto (2008: 143) demonstrasi merupakan salah satu metode dalam pendidikan orang yang sangat sering digunakan dalam bidang pertanian maupun industri. Demonstrasi tidak seharusnya digunakan dalam setiap situasi, namun hendaknya disesuaikan dengan situasi. Demonstrasi dapat berhasil jika digunakan: (1) pada pengajaran manipulatif dan keterampilan, (2) pada pengembangan pengertian, (3) untuk Sejalan pendapat tersebut, menurut Suprijanto (2008: 143) demonstrasi merupakan salah satu metode dalam pendidikan orang yang sangat sering digunakan dalam bidang pertanian maupun industri. Demonstrasi tidak seharusnya digunakan dalam setiap situasi, namun hendaknya disesuaikan dengan situasi. Demonstrasi dapat berhasil jika digunakan: (1) pada pengajaran manipulatif dan keterampilan, (2) pada pengembangan pengertian, (3) untuk

Menurut Syaful dan Aswan (2006: 90) metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada warga belajar suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Menurut Roestiyah (2006: 83) menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur atau tutor menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh warga belajar dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar, mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh tutor tersebut.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan suatu cara yang dilakukan oleh tutor dalam mengajar dengan menunjukkan kepada warga belajar secara detail suatu proses sehingga seluruh warga belajar dapat melihat, mengamati, mendengar, mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh tutor tersebut.

Praktek demonstrasi dalam pembelajaran akan memudahkan warga belajar untuk memahami apa yang disampaikan tutor. Adapun tujuan teknik demonstrasi menurut Roestiyah (2008: 83) sebagai berikut: Pertama, agar warga belajar mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun latihan. Kedua, adanya demonstrasi warga belajar dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda atau alat. Ketiga, warga belajar dapat menyaksikan proses kerja pada suatu alat. Dengan demikian dapat diartiakan bahwa warga belajar akan mengerti dan paham Praktek demonstrasi dalam pembelajaran akan memudahkan warga belajar untuk memahami apa yang disampaikan tutor. Adapun tujuan teknik demonstrasi menurut Roestiyah (2008: 83) sebagai berikut: Pertama, agar warga belajar mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun latihan. Kedua, adanya demonstrasi warga belajar dapat mengamati bagian-bagian dari sesuatu benda atau alat. Ketiga, warga belajar dapat menyaksikan proses kerja pada suatu alat. Dengan demikian dapat diartiakan bahwa warga belajar akan mengerti dan paham

Secara umum penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu metode demontrasi cara dan metode demonstrasi hasil (Suprijanto, 2008: 143). Menurut beliau metode demonstrasi cara yaitu suatu cara menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu hal. Termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang dikerjakann, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah dalam pengerjaannya. Zainudin Arif (2012: 63) juga mendefinisikan metode demonstrasai cara adalah menunjukkan serta menjelaskan baik menggunakan alat peraga atau tidak mengenai proses atau fakta atau gagasan

Metode demonstrasi hasil adalah menunjukkan hasil dari beberapa praktik dengan menggunaan bukti-bukti yang dapat dilihat, didengar dan rasakan (Suprijanto, 2008: 144). Dalam prakteknya Menurut Zainudin Arif (2012: 63) metode demonstrasi semacam ini melibatkan perencanaan yang hati-hati, waktu yang cukup, catatan yang memadai dan perbandingan hasilnya. Metode tersebut dirancang untuk mengajarkan kepada orang lain di samping kepada orang yang melaksanakan demonstrasi, aspek inilah yang kemudian akan dikaji dalam penelitian ini.

4) Metode Latihan Menurut Yunadi (2010: 112) pada umumnya metode latihan berkaitan dengan perolehan dan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam

mengerjakan sesuatu atau dalam melakukan tugas tertentu. Syaiful dan Aswan (2006: 95) mengatakan bahwa metode latihan disebut juga metode trainning, yaitu merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan- kebiasaan tertentu, seperti memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. Sejalan dengan pendapat di atas Roestiyah (2008: 125) menyampaiakan metode latihan yaitu suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana warga belajar melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar warga belajar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang belum dipelari.

Dapat disimpulkan bahwa metode latihan adalah suatu cara mengajar yang dilakukan oleh tutor kepada warga belajar dengan mempraktikkan kegiatan latihan, tujuaannya agar mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Metode latihan kaitannya dalam pendidikan orang dewasa pada pembelajaran sangat penting karena orang dewasa akan senang belajar ketika teori yang didapatkan langsung dipraktikkan seketika. Rasa ketertarikan belajar orang dewasa akan timbul karena bagi meraka keterampilan yang mereka miliki ataupun potensi yang mereka dapatkan dari belajar latihan bisa digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup mereka.

3. Teknik Pembelajaran dalam Kelompok Besar Teknik pembelajaran dalam kelompok besar biasanya sering digunakan dalam suatu kelompok besar dan memiliki tujuan yang teroganisir. Seringnya metode ini digunakan karena kepraktisan dalam menyampaiakn informasi, semua informasi yang disampaiakan akan bisa diketahui secara cepat. Teknik 3. Teknik Pembelajaran dalam Kelompok Besar Teknik pembelajaran dalam kelompok besar biasanya sering digunakan dalam suatu kelompok besar dan memiliki tujuan yang teroganisir. Seringnya metode ini digunakan karena kepraktisan dalam menyampaiakn informasi, semua informasi yang disampaiakan akan bisa diketahui secara cepat. Teknik

Pertama. Kampanye digunakan dalam berbagai kegiatan yang sifatnya massal seperti keluarga berencana, pemberantasan buta huruf (gaya lama), pendayagunaan dan pelestarian lingkungan hidup, pengentasan kemiskinan dan pemilihan umum. Sumber belajar umumnya terdiri atas praktisi, tenaga profesional pimpinan formal dan informal, memberikan penjelasan, memotivasi serta mengarahkan perhatian para peserta untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diajukan dalam kampanye. Kampanye dilakukan secara langsung, tidak langsung atau gabungan keduanya. Kampanye langsung dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara sumber belajar dan peserta di dalam rapat umum, pengajian dan sebagainya. Kampanye tidak langsung dilakukan dengan menggunakan media cetak (buku, pamflet, poster dan sebagainya), media elektronik (siaran TV, Radio) atau gabungan keduanya.

