Gambaran Umum Ekspor

2.1.1.5 Cara-cara Pembayaran dalam Transaksi Ekspor

  Penyelesaian pembayaran atas transaksi yang dilaksanakan oleh ekportir dan importir merupakan masalah yang penting yang tidak jarang dihadapi oleh kedua belah pihak. Apakah cukup membiayai transaksi keuangannya sendiri ataukah perlu menggunakan jasa bank atau badan keuangan lainnya, jenis fasilitas Penyelesaian pembayaran atas transaksi yang dilaksanakan oleh ekportir dan importir merupakan masalah yang penting yang tidak jarang dihadapi oleh kedua belah pihak. Apakah cukup membiayai transaksi keuangannya sendiri ataukah perlu menggunakan jasa bank atau badan keuangan lainnya, jenis fasilitas

  Menurut Roselyne Hutabarat dalam bukunya yang berjudul Transaksi Ekspor Impor terdapat cara-cara pembayaran yang berwujud dalam berbagai bentuk yang tersedia guna untuk penyelesaian kegiatan traksaksi ekspor impor, yaitu :

  1. Advance Payment (Pembayaran di muka)

  2. Open Account (Pembayaran kemudian)

  3. Collection Draft (Wesel Inkaso)

  4. Consignment (Konsinyasi)

  5. Letter of Credit (LC)

  6. Cara-cara pemabayaran lainnya

  1. Advance Payment (Pembayaran di muka)

  Dalam sistem pembayaran ini pembeli membayar di muka (pay in advance) kepada penjual sebelum barang-barang dikirim oleh penjual tersebut. Dengan melakukan pembayaran di muka seperti ini berarti penjual mempunyai barang- barang yang akan dikirim maupun uang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembeli sangat mempercayai penjual, pembeli juga memiliki keyakinan bahwa negara eksportirpenjual tidak akan melarang kegiatan transaksi ekspor barang yang bersangkutan setelah diselesaikannya pembayaran dan keyakinan pembeli bahwa Pemerintah dinegaranya mengizinkan adanya pembayaran dimuka, serta menunjukkan bahwa pembeli mempunyai likuiditas yang cukup untuk melakukan pembayaran di muka untuk penyelesaian pembayaran atas trasaksi ekspor impor tersebut.

  Dapat disimpulkan bahwa dalam sistem pembayaran ini pembeli menanggung segala resiko yang akan dihadapi dalam kegiatan transaksi ekspor impor ini, baik tentang pembayaran yang sudah diselesaikan maupun tentang kemungkinan tidak dikirimnya barang-barang yang sudah dipesan dan disepakati sebelumnya. Dalam penggunaan cara pembayaran yang seperti ini, pembeli harus mengetahui integritas dan kekuatan keuangan penjual barang yang bersangkutan, stabilitas ekonomi dan politik dari negara penjual dan informasi kredit tentang bonafiditasreputasi penjual (status report), serta Dapat disimpulkan bahwa dalam sistem pembayaran ini pembeli menanggung segala resiko yang akan dihadapi dalam kegiatan transaksi ekspor impor ini, baik tentang pembayaran yang sudah diselesaikan maupun tentang kemungkinan tidak dikirimnya barang-barang yang sudah dipesan dan disepakati sebelumnya. Dalam penggunaan cara pembayaran yang seperti ini, pembeli harus mengetahui integritas dan kekuatan keuangan penjual barang yang bersangkutan, stabilitas ekonomi dan politik dari negara penjual dan informasi kredit tentang bonafiditasreputasi penjual (status report), serta

  2. Open Account (Pembayaran kemudian)

  Sistem pembayaran ini merupakan kebalikan dari cara pembayaran “Advance Payment”. Dalam sistem pembayaran ini yang menanggung segala resiko yang akan dihadapi dalam kegiatan transaksi ekspor impor adalah penjual barang, sedangkan yang mendapat fasilitas kredit atau penagguhan bayaran adalah pembeli barang. Disebut sebagai Open Account (pembayaran atau perhitungan kemudian) karena belum dilakukannya pembayaran oleh pembeli kepada penjual sebelum barang-barang dikapalkan atau tiba dan diterima di negara pembeli atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Penjual setelah melakukan pengapalan atas barang sesegera mungkin akan mengirimkan “Invoice” kepada pembeli, dalam invoice tersebut penjual akan mencantumkan tanggal atau waktu tertentu bahwa pembeli harus melakukan pembayaran dan pemberian discount harga bagi pembayaran yang dilakukan sebelum waktu jatuh tempo yang tertera didlam invoice tersebut. Open Account dapat terjadi apabila adanya kepercayaan penuh antara penjual dengan pembelinya sehingga barang-barang dan dokumen akan dikirimkan langsung kepada pembeli, kondisi keuangan penjual yang statusnya berkelebihan dana serta penjual meyakini bahwa tidak ada peraturan dinegara pembeli yang melarang atau menghalang-halangi transfer pembayaran yang dilakukan pembelinya tersebut dalam memenuhi kewajibannya kepada penjual.

