Tinjauan Remaja

3. Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja dihasilkan dari proses kegiatan perkembangan biologis, kognitif dan sosio-emosional, sehingga bersifat kompleks.

a. Proses Biologis dan Perkembangan Fisik Remaja Dalam proses ini meliputi gen yang diwariskan dari orang tua, perkembangan otak, pertambahan tinggi, berat badan, ketrampilan motorik, dan perubahan hormonal pada masa pubertas.

Pubertas adalah perubahan cepat menuju kematangan fisik yang melibatkan perubahan hormon pada tubuh yang terutama terjadi selama masa

commit to user

tubuh. Kematangan fisk yang terjadi ditopang perubahan fisik yang meliputi:

1) Perubahan tinggi dan berat badan Diawal masa remaja, remaja putri cenderung lebih tinggi daripada remaja putra yang seusianya, tetapi mendekat akhir masa SMP putra mengejar ketinggiannya bahkan lebih tinggi dari remaja putri. Begitu juga dengan alur perkembangan berat badan pada remaja.

2) Kematangan seksual. Dua hal ini bisa terjadi pada remaja dalam usia yang berbeda. Perubahan fisik ini berpengaruh pada psikologis remaja. Masa ini remaja mulai peduli terhadap penampilan fisik mereka. Terdapat semacam perasaan tidak puas terhadap kondisi fisik yang berubah dan menunjukkan reaksi negatif pada kematangan seksual yang dialami.

b. Proses Kognitif Pada masa remaja mengalami perkembangan dalam berpikir, intelegensi dan bahasa individu. Perkembangan ini mempengaruhi bagaimana orang untuk membentuk konsep dan penalaran mengenai dunia sosial mereka, termasuk hubungan pribadinya dengan orang lain.

Menurut Piaget terdapat tahap-tahap perkembangan kognitif dari masa perkembangan anak sampai usia remaja. Tahap yang dialami pada masa remaja adalah tahap Pemikiran Operasional Formal. Ciri tahap pemikiran operasional formal:

1) Remaja tidak hanya terbatas pada pengalaman nyata dan konkret sebagai landasan berpikir. Mereka mampu membayangkan situasi rekaan dan mencoba mengolahnya dengan pemikiran logis.

commit to user

3) Pemikiran yang penuh dengan idealisme dan kemungkinan-kemungkinan (hipotesis), namun dalam tahap akhir dari pemikiran ini, remaja mulai menguji hipotesis-hipotesis yang dibuat. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan

dirinya.

4) Mengalami perkembangan penggunaan bahasa.

5) Perkembangan ketrampilan menulis. Pada tahap ini remaja mulai mampu menghasilkan tulisan yang baik, berstrukrur hierarkis sehingga dapat dipahami

oleh pembaca

6) Perkembangan kemampuan bercakap-cakap.

7) Egosentris. Pada masa ini remaja tidak memiliki kemampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Menurut Elkid (Santrock, 2003), salah satu bentuk cara berpikir egosentris adalah personal fabel, yaitu keyakinan remaja

bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam.

c. Proses Sosio-emosional

Karakteristik dari proses ini adalah perubahan dalam hubungan dengan orang lain, dalam emosi, kepribadian, dan dalam konteks sosial. Masa ini disebut sebagai masa “storm and stres”, dimana terjadi peningkatan ketegangan emosional yang dihasilkan dari perubahan fisik dan hormonal. Pada masa ini emosi seringkali sangat intens, tidak terkontrol dan nampak irrasional, secara umum terdapat peningkatan perilaku emosional pada setiap usia yang dilalui. Misalnya, pada usia 14 tahun, remaja menjadi mudah marah, mudah gembira, dan

commit to user

mereka mengatakan tidak terlalu merasa khawatir. Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila mereka diperlakukan seperti anak-anak atau pada saat merasa diperlakukan tidak adil. Ekspresi kemarahannya mungkin berupa mendongkol, menolak untuk bicara, atau mengkritik secara keras. Hal yang juga cukup mengemuka yaitu pada masa ini remaja lebih iri hati terhadap mereka yang memiliki materi lebih.

Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa remaja adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian ini harus dilakukan terhadap jenis kelamin yang berlainan dalam suatu relasi yang sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang dewasa diluar keluarga dan lingkungan sekolah. Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu mereka di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa difahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap, cara bicara, minat, penampilan, dan perilaku remaja. Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya perubahan dalam sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual, mereka yang tadinya tidak menyukai keterlibatan lawan jenis menjadi menyukai pertemanan dengan lawan jenis.