Kedua. Gerakan pembangunan masyarakat untuk pembelajaran masyarakat dalam suatu kesatuan wilayah tertentu seperti masyarakat desa, masyarakat kota, atau masyarakat suku terasing. Bidang-bidang pembangunan mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi sosial politik, pendidikan, kebudayaan, pertahanan dan keamanan, IPTEK serta agama. Pembelajaran dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan bersama secara bertahap dan berkesinambunyan. Pembangunan masyarakat oleh, untuk dan di dalam masyarakat itu dilakukan melalui kegiatan bersama (partisipasi aktif), perencanaan pelaksanaan dan penilaian program-program pembangunan.

Perencanaan pemimpin formal bersama pemuka dan wakil-wakil masyarakat mengidentifikasi dan merumuskan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, mendiskusikan alternatif pemecahan masalah menetapkan tujuan yang ingin dicapai, dan menyusun langkah-langkah kegiatan atau program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.3 Pendekatan Orang Dewasa pada Metode Pembelajaran

Pendekatan menurut Depdikbud (1990: 180) merupakan sebagai proses, perbuatan atau cara untuk mendekati sesuatu. Menurut Salamun (Sudrajat, 2009:

7) menyatakan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Hal itu berarti pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa, pendekatan orang dewasa pada metode pembelajaran merupakan suatu pegangan konsep atau prinsip yang dilakukan tutor untuk memudahkan merencanakan pelaksanaan pada proses pembelajaran dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun langkah-langkah pendekatan orang dewasa dalam pembelajaran menurut Arif (2012: 72) berdasarkan konsep, prinsip dan asumsi dasar orang dewasa, sebagai berikut:

2.3.1 Menyiapkan Iklim Belajar yang Kondusif

Iklim belajar yang kondusif berpengaruh terhadap keberhasilan belajar termasuk dalam faktor lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran model

Andragogi langkah pertama yang harus dikerjakan adalah menyiapkan iklim belajar yang kondusif. Ada tiga hal yang perlu disiapkan agar tercipta iklim belajar yang kondusif itu. Pertama, penataan kondisi fisik, seperti: ruangan yang nyaman, udara yang segar, cahaya yang cukup dan sebagainya. Termasuk di sini adalah kemudahan memperoleh sumber-sumber belajar baik yang bersifat materi (buku atau sumber belajar) maupun yang bukan bersifat materi seperti bertemu dengan fasilitator. Kedua, penataan iklim yang bersifat hubungan manusia dan psikologis seperti terciptanya suasana atau rasa aman, saling menghargai dan saling bekerjasama. Ketiga, penataan iklim organisasional yang dapat dicapai melalui kebijakan pengembangan sumber daya manusia, penerapan filosofi manajemen yang efektif dan efisien, penataan struktur organisasi yang mampu menempatkan sumber daya sesuai dnegan potensinya, kebijakan finansial yang berimbang dan pemberian insentif yang layak.

2.3.2 Menciptakan Mekanisme Perencanaan Bersama

Perencanaan pembelajaran dalam model Andragogi dilakukan bersama antara tutor dan warga belajar. Dasarnya ialah bahwa warga belajar akan merasa lebih terikat terhadap keputusan dan kegiatan bersama apabila warga belajar terlibat dan berpartisipasi dalam perencanaan serta pengambilan keputusan. Perencanaan yang disusun secara bersama akan menumbuhkan motivasi belajar bagi warga belajar. Rancangan pembelajaran disusun sesuai dengan kondisi dan karakteristik warga belajar.

2.3.3 Menetapkan Kebutuhan Belajar

Proses pembelajaran orang dewasa perlu diketahui terlebih dahulu kebutuhan belajarnya. Ada dua cara untuk mengetahui kebutuhan belajar ini adalah dengan model kompetensi dan model diskrepensi. Model kompetensi dapat dilakukan dengan mengunakan berbagai cara seperti penyusunan model peran yang dibuat oleh para ahli. Pada tingkat organisasi dapat dilakukan dengan melaksanakan analisis sistem, analisis performan dan analisis berbagai dokumen seperti deskripsi tugas, laporan pekerjaan, penilaian pekerjaan, analisis biaya, dan lain-lain. Pada tingkat masyarakat dapat digunakan berbagai informasi yang berasal dari penelitian para ahli, laporan statistik, jurnal, bahkan buku, dan monografi. Model dikrepensi adalah mencari kesenjangan. Kesenjangan antara kompetensi yang dimodelkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh warga belajar. Warga belajar perlu melakukan self assesment.

2.3.4 Merumuskan Tujuan Khusus (Objectives) Program

Tujuan pembelajaran ini akan menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan pengalaman pembelajaran yang akan dilakukan. Dimulai dari diagnosis kebutuhan akan terumuskan tujuan program pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan warga belajar.

2.3.5 Merancang Pola Pengalaman Belajar

Mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu disusun pola pengalaman belajarnya atau rancangan programnya. Dalam konsep andragogi, rancangan program meliputi pemilihan problem areas yang telah diidentifikasi oleh warga belajar melalui self-diagnostic, pemilihan format belajar (individual, kelompok Mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu disusun pola pengalaman belajarnya atau rancangan programnya. Dalam konsep andragogi, rancangan program meliputi pemilihan problem areas yang telah diidentifikasi oleh warga belajar melalui self-diagnostic, pemilihan format belajar (individual, kelompok

2.3.6 Melaksanakan Program (Melaksanakan Kegiatan Belajar)

Pelaksanaan program kegiatan belajar perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan berbagai teknik untuk membantu orang dewasa belajar dan yang berkaitan dengan berbagai bahan-bahan, alat dan sumber-sumber belajar. Tahapan selanjutnya yaitu menetapkan metode atau cara penyajian dan teknik pembelajaran. Cara penyajian dan tekni pembelajaran digunakan tergantung situsi apa yang dibutuhakan saat dilapangan. Dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan teknik metode demonstrasi. Adapun jenis dan langkah-langkah metode demonstrasi, sebagai berikut:

1. Metode Demontrasi Menurut Suprijanto (2008: 144) dalam prakteknya metode demonstrasi dibagi menjadi dua yaitu demonstrasi cara dan demonstrasi hasil. Kedua jenis demonstrasi itu biasanya digunakan secara terpisah dengan subjek yang berbeda, tetapi dalam beberapa hal dapat dikombinasikan.

