Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
9 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Prinsip 9: Tujuan Reformasi Birokrasi adalah perbaikan secara menyeluruh yang menghasilkan peningkatan manfaat yang besar untuk masyarakat.
Setiap menteri, pimpinan lembaga dan kepala daerah berkewajiban untuk meningkatkan kinerja entitas yang dipimpinnya. Inilah inti dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Pada tahun 1998, reformasi dilaksanakan untuk meningkatkan efektiitas kinerja dengan demokrasi dan otonomi daerah, menghindari konlik, serta menghindari tumpang tindih program. Dalam tahap berikutnya di tahun 2003, reformasi mencakup aspek inansial untuk meningkatkan eisiensi dan meningkatkan akuntabilitas. Kemudian mulai pada tahun 2005, Reformasi Birokrasi difokuskan untuk peningkatan kualitas aparatur di semua lembaga pemerintahan.
Menuju Manajemen Publik Kelas Dunia
Saat ini ketiga aspek Reformasi Birokrasi diatas ditingkatkan dan sekaligus disempurnakan. Program Reformasi Birokrasi diintegrasikan dengan reformasi keuangan dan pelaksanaan otonomi sehingga menjadi satu kesatuan program. Fokus utama tetap pada peningkatan kinerja, peningkatan eisiensi, dan peningkatan pelayanan publik secara terus menerus pada semua aspek tersebut diatas.
Pelaksanaan reformasi yang mengintegrasikan bidang inansial, birokrasi, dan pelaksanaan otonomi dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban dan tanggungjawab setiap menteri, pimpinan lembaga dan kepala daerah untuk meningkatkan kinerja sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Para pejabat tersebut harus memaksimalkan segala upaya untuk memastikan agar tujuan peningkatan pelayanan publik tercapai dengan baik dan benar. Masyarakat ingin melihat bagaimana rintangan sulit (hard choices) diatasi dan diselesaikan. Dengan demikian kita akan secara konsisten menerapkan manajemen perubahan untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan.
Reformasi Birokrasi merupakan suatu kebijakan strategis yang dilaksanakan secara konsisten. Pelaksanaan kebijakan ini merupakan upaya untuk menghindarkan birokrasi dari keterpurukan yang parah dimasa yang akan datang. Karena itu telah ditetapkan Grand Design Reformasi Birokrasi (2010-2025) sebagai pedoman bagi semua pihak untuk pelaksanakannya. Dalam Grand Design tersebut, ditetapkan beberapa prinsip-prinsip dan asas Reformasi Birokrasi bagi kementerian, lembaga negara dan pemerintah daerah. Secara umum Reformasi Birokrasi bertujuan untuk:
Untuk Reformasi Birokrasi di Indonesia
■ meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat; ■ meningkatkan mutu pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kebijakan/program; ■ menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan
oleh pejabat publik di entitas masing-masing; ■ meningkatkan eisiensi dalam pelaksanaan semua
segi tugas organisasi; ■ menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif,
dan efektif dalam menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan;
■ menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy, birokrasi dengan kualitas pelayanan kelas dunia.
Karakteristik pemerintah sebelum direformasi dan setelah direformasi dapat dibaca pada bagan yang berikut ini. Karakteristik yang diinginkan pada kolom kanan bagan dijabarkan oleh masing-masing kementerian dan lembaga menjadi sasaran-sasaran yang terukur. Setiap unit kerja pada kementerian, lembaga dan pemerintah daerah menetapkan sasaran yang terukur secara jelas dalam rencana kerja strategis yang menuju karakteristik pemerintah yang paling reformis.
Menuju Manajemen Publik Kelas Dunia
KARAKTERISTIK ENTITAS YANG
•KARAKTERISTIK ENTITAS YANG PALING BANYAK
PALING SEDIKIT DIREFORMASI
DIREFORMASI
Tata kelola pemerintahan yang •Tata kelola pemerintahan jelas, dengan definisi
idak jelas, dan definisi peran pejabat yang idak jelas...
peran pejabat yang logis dan disepaka i.
Fokus pada input...
•Meniikberatkan juga pada output dan outcomes. •Pendekatan manajerial seperi swasta , dengan
Pendekatan layanan publik yang
menekankan pada nilai-nilai/prinsip aparatur sipil
fokus pada proses...
negara.
Manajer mengadministrasikan
•Manajer mengelola program-program berdasarkan
proses...
kewenangan, tanggung jawab dan akuntanbilitas.
Terbatasnya konsultasi
•Konsultasi dan kolaborasi yang ruin dalam
dan kolaborasi dalam
pembuatan kebijakan dan pemberian layanan
pembuatan kebijakan dan pemberian layanan publik...
publik.
Manajemen didominasi golongan •Bervariaif, bergantung pada kemampuan.
tertentu , misalnya laki-laki...
•Jaminan pekerjaan fleksibel, selalu ada upaya untuk
Jaminan pekerjaan seumur hidup...
‘right sizing’ dan ‘out sourcing’.
Sistem rekrutmen tertutup ,
•Sistem rekrutmen terbuka, jenjang karir didasarkan
jenjang karir ditentukan oleh
persaingan berdasarkan kemampuan atau merit.
senioritas dan lamanya bekerja... Struktur kepegawaian model
•Struktur organisasi didasarkan pada syarat
militer , didasarkan pada ranking dan kemajuan personalia...
tercapainya posisi dan kinerja unit yang diinginkan.
Manajemen sumber daya
•Manajemen sumber daya manusia yang diserahkan
manusia yang terpusat...
kepada en itas.
Penuh informasi serba rahasia... •Informasi dan hasil evaluasi terbuka untuk umum. Upaya monitoring dan evaluasi •Monitoring dan evaluasi program dilakukan secara
sedikit , audit lebih fokus pada
sistema is, hasilnya digunakan untuk meningkatkan
prosesnya...
kualitas layanan secara berkelanjutan.
... agar budaya sektor publik
•...menjadi budaya melayani warga dan
berubah dari dilayani.... masyarakat atas nama Pemerintah.
Untuk Reformasi Birokrasi di Indonesia
Program Reformasi Birokrasi tidak menjadi program dan rencana strategis tersendiri. Rencana strategis Reformasi Birokrasi merupakan bagian integral dari Program Jangka Menengah (PJM) dari masing-masing unit kerja. Setiap program dan kegiatan PJM masing-masing unit kerja mencerminkan pelaksanaan Reformasi Birokrasi, sehingga setiap kegiatan dalam program jangka menengah tersebut menerapkan indikator kinerja Reformasi Birokrasi. Kriteria dan indikator kinerja yang ditetapkan dalam Reformasi Birokrasi dijadikan kriteria dan indikator dari setiap program dan kegiatan di masing-masing unit kerja. Program jangka menengah dari masing-masing unit kerja disusun sedemikian rupa sehingga selain memuat substansi kegiatan dari masing-masing unit kerja, tapi juga memuat upaya perbaikan dan peningkatan kualitas birokrasi unit kerja dimaksud. Setiap kegiatan berkontribusi langsung terhadap peningkatan kinerja dari unit kerja tersebut. Dengan kata lain, setiap program dan kegiatan unit kerja di kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah diukur dan dievaluasi dengan indikator kinerja Reformasi Birokrasi. Rencana strategis tersebut kemudian diuraikan lagi menjadi rencana kerja yang dilengkapi dengan tolok ukur yang rinci sehingga mudah untuk dievaluasi.
Menuju Manajemen Publik Kelas Dunia
Untuk Reformasi Birokrasi di Indonesia