STUDI TENTANG KENDALA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN AJARAN 20112012

STUDI TENTANG KENDALA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Oleh : STIANA KOKO WIJAYANTO X4607032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Stiana Koko Wijayanto NIM : X4607032 Jurusan / Program studi

: POK/Penjaskesrek

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “STUDI TENTANG KENDALA

DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI

KEBAKKRAMATKARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar – benar merupakan haasil karya saya sendiri.selain itu,sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplaks,saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, juli 2012

Stiana Koko Wijayanto

commit to user

iii

STUDI TENTANG KENDALA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh : STIANA KOKO WIJAYANTO

X4607032

Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

commit to user

iv

commit to user

commit to user

vi

ABSTRAK

Stiana Koko Wijayanto. STUDI TENTANG KENDALA DALAM

PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, juli. 2012.

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menjadi kendala dalam pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/ 2012.

Penelitian ini menggunakan metode Studi Kasus. Populasi adalah seluruh guru dan siswa SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan metode berfikir deduktif induktif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 4 orang guru penjasorkes dan 994 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket atau

koesioner . Data penelitian berupa aspek – aspek yang mempengaruhi proses

pembelaran penjasorkes yang meliputi Kondisi jasmani, Motivasi, Sikap, Minat, Kinerja guru saat mengajar dan Kelengkapan pembelajaran yang diperoleh dengan angket, wawancara dan observasi. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik persentase atau frekuensi relatif yang kemudian data yang di peroleh nantinya diolah sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian dengan memperhatikan aspek - aspek dalam angket yang meliputi: mengecek kelengkapan data (verifikasi data), mentabulasikan masing - masing item ke dalam aspek, menghitung persentase jawaban.

Dari hasil pengambilan data dilapangan, dihasilkan sebagai berikut dimana aspek kondisi jasmani dari guru 67,86% bugar, dan dari siswa 34,61% bugar, aspek minat dari siswa dalam materi aktivitas permainan dan olahraga 41,33%, aktivitas senam dan atletik 58,33%, aktivitas air 33,80% kemudian, perhatian guru saat mengajar 41,67%,interaksi guru dengan siswa saat mengajar 38,35%, motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes 44,37%, dalam aspek kinerja guru 75% guru disiplin saat mengajar,sedangkat dari siswa 56,2% guru

commit to user

vii

selalu memakai pakaian olahraga saat mengajar,tidak pernah meninggalkan kelas saat jam pelajaran belum habis, kemudian aspek kelengkapan pembelajaran dari aktivitas pengembangan 58,33% mencukupi, aktivitas permainan dan olahraga 75% mencukupi, aktivitas senam dan atletik 50% mencukupi dan aktivitas air 100% kelengkapan sangat kurang mencukupi. Secara keseluruhan terdapat kendala dalam pembelajaran penjasorkes

Simpulan penelitian ini adalah (1) Kondisi kebugaran jasmani siswa masih rendah. (2) Minat dan Motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes masih kurang,terutama pada materi pembelajaran Senam, Atletik, dan Akuatik. (3) Pada saat pembelajaran pejasorkes perhatian guru terhadap siswa masih kurang maksimal dan disaat pembelajaran penjasorkes dimata siswa guru kurang menarik. (4)Sarana dan prasarana di sekolahan kurang mencukupi,terutama pada sarana dan prasarana aktivitas air, dan senam masih sangat kurang.