Demonstrasi cara menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu. Hal ini termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang diajarkan, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya. Demonstrasi cara dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan tidak memerlukan banyak biaya. Demonstrasi cara sering digunakan dalam acara program televisi atau program radio. Sebagai contoh, program yang menjelaskan langkah-langkah memasak, menjahit, permainan kartu, dan olahraga (Morgan, et al, 1976). Jadi demonstrasi cara yaitu tutor hanya menjelaskan dan memperlihatkan bagaimana cara yang di lakukan dalam mengerjakan suatu kegiatan, kegaiatan dalam penelitian ini yaitu demonstrasi menjahit.

Demonstrasi hasil dimaksudkan untuk menunjukkan hasil dari beberapa praktik dengan menggunakan bukti-bukti yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan. Iklan komersial di televisi sering didasarkan atas metode demonstrasi hasil. Sebagai contoh, iklan pasta gigi, sabun cuci pakaian dan sebagainya. Demonstrasi hasil memerlukan prosedur produksi, biaya operasi, waktu dan tenaga kerja yang ekonomis dan kualitas produk.

Dapat disimpulkan metode demonstrasi cara dan metode demonstrasi hasil adalah suatu tahapan proses kegiatan yang dilakukan individu atau kelompok sampai dengan menghasilkan sebuah produk yang nantinya produk tersebut mempunyai nilai yang terkandung di dalamnya.

2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi Dari pendapat Suprijanto (2008: 144) ada beberapa langkah-langkah metode demonstrasi, antara lain: (1) merencanakan, (2) mempersiapkan demonstrator, (3) mempersiapkan pengamat, (4) melaksanakan demonstrasi cara, (5) menganalisis hasil demonstrasi cara, (6) melaksanakan demonstrasi hasil dan (7) mempergunakan hasil. (1) Merencanakan Demonstrasi Cara

Pertama, tentukan masalah yang akan dipecahkan. Pusat demonstrasi harus pada pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Masalah dapat diidentifikasi melalui pengamatan dan pengetahuan tentang kondisi masyarakat setempat. Kedua, tentukan keterampilan yang akan diajarkan. Keterampilan ini harus memenuhi kriteria: (a) merupakan hal yang penting, (b) dapat diterapkan dan (c) perlengkapan cukup tersedu untuk menerapkannya. Ketiga, kumpulkan informasi tentang keterampilan tersebut dan pelajari secara detail untuk dapat diajarkan. Keempat, libatkan sasaran dalam perencanaan dan pelaksanaan demonstrasi. Dengan mencari bantuan orang, maka minat maupun tingkat adopsi dapat ditingkatkan. Kelima, rencanakan langkah demonstrasi, termasuk apa yang akan dikerjakan dan bagian-bagian kunci yang akan ditekankan dalam setiap langkah. (2) Mempersiapkan Demonstrator

Pertama, persiapkan semua alat, perlengkapan dan materi yang diperlukan. Hati-hati dalam mengorganisasikannya sehingga dapat digunakan seefektif mungkin. Kedua, adakan latihan untuk menggunakan jenis alat, bahan Pertama, persiapkan semua alat, perlengkapan dan materi yang diperlukan. Hati-hati dalam mengorganisasikannya sehingga dapat digunakan seefektif mungkin. Kedua, adakan latihan untuk menggunakan jenis alat, bahan

Pertama, tekankan betapa pentingnya proses yang didemonstrasikan. Tunjukkan atau tumbuhkan kebutuhan terhadap proses tersebut. Kedua, melalui pertanyaan, dapatkan informasi yang telah diketahui pengamat mengenai subjek yang didemonstrasikan. Ketiga, minta mereka menceritakan masalah dan pengalamannya. Memberi kesempatan kepada mereka untuk berkomentar akan menambah minat dan pemahaman tentang pentingnya proses yang didemonstrasikan. Keempat, berikan satu contoh nyata atau lebih untuk menunjukkan jalannya proses. Kelima, minta pengamat membantu dalam merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur operasionalnya. Keenam, bantu pengamat dalam mempelajari sesuatu hal selama demonstrasi cara dilaksanakan. Ketujuh, jika perlu, gunakan slide, video, film dan gambar hidup lainnya untuk meningkatkan minat. (4) Melaksanakan Demonstrasi Cara

Pertama, atur tempat pengamat sedemikian rupa sehingga mereka dapat melihat demonstrasi dengan baik. Apabila mungkin, minta mereka menunjukkan

posisi seperti melakukan pekerjaan sendiri. Kedua, demonstrasikan setiap langkah perlahan-lahan dan hati-hati. Ketiga, lengkapi demonstrasi dengan ilustrasi dan penjelasan. Keempat, ajukan pertanyaan selama demonstrasi. Beri pengamat kesempatan untuk ikut melaksanakan langkah-langkah demonstrasi. Kelima, berikan dorongan pengamat mengajukan pertanyaan. Jelaskan setiap pertanyaan sebelum melanjutkan ke hal lain. Sekali-kali kembalikan pertanyaan kepada kelompok lain. Keenam, beri waktu untuk berdiskusi. Ketujuh, beri dorongan kepada pengamat untuk membantu demonstrasi. Apabila memungkinkan, beri tanggung jawab tertentu kepada seseorang dan pilihlah secara hati-hati. Kedelapan, lengkapi demonstrasi dengan literatur, model, dan bahan visualisasi. Kesembilan, selesaikan setiap langkah sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya. Kesepuluh, jelaskan mengapa, bagaimana, dan kapan langkah tersebut diambil. Kesebelas, tekankan bagian-bagian kunci dan tuliskan di papan tulis. Keduabelas, jelaskan bahaya yang mungkin terjadi dalam melaksanakan proses. Tekankan keselamatan kerjanya. Ketigabelas, simpulkan apa yang telah dikerjakan, atau minta pengamat untuk menyimpulkannya. Keempatbelas, jelaskan setiap pertanyaan tentang langkah-langkah dalam proses yang sedang dijalankan. (5) Menganalisis Hasil Demonstrasi Cara

