Peranan Bank dalam Menangani dan Menyelesaikan Transaksi LC Ekspor di Indonesia
2.2 Peranan Bank dalam Menangani dan Menyelesaikan Transaksi LC Ekspor di Indonesia
2.2.1 Bank dalam Menangani dan Menyelesaikan Transaksi LC Ekspor
Berikut merupakan prosedur ekspor dengan menggunakan LC :
Gambar 2.3 Prosedur Ekspor dengan Menggunakan LC pada PT. Bank “X”, Tbk.
PEMBELI DI
Sumber : PT. Bank “X” (Persero), Tbk.
Berdasarkan gambar tersebut dapat menjelaskan bahwa prosedur ekspor dengan menggunakan LC pada PT. Bank “X”, Tbk adalah sebagai berikut :
1. Adanya sales contract yang telah disepakati antara importir dengan eksportir.
2. Importir mengajukan permohonan kepada bank pembuka LC (issuingopening bank), untuk membuka LC yang ditujukan kepada eksportir dimana sebelumnya telah ada sales contract antara eksportir dan importir yang antara lain berisikan kriteria mengenai kualitas, kuantitas atas barang, serta cara pembayaran yang telah disepakati.
3. Bank pembuka LC (issuing bank) yang bersangkutan membuka LC tersebut kepada bank koresponden di negara eksportir (advising bank).
4. Advising bank meneruskan LC tersebut kepada eksportir.
5. Eksportir menyiapkan dokumen-dokumen yang diminta sesuai yang tertera didalam LC dan mengapalkan barang-barang yang dikirimkan kepada importir (account partybuyer).
6. Dokumen-dokumen pengapaan serta draft (wesel) kemudian diserahkan eksportir kepada advising bank yang bertindak sebagai negotiatingpaying bank untuk memperoleh pembayaran. Yang menjadi negotiating bank ini boleh juga bank lain tergantung keinginan eksportir. Advising bank yang bertindak sebagai negotiatingpaying bank tersebut akan melakukan pembayaran, mengambil alihmenegosiasi atau akseptasi wesel yang diajukan eksportir tersebut sesuai (comply) dengan syarat-syarat LC.
7. Selanjutnya dokumen-dokumen pengapalan dikirim oleh negotiating bank kepada issuing bank untuk mendapat ganti pembayaran (reimbursement).
8. Issuing bank memeriksa dokumen-dokumen tersebut apakah sesuai dengan syarat-syarat LC dan bila telah comply, kemudian meminta importir untuk menebus dokumen dengan cara pembayaran yang telah disyaratkan dalam LC. Issuing bank kemudian me-reimburse negotiating bank dengan mengkredit rekening negotiating bank pada issuing bank atau sebaliknya sesuai dengan instruksi yang tercantum dalam surat pengantar dokumen. Bila antara bank tersebut tidak memiliki hubungan koresponden, maka ditunjuk bank ketiga yang akan melakukan pembayaran.
9. Selanjutnya setelah importir membiayaimenebus dokumen-dokumen tersebut atau rekeningnya didebit, maka issuing bank menyerahkan dokumen-dokumen tersebut kepada importir untuk pengeluaran barang dari pelabuhan.
2.2.2 Discrepancies dan Penyelesaiannya dalam LC
Setelah dilakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang diterima tersebut, maka dalam kenyataannya sering kali dijumpai penyimpangan- penyimpangan dalam dokumen yang tidak sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam LC. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dikenal dengan istilah discrepancies. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa paying bank melakukan pembayaran kepada negotiating bank berdasarkan kesesuaian seluruh dokumen berdasarkan syarat-syarat dalam LC, tanpa harus melihat fisik Setelah dilakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang diterima tersebut, maka dalam kenyataannya sering kali dijumpai penyimpangan- penyimpangan dalam dokumen yang tidak sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam LC. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dikenal dengan istilah discrepancies. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa paying bank melakukan pembayaran kepada negotiating bank berdasarkan kesesuaian seluruh dokumen berdasarkan syarat-syarat dalam LC, tanpa harus melihat fisik
Discrepancies dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu yang sifatnya dapat diperbaiki (correctable) dan yang sifatnya tidak bisa diperbaiki (uncorrectable), dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Correctable Discrepancies adalah penyimpangan-penyimpangan yang disebabkan oleh kekeliruan kecil yang ditemukan berdasarkan pada syarat- syarat yang disebutkan dalam LC. Kekeliruan semacam ini dapat disebut juga sebagai minor discrepancies, yang mana eksportir dapat memeperbaiki atau memenuhi syarat tersebut kembali pada saat penyerahan kembali dokumen- dokumen yang diperbaiki tersebut. Minor discrepancies yang sering terjadi dalam kegiatan transaksi ekspor-impor ini biasanya terdapat dalam penulisan tanggal pada last shipment, jumlah penyertaan lembar fotocopy terhadap seluruh dokumen-dokumen salah satunya seperti bill of lading (BL) dan insurance policy.