Adapun saran dalam penelitian ini adalah (1) Perlu ditingkatkannya kebugaran jasmani siswa agar saat praktek dilapangan siswa siap dengan materi yang diberikan oleh guru dan menjalankan perintah gerakan guru, dalam hal ini guru harus sering mengevaluasi keadaan kesehatan peserta didiknya. (2) Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan guru penjasorkes hendaknya harus menciptakan suasana yang kondusif, menyenangkan, dan menarik perhatian siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes, disini guru harus lebih kreatif untuk menyampaikan materi pembelajaran. (3) Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal Intansi yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan hendaknya memperhatikan kelengkapan pembelajaran khususnya sarana dan prasarana penjasorkes agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (4) Para guru pendidikan jasmani di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar diharapkan selalu berinisiatif dan berinovasi dalam mengembangkan kemampuan dan keahliannya, perencanaan dan pelaksanaan pengajaran yang sesuai. (5) Hasil penelitian ini merupakan gambaran secara umum kondisi pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat

commit to user

viii

Karanganyar sehingga diperlukan penelitian yang lain untuk mencari pemecahan dari berbagai permasalahan yang telah dikemukakan.

commit to user

ix

ABSTRACT

Koko Stiana Wijayanto. STUDY ON THE PROBLEMS IN LEARNING IN

SMA STATE PENJASORKES KEBAKKRAMAT

KARANGANYAR ACADEMIC YEAR 2011/2012, Thesis. Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March, July. Of 2012. The research goal is to determine what factors are an obstacle to learning in SMA Penjasorkes Kebakkramat Karanganyar school year 2011/2012. This research uses case study method. Populations are all teachers and students of SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar school year 2011/2012 by using an inductive method of deductive thinking. The sampling technique used is total sampling technique. The number of samples in this study were four teachers and 994 students penjasorkes. Data collection techniques used in this study is the questionnaire or koesioner. Research data in the form of aspects - aspects that influence the process pembelaran penjasorkes including physical condition, motivation, attitude, interest, performance of teachers in teaching and learning Fittings obtained by questionnaire, interview and observation. Analysis of the data in this study using the technique or the percentage of relative frequency and the data obtained will be processed in accordance with the objectives and research questions with respect to aspects - aspects of the questionnaire includes: checking the completeness of data (verification data), tabulate each - each item into the aspects, calculate the percentage of answers. From the results of field data collection, which produced the following aspects of the physical condition of the teacher 67.86% fit, and 34.61% of the students in shape, aspect of the material interests of the students in the activity of 41.33% of games and sports, gymnastics and athletics activities 58 , 33%, 33.80% and water activity, the teacher's attention while teaching 41.67%, teacher interaction with students while teaching 38.35%, the motivation of students for learning penjasorkes 44.37%, in the aspect of teachers' performance 75% of teachers discipline while teaching, sedangkat 56.2% of the student teachers always wear sports clothes while teaching, never leave the classroom when teaching hours have not been exhausted, then the learning aspects of the completeness of 58.33% sufficient development activities, games and sporting activities 75% adequate, gymnastic and athletic activities meet the 50% and 100% completion of water activity is insufficient. In total there are obstacles in the learning penjasorkes The conclusions of this study were (1) The condition of physical fitness of students is still low. (2) The interest and motivation of students to follow penjasorkes learning is still lacking, especially in learning the material Gymnastics, Athletics, and Aquatic. (3) At the time of learning pejasorkes teacher attention to students is still less than the maximum and when the eyes of the student teachers' learning penjasorkes less attractive. (4) Facilities and infrastructure in schools lacking sufficient, particularly in facilities and water activities, and gymnastics is still lacking. The advice in this study were (1) Need for increased levels of physical fitness of students to the practice field when the student is ready with materials provided by

commit to user commit to user

commit to user

xi

MOTTO

# Kesabaran menjadi awal dari keberhasilan dan kerja keras mewakili arti sebuah kepuasan.(Penulis)

# Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti

takkan berhasil jika tidak mencoba.(Beverly Sills)

# Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.(HR. Muslim)

commit to user

xii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mukupersembahka karya ini untuk : “Ayah dan ibuku”

yang selalu mengisi memori dan motivator sepanjang hidupku

“Wisnu Aji Sukmawati adikku tersayang” Teman-teman basecame kontrakan mbah ginem

Teman-teman Penjaskesrek 2007 JPOK FKIP UNS

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta kampus tempat kutimba aneka ilmu untuk kiprah berolahraga Segenap keluarga besar SMA N Kebakkramat Karanganyar, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian

commit to user

xiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Heru Suranto, M.Pd selaku pembimbing I dan Drs.H.Wahyu Sulistyo,M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Teman-teman Penjaskesrek ’07 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang membantu dan memberikan wwarna selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala SMA N Kebakkramat Karanganyar, beserta staf dan jajarannya.