Pertama, pastikan pengamal wakil kelompok telah mengerjakan tugasnya. Kedua, minta mereka mengerjakan proses satu langkah pada satu waktu. Ketiga, jelaskan berbagai pertanyaan yang muncul. Keempat, jika perlu, beri bimbingan secara individual. Kelima, ajukan pertanyaan untuk lebih memperjelas setiap hal Pertama, pastikan pengamal wakil kelompok telah mengerjakan tugasnya. Kedua, minta mereka mengerjakan proses satu langkah pada satu waktu. Ketiga, jelaskan berbagai pertanyaan yang muncul. Keempat, jika perlu, beri bimbingan secara individual. Kelima, ajukan pertanyaan untuk lebih memperjelas setiap hal

Pertama, demonstrasi sebaiknya dilaksanakan di keias atau di tempat timbulnya masalah. Kedua, demonstrasi sebaiknya tidak berusaha untuk mendapatkan fakta baru, tetapi lebih ditekankan untuk membuktikan hasil yang dicapai berdasarkan penelitian. Ketiga, suatu hal yang baik untuk membandingkan hasil dari dua cara atau lebih atau membandingkan hasil dari cara lama dengan hasil dari cara yang baru. (7) Mempergunakan Hasil

Pertama, gunakan bahan dari demonstrasi hasil sebagai bahan pertemuan, surat kabar, pameran, wawancara radio dan lain-lain. Kedua, analisis alasan atau sebab kegagalan dan keberhasilan serta gunakan hasil analisis tersebut untuk keperluan mengajar. Ketiga, gunakan hasil demonstrasi untuk tindak lanjut, seperti pelatihan bagi mereka yang tertarik

2.4 Evaluasi

Proses pembelajaran andragogi diakhiri dengan langkah mengevaluasi program. Evaluasi menurut Fahkruddin (2011: 2) merupakan kegiatan untuk mengumpulkan menganalisis dan menafsirkan informasi sesuatu yang terkait Proses pembelajaran andragogi diakhiri dengan langkah mengevaluasi program. Evaluasi menurut Fahkruddin (2011: 2) merupakan kegiatan untuk mengumpulkan menganalisis dan menafsirkan informasi sesuatu yang terkait

Berdasarkan pengertian evaluasi kaitannya dengan pembelajaran dapat di simpulakan bahwa evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis untuk merumuskan dan menganalisis suatu program yang telah ditetapkan dan sebagai bahan pengambil keputusan.

Evaluasi pembelajaran menurut Rifa’i (2009: 125) mempunyai hal-hal yang penting seperti kegiatan mengavaluasi hasil pembelajaran. Perlu

diperhatikan dalam hal ini tutor hendaknya mampu mengontrol seluruh warga belajar. Dalam rangka menutup pembelajaran beliau menyatakan ada tiga kegiatan pokok yang seyogyanya dilakukan oleh tutor, yaitu: (1) mengkaji kembali, (2) mengevaluasi hasil belajar dan (3) memberikan tindak lanjut.

1. Mengkaji kembali Kegiatan ini digunakan untuk mengecek apakah materi pembelajaran yang telah dipelajari oleh warga belajar telah memenuhi tuntutan andragogik sebagaimana yang diisyaratkan dalam tujuan pembelajaran, maka pada akhir pembelajaran perlu diadakan pengkajian kembali. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan. Pembuatan rangkuman atau 1. Mengkaji kembali Kegiatan ini digunakan untuk mengecek apakah materi pembelajaran yang telah dipelajari oleh warga belajar telah memenuhi tuntutan andragogik sebagaimana yang diisyaratkan dalam tujuan pembelajaran, maka pada akhir pembelajaran perlu diadakan pengkajian kembali. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan. Pembuatan rangkuman atau

2. Evaluasi hasil belajar Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran oleh warga belajar. Untuk maksud tersebut tutor perlu mengadakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan antara lain dengan cara: (1) mendemonstrasikan keterampilan, (2) menerapkan gagasan baru ke dalam situasi nyata, (3) mengemukakan pendapat sendiri dan (4) menjawab tes secara tertulis.

3. Memberikan tindak lanjut Tindak lanjut berfungsi sebagai jembatan penghubung materi dan pengalaman pembelajaran yang diperoleh dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas belajar yang dikerjakan di rumah, merancang sesuatu atau mengkomunikasikan sesuatu. Tindak lanjut juga disebut dengan alih belajar (transfer of learning). Transfer belajar merupakan aktivitas penerapan pengetahuan atau keterampilan kedalam situasi nyata. Tujuannya adalah untuk memberikan latihan pemecahan masalah yang nyata dan meningkatkan daya ingat belajar. Peranan tutor dalam kegiatan ini adalah memantau kegiatan warga belajar dengan cara memberikan kesempatan melaporkan hasil tugas belajarnya.

Dapat disimpulkan evaluasi pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan tutor dalam mengukur hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Di dalam Dapat disimpulkan evaluasi pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan tutor dalam mengukur hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Di dalam

Jadi dari beberapa tahapan pendekatan orang dewasa pada metode pembelajaran di atas dapat diartikan bahwa pendekatan orang dewasa merupakan cara yang dilakukan oleh tutor untuk mengetahui karakteristik warga belajar, sehingga tutor dapat merumuskan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai. Dengan adanya cara atau metode demonstrasi yang dilakukan oleh tutor akan memudahkan warga belajar dalam memahami kegaitan pembelajaran yaitu salah satunya pada kegiatan keterampilan menjahit yang menekankan pada praktek. Maka dengan variasi metode yang digunakan oleh tutor pada proses pembelajaran yang berlangsung lebih menarik perhatian warga belajar.