  Dalam penggunaan cara pembayaran yang seperti ini, penjual harus mengetahui bahwa pembeli tersebut mempunyai nama atau reputasi yang baik dalam kegiatan hubungan dagang ini, mengetahui pula keadaan ekonomi dan politik negara pembeli yang dikenal stabil serta laporan perekonomian negara tersebut yang diperoleh dari bank.

  3. Collection Draft (Wesel Inkaso)

  Sistem pembayaran ini lebih terjamin kekuatannya daripada “Open Account” dikarenakan penjual mempunyai hak dalam pengawasan barang- barang sampai dengan draftwesel-nya yang telah diaksep atau dibayarkan. Penjual atau penarik wesel (drawer) mengapalkan barang-barang ekspornya Sistem pembayaran ini lebih terjamin kekuatannya daripada “Open Account” dikarenakan penjual mempunyai hak dalam pengawasan barang- barang sampai dengan draftwesel-nya yang telah diaksep atau dibayarkan. Penjual atau penarik wesel (drawer) mengapalkan barang-barang ekspornya

  a. DP (Documents against Payment) : penyerahan dokumen kepada pembeli dilakukan apabila pembeli telah membayar wesel yang diterima.

  b. DA (Documents against Acceptance) : penyerahan atas dokumen kepada pembeli dilakukan apabila pembeli telah mengaksep wesel yang bersangkutan.

  4. Consignment (Konsinyasi)

  Consignment (konsinyasi) adalah pengiriman barang-barang ekspor kepada pembeli diluar negeri dimana barang-barang tersebut dikirim oleh penjual sebagai titipan untuk dijualkan oleh pembelinya dengan harga yang telah ditetapkan oleh penjual terlebih dahulu. Barang-barang tersebut dikumpulkan dan dijual oleh pembeli yang merupakan agen dari penjual tersebut dan segera setelah barang-barang tersebut terjual maka pembayarannya akan dilakukan penjual. Bilamana barang-barang tersebut tidak terjual maka barang-barang tersebut akan dikembalikan kepada penjual. Dalam sistem konsinyasi ini penjual tetap memegang hak milik atas barang, sedangkan pembeli merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual kembali. Dengan demikian maka penjuallah yang akan menanggung resiko yang mungkin terjadi dalam kegaiatan transaksi ekspor impor ini, yakni antara lain ;

  a. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.

  b. Tidak ada kepastian penjual akan menerima pembayaran atas barang tersebut.

  c. Penjual dapat menjadi korban kenakalan pembeli yang melaporkan barang- barang telah terjual pada saat harga belum naik, padahal saat itu harga c. Penjual dapat menjadi korban kenakalan pembeli yang melaporkan barang- barang telah terjual pada saat harga belum naik, padahal saat itu harga

  d. Apabila pembeli tidak membayar, maka tidak ada bukti bagi penjual untuk menuntut pembeli bila terjadi penyimpangan.

  5. Letter of Credit (LC)

  Sistem pembayaran dengan menggunakan Letter of Credit (LC) merupakan cara yang paling aman bagi penjual untuk memperoleh hasil penjualan atas barang ekspornya dari pembeli apabila penjual tersebut dapat menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan pembeli sesuai dengan yang disyaratkan dalam isi LC. Dengan penerbitan LC ini sebuah bank bertindak sebagai pengganti pembeli yakni pihak yang memberikan kepercayaan dan kepastian kepada penjual bahwa pembayaran akan dilakukan oleh bank tersebut sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang terdapat didalam LC. Jadi LC yang diterbitkan oleh bank tersebut atas nama dan unjuk kepentingan pembeli yang ditujukan kepada penjual adalah merupakan fasilitas bank bagi pembeli yang bersangkutan, sebab apabila pembeli yang bersangkutan tidak melakukan pembayaran, maka bank yang akan menanggung resiko untuk mengambil alih kewajiban-kewajiban pembeli tersebut untuk melakukan penyelesaian pembayaran atas barang ekspor tersebut. Kepastian akan amannya kepentingan kedua belah pihak yaitu pembeli dan penjual dengan menggunakan LC ini adalah ;

  a. Kepada penjual dipastikan adanya pembayaran apabila dokumen-dokumen pengapalan sudah lengkap dan sesuai dengan syarat-syarat yang terdapat didalam LC.

  b. Kepada pembeli dipastikan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan oleh bank bila telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang terdapat didalam LC.