7. Siswa dan Siswi SMAN Kebakkramat Karanganyar yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

commit to user

xv

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran .....................................

12

f. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran..

12

3. Pembelajaran Aktif,Kreatif,Efektif dan Menyenangkan(pakem) ...................................................

13

a. Pengertian PAKEM ....................................................

13

b. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam Pelaksanaan PAKEM ..................................................

14

c. PAKEM di Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar .....................

16

4. Materi Pendidikan Jasmani SMA ...................................

17

5. Kendala - Kendala dalam Pembelajaran Penjasorkes .....

a. Pengertian Kurikulum ................................................ 20

b. Pengertian KTSP .......................................................

21

c. Konsep Dasar KTSP ..................................................

22

d. Tujuan KTSP ............................................................. 24

7. Komponen Proses Pembelajaran .....................................

24

a. Anak Didik ............................................................... 24

b. Pendidik ....................................................................

26

c. Alat pendidikan ........................................................ 28

d. Lingkungan Pendidikan ...........................................

30

B. Kerangka Berfikir ................................................................. 31 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………

33

A. Setting Penelitian ..................................................................

33

1. Tempat Penelitian ............................................................

33

2. Waktu Penelitian .............................................................

33

B. Populasi dan Sampel penelitian ............................................

C. Teknik dan Alat Pengumpul Data .........................................

33

a. Wawancara ....................................................................

33

commit to user

xvi

b. Observasi .......................................................................

34

c. Dokumentasi ..................................................................

34

D. Rancangan Penelitian ............................................................

36

E. Tehnik Analisis Data ............................................................

37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………… .

38

A. Deskripsi Data .....................................................................

38

B. Pengujian Hasil Analisis Data ..............................................

52

C. Pembahasan Hasil Analisis Data ..........................................

71 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN…………………...

85

A. Simpulan ..............................................................................

85

B. Implikasi ...............................................................................

85

C. Saran .....................................................................................

86

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 88

LAMPIRAN …………………………………………………………... 90

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Rincian Rancangan Penelitian dan Kegiatannya ............................ 36 Tabel 4.1 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang

pada Aspek Kebugaran Jasmani ..................................................... 38

Tabel 4.2 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang

pada Aspek Sikap Kedisiplinan ..................................................... 39

Tabel 4.3 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang

pada Aspek Persiapan Guru Saat Mengajar ................................... 40

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang

pada Aspek Perhatian Guru saat Mengajar .................................... 41

Tabel 4.5 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang

pada Aspek Minat Materi Pembelajaran Guru saat Mengajar ....... 42

Tabel 4.6 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang

pada Aspek Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran ..... 44

Tabel 4.7 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada

Aspek Kebugaran Jasmani ............................................................. 45

Table 4.8 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada

Aspek Minat ................................................................................... 47

Tabel 4.9 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada

Aspek Motivasi .............................................................................. 48

Tabel 4.10 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada

Aspek Sikap ................................................................................... 49

Tabel 4.11 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada

Aspek Interaksi ............................................................................... 50

Tabel 4.12 Hasil Jawaban Angket dari Murid sejumlah 994 Orang pada

Aspek Sarana dan Prasarana .......................................................... 52

commit to user

xviii

Tabel 4.13 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah

4 Orang pada Aspek kebugaran Jasmani ....................................... 54

Tabel 4.14 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah

4 Orang pada Aspek Sikap Kedisiplinan ....................................... 55

Tabel 4.15 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah

4 Orang pada Aspek Persiapan Guru Saat Mengajar ..................... 56

Tabel 4.16 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah

4 Orang pada Aspek Perhatian Guru saat Mengajar ...................... 57

Tabel 4.17 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah

4 Orang pada Aspek Minat Materi Saat Pembelajaran .................. 58

Tabel 4.18 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah

4 Orang pada Aspek Kelengkapan Sarana dan Prasarana .............. 59

Tabel 4.19 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang

pada Aspek Kebugaran Jasmani ..................................................... 61