2.5 Kecakapan Hidup ( life skill)

2.5.1 Pengertian Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup (life skill education) adalah pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi industri yang ada di masyarakat (Anwar, 2004: 20). Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki Pendidikan kecakapan hidup (life skill education) adalah pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi industri yang ada di masyarakat (Anwar, 2004: 20). Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki

Dalam jurnal internasional Research in Education Methodology (vol. 3, no. 1 th. 2013/ h.213) Priyanka Kacker dan Disha Chhadva menyatakan bahwa:

“Life skills" are defined as psychosocial abilities for adaptive and positive behavior that enable individuals to deal effectively with the demands and challenges of everyday life. They are loosely grouped into three broad categories of skills: cognitive skills for analyzing and using information, personal skills for developing personal agency and managing oneself, and inter-personal skills for communicating and interacting effectively with others. Life skills are problem solving behavior used appropriately and responsibly in management of personal affairs. Life skills may be learnt by teaching or

simply by personal experience. Actually no life skill is used alone, there‟s always a combination of more than one”.

Artinya: Kecakapan hidup didefinisikan sebagai kemampuan psikososial untuk perilaku adaptif dan positif yang memungkinkan individu untuk secara efektif menangani tuntutan dan tantangan hidup sehari-hari Mereka dikelompokkan ke dalam tiga kategori besar keterampilan. Keterampilan kognitif untuk menganalisis dan menggunakan informasi, keterampilan pribadi untuk mengembangkan agen pribadi dan mengelola diri sendiri dan keterampilan antar- pribadi untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain.

Kecakapan hidup adalah perilaku pemecahan masalah yang digunakan secara tepat dan bertanggung jawab dalam pengelolaan urusan pribadi. Keterampilan hidup dapat dipelajari oleh pengajar atau hanya dengan pengalaman pribadi. Sebenarnya tidak ada keterampilan hidup yang digunakan sendiri, selalu ada kombinasi lebih dari satu.

Jadi kecakapan hidup adalah kemampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang harus dimiliki seseorang sebagai bekal untuk menjadi seseorang yang lebih kreatif sehingga mampu bersaing di kehidupan yang mendatang. Kecakapan hidup dalam penelitian ini adalah program keterampilan menjahit yang harus dimiliki seseorang sebagai bekal agar bisa lebih dikembangkan oleh warga belajar di SKB Susukan Kabupaten Semarang.

2.5.2 Jenis Kecakapan Hidup

Menurut Departemen Pendidikan Nasional life skills (kecakapan hidup) dibagi menjadi empat jenis, sebagai berikut: Pertama. Ketrampilan personal, dapat diartikan suatu kecakapan yang bisa memahami diri sendiri dan berfikir secara rasional, seperti pengambilan keputusan (problem-solving). Keputusan dan kemampuan untuk bertanggung jawab hasil dari pemikiran yang rasional dalam memecahkan suatu masalah adalah salah satu berubahan yang dapat menentukan seseorang dapat berkembang lebih baik.

Kedua. Kecakapan sosial, dapat disebut juga dengan kecakapan antar persona (interpersonal skills) mencakup antara lain: kecakapan komunikasi dengan empati dan kecakapan bekerja sama. Menurut Anwar (2012: 30) empati yaitu sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah. Perlu ditekankan karena yang dimaksud dengan berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik yang akan menumbuhkan hubungan harmonis (Anwar, 2012: 30). Dua life skills tersebut dapat digolongkan sebagai kecakapan hidup yang bersifat umum (general life skills). Life skills yang bersifat spesifik (spesific life skills) diperlukan seseorang Kedua. Kecakapan sosial, dapat disebut juga dengan kecakapan antar persona (interpersonal skills) mencakup antara lain: kecakapan komunikasi dengan empati dan kecakapan bekerja sama. Menurut Anwar (2012: 30) empati yaitu sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah. Perlu ditekankan karena yang dimaksud dengan berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik yang akan menumbuhkan hubungan harmonis (Anwar, 2012: 30). Dua life skills tersebut dapat digolongkan sebagai kecakapan hidup yang bersifat umum (general life skills). Life skills yang bersifat spesifik (spesific life skills) diperlukan seseorang

Ketiga. Kecakapan akademik, sering kali juga disebut kemampuan berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir rasional pada kecakapan yang bersifat umum. Kecakapan akademik lebih menjurus kepada kegiatan yang bersifat akademik atau keilmuan.

Keempat. Kecakapan vokasional, dapat disebut dengan kecakapan kejuruan. Kecakapan ini dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Dalam prakteknya kecakapan vokasi tidak bisa berjalan sendiri, kecakapan yang lain harus berjalan beriringan. Maksudnya dalam mengatasi pekerjaan di masyarakat seseorang harus berfikir rasional, menganalisis dan memecahkan masalah secara kreatif. Walaupun kecakapan dapat dipilah namun dalam penggunaanya atau penerapannya harus bersama-sama saling menunjang.

2.5.3 Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup

Tujuan umum pendidikan kecakapan hidup (life skills) yaitu meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap warga belajar di bidang pekerjaan atau usaha tertentu sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga mereka memiliki bekal kemampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup yaitu memberikan pelayanan pendidikan kecakapan hidup kepada warga belajar agar memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja, baik bekerja mandiri (wira usaha) dan atau bekerja pada pada suatu perusahaan produksi atau jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global. (Anwar, 2004: 32).

2.5.4 Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup

Manfaat dari pendidikan kecakapan hidup (life skill) yaitu: (1) bagi warga belajar, memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, sebagai bekal untuk mampu bekerja atau berusaha mandiri, memiliki penghasilan yang dapat menghidupi diri dan keluarganya, menularkan atau memberikan kemampuan yang dirasakan bermanfaat kepada orang lain, meningkatkan kualitas kehidupan diri, keluarga, dan lngkungannya. (2) bagi masyarakat mengurangi pengangguran, menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dan mengurangi kesenjangan sosial. (3) bagi pemerintah meningkatkan kualitas SDM di daerah, mencegah urbanisasi, menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat dan menekan kerawanan sosial (Depdiknas, 2003: 9-10).

