Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1. Variabel Penelitian

  Untuk memudahkan suatu penelitian berangkat dan bermuara pada suatu tujuan yang jelas, maka penelitian itu disimplifikasi kedalam bangunan variabel. Perlakuan terhadap variabel penelitian akan bergantung pada model yang dikembangkan untuk memecahkan masalah penelitian yang diajukan (Ferdinand, 2006). Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis, maka peneliti menetapkan variabel dalam penelitian ini anta lain:

  1. Variabel Independen Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

  dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi ditetapkan peneliti sebagai variabel bebas atau independen.

  2. Variabel Dependen Variabel Dependenadalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.

  Dalam script analysis, nuansa sebuah masalah tercermin dalam variabel dependen. Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini peneliti menetapkan Kinerja Karyawan sebagai variabel terikat atau dependen.

  3. Variabel Intervening Variabel intervening adalah variabel antara yang menghubungkan variabel

  independen utama pada variabel variabel dependen yang dianalisis. Variabel ini berperan sama seperti fungsi sebuah variabel independent (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini peneliti menetapkan Responsiveness (Daya Tanggap) sebagai variabel intervening.

3.1.2 Definisi operasional Variabel

  Definisi operasional variabel dalam penelitian digunakan untuk memahami lebih mendalam tentang variabel pada penelitian ini maka lebih mudah dituangkan dalam indikator-indikator sehingga variabel tersebut bisa diukur. Dalam penelitian ini terdapat beberapa definisi variabel antara lain:

1. Gaya Kepemimpinan

  Menurut Veithzal Rivai (2004) gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Selanjutnya, seperti sudah dituliskan di bab sebelumnya, dalam Fuad Mas’ud (2004), menjelaskan beberapa dimensi mengenai gaya kepemimpinan yaitu:

  1. Pemimpin sering berkonsultasi dengan anak buah.

  2. Pemimpin memperlakukan anak buah secara sama antara satu dengan lainnya.

  3. Pemimpin bergaul secara informal dengan anak buah.

  4. Pemimpin bercampur secara bebas dengan anak buah.

  5. Pemimpin selalu merasa percaya diri dalam mengambil keputusan yang tepat.

  6. Pemimpin selalu mengawasi apa yang dilakukan oleh anak buah.

  7. Pemimpin tidak mentolerir campur tangan apapun dari anak buah.

  8. Pemimpin menuntut anak buah melakukan apa yang pemimpin ingin mereka lakukan.

  Berikut ini adalah gambar yang menerangkan model gaya kepemimpinan:

  X5 Kepemimpinan

  Gambar 3.1 Indikator Variabel Gaya Kepemimpinan

  X1: Pemimpin sering berkonsultasi dengan anak buah. X2: Pemimpin memperlakukan anak buah secara sama antara satu dengan lainnya. X3: Pemimpin bergaul secara informal dengan anak buah. X4: Pemimpin bercampur secara bebas dengan anak buah. X5: Pemimpin selalu merasa percaya diri dalam mengambil keputusan yang tepat. X6: Pemimpin selalu mengawasi apa yang dilakukan oleh anak buah. X7: Pemimpin tidak mentolerir campur tangan apapun dari anak buah. X8: Pemimpin menuntut anak buah melakukan apa yang pemimpin ingin mereka lakukan.

  Sumber : Singh-Sengupta, Sunita, (1997) dalam Fuad Mas’ud ( 2004)

2. Budaya Organisasi

  Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain (Robbin 2006).Variabel budaya organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi respon dan kinerja karyawan, variabel ini diukur melalui enam indikator. Berikut ini adalah gambar yang menerangkan indikator budaya organisasi:

  X1 X2 X3

  Budaya Organisasi

  X4 X5

  Gambar 3.2 Indikator Variabel Budaya Organisasi

  X1: Ketaatan peraturan X2: Kejelasan tujuan X3: Pekerjaan adalah milik pribadi X4: Kriteria Evaluasi (penilaian) berdasarkan bukan prestasi X5: Nepotisme Sumber: Al-Aiban, Khalid M dan Jone.Lpearce.(1993) dalam Fuad Mas’ud (2004).

  3. Responsiveness Responsiveness (daya tanggap ketanggapan) adalah kemampuan untuk

  membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Adapun indikator- indikator respon dalam penelitian ini adalah:

  a. Tanggap terhadap keluhan pelanggan b. Kesediaan karyawan membantu pelanggan atau tamu c. Kecepatan dalam menyelesaikan masalah

  Berikut ini adalah gambar yang menerangkan indikator respon:

  X1

  X2 Respon

  X3

  X4

  Gambar 3.3 Indikator Variabel Responsiveness

  X1: Memberi layanan dengan segera X2: Kesediaan karyawan membantu pelanggan X3: Tanggapan terhadap permintaan dengan segera X4: Perhatian terhadap pelanggan secara individual

  Sumber: Mittal,B.W.M.Lassar.(1996)dalam Fuad Mas’ud (2004).

4. Kinerja

  Menurut Fuad Mas’ud (2004), kinerja adalah hasil pencapaian dari usaha yang telah dilakukan yang dapat diukur dengan indikator-indikator tertentu. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: (1) Efisiensi karyawan (2) Standar kualitas karyawan (3) Usaha karyawan (4) Standar professional (5) Kemampuanmelaksanakan pekerjaan inti

  (6) Akal sehat (7) Pengetahuan terkait pekerjaan utama (8) Kreativitas

  Berikut ini adalah gambar yang menerangkan indikator kinerja:

  X1

  X2