Table 4.20 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang

pada Aspek Minat ......................................................................... 63

Tabel 4.21 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang

pada Aspek Motivasi ...................................................................... 65

Tabel 4.22 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang

pada Aspek Sikap ........................................................................... 66

Tabel 4.23 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang

pada Aspek Interaksi ...................................................................... 68

Tabel 4.24 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang

pada Aspek Sarana dan Prasarana .................................................. 70

Tabel 4.25 Presentase Aspek Kebugaran Jasmani Guru Penjasorkes .............. 72 Tabel 4.26 Presentase Aspek Kebugaran Jasmani Murid ................................ 73 Tabel 4.27 Presentase Aktifitas Permainan dari Angket Guru ......................... 74 Tabel 4.28 Presentase Aspek Aktivitas Permainan dari Angket Murid ........... 75 Tabel 4.29 Presentase Aspek Aktivitas Senam dan Atletik dari Angket Guru 75 Tabel 4.30 Presentase Aspek Aktivitas Senam dan Atletik dari Angket

Murid .............................................................................................. 76

commit to user

xix

Tabel 4.31 Presentase Aspek Aktivitas Akuatik dari Angket Guru ................. 76 Tabel 4.32 Presentase Aspek Aktivitas Akuatik dari Angket Murid ............... 77 Tabel 4.33 Presentase Persiapan Guru Sebelum Mengajar .............................. 77 Tabel 4.34 Presentase Perhatian Guru saat Mengajar dari Angket Guru ......... 78 Tabel 4.35 Presentase Perhatian Guru saat Mengajar dari Angket Murid ....... 79 Tabel 4.36 Presentase Kedisiplinan Guru saat Mengajar dari Angket Guru.... 79 Tabel 4.37 Presentase Kedisiplinan Guru saat Mengajar dari Angket Murid .. 80 Tabel 4.38 Presentase Interaksi dengan Guru saat Mengajar ........................... 81 Tabel 4.39 Presentase Aspek Motivasi Murid saat Pelajaran Penjasorkes ...... 82 Tabel 4.40 Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Pengembangan. .......... 82 Tabel 4.41 Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Permainan .................. 83 Tabel 4.42 Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Senam ........................ 83 Tabel 4.43 Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Air .............................. 84 Tabel 4.44 Presentase Sarana dan Prasarana .................................................... 84

commit to user

xx

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 32

commit to user

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. kisi-kisi angket studi tentang kendala dalam pelaksanaan

pembelajaran penjasorkes .........................................................

Lampiran 2. Angket pembelajaran penjasorkes untuk siswa ........................

Lampiran 3. Angket pembelajaran penjaasorkes untuk guru ........................

Lampiran 4. Data hasil try out angket ........................................................... 102 Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 106

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Pendidikan sebagai salah satu sub sistem pendidikan yang berperan yang penting dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan pendidikan yang di dalamnya bertujuan mengembangkan semua aspek yang ada pada diri siswa. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani.