Secara umum dapat dikatakan bahwa minat terhadap lawan jenis meningkat. Selain itu, perubahan sosial yang terjadi dengan adanya nilai-nilai baru dalam memilih teman, dimana sekarang remaja lebih memilih yang memiliki minat dan nilai-nilai yang sama, bisa memahami dan membuat merasa aman, dapat dipercaya dan bisa diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada masa ini pun remaja memiliki keinginan untuk tampil sebagai seorang yang populer dan disukai oleh lingkungannya.

commit to user

Pemrosesan informasi menitikberatkan pada bagaimana cara orang menganalisa berbagai sumber informasi dalam lingkungannnya dan memahami pengalaman-pengalaman yang dialami. Hal tersebut mencakup bagaimana informasi masuk ke dalam benak seseorang, bagaimana informasi tersebut disimpan dan diolah, bagaimana informasi tersebut ditarik keluar untuk dipergunakan dalam berpikir dan memecahkan masalah. Perkembangan proses informasi yang terjadi pada remaja meliputi:

a. Kecepatan pemrosesan Remaja memproses informasi lebih cepat, memiliki kapasitas pemrosesan yang lebih besar. Menurut Case (Santrock, 2003) remaja memiliki lebih banyak sumber kognitif yang tersedia karena meningkatnya otomatisasi, kapasitas pemrosesan dan keakraban dengan materi pengetahuan.

b. Perhatian dan ingatan Perhatian merupakan fokus terhadap suatu hal. Remaja lebih perhatian dari pada anak-anak. Remaja mempunyai kemampuan lebih dalam hal peningkatan kecepatan pemrosesan, otomatisasi dan kapasitas.

Ingatan adalah penyimpanan informasi sepanjang waktu. Ingatan mempunyai dua sistem, ingatan jangka pendek (short term memory) dan ingatan jangka panjang (long term memory). Ingatan jangka pendek adalah sistem ingatan berkapasitas terbatas, informasi disimpan selama 30 detik, kecuali bila info tersebut diulangi. Sementara ingatan jangka panjang adalah sistem ingatan yang relatif menetap, tempat menimpan sejumlah besar informasi untuk jangka waktu lama. Dalam hal mengingat remaja mempunyi kapasitas penyimpanan informasi yang lebih luas, terutama dalam ingatan jangka pendek.

commit to user

mengelompokkan obyek dalam kategori-kategori tertentu.

c. Pengambilan keputusan Dalam pengambilan keputusan usia remaja cenderung menelaah situasi dari berbagai sudut pandang, menciptakan pilihan-pilihan, memperkirakan konsekuensi dari suatu keputusan dan mempertimbangkan kredibilitas sumber (Mann dalam Santrock, 2003). Meskipun begitu, pengambilan keputusan yang dilakukan remaja jauh dari pengambilan keputusan orang dewasa.

Remaja membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk melatih dan mengambil keputusan yang realistis. Mereka perlu dilibatkan dalam kegiatan dan berperan serta dalam pemecahan masalah terhadap pilihan-pilihan yang ada di dunia nyata, seperti seks, merokok, obat-obatan dan sebagainya (Mann dalam Santrock, 2003).

d. Berpikir kristis Aspek yang terdapat dalam berpikir kristis diantaranya menggali makna suatu masalah secara lebih mendalam, berpikir terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda, dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang diyakini dan yang akan dilakukan. Perubahan kognitif yang memungkinkan peningkatan pemikiran kritis pada remaja, antara lain adalah:

1) Meningkatnya kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas pemrosesan informasi, sehingga mampu untuk tidak dialihkan pada stimulan yang lain,

2) Bertambah luasnya isi pengetahuan mengenai berbagai bidang,

3) Meningkatnya kemampuan membangun kombinasi-kombinasi baru dari pengetahuan,

commit to user

menerapkan atau memperoleh suatu pengetahuan, seperti perencanaan, mempertimbangkan berbagai pilihan, dan pemantauan kognitif.

Strategi untuk meningkatkan cara berpikir kritis dengan program yang bersifat domain spesific, yaitu hal-hal yang berkaitan langsung dengan masalah atau bidang khusus tertentu.

commit to user