Pengaruh atmosfir
B. Pengaruh atmosfir
Dua pengaruh peredaman atmosfir pada daya sinyal yaitu :
Efek resonansi oleh gas Efek resonansi oleh titik air (hujan)
Dikarenakan daya frekuensi tinggi dari sinyal, molekul gas dan molekul air akan bergetar / osilasi. Getaran / osilasi disini berarti sebuah energi, yang mana energi ini diambil dari daya sinyal.
1. Peredaman oleh gas
Gambar berikut memperlihatkan peredaman toal oleh atmosfir didalam fungsi sudut elevasi.
116
Gambar 8.2 Grafik peredaman atmosfir
Grafik peredaman atmosfir dalam fungsi frekuensi pada beberapa sudut elevasi Semakin kecil sudut elevasi, semakin panjang jalur melalui atmosfir,
semakin besar peredamannya. Dari grafik dapat dilihat bahwa pada frekuensi 5 GHz sebagaimana pada 12 GHz, peredaman pada elevasi
20 o dapat diabaikan. Untuk frekwensi > 12 GHZ peredaman naik tajam. Itu sebabnya untuk komunikasi radio dan komunikasi satelitdigunakan
frekuensi dibawahnya. Untuk perhitungan dengan sudut elevasi >20 o dapat dipergunakan rumus
EIRP’’ dB = PFD dB + 164 dB
Perhatian : Peredaman sinyal oleh gas untuk sudut elevasi >20 o dapat diabaikan.
2. Peredaman oleh hujan
Faktor yang penting pada sebuah hubungan satelit adalah perhitungan dari cuaca. Diakibatkan turun hujan yang lebat sinyal dapat teredam beberapa
dB.
Pada gambar berikut diperlihatkan peredaman hujan dalam fungsi frekuensi dan intensitas hujan.
Gambar 8.3 Grafik peredaman sinyal oleh hujan Sebagaimana kita ketahui, peredaman hujan pada 12 GHZ lebih besar
dibanding pada 5 GHZ. Hal ini merupakan dasar mengapa untuk daerah Asia orang bekerja khususnya pada C- Band (4 - 5 GHz) dan tidak didalam KU-Band (11 - 12 GHZ), karena curah hujan disini sangat lebat.
Peredaman hujan tergantung dari panjang jalur / lintasan sinyal. Lintasan / jalur akan semakin panjang jika sudut elevasi semakin kecil. Gambar berikut memperlihatkan ketergantungan panjang lintasan, sudut elevasi dan intensitas hujan.
118
Gambar 8.4 Grafik panjang lintasan efektif dalam fungsi sudut elevasi Sebagaimana kita ketahui, semakin besar intensitas hujan, semakin kecil
jalur / lintasannya. Pada pengukuran menunjukkan bahwa daerah ( Zona ), hujan dengan intensitas paling besar., lebih sedikit perluasannya.
Pada sudut elevasi yang besar mempunyai konstanta kira - kira 2 - 4 Km, untuk semua intensitas.
Peredaman oleh hujan dapat dihitung sebagai berikut :
L R =Y R .D R (dB)
L R = Peredaman hujan (dB)
dB
Y R = Faktor peredaman dari gambar .2
Km
D R = Panjang jalan yang dilalui Zona (daerah) hujan dari gambar 3
(Km). Untuk peredaman hujan pada daerah penerimaan tertentu, sangat
diperlukan informasi tentang curah hujan untuk daerah tersebut. Informasi yang diberikan keterangan tentang intensitas hujan dan lamanya hujan. Dengan itu akan dapat dihitung berapa prosen (%) waktu untuk intensitas hujan tertentu. Selanjutnya dapat dihitung, berapa besar intensitas hujan
mm Perhatian : Peredaman hujan tergantung dari Intensitas hujan
dan h
sudut elevasi.
Gambar 8.5 Struktur peredaman sinyal oleh cuaca. Latihan
a). Berapa kali lebih jelek
karena peredaman atmosfir jika antena
penerima diputar elevasinya dari 90 o ke 5 ? f = 5 GHZ. 25mm
b). Berapa besar peredaman hujan untuk sebuah intensitas dari h
untuk sebuah sudut elevasi 30 o untuk Band-C dan Band-KU ? Jawaban
a). Dari gambar 1 didapatkan peredaman lebih jelek sebesar 0,45 dB
untuk sudut .90 o = 0,04 dB untuk sudut .5 o = 0, 45 dB
b). Diketahui : Intensitas hujan o pada sudut elevasi = 30
25mm
h Hitung : L R untuk Band - C dan Band - KU !. Dari gambar 2 diperoleh : Untuk - Band - C Y R = 0,04 dB / Km
- Band - KU Y R = 0,6 dB / Km Dari gambar 4. diperoleh :
Efektif panjang jalan = 30 o = 5 Km. Jadi : L R Untuk Band .C = L R =Y R .D R (dB) = 0,04 dB / Km . 5 Km =
0,2 dB LR untuk Band .KU : L R =Y R .D R (dB) = 0,6 dB/Km . 5 Km = 3 dB