Dengan adanya tujuan pendidikan jasmani diharapkan semua kalangan dalam pendidikan menyadari betapa pentingnya pendidikan jasmani di sekolah. Karena melalui aktivitas fisik seorang anak dapat menyalurkan kreasi dan keaktifannya dalam hal positif dibawah bimbingan dan arahan para guru. Untuk mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan maka pendidikan jasmani pun harus ditingkatkan dengan memaksimalkan kemampuan yang telah ada.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: Guru, Siswa, sarana dan prasarana yang tersedia, dan lingkungan. Di dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan terdapat ruang lingkup masing-masing,adapun Ruang lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri,

commit to user

serta aktivitas lainnya. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Pentingnya tujuan pendidikan jasmani bagi peserta didik yang didalamnya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dan ruang lingkupnya tersebut, maka pembelajaran Penjasorkes harus lebih diperhatikan dalam melakukan aktivitas serta bagaimana cara membina peserta didik untuk hidup sehat yang berguna untuk pertumbuhan jasmani yang akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik maupun mentalnya. Untuk itu perlu dikembangkan proses pembelajaran Penjasorkes di sekolah tidak hanya menyampaikan materi Penjasorkes, tetapi hal yang terpenting pembelajaran dan praktik langsung di lapangan. Namun pada umumnya banyak guru Penjasorkes dalam memberikan materi pembelajaran Penjasorkes sangat monoton. Pembelajaran Penjasorkes yang monoton dapat dilihat dari cara guru Penjasorkes yang hanya mengandalkan prasarana dan sarana pembelajaran apa adanya, kurang kreatifitas dan tidak inovatif, sehingga motivasi belajar siswa kurang dan hal ini akan berdampak pencapaian tujuan pembelajaran yang tidak optimal.

Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia

commit to user commit to user

Namun dalam kenyataannya berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan ternyata proses pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat belum dapat berjalan sesuai dengan hasil tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Kondisi yang dipaparkan di atas hampir dialami di setiap sekolah, termasuk di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar, Dari hasil survey dan wawancara singkat saat PPL di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar diperoleh informasi proses pembelajaran praktik Penjasorkes belum berjalan maksimal.Adapun gambaran pada saat proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar sebagai berikut: siswa tidak serius dalam mengikuti pelajaran, ramai sendiri. Mereka juga selalu mengeluh kepanasan apabila diberi pemanasan yang dimodifikasi, pemanasan ini tidak berjalan dengan baik. Padahal sebelumnya telah diberikan penjelasan dan contoh tentang cara pelaksanaannya. Setelah selesai melakukan pemanasan, siswa putra langsung asyik bermain sendiri, sedangkan siswa putri langsung menuju pinggir lapangan untuk berteduh dan tidak mengikuti dan memperhatikan tentang materi yang diberikan. Guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi, mengajar hanya sesuai keinginanya saja . sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah cukup memadai. Di SMA Negeri Kebakkramat memiliki 2 lapangan bola voli, 1 lapangan bola basket, 1 lapangan sepakbola, 1 lapangan futzal dan 1 lapangan upacara yang juga biasa digunakan untuk olahraga. Juga tersedia lembing, start block, bola voli, bola basket, matras, peluru dan cakram. Tetapi lapangan dan alat – alat ini jarang digunakan, karena siswa putra biasanya hanya bermain futsal, dan siswinya berteduh di samping lapangan. Jika berjalan seperti ini, maka tujuan Penjasorkes tidak akan tercapai. Agar dapat tercapai tujuan sesuai yang diharapkan, maka hal-hal yang menjadi kendala harus dibenahi. Kendala–kendala tersebut yang belum diketahui, maka perlu diteliti terlebih dahulu.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatarbelakangi “STUDI TENTANG KENDALA DALAM PEMBELAJARAN

commit to user

PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/ 2012”.

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya dalam penelitian ini yaitu: Faktor – faktor apakah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/ 2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukan di atas, peneliti mempunyai tujuan : Untuk mengetahui faktor -faktor apakah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/ 2012.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang dikemukan penelitian mempunyai manfaat antara lain : Untuk menentukan faktor – faktor apa saja yang harus dibenahi dalam proses pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2011/ 2012.

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Jasmani

a. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spritual, dan sosial), serta pembiasaan hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Menurut Soegito, Wijanarko, dan Ismaryati berpendapat “Pendidikan jasmani adalah metode pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dipilih dan terus dilakukan dengan sepenuhnya memperhatikan nilai-nilai di dalam pertumbuhan, perkembangan dan kelakuan manusia” (1994 : 5).