  Dalam transaksi LC ini bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen-dokumen saja dan tidak terlibat dalam barang-barang ekspor impor tersebut. Oleh karena itu LC tidak menjamin pembeli bahwa isi pengapalan- pengapalan oleh penjual adalah sesuai dengan yang disebutkan dalam sales contract antar kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli.

  6. Cara pembayaran lain-lain

  Cara-cara pembayaran lain yang mungkin dilakukan dalam perdagangan internasional dengan kesepakatan penjual dan pembeli, antara lain ;

  a. Barter, dimana pembayaran harga barang yang diterima dibayar dengan barang yang dikirim dengan mempunyai nilai yang sama. Sistem barter ini merupakan bentuk paling sederhana dari “counter trade” yang merupakan pertukaran barang dengan barang secara langsung tanpa adanya pembayaran dalam bentuk uang dan banyak dilakukan oleh negara-negara berkembang yang mempunyai kesulitan meningkatkan volume dan mempromosikan barang-barang ekspornya. Pertukaran barang ini didasarkan pada kepercayaan tanpa adanya jaminan pembayaran dari bank ataupun pihak lainnya, baik dalam bentuk garansi maupun LC. Bentuk lain counter trade adalah Counter Purchase (imbal beli) yakni kontrak jual dan beli yang secara teknis tergantung satu sama lain dan kontak jual dan beli dengan syarat untuk setuju saling membeli barang antar kedua belah pihak. Selain itu terdapat pula Offset (kompensasi) sebagai bentuk lain counter trade yang merupakan tempat pembayaran transaksi-transaksi dari dua perusahaan atau negara yang bertransaksi dengan cara kliring yang dibukukan dalam escrow account (rekening khusus). Buy Back juga merupakan bentuk lain dari counter trade yang digunakan untuk membiayai investasi langsung. Dalam pengaturan buy back ini biasanya suatu negara menyediakan peralatan mesin atau barang proyek yang akan dibayar dengan hasil proyek kemudian.

  b. Barter Konsinyasi, mempunyai arti yang sama dengan pembahasan barter sebelumnya, kecuali bahwa nilai barang ekspor mempunyai nilai lebih tinggi daripada barang impor sehingga selisih harga harus dibayarkan oleh pembeli.

  c. Advance Payment kurang dari 100, merupakan pembayaran dimuka bukan dari seluruh harga barang yang dikirim tetap 10, 25 sampai dengan

  95 dari harga barang ekspor. Sisanya ditagih dengan “Collection”.

  d. Pembayaran secara tunai, merupakan pembayaran yang dilakukan secara tunai (cash) oleh pembeli kepada penjual dan biasanya pembeli mempunyai perwakilan atau agen yang bertempat dinegara penjual.

2.1.1.6 Dasar Kebijakan Transaksi Ekspor

  Menurut buku Kebijakan Umum di Bidang Ekspor yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan, terdapat konsep dasar kegiatan ekspor seperti Dasar Kebijakan Ekspor, Pengertian Ekspor, Ketentuan Dan Persyaratan Ekspor, Prosedur Ekspor, Pelaku Ekspor, Dokumen Ekspor.

  1. Kebijakan ekspor didasarkan pada Program Perencanaan Nasional (Propenas)

  dan Rencana Jangka Panjang dan Menengah (RJPM) yang pelaksanaanya dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan, peraturan Presiden dan peraturan Menteri.

  2. Penetapan kebijakan ekspor dilaksanakan oleh Pemerintahan Pusat mengingat

  bahwa kebijakan tersebut terkait dengan perjanjian internasional, jangkauan operasional bersifat nasional yang memerlukan koordinasi antar instansi terkait tingkat nasional maupun lembaga internasional.

  3. Kebijakan ekspor disusun dalam rangka peningkatan daya saing, menjamin

  kepastian usaha dan kesinambungan bahan baku industri didalam negeri, mendukung tetap terpeliharanya kelestarian lingkungan sumber daya alam dan yang menyangkut K3LM serta adanya perjanjian internasional.

  4. Kebijakan ekspor ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri

  Perdagangan.