b. Uncorrectable Discrepancies adalah penyimpangan-penyimpangan yang dianggap besar dan tidak dapat diperbaiki langsung yang ditemukan berdasarkan pada syarat-syarat yang disebutkan dalam LC. Kekeliruan semacam ini dapat disebut juga sebagai major discrepancies, yang mana eksportir tidak dapat memperbaiki langsung atas penyimpangan- penyimpangan tersebut, yang harus diketahui oleh kedua belah pihak, eksportir dan importir, dengan jalan keluar dengan merubah (amandement) LC. Major discrepancies yang sering terjadi dalam kegiatan transaksi ekspor-impor ini biasanya ditemukan penulisan tenor dalam draft tidak sesuai dengan yang disyaratkan dalam LC, invoice tidak menampilkan secara jelas description of goods, tanggal yang terdapat didalam draft tidak sesuai dengan tanggal yang tercantum dalam BL dimana tanggal-tanggal pada kedua dokumen tersebut harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam LC, dan nominal transaksi ataupun cara penulisan nilai yang terketik didalam draft tidak sesuai dengan nominal yang tercantum dalam syarat LC. Pada prinsipnya ketidaksesuaian dalam keseluruhan dokumen akan mengakibatkan unpaid.
Kemungkinan adanya discrepancies yang terjadi diakibatkan banyaknya instansi yang berwenang dalam suatu transaksi dan ada yang disebabkan oleh banyaknya peraturan-peraturan yang tidak sempat diikuti oleh eksportir dengan seksama. Adapula yang disebabkan oleh keterlibatan berbagai pihak yang berkaitan dengan satu produksi, seperti pabrikpembuat barang tidak dapat memenuhi jumlah produksi yang dimaksud, supplier tidak dapat mempertahankan persediaan yang diperlukan, barang-barang yang mudah rusak pada saat pemuatan dan keadaan cuaca yang mengakibatkan penundaan pengangkutan barang sehingga tidak dapat memuat barang pada waktunya, dan lain sebagainya.
Dalam penanganan atas penyimpangan-penyimpangan tersebut maka diperlukannya peranan dari advising bank yang dapat juga berperan sebagai negotiating bank, dimana pihak bank dapat menegosiasi kepada importir mengenai penanganan selanjutnya yang akan dilakukan oleh eksportir. Adapun cara-cara penyelesaian atas beberapa contoh discrepancies yang dapat dilakukan bank, antara lain :
1. Dalam penyimpangan yang bersifat minor (correctable) tersebut, bank dapat mengembalikan dokumen-dokumen kepada eksportir agar memperbaiki dokumen-dokumen LC yang diperlukan agar sesuai dengan syarat-syarat LC tersebut dan dikembalikan kembali oleh eksportir tersebut dalam masa berlakunya LC dan atau jangka waktu tertentu setelah tanggal pembukaan LC.
2. Atau atas kesepakatan antara importir dengan eksportir, eksportir dapat meminta amandement (perubahan) yang diperlukan atas LC tersebut agar sesuai dengan dokumen-dokumen yang telah disiapkan sebelumnya.
3. Apabila perbaikan pemenuhan atas dokumen-dokumen yang tercantum di dalam LC karena sempitnya waktu yang mungkin tidak sempat dilaksanakan, maka bank dapat mengambil alih dokumen berdasarkan jaminan sepenuhnya dari eksportir, yang lazim disebut dengan istilah “negotiation under letter of indemnity”. Negosiasi demikian ini hanya dilakukan untuk wesel yang diajukan oleh nasabah bank yang bonafiditasnya tidak diragukan. Berikut merupakan model pengambil keputusan untuk Negosiasi pada PT. Bank “X”, Tbk, yaitu :
Gambar 2.4
Model Pengambil Keputusan (Negosiasi) pada PT. Bank “X”, Tbk.
