12
berlebihan. Kerusakan serat elastin dan kolagen terlihat pada lapisan dermis yang mengakibatkan kemunduran elastisitas kulit Prianto, 2014.
Penyinaran matahari terdiri dari berbagai spektrum dengan panjang gelombang yang berbeda, dari inframerah hingga spektrum ultraviolet
Berdasarkan panjang gelombang dan efek fisiologisnya, sinar ultraviolet dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1. Ultraviolet A ialah sinar dengan panjang gelombang antara 400-315 nm dengan
efektivitas tertinggi pada 340 nm, dapat menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa menimbulkan kemerahan, sehingga disebuit daerah pigmentasi.
2. Ultraviolet B ialah sinar dengan panjang gelombang antara 315-280 nm dengan
efektivitas tertinggi pada 297.6 nm, merupakan daerah eritemogenik, dapat menimbulkan nyeri sengatan surya dan terjadi reaksi pembentukan melanin
awal. 3.
Ultraviolet C ialah sinar dengan panjang gelombang di bawah 280 nm, dapat merusak jaringan kulit, tetapi sebagian besar tersaring oleh lapisan ozon dalam
atmosfer Ditjen POM, 1985.
2.5 Mekanisme Perlindungan Kulit
Secara alami kulit manusia mempunyai sistem perlindungan terhadap paparan sinar matahari. Mekanisme perlindungan tersebut adalah dengan
penebalan stratum korneum dan pigmentasi kulit. Perlindungan terhadap sengatan surya juga disebabkan oleh peningkatan jumlah melanin dalam epidermis. Butir
melanin yang terbentuk dalam sel basal kulit setelah penyinaran ultraviolet-B akan berpindah ke stratum korneum di permukaan kulit, kemudian teroksidasi
oleh sinar ultraviolet-A. Jika kulit mengelupas, butir melanin akan lepas, sehingga
13
kulit kehilangan pelindung terhadap sinar matahari. Ditjen POM, 1985. Efek negatif sinar matahari dapat dihindari dengan cara melindungi kulit dengan
memakai topi, baju, payung sampai penggunaan kosmetika tabir surya Wasitaatmaja, 1997.
2.6 Tabir Surya
Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membaurkan atau menyerap secara efektif cahaya matahari , terutama
daerah emisi gelombang ultraviolet dan inframerah, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya mahatari Ditjen POM, 1985. Ada 2
macam tabir surya: 1. Tabir surya kimia, misalnya PABA, PABA ester, benzofenon, salisilat,
antranilat, yang dapat mengabsorpsi, hampir 95 radiasi sinar UV B yang dapat menyebabkan sunburn namun tidak menghalangi UV A penyebab
direct tanning, kerusakan sel elastin, actinic skin damage, dan timbulnya kanker kulit Wasitaatmadja, 1997. Tapi perlu diingat bahwa PABA dan
sejumlah bahan tersebut bersifat phosensitizer, yaitu jika terkena sinar matahari terik seperti halnya di negara tropis Indonesia dapat menimbulkan
berbagai reaksi negatif pada kulit photoallergy, phototoxic Tranggono dan Latifah, 2007.
2. Tabir surya fisik; misalnya titanium dioksida, Mg silikat, seng oksida, red petrolatum dan kaolin, yang dapat memantulkan sinar. Tabir surya fisik
mampu menahan UVA maupun UVB. Tabir surya fisik melindungi kulit meniru sifat cermin dengan memantulkan sinar radiasi ultraviolet dari
matahari Wasitaatmadja, 1997.
14
Tabir surya dapat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan, misalnya bentuk larutan air atau alkohol, emulsi, krim, dan semi padat, yang merupakan sediaan
lipid non-air, gel, dan aerosol Ditjen POM, 1985. Produk terbaik tabir surya adalah prduk yang memiliki spektrum luas untuk kedua tipe sinar ultraviolet A
dan B Prianto, 2014.
2.7 Oksibenzon