Komunitas Remaja

4. Komunitas Remaja

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Menurut Crow dan Allan, komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen: 1) Berdasarkan lokasi atau tempat wilayah atau tempat, sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis. 2) Berdasarkan minat, sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama, pekerjaan, suku, ras, maupun berdasarkan kelainan seksual. 3) Berdasarkan tujuan, tujuan dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri ( http://id.wikipedia.org/wiki/ Komunitas/20-4-2012/19.00).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komunitas adalah kelompok yang mempunyai fungsi, peran, dan pengaruh terhadap masyarakat. Komunitas sendiri terbentuk karena adanya persamaan berbagai hal yang menyebabkan sekelompok orang berkumpul dan saling mengisi satu sama lain.

Komunitas merupakan salah satu contoh kelompok kecil yang sangat mudah dijumpai. Komunitas yang satu dapat dibedakan dengan komunitas lainnya karena setiap komunitas memilliki karakteristik yang sangat khas. Komunitas akan berubah seiring dengan perubahan yang dialami manusia. Saat anak-anak menginjak usia remaja, pemikiran-pemikiran baru seorang remaja sering sekali muncul. Pemikiran baru tersebut muncul karena beberapa penyebab antara lain: keluarga, lingkungan, dan lain sebagainya. Dari keterangan tersebut Komunitas merupakan salah satu contoh kelompok kecil yang sangat mudah dijumpai. Komunitas yang satu dapat dibedakan dengan komunitas lainnya karena setiap komunitas memilliki karakteristik yang sangat khas. Komunitas akan berubah seiring dengan perubahan yang dialami manusia. Saat anak-anak menginjak usia remaja, pemikiran-pemikiran baru seorang remaja sering sekali muncul. Pemikiran baru tersebut muncul karena beberapa penyebab antara lain: keluarga, lingkungan, dan lain sebagainya. Dari keterangan tersebut

Semua komunitas mempunyai nilai positif dan negatif. Pendapat positif atau negatif sebuah komunitas, muncul berkat kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan komunitas itu sendiri. Dengan demikian masyarakat mampu menilai apakah komunitas tersebut termasuk dalam komunitas yang positif atau negatif.

Penilaian positif sering muncul dari masyarakat begitu pula sebaliknya, Sebagai contoh komunitas pecinta alam. Masyarakat melihat komunitas pecinta alam termasuk komunitas yang positif karena komunitas tersebut bergerak di bidang pelestarian ekosistem alam. Lain halnya dengan komunitas anak punk. Masyarakat menilai anak punk sebagai komunitas yang negatif, karena hanya sebagai sampah masyarakat dan mengotori pemandangan kota. Penelitian ini akan mengungkap nilai negatif dan positif anak punk dalam film Punk In Love.

Di dalam kehidupan masyarakat, anak punk dikenal sebagai anak salah gaul, pemakai narkoba, tak bermoral, sampah masyarakat, biang keonaran dan lain sebagainya (Widya G, 2010:11). Bermacam-macam pemaknaan negatif sering muncul kepada punker. Dalam film Punk In Love, anggapan tentang anak punk identik pengguna narkoba tidak terbukti, tidak ada adegan keempat tokoh yaitu Arok, Yoji, Almira, dan Mojo menggunakan narkoba jenis apapun. Di film Di dalam kehidupan masyarakat, anak punk dikenal sebagai anak salah gaul, pemakai narkoba, tak bermoral, sampah masyarakat, biang keonaran dan lain sebagainya (Widya G, 2010:11). Bermacam-macam pemaknaan negatif sering muncul kepada punker. Dalam film Punk In Love, anggapan tentang anak punk identik pengguna narkoba tidak terbukti, tidak ada adegan keempat tokoh yaitu Arok, Yoji, Almira, dan Mojo menggunakan narkoba jenis apapun. Di film

Setiap masyarakat cenderung menempatkan pemabuk sebagai pihak yang menyimpang/melanggar aturan masyarakat. Dalam film ini Arok, Mojo, Almira dan Yoji minum-minuman beralkohol di Bromo. Bromo merupakan daerah pegunungan di Indonesia yang udaranya sangat dingin. Sehingga untuk menghangatkan tubuh, Arok dan teman-temannya mengkonsumsi minuman beralkohol.

