Persyaratan untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)

15.9 Persyaratan untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)

15.9.1 Ruang lingkup

SRPMB diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis secara terbatas pada komponen struktur dan sambungan-sambungannya akibat gaya gempa rencana.

website dan tidak untuk dikomersialkan”

SRPMB harus memenuhi persyaratan pada butir-butir di bawah ini.

15.9.2 Sambungan balok-ke-kolom

15.9.2.1 Sambungan balok-ke-kolom harus menggunakan las atau baut mutu tinggi. Dapat digunakan sambungan kaku atau sambungan semi kaku sebagai berikut: a)

Sambungan kaku yang merupakan bagian dari Sistem Pemikul Beban Gempa harus mempunyai kuat lentur perlu M„ yang besarnya paling tidak sama dengan yang terkecil dari a) I,IR y .M p balok atau gelagar, atau b) momen terbesar yang dapat disalurkan oleh sistem rangka pada titik terebut. Untuk sambungan dengan sambungan pelat sayap yang dilas, pelapis las dan kelebihan las harus dibuang dan diperbaiki kecuali pelapis pelat sayap atas yang tetap diperbolehkan jika melekat pada pelat sayap kolom dengan las sudut menerus di bawah las tumpul sambungan penetrasi penuh. Las tumpul penetrasi sebagian dan las sudut tidak boleh digunakan untuk memikul gaya

Sebagai alternatif, perencanaan dari semua sambungan balok-ke-kolom yang digunakan pada Sistem Pemikul Beban Gempa harus didasarkan pada hasil-

hasil pengujian kualifikasi yang menunjukkan rotasi inelastis sekuran g - kurangnya 0,01 radian. Hasil-hasil pengujian kualifikasi didapat terhadap

sekurangkurangnya dari dua pengujian siklik dan harus memenuhi persyaratan pada Butir 15.7.2.1;

b) Sambungan semi kaku diizinkan jika syarat-syarat di bawah ini dipenuhi: (i) Sambungan tersebut harus memenuhi kekuatan yang dipersyaratan

pada Butir 15.1; (ii) Kuat lentur nominal' sambungan melebihi nilai yang lebih kecil daripada

50% M I , balok atau kolom yang disambungkan;

(iii) Harus mempunyai kapasitas rotasi yang dibuktikan dengan uji beban

siklik sebesar yang dibutuhkan untuk mencapai simpangan antar lantai;

standar ini dibuat untuk penayangan di

(iv) Kekakuan dan kekuatan sambungan semi kaku ini harus diperhitungkan dalam perencanaan, termasuk dalam perhitungan stabilitas rangka secara keseluruhan.

15.9.2.2 Untuk sambungan kaku, gaya geser terfaktor V u pada sambungan balok-ke-kolom harus ditetapkan berdasarkan kombinasi pembebanan 1,2 D + 0,5 L ditambah gaya geser yang berasal dari M u seperti yang ditentukan pada Butir 15.9.2.1(a). Untuk sambungan semi kaku, V u harus ditentukan berdasarkan kombinasi pembebanan di atas ditambah dengan gaya geser yang berasal dari momen ujung maksimum yang dapat dipikul oleh sambungan tersebut.

15.9.3 Pelat terusan

website dan tidak untuk dikomersialkan”

Jika sambungan momen penuh dibuat dengan melas pelat sayap balok atau pelat sambungan untuk sayap balok secara langsung ke pelat sayap kolom maka harus digunakan pelat terusan untuk meneruskan gaya dari pelat sayap balok ke pelat badan kolom. Pelat ini harus mempunyai ketebalan minimum sebesar tebal pelat sayap balok atau pelat sambungan sayap balok. Sambungan pelat terusan ke pelat sayap kolom harus dilakukan dengan las tumpul penetrasi penuh, atau las tumpul penetrasi sebagian dari kedua sisi yang diperkuat dengan Ias sudut, atau las sudut

di kedua sisi dan harus mempunyai kekuatan sama den g an kuat rencana luas bidang kontak antara pelat terusan dengan pelat sayap kolom. Sambungan pelat

terusan ke pelat badan kolom harus mempunyai kuat geser rencana sama dengan yang terkecil dari persyaratan berikut: a)

Jumlah kuat rencana dari sambungan pelat terusan ke pelat sayap kolom; b)

Kuat geser rencana bidang kontak pelat terusan dengan pelat badan kolom;

c) Kuat rencana geser daerah panel;

Pelat terusan tidak diperlukan jika model uji sambungan menunjukkan bahwa rotasi plastis yang direncanakan dapat dicapai tanpa menggunakan pelat terusan tersebut.