15 bahasa yang dikenal dan difahami antar bangsa saat itu. Referensi yang paling
diterima dan masuk akal menyebutkan bahwa istilah Batak untuk memanggil satu
kaum baru muncul kemudian oleh orang-orang pesisir yang merasa lebih beradab kepada penduduk pedalaman.
Dalam hal ini dapat dipahami bahwa sebenarnya masyarakat kebudayaan Mandailing pada awalnya bukanlah berasal dari toba, melainkan rumpun dari
masyarakat dari kerajaan majapahit seperti yang telah dituliskan oleh mpu prapanca dalam kitabnya yang berjudul negarakertagama.
2.1.1. Masa Kalingga
Masa ini disebut juga masa kejayaan orang-orang Mandailing atau Mandahiling di nusantara. Ratu terakhirnya adalah Ratu Shima dan Raja
SannaSennaSinna yang mempunyai dua anak, yaitu Paduka Sri Maharaja Indrawarman dan Raja Sanjaya. Kerajaan ini bubar pada abad ke-7setelah Sri
Maharaja Indrawarman terbunuh oleh Syailendra di istananya Kerajaan Dharmasraya, sedangkan Raja Sanjaya yang awalnya beribukota di pesisir utara
Jawa Tengah dekat Semarang yang menamakan ibukotanya sebagai Kalingga tersingkir oleh Raja Syailendra hingga ke pedalaman, yaitu Mataram, hingga
membentuk kerajaan yang dikenal sebagai Mataram Hindu. Sri Maharaja Indrawarman dan Raja Sanjaya ditumbangkan Syailendra, karena dianggap
melanggar adat karena masuk agama Islam, yang dibawa oleh utusan Khalifah Utsman bin Affan. Kerajaan Kalingga digantikan Kerajaan Sri Wijaya yang
didirikan Syailendra yang beribukota di Palembang.wikipedia.com
16
2.1.2. Masa Sriwijaya
Sriwijaya atau juga disebut Srivijaya; Thai: ศรีวิชัย atau Ṣ̄rī wichạy
adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di Sumatera dan banyak memberi pengaruh terhadap kebudayaan Nusantara. Wilayah kekuasaannya
membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Mandailing di Sumatera Utara, merupakan salah satu
daerah bawahan vassal Imperium Sriwijaya. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan.
Diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa pada tahun 990, dan serangan Rajendra Chola I dari Kerajaan Chola pada tahun 1025. Selanjutnya pada tahun
1183, kekuasaan Sriwijaya berada dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.wikipedia.com
2.1.3. Masa Kerajaan Chola
Pada abad ke-10, Rajendra dari Kerajaan Chola di Koromandel, selatan anak benua India, memindahkan pusat pemerintahannya di Mandailing ke daerah
Hang Chola Angkola atau Gangaikonda Cholapuram. Rajendra Chola I bahasa Tamil:
மு தலா ம் இராஜேந்தி ர ச ோழன் adalah putra Rajaraja Chola I. Ia menjadi raja Chola pada tahun 1014. Selama kekuasaannya, ia memperluas
wilayah kerajaan hingga ke tepi Sungai Gangga di utara, Burma, Kepulauan Andaman dan Nikobar, Lakshadweep, Maladewa, menaklukan Sriwijaya
Sumatra, Jawa dan Semenanjung Malaya di Asia Tenggara, dan Kepulauan Pegu. Ia menaklukan Mahipala, raja Pala dari Benggala dan Bihar, dan untuk
mengenang kemenangannya ia membangun ibukota barunya yang disebut
17 Gangaikonda Cholapuram. Rajendra adalah raja India pertama yang membawa
angkatan bersenjatanya ke luar negeri. Ia juga membangun kuil untuk Siwa di Gangaikonda Cholapuram.wikipedia.com
2.1.4. Masa Kesultanan Aru