Nego Document ke Advising bank
ya
if nego
Sumber : PT. Bank “X” (Persero), Tbk.
4. Bank dapat melakukan pembayaran atas wesel yang diajukan sebagai “service” kepada nasabah bank yang memiliki bonafiditas yang tidak diragukan tersebut, tetapi tetap mengadakan pengamanan terhadap kepentingan bank.
2.2.3 Kepastian Penerimaan Pembayaran dan Bank Koresponden
Setelah dokumen-dokumen dan wesel eksportir dinegosiasi oleh bank di tempat eksportir, maka selanjutnya dokumen-dokumen dan wesel tersebut Setelah dokumen-dokumen dan wesel eksportir dinegosiasi oleh bank di tempat eksportir, maka selanjutnya dokumen-dokumen dan wesel tersebut
1. Kelayakan waktu pembayaran oleh koresponden atas hasil ekspor yang normal di Indonesia (tidak terdapat discrepancies) dan dokumen dikirim dengan lancar.
2. Mengawasi apakah pembayaran oleh koresponden dilaksanakan dalam waktu yang wajarlayak, yaitu dilakukan segera setelah diterimanya dokumen- dokumen pengapalan (schedule of remittance) atau reimbursement dari cabang pengekspor.
3. Untuk dapat mengetahui berapa lama suatu hasil ekspor ditunda pembayarannya oleh koresponden, diperlukan adanya data kongkret sebagai data pembanding. Data yang dimaksud tersebut adalah :
a. Tanggal bukti tanda terima dokumen atau reimbursment request oleh koresponden. Tanggal tersebut tercantum pada copy schedule of remittance atau reimbursement request yang dikembalikan oleh koresponden.
b. Tanggal advice of payment.
c. Tanggal pengkreditan rekening kantor pusat bank tersebut oleh depository corresponden.
Penyelesaian pembayaran oleh issuing bankpaying bankreimbusing bank tergantung kepada syarat-syarat LC dan penarikan wesel serta reimbursment, maka bank-bank yang bersangkutan, issuing bankpaying bank atau reimbusing bank yang mereimburse negotiating bank sebagai mana mestinya, dengan catatan bahwa dokumen-dokumen tersebut adalah sesuai (comply) dengan syarat-syarat LC. Perlu diperjelas kembali bahwa issuing bank tidak dapat menolak permintaan reimbursement dari advising banknegotiaing bank atas dokumen-dokumen yang telah sesuai dengan syarat-syarat LC tersebut, hanya karena imporitr tidak mau Penyelesaian pembayaran oleh issuing bankpaying bankreimbusing bank tergantung kepada syarat-syarat LC dan penarikan wesel serta reimbursment, maka bank-bank yang bersangkutan, issuing bankpaying bank atau reimbusing bank yang mereimburse negotiating bank sebagai mana mestinya, dengan catatan bahwa dokumen-dokumen tersebut adalah sesuai (comply) dengan syarat-syarat LC. Perlu diperjelas kembali bahwa issuing bank tidak dapat menolak permintaan reimbursement dari advising banknegotiaing bank atas dokumen-dokumen yang telah sesuai dengan syarat-syarat LC tersebut, hanya karena imporitr tidak mau
Apabila dokumen-dokumen dan wesel memenuhi persyaratan untuk dibayar, maka issuing bankreimbursing bank tersebut akan mengirim advice of payment dalam waktu yang wajar setelah penerimaan dokumen-dokumen tersebut dan kemudian akan membuat dan mengirimkan kredit nota kepada negotiating bank. Issuing bank pada saat yang bersamaan akan menghubungi importir dan akan memberitahukan atas tibanya dokumen-dokumen tersebut.
Berikut merupakan model persetujuan pembayaran yang akan dilakukan oleh bank, yaitu :
Gambar 2.5
Model Persetujuan Pembayaran oleh Bank
START
Documents
Periksa teliti Dokumen lengkap oleh bank
tidak
If comply
ya
Minta Negosisai
ya
File
End
e
Sumber : Frianto Pandia, S.E., M.M
2.2.4 Biaya yang Timbul Karena Ketidaksesuian dalam Dokumen
Bank dalam menegosiasi wesel-wesel ekspor sering pula menemukan adanya ketidaksesuaian dokumen-dokumen yang tidak fatal atau masih dapat Bank dalam menegosiasi wesel-wesel ekspor sering pula menemukan adanya ketidaksesuaian dokumen-dokumen yang tidak fatal atau masih dapat
Berikut beberapa contoh minor discrepancies yang mana bank dapat melaksanakan negosiasi dengan mensyaratkan adanya discrepancies fee, adalah sebagai berikut :
a. Pada draft tertulis USD 655,000 (US Dollars : Six Hundred Fifty Five Thousand only) ternyata terketik (US Dollars : Six Hundred Fifty Five Tousand only). Pada ketikan tousand (kekurangan huruf h, maka masih dapat dimaklumi).