Dapat diartikan bahwa dengan adanya pendidikan kecakapan hidup maka akan terjadi peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas tersebut pada gilirannya akan dapat meningkatkan pilihan-pilihan dalam kehidupan individu, Dapat diartikan bahwa dengan adanya pendidikan kecakapan hidup maka akan terjadi peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas tersebut pada gilirannya akan dapat meningkatkan pilihan-pilihan dalam kehidupan individu,

2.5.5 Ciri-ciri Pembelajaran Kecakapan Hidup

Menurut Anwar (2012: 21) menyatakan dalam pembelajaran kecakapan hidup memiliki ciri-ciri, sebagai berikut: (1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar. (2) terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama. (3) terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri dan usaha bersama. (4) terjadi pross penguasaan kecakapan personal, sosial, vokasional, akademik, manajerial dan kewirausahaan. (5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar dan menghasilkan produk bermutu. (6) terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli. (7) terjadi proses penilaian kompetensi. (8) terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama (Depdiknas. 2003). Apabila dihubungkan dengan pekerjaan tertentu, life skills dalam ruang lingkup pendidikan nonformal ditujukan pada penguasaan vocational skills, harapannya ketika sudah memiliki keterampilan tersebut dapat menolong mereka untuk memiliki harga diri dan kepercayaan diri mencari nafkah dalam konteks peluang yang ada di lingkungannya.

2.6 Keterampilan Menjahit

2.6.1 Pengertian Keterampilan Menjahit

Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, atau bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, atau bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat

Pekerjaan menjahit, dapat dilakukan baik dengan tangan maupun dengan mesin jahit. Atau kalau belum mau berpayah-payah, bisa ikut bekerja pada konveksi lain. Masalah mencari pekerjaanpun terpecahkan. Pelatihan menjahit memang bisa menjadi sarana untuk menjebol dinding keterbatasan lapangan pekerjaan. Dengan menguasai pengetahuan dan keterampilan menjahit agar bisa menjahit atau bikin betul pakaian. Banyak wirausahawan yang berhasil atau sukses di bidang ini, berawal dari mendulang pengetahuan dan keterampilan di pelatihan menjahit.

Penyelenggaraan pelatihan berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pasar yang harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pendidikan menjahit dapat diperoleh di kursus keterampilan atau pelatihan menjahit. Produk jahit-menjahit dapat berupa pakaian, tirai, kasur, seprai, taplak, kain pelapis mebel dan kain pelapis jok. Di industri garment, menjahit sebagian besar dilakukan mamakai mesin jahit. Di rumah, orang menjahit memakai jarum tangan atau mesin jahit. Pekerjaan ringan yang melibatkan jahit-menjahit di Penyelenggaraan pelatihan berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pasar yang harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pendidikan menjahit dapat diperoleh di kursus keterampilan atau pelatihan menjahit. Produk jahit-menjahit dapat berupa pakaian, tirai, kasur, seprai, taplak, kain pelapis mebel dan kain pelapis jok. Di industri garment, menjahit sebagian besar dilakukan mamakai mesin jahit. Di rumah, orang menjahit memakai jarum tangan atau mesin jahit. Pekerjaan ringan yang melibatkan jahit-menjahit di

Dapat disimpulakan bahwa keterampilan menjahit dalam penelitian ini merupakan kecakapan atau kemampuan seseorang dengan jarum dan benang dilekatkan pada kain.

2.6.2 Peralatan dan Bahan

Peralatan yang diperlukan untuk menggambar pola dan menjahit busana menurut Boedijono (2016: 8) sebagai berikut: Pertama. Mesin jahit adalah jenis mesin yang berfungsi sebagai alat untuk menjahit. Ada beberapa jenisjenis dalam mesin jahit yaitu (1) Mesin yang dijalankan dengan tangan merupakan mesin jahit yang bekerja dengan bantuan tangan. (2) Mesin jahit yang dijalankan dengan kaki merupakan mesin jahit yang sudah menggunakan putaran roda dengan cara menginjak engkol pada kaki dan kedua tangan digunakan untuk mengatur bahan. (3) Mesin jahit yang dijalankan dengan tenaga listrik merupakan mesin jahit yang menggunakan dinamo dengan menekan scalar dinamo maka mesin jahit akan berputar.

Kedua. Alat ukur yang digunakan dalam menjahit ada tiga jenis yaitu (1) Skala merupakan penggaris yang terbuat dari bahan kertas tebal atau plastik transparan dengan berbagai ukuran skala yaitu: 1/3, 1/4, 1/8 dan 1/6. Berfungsi untuk menggambar pola yang diperkecil. (2) Pita ukuran atau meteran merupakan alat ukur yang terbuat dari plastik yang lentur. Berfungsi untuk mengambil ukuran pola badan dan sebagai alat bantu membuat pola besar. Dengan ukuran centimeter dan inci. (3) Penggaris panjang digunakan untuk menggambar pola, penggaris Kedua. Alat ukur yang digunakan dalam menjahit ada tiga jenis yaitu (1) Skala merupakan penggaris yang terbuat dari bahan kertas tebal atau plastik transparan dengan berbagai ukuran skala yaitu: 1/3, 1/4, 1/8 dan 1/6. Berfungsi untuk menggambar pola yang diperkecil. (2) Pita ukuran atau meteran merupakan alat ukur yang terbuat dari plastik yang lentur. Berfungsi untuk mengambil ukuran pola badan dan sebagai alat bantu membuat pola besar. Dengan ukuran centimeter dan inci. (3) Penggaris panjang digunakan untuk menggambar pola, penggaris

Ketiga. Alat tulis yang digunakan untuk menjahit yaitu ballpoint atau pen. Ballpoint warna merah untuk menggambar pola bagian depan, ballpoint warna biru untuk menggambar pola bagian belakang dan ballpoint warna hijau untuk menggambar kerah, pinggang serta manser.