Anak punk juga dikenal sebagai manusia yang tidak bermoral, tidak mempunyai pertimbangan yang matang dan tidak berakhlak baik. Tidak berakhlak baik bisa dikatakan tidak mempunyai sopan santun, suka mencuri, dan sebagainya (Widya G, 2010:11)..

Gambar 28a

Gambar 28b

Orang tua mengajarkan agar kita selalu berbuat baik dengan sesama manusia kapan saja dan di mana saja. Selain itu, Orang tua juga mengajarkan bahwa mencuri itu adalah perbuatan dosa dan tidak boleh dikerjakan karena akan merugikan orang lain. Dalam film Punk In Love, diceritakan Mojo sedang mencuri barang dagangan di pasar (pisang goreng) seperti pada gambar 28a. Mojo mencuri karena tidak mempunyai uang untuk membeli pisang goreng. Pencurian makanan ini termasuk sudah melanggar norma yang ada di masyarakat.

Anak punk juga dikenal sebagai biang keonaran. Dalam film ini digambarkan pada gambar 28b. Anggapan masyarakat ini bertumpu pada tingkah laku anak punk yang mudah sekali mengamuk karena tidak diberi apa yang diminta (makanan,tumpangan,dll). Selain itu anak punk juga sering berkelahi dengan teman, masyarakat umum yang diganggu, preman, atau bahkan petugas keamanan. Dari gambaran ini, tanggapan negatif masyarakat tentang anak punk sebagai manusia yang tak bermoral terbukti.

yaitu karena tingkah laku anak punk yang mudah sekali marah dan mengamuk, sehingga masyarakat menilai perbuatan itu tidak baik dan terkesan arogan, walaupun tidak semua anak punk bertindak seperti itu, dan dampaknya masyarakat memandang semua anak punk tidak baik.

Tidak semua anak punk berperilaku negatif. Dalam film Punk In Love ini ada beberapa hal yang menunjukkan nilai positif anak punk.

Gambar 29a

Gambar 29b Gambar 29b

Anak punk juga mempunyai jiwa setia kawan yang kuat. Nampak gambar 29b, saat Mojo sakit tetanus, teman-temannya berusaha mencari pengobatan, demi kesembuhan Mojo. Tidak semua pertemanan bisa seerat anak-anak punk. Banyak kasus penipuan yang didasari oleh pertemanan. Untuk anak-anak punk, justru lebih mengedepankan sikap setia kawan, karena mereka menganggap bahwa teman adalah satu-satunya orang yang mereka punyai.

Dalam film Punk In Love, anggapan bahwa anak punk adalah sampah masyarakat terbukti, namun anak punk juga mempunyai jiwa yang positif yaitu mau membantu orang lain dan setia kawan yang kuat. Bukti kesetiakawanan dalam film ini yaitu kesediaan Mojo, Yoji, dan Almira menemani Arok berangkat ke Jakarta mencari cinta Maia, sedih dan senang dirasakan bersama. itu merupakan bukti setia kawan dalam sebuah persahabatan anak punk.

B. Kritik Sosial Pengarang dalam film Punk In Love

1. Sarana Kesehatan

Di dalam film Punk In Love, pengarang mencoba memberikan kritikan terhadap sarana kesehatan di Indonesia. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit, Di dalam film Punk In Love, pengarang mencoba memberikan kritikan terhadap sarana kesehatan di Indonesia. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit,

nasihat medis. Dari pengertian tersebut, sebuah klinik seharusnya mempunyai tugas utama yaitu mengobati atau memberi nasihat kepada orang yang sedang sakit tanpa memandang latar belakang orang tersebut mampu atau tidak. Namun, perkembangan saat ini klinik atau rumah sakit lebih mengutamakan perawatan kesehatan bagi orang yang mempunyai kemampuan secara ekonomi terlebih dahulu, sedangkan orang yang tidak mampu sering tidak dihiraukan walaupun sedang dalam keadaaan sakit parah.

