Persyaratan untuk Sistem Rangka Bresing Konsentrik Biasa (SRBKB)

15.12 Persyaratan untuk Sistem Rangka Bresing Konsentrik Biasa (SRBKB)

15.12.1 Ruang lingkup

SRBKB diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis secara terbatas apabila dibebani oleh gaya-gaya yang berasal dari beban gempa rencana. SRBKB harus memenuhi persyaratan pada Butir 15.12 berikut ini.

15.12.2 Batang bresing

15.12.2.1 Kelangsingan: Batang bresing harus memenuhi svarat kelangsingan ,

kecuali sesuai dengan yang diizinkan pada Butir 15.12.5.

standar ini dibuat untuk penayangan di

15.12.2.2 Beban aksial terfaktor pada batang bresing tidak boleh melebihi 0,8 ø c N n .

15.12.2.3 Distribusi Beban Lateral: Pada bidang bresing, batang-batang bresing harus dipasan g dengan arah selang-seling, sedemikian rupa sehingga pada masing-

masing arah gaya lateral yang sejajar dengan bidang bresing, minimal 30° tapi tidak lebih dari 70% gaya horizontal total harus dipikul oleh batang bresing tarik, kecuali jika kuat nominal tekan N n untuk setiap batang bresing lebih besar daripada beban terfaktor sesuai dengan kombinasi pembebanan (15.3-1) dan (15.3-2). Bidang bresing adalah suatu bidang yang mengandung batang-batang bresing atau bidang- bidang paralel yang mengandung batang-batang bresing di mana jarak antar bidangbidang tersebut tidak lebih daripada 10% dari dimensi tapak bangunan tegak

website dan tidak untuk dikomersialkan”

lures bidang tersebut.

15.12.2.4Perbandingan Lebar terhadap Tebal: Perbandingan lebar terhadap tebal penampang batang bresing tekan yang diperkaku ataupun yang tidak diperkaku harus memenuhi persyaratan-persyaratan dalam Tabel 7.5-1 dan persyaratan- persyaratan berikut ini:

1) Batang bresing, harus bersifat kompak atau tidak kompak, tetapi tidak langsing (

ג <2.). Perbandin g an lebar terhadap tebal untuk penampang siku tidak boleh lebih dari 135,'X . ;

2) Penampang bulat berongga harus mempunyai perbandingan diameter luar terhadap tebal dinding sesuai dengan Tabel 15.7-1, kecuali jika dinding

penampan g tersebut diberi pengaku;

3) Penampang persegi berongga harus mempunyai perbandingan lebar terhadap tebal dinding sesuai dengan Tabel 15.7-1, kecuali jika dinding

15.12.2.5 Batang Bresing Tersusun dengan Jahitan: Untuk semua batang bresing tersusun, jahitan pertama dari baut atau las pada setiap sisi dari tengah batang tersusun harus direncanakan untuk meneruskan gaya yang besarnya sama dengan 50% kuat nominal sate elemen. Jumlah jahitan haruslah tidak kurang dari dua dan dipasang dengan jarak (spas;) yang sama terhadap titik tengah batang bresing.

15.12.3 Sambungan batang bresing

15.12.3.1 Kuat Perlu: Kuat perlu sambungan bresing (termasuk dalam hal ini sambungan- sambungan balok-ke-kolom yang merupakan bagian dari sistem bresing) haruslah diambil sebagai nilai terkecil dari halhal berikut: a)

Kuat nominal aksial tarik batang bresing yang ditetapkan sebesar

b)

Gaya pada bresing akibat kombinasi pembebanan (15.3-1) dan (15.3-2), dan

standar ini dibuat untuk penayangan di

gaya pada batang bresing yang merupakan basil dari kombinasi pembebanan (15.3-1) dan (15.3-2);

c)

Gaya maksimum, berdasarkan basil analisis, yang dapat dipindahkan oleh sistem struktur ke batan g bresing.

15.12.3.2 Kuat Tarik: Kuat tarik rencana batang-batang bresing dan sambungannya, berdasarkan kuat batas tarik fraktur pada luas bersih penampang efektif dan kuat geser fraktur yang ditetapkan pada Butir 10, minimal sama dengan kuat perlu pada Butir 15.12.3.1.

15.12.3.3 Kuat Lentur: Pada bidang kritis di mans tekuk batang bresing akan terjadi maka kuat lentur rencana sambungan harus ≥, I,IR y .M p (kuat lentur nominal yang

website dan tidak untuk dikomersialkan”

diharapkan dari batang bresing terhadap surnbu tekuk kritisnya).

Pengecualian: Sambungan-sambungan batang bresing yang memenuhi persyaratan Butir 15.12.3.2, yang dapat mengakomodasi rotasi inelastis sehubungan dengan deformasi bresing pasca tekuk, dan yang mempunyai kuat

rencana minimal sama dengan A g f c ,. kuat tekan nominal batang bresing), dapat digunakan.

15.12.3.4 Pelat Buhul: Perencanaan pelat buhul harus memperhitungkan pengaruh tekuk.

15.12.4 Persyaratan khusus untuk konfigurasi bresing

15.12.4.1 Bresing Tipe V dan Tipe V Terbalik: Sistem rangka yang menggunakan bresing tipe V dan tipe V terbalik harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 15.12.4.1 Bresing Tipe V dan Tipe V Terbalik: Sistem rangka yang menggunakan bresing tipe V dan tipe V terbalik harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

Balok yang bersilangan dengan batang bresing harus menerus dari kolom-ke- kolom;

3) Balok yang bersilangan dengan batang bresing harus direncanakan untuk memikul pengaruh semua beban mati dan hidup berdasarkan kombinasi pembebanan (6.2-1) dan (6.2-2), dengan menganggap bahwa batang bresing tidak ada;

4) Sayap-sayap atas dan bawah balok pada titik persilangan dengan batang bresing. harus direncanakan mampu memikul gaya lateral yang besarnya

sama dengan 2% kuat nominal sayap balok .f c .h f .

15.12.4.2 Bresing Tipe K. Bangunan dengan menggunakan bresing tipe K tidak diperkenankan kecuali bila memenuhi persyaratan pada Butir 15.12.5.

standar ini dibuat untuk penayangan di

15.12.5 Bangunan-bangunan rendah

Jika digunakan kombinasi pembebanan (6.2-1) dan (6.2-2) dalam menentukan kuat perlu komponen-komponen struktur dan sambungan maka diijinkan untuk merencanakan SRBKB pada struktur atap dan bangunan dua tingkat atau kurang tanpa persyaratan khusus pada Butir 15.12.2 sampai dengan Butir 15.12.4.