Keempat. Tali pengikat merupakan tali dari peterban yang digunakan melingkarkan pada pinggang untuk memberi tanda pinggang pada model. Kelima. Gunting merupakan alat untuk memotong bahan. Jenis-jenis gunting dalam menjahit yaitu (1) Gunting kertas khusus untuk menggunting kertas, (2) Gunting bahan khusus untuk menggunting bahan, (3) Gunting benang khusus untuk menggunting benang dan Gunting zigzag khusus untuk bahan bertiras.

Keenam. Pendedel benang merupakan alat yang digunakan untuk membuja jahitan, memotong lubang kancing dan mencabut benang kelujuran yang terjahit pada kain. Ketujuh. Karbon Jahit merupakan alat yang digunakan untuk memberikan tanda dan memindahkan pola pada bahan sehingga memudahkan melihat batas-batas jahitan. Kedelapan. Kapur jahit merupakan alat yang digunakan untuk membantu memberikan tanda pada kain sebagai tanbahan kampuh dan untuk menggambar pola langsung pada kain. Kesembilan. Jarum pentul merupakan jarum yang di ujungnya terdpat pentul atau bulatan. Jarum ini digunakan pada dress maker. Berfungsi untuk menyemat pola pada kain sebelum Keenam. Pendedel benang merupakan alat yang digunakan untuk membuja jahitan, memotong lubang kancing dan mencabut benang kelujuran yang terjahit pada kain. Ketujuh. Karbon Jahit merupakan alat yang digunakan untuk memberikan tanda dan memindahkan pola pada bahan sehingga memudahkan melihat batas-batas jahitan. Kedelapan. Kapur jahit merupakan alat yang digunakan untuk membantu memberikan tanda pada kain sebagai tanbahan kampuh dan untuk menggambar pola langsung pada kain. Kesembilan. Jarum pentul merupakan jarum yang di ujungnya terdpat pentul atau bulatan. Jarum ini digunakan pada dress maker. Berfungsi untuk menyemat pola pada kain sebelum

Kesebelas. Sepatu jahit terdiri dari beberapa jenis yaitu (1) Sepatu jahit biasa yang digunakan untuk menjahit lurus pada kain dan ritsluiting biasa, (2) Sepatu jahit sebelah digunakan untuk menjahit ristluiting biasa serta bisban dan (3) Sepatu ritsluiting jepang digunakan untuk menjahit ritsluiting jepang. Keduabelas. Bidal merupakan alat yang digunakan untuk melindungi jari-jari saat menjahit yang terbuat dari logam, karet, kulit dan kertas agar dapat digunakan untuk menahan jarum sehingga tidak melukai jari. Ketigabelas. Jarum tangan merupakan alat yang digunakan untuk membuat jahitan dengan menggunakan tangan. Jenis-jenis pada jarum tangan yaitu (1) Jarum standart digunakan untuk membuat jelujur, soom dan tusuk tikan jejak. (2) Jarum tisik digunakan untuk menisik dan memasang payet dengan menenggunakan jarum kecil panjang. (3) Jarum sulam digunakan untuk menyulam, baik sulam benang maupun sulam pita. Keempatbelas. Setrika merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan jahitan yang rapi. Biasanya alat ini membantu jahitan pada kerah. Kelimabelas. Bantalan setrika ada tiga macam bentuk dengan fungsi yang berbeda. (1) Bantalan bulat digunakan untuk menyetrika bagian-bagian yang berbentuk bulat, misalnya puncak lengan dengan bahu. (2) Bantalan bulat panjang digunakan untuk menyetrika garis lipatan kerah, panggul, kupnat, gulbin, manset dan lain-lain. (3) Bantalan panjang digunakan untuk menyetrika lengan jas, jaket dan kaki.

Keenambelas. Boneka busana merupakan alat yang digunakan untuk menunjukkan bentuk-bentuk jadi maupun bagian busana yang dikehendaki, misalnya jatuhnya kerah, bahu dan badan sesuai dengan model yang diingankan. Ketujuhbelas. Alat-alat jahit ini berupa benang, kancing jepret, kancing hak yang dipasang pada rok dan celana. Kedelapanbelas. Penindih bahan merupakan alat yang digunakan untuk membantu menindih pola yang diletakkan di atas bahan, agar bahan tidak bergeser ataupun bergerak pada waktu dipotong. Kesembilanbelas. Rader merupakan alat yang digunakan bersama dengan karbon jahit untuk memindahan pola pada bahan. Rader dengan roda polos digunakan untuk bahan halus dan sutera. Rader dengan roda bergerigi digunakan untuk bahan katun dan sejenisnya. Keduapuluh. Skirt maker merupakan alat yang digunakan untuk me,beri tanda seberapa panjang rok yang diingankan atau dikendaki.

Bahan yang digunakan dalam menjahit busana dewasa ataupun anak yaitu: Pertma. Buku pola ini berukuran folio. Di dalamnya terdiri dari atas lembaran kertas polos dan kertas bergaris yang tersusun secara berselang-seling. Kertas polos digunakan untuk menggambar pola kecil dengan skala ¼. Sedangkan kertas bergaris digunakan sebagai catatan. Kedua. Kain merupakan bahan yang digunakan dalam menjahit baju atau busana.

2.6.3 Tahapan Menjahit

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa (2013) ada beberapa tahapan dalam menjahit yaitu, sebagai berikut:

Pertama. Pembuatan pola, pola adalah bagian-bagian pakaian yang dibuat dari kertas untuk dijiplak ke atas kain sebelum kain digunting dan dijahitn yang dibuat berdasarkan model pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan pemakai.

Kedua. Pemotongan bahan, setelah pola disematkan ke kain dengan jarum pentul, kain digunting sesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong menggunakan mesin potong. Sebelum pola dilepas dari bahan, garis-garis dan tanda-tanda pada pola dijiplak ke atas kain dengan bantuan rader, karbon, jahit, dan kapur jahit.