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses pendidikan jasmani, guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi serta prasarana dan sarana olahraga.

Dan menurut Samsudin (2008) menyatakan bahwa “Pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, penegetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi”(hlm.2). Dengan demikian dapat disimpulkan pendidikan jasamani adalah merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik

commit to user commit to user

Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses pendidikan jasmani, guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi serta prasarana dan sarana olahraga.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani mempunyai peranan penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Adapun tujuan pendidikan jasmani menurut Soegito, Wijanarko dan Ismaryati (1994) dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan badan.

2) Meningkatkan kesegaran jasmani.

3) Meningkatkan kehidupan yang sehat.

4) Meningkatkan ketangkasan/keterampilan.

5) Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan.

6) Menampilkan rasa sosial, kehidupan yang kreatif dan rekreatif.

7) Meningkatkan budi pekerti luhur.(hlm.5)

Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani berkaitan dengan pengembangan aktivitas fisik maupun jiwa, sehingga nantinya mempersiapkan siswa untuk dapat terjun dalam masyarakat secara maksimal.

2. Pembelajaran

a. Pengertian Proses Belajar

Pembelajaran tidak akan terlepas dari pokok bahasan mengenai hakekat balajar mengajar. Karena dalam setiap proses pembelajaran terjadi peristiwa belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan

commit to user commit to user

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di lakukan antara guru dan siswa. Guru sebagai pemberi pelajaran, sedangkan siswa sebagai penerima pelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran Gino (2000) menyatakan, “pembelajaran atau instruction/ intructional atau pengajaran merupakan usaha sadar dan di sengaja oleh guru membuat siswa belajara dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar” (hlm.32). Menurut Sukintaka (2004) bahwa,”pembelajaran mengandung penelitian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”. (hlm.55).

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang di kemukakan dua ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga interaksi antar komponen dalam pembelajaran yaitu: (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu, peserta didik atau siswa, dan (3) tujuan yaitu perubahan yang lebih baik pada siswa. Adapun yang di maksud dengan 3 komponen tersebut menurut Gino (2000) sebagai berikut:

1) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar,dan peraaana lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

2) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang di butuhkan untuk mencapai tujuan.

3) Tujuan yakni pernyataan tentan perubahan perilaku yang diingikan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan efektif (hlm.30).

Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan denagn baik, jika siswa dapat berinteraksi dengan guru dan bahan pelajaran di tempat tertentu yang telah di atur dengan rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan pembelajaran dapat di capai maka perlu di buat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan

commit to user commit to user

b. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya kita menggunakan istilah “proses belajar mengajar” dan “pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”. Menurut Winataputra (2007). “Pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”(hlm.119).

Sedangkan tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 yang dikutip oleh Winataputra (2007), yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (hlm.120).

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang maksimal.

commit to user

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

c. Konsep Pembelajaran

Konsep pembelajaran menurut Sagala (yang mengutip Corey 2010) “Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan”.(hlm.57). Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat dua komponen utama yaitu guru sebagai pengajar dan siswa sebagai orang yang belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.

Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the

commit to user

learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti bahwa setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip- prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan.

d. Hakekat Pembelajaran

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.

Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Gino ,Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (mengutip Purwadarminta,1976) bahwa “pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan” (1998:30). Hal ini juga dikemukakan Sanjaya (2006) berpendapat “mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa”(hlm.74).

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik.

Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan

commit to user

erat dengan jenis belajar dan hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro- fisiologis. Pada tahap baru mengenal substansi yang dipelajari, baik yang menyangkut pembelajaran kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi siswa materi pembelajaran itu menjadi sesuatu yang pada mulanya. Namun setelah guru berusaha untuk memusatkannya dan menangkap perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi sosial kultural melalui media masa. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain sebagainya. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan.

Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetauhan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegitan

commit to user

mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.

e. Prinsip - Prinsip Pembelajaran

Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa “perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:

1) Berpusat pada siswa

2) Belajar dengan melakukan

3) Mengembangkan kemampuan sosial

4) Mengembangkan keingintahuan,imajinasi dan fitrah

5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

6) Mengembangkan kreatifitas siswa

7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi

8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik

9) Belajar sepanjang hayat (hlm.30).

Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Menurut Syah (2005) bahwa, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga yaitu:

commit to user

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rokhani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yaknik kondisi lingkungan dan perlengkapan pembalajaran di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaknik jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiata pembelajaran materi-materi pelajaran (hlm.132).

3. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

a. Pengertian PAKEM

PAKEM adalah suatu akronim yang digunakan dalam konteks pembelajaran. Akronim sejenis yang digunakan yakni ASIK yang berarti Aktif, Senang, Inovatif dan Kreatif. Secara umum memang dikenal dengan sebutan PAKEM yakni Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Tetapi seiring dengan perkembangannya ditambah dengan pengembangan dari pembelajaran kreatif yakni pembelajaran yang inovatif. Dan sekarang lebih dikenal dengan PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.

Adapun maksud dari masing-masing kata PAKEM menurut Waluyo (mengutip abdullah dalam median vol.11,2004) yaitu :

1) Aktif dimaksudkan sebagai pembelajaran yang proses kegiatannya dapat membuat siswa aktif secara mental.

2) Kreatif yaitu pembelajaran yang mewadahi pikiran, gagasan, dan kreatifitas dari siswa dan guru.

3) Efektif yaitu pembelajaran yang dikelola sedemikian rupa sehingga dengan input yang ada dan proses yang dikelola dapat tercapai hasil seoptimal mungkin.

4) Menyenangkan yaitu pembelajaran yang membuat siswa nyaman, aman, dan tanang hatinya karena tidak ketakutan(dicemooh,dilecehkan) dalam mengaktualisasikan kemampuan dirinya. (hlm.8).

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertugas sebagai motivator dan fasilitator. Setiap kegiatan yang dilakukan

commit to user

siswa selalu dipantau dan setiap kesulitan yang dihadapi siswa memberi selalu memberi solusi.

Secara garis besar Waluyo (2011) menggambarkan PAKEM sebagai berikut :

1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.

3) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

4) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasan dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya (hlm.15).

Berdasarkan pendapat tersebut menggambarkan bahwa PAKEM diantara guru dan siswa merupakan hubungan timbal balik. Guru berusaha merancang pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain, antara guru dan siswa terjalin koordinasi pembelajaran yang interaktif dan setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru.

b. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut Waluyo (2008) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM yaitu :

1) Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi.

Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus diolah guru sehingga subur bagi perkembangan kedua sifat tersebut.

2) Mengenal anak secara perorangan

commit to user

Masing masing siswa/anak berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal kemampuan anak, guru dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak menjadi optimal.

3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain

berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dengan duduk berkelompok akan memudahkan mereka untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran dalam menyelesaikan tugasnya.

4) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah.Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berfikir tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan berimajinasi oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.

5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.

Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk dapat memberi motivasi siswa bekerja lebih baik lagi dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lainnya. Dan juga dapat dijadikan rujukan bagi guru ketika membahas suatu masalah.

6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) sebagai bahan dan sumber

belajar perlu dimanfaatkan oleh guru, agar anak menjadi lebih senang, dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, membuat gambar dan lainnya.

7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar Umpan balik merupakan interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik

hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa dan diberikan secara santun untuk menanamkan rasa percaya diri. Guru harus konsisten memeriksa dan memberikan hasil pekerjaan siswa.

8) Membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental Aktif mental lebih diutamakan daripada aktif secara fisikal. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan keberanian dari siswa. Guru

commit to user

hendaknya mampu menghilangkan perasaan penyebab rasa takut tersebut (hlm. 74).