Gambar 30a

Gambar 30b

Gambar 30a menunjukkan kaki Mojo saat terkena pentakit tetanus yang parah. Karena sakit tetanus tersebut, akhirnya Arok, Yoji, dan Almira membawa Mojo ke klinik di kota Cirebon seperti pada gambar 30b. Arok, Yoji, dan Almira bisa menyimpulkan bahwa Mojo terkena tetanus, karena sebelum kejadian tersebut Mojo pernah bercerita kepada Arok bahwa kakinya terluka sedikit kemudian Mojo menutup lukanya dengan sapu tangannya. Arok

: Jo… kakimu..?

Mojo : Iyo.. suwek sitik, gak popo.. (iya.. luka sedikit, gak apa apa..)

(durasi 0.45’.00” – 0.45’. 10”)

Saat Mojo tak sadarkan diri, Arok membuka luka pada kakinya, dan Almira bisa menyimpulkan bahwa Mojo terkena tetanus, karena lukanya sudah mulai membiru dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Penyakit tetanus biasanya berupa cedera yang terinfeksi oleh penyakit. Almira mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan ketiga temannya, dilihat dari perkataan Almira pada gambar 11 (hal 39-40), Almira bisa menjelaskan makna dari anti Saat Mojo tak sadarkan diri, Arok membuka luka pada kakinya, dan Almira bisa menyimpulkan bahwa Mojo terkena tetanus, karena lukanya sudah mulai membiru dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Penyakit tetanus biasanya berupa cedera yang terinfeksi oleh penyakit. Almira mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan ketiga temannya, dilihat dari perkataan Almira pada gambar 11 (hal 39-40), Almira bisa menjelaskan makna dari anti

Setting dalam gambar 30b sangat mendukung. Baik rumah sakit maupun klinik mempunyai persamaan nyaitu sama-sama lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh nasihat medis. Perbedaannya yaitu rumah sakit mempunyai

fasilitas yang lengkap dan bisa menampung banyak pasien, sedangkan klinik mempunyai fasilitas dan daya tampung yang terbatas. Dilihat dari gambar 30b, setting klinik di

Cirebon sudah sesuai dengan klinik kebanyakan, karena klinik tersebut terlihat lebih kecil dari sebuah rumah sakit, dan semua ruangan tampak terang benderang seperti rumah sakit atau klinik pada umumnya.

Harapan orang yang sedang sakit datang ke sebuah rumah sakit atau klinik yaitu mengharapkan pengobatan. Namun harapan Arok dan teman- temannya tidak ditanggapi oleh pihak klinik bahkan mereka diusir karena pihak rumah sakit melihat anak punk sebagai orang yang tidak mampu, dan pada akhirnya tidak akan bisa membayar biaya rumah sakit (gambar 29b).

Dari cerita film tersebut, pengarang ingin menunjukkan kritik sosial terhadap layanan kesehatan di Indonesia. Pengarang menganggap bahwa layanan Dari cerita film tersebut, pengarang ingin menunjukkan kritik sosial terhadap layanan kesehatan di Indonesia. Pengarang menganggap bahwa layanan

Kritik sosial pengarang terhadap sarana kesehatan bukan tanpa alasan. Pengarang terobsesi mengangkat cerita tentang saranan kesehatan karena banyaknya kasus atau berita mengenai pelayanan rumah sakit yang tidak adil kepada orang miskin.

Cirebon (Kompas) —Agus (50), ayah empat anak, tetap bersyukur meskipun hidupnya di bawah layak. Rumahnya hanya berupa gubuk bambu di atas tanah sewa. Penghasilannya sangat terbatas sebagai tukang becak. Namun, kekhawatirannya yakni saat anaknya jatuh sakit. “Saya sudah tidak mempunyai uang dan kartu Askes. Kartu Askes saya, sudah diambil tanpa alasan dan tidak ada penggantin ya” saat ditemui di lahan irigasi PDAM Cirebon, Pernah suatu ketika, anak bungsunya yang bernama Pratama (2) sakit diare dan harus dibawa ke Rumah Sakit daerah Gunung jati, Cirebon. Tanpa berbekal asuransi apa pun. Namun, kenyataan pahit menimpanya. Anaknya ditolak (Kompas, Jumat, 16 September 2011).