Ketiga. Pekerjaan menjahit, setelah kain digunting, potongan kain disambung dengan memakai jarum tangan atau mesin jahit. Keempat. Penyelesaian akhir, setelah selesai, pakaian sering perlu dilicinkan dengan setrika di atas papan setrika. Penyetrikaan bagian-bagian sulit seperti lengan baju dilakukan dengan bantuan bantal setrika.

2.7 Kerangka Berfikir

Sugiyono (2013: 60) mengemukakan bahwa “Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”. Pelatihan adalah proses pembelajaran dan latihan yang bertujuan untuk

mencapai tingkatan kompetensi tertentu sehingga terjadi perubahan pemahaman mengenai suatu hal dan terjadi perubahan tingkah laku seorang individu. Pelatihan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang melayani masyarakat untuk mencapai tingkatan kompetensi tertentu sehingga terjadi perubahan pemahaman mengenai suatu hal dan terjadi perubahan tingkah laku seorang individu. Pelatihan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang melayani masyarakat untuk

Salah satu lembaga pendidikan luar sekolah yang memberikan layanan pembekalan keterampilan melalui kegiatan pelatihan adalah UPTD SKB Susukan, yang berada di Kabupaten Semarang. Melalui observasi dan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh gambaran umum mengenai jenis pelatihan yang diberikan dalam program pendidikan kecakapan hidup di UPTD SKB Susukan, yaitu Pelatihan Menjahit. Program tersebut memiliki tujuan untuk memberdayakan warga belajar khususnya pada paket C agar mempunyai dan menguasai keterampilan menjahit.

Pendidikan yang berupa pelatihan yang diselenggarakan oleh UPTD SKB Susukan ditujukan secara khusus kepada warga belajar paket C, dalam hal ini adalah orang dewasa. Maka diperlukan pendektan belajar yang tepat sehingga tujuan pembelajran dapat dicapai dengan efektif. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda yaitu berupa andragogi.

Dalam proses pelatihan orang dewasa lebih menyukai metode pembelajaran yang bersifat praktek seperti penggunaan metode demonstrasi. diharapkan dengan pendekatan andragogi pada metode demonstrasi menjahit warga belajar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dapat dijadikan sebagai bekal dalam kehidupan.

Untuk mengetahui atau mengukur proses pembelajaran terkait dengan proses menjahit perlu dilakukan adanya evaluasi dimana evaluasi tersebut mencakup tiga pokok yaitu mengkaji kembali, evaluasi proses belajar dan tindak Untuk mengetahui atau mengukur proses pembelajaran terkait dengan proses menjahit perlu dilakukan adanya evaluasi dimana evaluasi tersebut mencakup tiga pokok yaitu mengkaji kembali, evaluasi proses belajar dan tindak

SKB Pendekatan Andragogi

Metode Demontrasi

1. Merencanakan

2. Mempersiapkan demonstrator

Faktor Mempesiapkan

Penghambat pengamat

4. Melaksanakan demonstrasi cara

5. Menganalisis hasil demonstrasi cara

6. Melaksanakan demonstrasi hasil

7. Mempergunakan hasil

Gambar 2.1 Kerangka berfikir penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Pelaksanaan Pelatihan Menjahit di UPTD SKB Susukan sudah dapat dikatakan baik, karena telah menetapkan tujuan program, indikator ketercapaian program, ketersediaan sarana dan prasarana, dan hasil yang dicapai oleh warga belajar telah sesuai dengan tujuan program. Penerapan pendekatan andragogi pada proses pembelajaran Pelatihan Menjahit di UPTD SKB Susukan dapat dikatakan baik, karena telah mempertimbangkan proses pembelajaran dengan asumsi pokok orang dewasa, metode pembelajaran. Keaktifan warga belajar terlihat adanya saling bantu-membatu antara warga belajar ataupun dengan tutor ketika proses pembelajaran berlangsung maka interaksi yang terjalin diantara tutor dengan warga belajar terjadi secara dua arah. Publikasi hasil demontrasi menjahit ditunjukkan dalam even karnaval, pameran maupun kepada pengunjung di UPTD SKB Susukan.

5.1.2 Kendala dan pendukung pelaksanaan demonstrasi menjahit di UPTD SKB Susukan yaitu:

Kendala yang hadapi diantarannya kurangnya perhatian dan konsentrasi beberapa warga belajar pada pelaksanaan demonstrasi menjahit, terdapat mesin jahit yang rusak belum diperbaiki sehingga warga belajar harus bergantian dalam praktek menjahit dan ruangan yang kurang memadahi.

5.1.3 Solusi untuk mengatasi kendala tersebut tutor melaporkan perlengakapan yang rusak kepada pamong paket C kemudian mengetahui kepala UPTD SKB Susukan agar peralatan menjahit segera diperbaiki. Menyajikan pembelajaran semenarik mungkin sehingga perhatian dan konsentrasi warga belajar bisa terfokus pada proses pembelajaran.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut disarankan:

5.2.1 Tutor UPTD SKB Susukan diharapkan memberikan motivasi yang lebih pada warga belajar dalam hal ini, meminta mereka agar lebih rajin dalam mengikuti pembelajaran dan memberikan dorongan serta pengertian kepada keluarga mereka agar dapat memahami manfaat yang didapat setelah mengikuti peningkatan life skill keterampilan menjahit.

5.2.2 Pihak UPTD SKB Susukan disamping meningkatkan keterampilan warga belajar, agar bisa memberikan bantuan modal kepada warga binaan setelah selesai mengikuti pelatihan dengan tujuan dapat mendirikan usaha sendiri, sehingga keterampilan yang dimiliki dapat tersalurkan dan dikembangkan.

Dengan demikian warga binaan benar-benar dapat merasakan manfaat dari keterampilan menjahit dan tentunya dapat mengubah masa depannya.

5.2.3 Warga belajar dan tutor diharapkan untuk lebih banyak melakukan dialog curah pendapat dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul. Selain itu, tutor perlu untuk memberikan motivasi dan variasi metode pembelajaran kepada warga belajar agar warga belajar tertarik dan memperhatikan ketika proses pembelajaran berlangsung.