Bentuk Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an melalui Metode Jibril

1. Bentuk Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an melalui Metode Jibril

Berdasarkan pengamatan peneliti di sana selama kurang lebih 4 hari dan dalam hal ini peneliti secara langsung ikut terlibat di dalamnya dan menyatakan bahwa proses penerapan pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Jibril baik setoran deresan (muroja’ah) maupun setoran tambahan (hafalan baru) melalui beberapa tahapan, tahapan tersebut terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Dan yang menjadi prasyarat bagi yang ingin menghafal Al-Qur’an yakni harus lulus Bin-Nadhor dulu, adapun bentuk Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an melalui Metode Jibril Bagi Santri Tanfidzhul Qur’an di Pondok-Pesantren Bidayatul Hidayah Mojogeneng- Jatirejo-Mojokerto meliputi :

c. Implementasi yang pertama adalah tahap persiapan Di mana pada tahap ini, seorang santri sebelum menyetorkan hafalan pada ustadz, mereka melakukan persiapan. Persiapan tersebut dalam upaya membuat hafalan yang representatif untuk disetorkan pada ustadz.

Dari tahap persiapan ini, masing-masing santri berbeda cara dalam rangka pemantapan hafalan sebelum disetorkan kepada ustadz. Sebagaimana hasil interview dengan beberapa santri mengenai hal tersebut, sebagaimana berikut: Dengan Imam Hanafi (Hafal 30 juz), tanggal 15 Agustus 2008,

Pertama dilancarkan dulu,ayat demi ayat dihafalkan setelah dapat 5 ayat kami mengulangi lagi sampai benar-benar yakin bisa kedua disimakkan pada teman kemudian meminta saran apakah sudah pantas disetorkan pada ustadz. Kalau ternyata belum lancar, dilancarkan dulu lagi sambil menunggu antrian menyetorkan kepada ustadz.

Dengan Ach. Syamsul Arifin (13 juz), Tanggal 14 Agustus 2008, Pertama dibaca satu halaman (rayi) dibaca 3X satu ayat

diulang-ulang sampai lancar dan berurutan, setelah yakin hafal lima ayat kemudia diulangi lagi, ketiga dihafal diluar kepala serta kalau sudah mantap minta disemakkan teman. Kalau ternyata belum lancar, dilancarkan dulu lagi sambil menunggu antrian menyetorkan kepada ustadz.

Dengan Ali Wafa ( 2 juz), Tanggal 14 Agustus 2008, Cara menghafal saya adalah dengan membaca berulang-ulang,

kalimat per-kalimat dalam satu ayat dikarenakan saya masih baru menghafal, biasanya setelah hafal 1-5 ayat kami mengulangi lagi sambil menunggu antrian setoran ke ustad.

Dengan Moch. Burhanudin (22 juz), 15 Agustus 2008

Pertama 1 halaman dibaca 10X kemudian satu ayat dihafal sampai bisa setelah yakin hafal 1 ayat kemudian kami melanjutkan hafalan lagi dengan meneruskan ayat berikutnya kira-kira dapat setengah halaman (biasanya dapat 5 ayat ) setelah dirasa hafal setengah halaman kami melanjutkan

ayat berikutnya dan menyiapkan setoran hafalan keustad.

Dengan Achmad Muhibbin (1 Juz), 15 Agustus 2008

Melancarkan sesuai dengan tajwidnya sampai 40X sebab masih baru menghafal ayat per-ayat secara bersambung-sambung, setelah dapat hafalan kurang lebih 5 ayat kami mengulangi lagi cara ini yang efektif menurut kami karena gampang mengingatnya kami mengulangi lagi sambil menunggu antrian setoran ke ustad.

Dari beberapa pernyataan santri diatas dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun cara masing-masing santri berbeda tapi hakekatnya sama, yakni berupaya dalam memantapkan hafalan yang akan disetorkan pada ustadz dengan mengulang hafalan berkali-kali secara pribadi dan bersama teman.

d. Implementasi yang kedua adalah tahap pelaksanaan Dari pengamatan peneliti, tahap ini adalah tahap berlangsungnya pelaksanaan metode Jibril, di mana para santri menghafal lima ayat-lima ayat setelah dirasa yakin maka ia menunggu secara bergantian menyetorkan `hafalan langsung kepada ustadz baik tambahan atau hafalan deresan.

Sebagaimana hasil pengamatan peneliti, untuk setoran deresan, diwajibkan bagi semua santri setor seperempat juz setiap pertemuan. Setoran muroja’ah dilaksanakan dua kali sehari. Adapun waktu pelaksanaan setoran muroja’ah ini adalah ba’da isya’ dan ba’da shubuh.

Dari hasil interview dengan beberapa santri, rata-rata mereka setor muroja’ah dua kali sehari. Kadang juga satu kali sehari. Hasil interview dengan beberapa santri mahasiswa, sebagaimana berikut: Dengan Ali Wafa ( 2 juz), Tanggal 14 Agustus 2008,

Saya setoran deresan satu kali (1X) dihadapan ustad habis subuh karena saya santri yang baru menghafal.

Dengan Moch. Burhanudin (22 juz), 15 Agustus 2008

Saya setoran deresan dua kali (2X) kadang juga satu kali (1X) tapi yang sering deres sendiri itu kalau istiqomah akan baik dalam penghafalan. Karena kendala masih melancarkan ketika malamnya dan setoran ketika shubuh.