Berita ini merupakan bukti nyata bagaimana keadaan rumah sakit di Cirebon. Seorang supir becak bernama Agus yang hidup di bawah layak merasa takut seandainya salah satu anaknya ada yang sakit. Ketakutan Agus berpegang dari pengalaman terdahulu, saat dirinya mencoba membawa anak bungsunya yang sedang sakit diare ke rumah sakit untuk diobati, namun kenyataan pahit menimpanya, pihak rumah sakit menolaknya.

Dalam film Punk In Love, pengarang menggunakan anak punk sebagai media untuk mengungkapkan kritik sosial terhadap layanan kesehatan di Indonesia. Kritik sosial tersebut sangat nampak dalam gambar 21 (hal 58).

Penjaga klinik

: kenapa dek?

Almira : Ini pak, teman saya sakit.. Tolongin pak.. tolongiiin.. Penjaga klinik

: Gak bisa, e.. penuh…

Yoji : jangan bercanda to pak.. ini beneran tetanus pak.. penjaga klinik

: Gak bisa, e.. dokternya udah pulang… Arok

: wooo itu dokternya, dancuk kon.. (kamu kurang ajar)

Buuu tolong buuu…

Penjaga klinik : Brengsek.. dibilang gak bisa ya gak bisa.. kita gak

bisa ngasih gratis..

Almira

: kita bayar pak..

Penjaga klinik : Kita gak bisa nrima kalian titik.. Pak..pak security..

(durasi 1.08’.20” – 1.09’. 06”)

Dialog dalam film Punk In Love tersebut menceritakaan saat Arok, Almira dan Yoji bersitegang dengan penjaga klinik, hal itu membuat Arok emosi dan mengeluarkan kata-kata kasar khas jawa timuran “dancuk kon”. Kata “dancuk kon” sering diucapkan oleh orang-orang jawa timuran untuk keakraban dengan teman atau pada saat emosi dengan orang lain. Pihak klinik banyak memberikan alasan untuk menolak kedatangan Arok dan teman-temannya. Namun, penjaga klinik tak urung mengatakan bahwa pihak klinik tidak bisa memberi layanan kesehatan dengan gratis.

Sekarang ini, untuk mendapat perawatan kesehatan di rumah sakit harus membayar administrasi terlebih dahulu sebelum mendapatkan perawatan dan pengobatan. Dalam hal pengobatan, rumah sakit lebih mengutamakan orang yang berduit/kaya dari pada orang miskin, walaupun orang miskin tersebut dalam keadaan kritis sekalipun seperti dalam dialog tersebut.

Penjaga klinik mengatakan “kita gak bisa ngasih gratis”, kalimat tersebut mempunyai arti bahwa pihak klinik tidak bisa memberi layanan kesehatan secara

gratis kepada masyarakat. Anak punk dengan penampilan yang seperti itu gratis kepada masyarakat. Anak punk dengan penampilan yang seperti itu

Arok, Yoji, Almira, dan Mojo akhirnya diusir oleh petugas rumah sakit. Merekapun pergi meninggalkan rumah sakit. Di saat yang m endesak ide “nakal” Arok muncul, yaitu menculik dokter untuk mengobati Mojo. Ide “nakal” Arok untuk menculik dokter muncul karena terpaksa, yaitu karena penolakan rumah sakit yang tidak mau menerima Mojo. “nakal” gambar 22a (hal 60).

Mojo : Aku belum mati, aku masih ingin hidup seribu tahun lagi.. Arok

: Nangis opo kui, cemen..

Yowes, kalo rumah sakit gak mau nrima kita, kita bawa wae rumah sakit ke kita.. (durasi 1.12’.05” – 1.12’. 33”)

Dalam adegan ini, Mojo masih mampu bertahan untuk hidup. Melihat Mojo masih bisa bertahan, akhirnya Arok mempunyai ide untuk menculik dokter, karena pihak rumah sakit/klinik tidak mau menerima mereka.