b. Pada setiap lembaran invoice diharuskan mencantumkan nomor LC, tetapi ternyata hanya ada pada lembar 1 (pertama), sedangkan lembar berikutnya terlupakan atau tidak dicantumkan. Hal tersebut masih dapat dimaklumi sepanjang setiap lembar diberi nomor lembaran.
c. Pada seluruh dokumen yang disertakan diharuskan mencantumkan shipping mark sesuai dengan ketentuan yang tercantum didalam syarat LC, tetapi ada salah satu dokumen yang terlupakan atau tidak mencantumkan shipping mark, hal tersebut masih dapat dimaklumi.
Besarnya nilai discrepancies fee dari masing-masing bank koresponden tidak sama, tergantung pada terms and conditions yang diterbitkan oleh masing- masing bank koresponden. Beberapa discrepancies fee yang terdapat didalam LC yang mana tagihan ini biasanya langsung mengurangi nilai wesel tagih (draft) atau dapat juga ditagihkan tersendiri pada lembaran payment advice, sehingga negotiating bank akan melakukan pembayaran kemudian atas transaksi tersebut setelah eksportir membayar nilai tagihan. Berikut merupakan beberapa contoh nilai discrepancies fee dari beberapa bank luar negeri yang mengirimkan LC-nya kepada PT. Bank “X”, Tbk adalah sebagai berikut :
- Bank Islami Pakistan menetapkan discrepancies fee senilai USD 50
(equivalent). - The Bank of Tokyo menetapkan discrepancies fee senilai USD 60
(equivalent). - Hanna Bank menetapkan discrepancies fee senilai USD 80 (equivalent).
- JPMorgan Chase Bank menetapkan discrepancies fee senilai USD 100
(equivalent). - Maksimal USD 150 (equivalent).
2.2.5 Masalah yang Timbul Dikemudian Hari dalam Penyelesaian Transaksi Ekspor
Hampir seluruh LC mencantumkan ketentuan dengan redaksi kalimat yang menyebutkan bahwa : “ All banking charges outside (issuing bank country) if any are for the beneficiary’s account ”
Hal diatas mengharuskan importir dan eksportir jeli dalam menyiasati bank- bank yang akan dilibatkan untuk penyelesaian pembayaran transaksi ekspor, apakah bank yang akan dilibatkan tersebut memiliki hubungan koresponden atau tidak. Berikut dapat dilihat bahwa terdapat banyaknya bank yang terkait dalam penyelesaian pembayaran karena masing-masing bank bukan sebagai bank koresponden, adalah sebagai berikut :
Gambar 2.6
Bank yang Terkait dalam Penyelesaian Pembayaran (Bukan Sebagai Bank
Koresponden)
Advising Bank
(tidak sebagai Negotiating Bank)
Negotiating Bank
Sumber : Elly Miriati Tanjung, S.E.
Berdasarkan gambar tersebut dapat menjelaskan bahwa :
1. LC diterbitkan oleh issuing bank dan ditujukan kepada advising bank yang
kebetulan tidak sebagai negotiating bank, karena ekspotir tidak mempunyai rekening pada bank tersebut, sehingga LC dikirim lagi ke bank eksportir yang akan menegosiasi.
2. Penerusan LC oleh advising bank ke negotiating bank di dalam negeri akan
menimbulkan biaya penerusan LC yang biasanya dikenakan dalam Rupiah.
3. Negotiating bank mengirimkan wesel tagih (draft) kepada reimbursing bank
yang berperan juga sebagai bank koresponden.
4. Reimbursing bank menagih kepada paying bank atas wesel tagih (draft) dari
negotiating bank.
5. Disaat yang bersamaan paying bank mendebet rekening issuing bank karena
issuing bank sebagai depository correspondent dari paying bank. Pada saat itu tidak ada munculnya biaya (no charges) yang dikenakan, karena memiliki depository correspondent.
6. Dalam hal ini paying bank tidak dapat membayar langsung kepada negotiating