Dengan Ach. Syamsul Arifin (13 juz), Tanggal 14 Agustus 2008,

Saya setoran deresan dua kali (2X), kadang satu kali (1X). Banyak ayat-ayat mutasyabihat (yang sama) sehingga perlu waktu untuk meneliti dan melancarkannya sampai benar-benar lancar.

Dengan Achmad Muhibbin (1 Juz), 15 Agustus 2008

Saya setoran deresan tidak pasti kadang dua kali (2X) kadang juga satu kali (1X) tapi yang sering (1X) kendala dalam menggabungkan dari setoran-setoran tambahan sangat sulit sehingga

membutuhkan

waktu

yang lama untuk

melancarkannya.

Dengan M. Syamsul Arifin (30 juz), pada tanggal 14 Agustus 2008, Kadang-kadang saya setoran deresan dua kali (2X) kadang

juga satu kali (1X), tergantung kondisi badan yang gak tentu, kadang semangat dan kadang juga loyo.

Sedang setoran tambahan, diwajibkan bagi santri yang masih menghafal (<30 juz) sebagai penambahan kuantitas hafalan yang dipunyai, sampai pada akhirnya seorang santri dapat menyelesaikan hafalan 30 juz. Setoran tambahan dilaksanakan satu kali sehari. Adapun waktu pelaksanaan setoran tambahan ini adalah Ba’da Shubuh.

Dari hasil interview dengan para santri, masing-masing santri berbeda dari banyak dan berapa kali setor tambahan ditiap harinya. Sebagaimana pernyataan mereka, sebagaimana berikut: Dengan Ali Wafa ( 2 juz), Tanggal 14 Agustus 2008,

saya juga setor tambahan, setor setiap hari. Banyaknya saya setor 1 halaman kadang juga lebih tapi yang sering 1 halaman.

Dengan Ach. Syamsul Arifin (13 juz), Tanggal 14 Agustus 2008 setoran tambahan setiap hari. Banyaknya setoran tambahan dua

kali dalam dua setoran tambahan tersebut saya biasanya bisa nyetor 1 lembar.biasanya pagi habis shubuh satu halaman dan habis isya’ 1 halaman sehingga total yang kami setor 1 lembar

Dengan Moch. Burhanudin (22 juz), 15 Agustus 2008 saya setor setiap hari, walau kadang saya dihari ini tidak bisa

setor, maka dihari esok saya mencoba menggantinya (double), misalnya satu halaman setiap hari, berarti 2 halaman (1 lembar). Banyaknya saya setor tidak tentu kadang 1 halaman kadang juga lebih.

Dengan Achmad Muhibbin (1 Juz), 15 Agustus 2008

tidak tentu tergantung situasi dan kondisi. Kalau pas ayatnya gampang dihafal saya setor tambahan satu kali sehari, minimal satu halaman.

Dengan Ali Daif (15 Juz) 15 Agustus 2008 Saya setor setiap sehari. Banyak setoran tambahan, kadang

menyetorkan satu halaman kadang juga 2 halaman atau satu lampir, hal ini disesuaikan dengan kondisi saya, karena rawannya penyakit malas.

Dari beberapa pernyataan, bahwa banyaknya setoran setiap harinya, rata-rata mereka setor satu halaman, kadang juga setor 2 halaman setiap harinya. Hal tersebut disesuaikan dengan waktu dan kondisi santri.

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Pembelajaran Al- Qur’an Melalui Metode Jibril Bagi Santri Tanfidzhul Qur’an Ppbh Mojogeneng-Jatirejo-Mojokerto.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat mengindentifikasi berbagai hambatan pelaksana antara lain : guru kurang memahami metodogi pengajaran Al-Qur’an yang berkembang terutama metode Jibril sehingga implementsi metode tersebut tidak maksimal, pengalaman mengajar guru sangat minim, sehingga ia merasa kesulitan mencari slusi pemecahan atas problematika yang dihadapi, guru kurang konsiststen dan jumlah guru yang sangat terbatas .

Adapun Faktor-faktor pendukung Implementasi Pembelajaran Al- Qur’an Melalui Metode Jibril Bagi Santri Tanfidzhul Qur’an PPBH Mojogeneng-Jatirejo-Mojokerto antara lain : Adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai, metode ini lebih memprioritaskan penerapan ilmu-ilmu tajwid, sehingga santri lebih mudah, adanya kebijakan dari Pengasuh untuk Adapun Faktor-faktor pendukung Implementasi Pembelajaran Al- Qur’an Melalui Metode Jibril Bagi Santri Tanfidzhul Qur’an PPBH Mojogeneng-Jatirejo-Mojokerto antara lain : Adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai, metode ini lebih memprioritaskan penerapan ilmu-ilmu tajwid, sehingga santri lebih mudah, adanya kebijakan dari Pengasuh untuk

3. Upaya-upaya untuk mengatasi hambatan Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an Melalui Metode Jibril Bagi Santri Tanfidzhul Qur’an PPBH Mojogeneng-Jatirejo-Mojokerto.

Adapun upaya yang dilakukan oleh PPBH Mojogeneng-Jatirejo- Mojokerto dalam mengatasi hambatan-hambatan tesebut antara lain :menyampaikan visi dan misi tentang konsep metode Jibril terhadap guru- guru atau lembaga yang peduli dengan metode tersebut, memberikan pelatihan atau Diklat dan memberikan pemahaman kepada wali santri dengan cara bermusyawarah.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0