Keadaan Politik di Provinsi Bali
3. Keadaan Politik di Provinsi Bali
Kegiatan politik dan pemeritahan dalam tahap pertama yaitu masyarakat tradisional, Rostow menggambarkan adanya pusat kekuasaan politik di daerah-daerah, meskipun terdapat sentralisasi dalam pemerintahan. Kekuasaan politik tersebut berada di tangan tuan tanah yang berkuasa dalam berbagai daerah, sehingga kebijaksanaan dari pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan tuan-tuan tanah di daerah tersebut. Apabila dalam tahap tersebut terdapat suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam sistem politik, struktur sosial, nilai- nilai masyarakat, dan struktur kegiatan ekonominya, maka menurut Rostow, masyarakat tersebut dapat dikatakan berada pada tahap prasyarat untuk lepas landas (Mandiri, 2011).
Tahap kedua dinamakan prasyarat lepas landas. Tahap ini merupakan transisi di mana prasyarat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangun atau diciptakan (Jhingan dalam Mandiri, 2011). Pada tahap ini juga terjadi perubahan ekonomi dan kebutuhan masyarakat sehingga terjadi pergeseran mata pencaharian dari sektor pertanian ke sektor industri. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih terbuka secara sosial untuk melakukan komunikasi dengan pihak lain sehingga terjadi interaksi sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, terbentuk tuntutan baru, yaitu politik. Kekuasaan politik pada tahap ini berada pada pemerintah pusat.
Tahap ketiga disebut juga tahap lepas landas. Dalam tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya pasar-pasar baru (Mandiri, 2011). Semakin meningkatnya tahap pertumbuhan suatu wilayah, maka pembangunan politiknya perlu disesuaikan mengingat tuntutan akan demokrasi semakin besar, sehingga terdapat partisipasi politik yang besar dari masyarakatnya. Menurut Rostow, dalam tahap ketiga ini, kekuatan politik berada di tangan kelompok-kelompok politik tertentu, sehingga kelompok-kelompok tersebut memiliki pengaruh yang kuat dalam mendorong masyarakat untuk mengalami modernisasi. Oleh karena itu, demokrasi sangat diperlukan dalam tahapan masyarakat seperti itu.
Di Provinsi Bali, pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Untuk mengetahui gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia, BPS bersama dengan stakeholder lainnya merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI). IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. IDI juga memberikan perkembangan demokrasi Di Provinsi Bali, pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Untuk mengetahui gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia, BPS bersama dengan stakeholder lainnya merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI). IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. IDI juga memberikan perkembangan demokrasi
No
Nama Variabel
Indeks Kategori
1 Kebebasan berkumpul dan berserikat
55.00 Buruk
2 Kebebasan berpendapat
76.10 Sedang
3 Kebebasan berkeyakinan
98.21 Baik
4 Kebebasan dari diskriminasi
98.70 Baik
5 Hak memilih dan dipilih
78.92 Sedang
6 Partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan
43.62 Buruk pengawasan
7 Pemilu yang bebas dan adil
93.67 Baik
8 Peran DPRD
43.46 Buruk
9 Peran partai politik
61.43 Sedang
10 Peran birokrasi pemerintah daerah 100.00 Baik
11 Peran peradilan yang independen
95.00 Baik
Tabel 3. Perkembangan skor variabel IDI Bali 2014 Sumber: BPS Provinsi Bali 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa secara umum kekuasaan politik Provinsi Bali berada pada pemerintah daerah, dan masyarakat Bali lebih cenderung memiliki kebebasan berkeyakinan dan kebebasan dari diskrimasi dibandingkan dengan kebebasan berkumpul, berserikat, dan berpendapat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat demokrasi di Bali masih sangat rendah. Selain itu, kelompok politik seperti DPRD dan partai politik juga berada pada tingkat buruk. Hal tersebut turut menyebabkan buruknya partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan. Oleh karena itu, Provinsi Bali secara umum dapat dikatakan berada pada tahap pembangunan kedua, yaitu prasyarat lepas landas. Akan tetapi, apabila dilihat secara detail per kabupaten, masyarakat Provinsi Bali memiliki tingkat partisipasi politik yang berbeda-beda. Hal ini terlihat dari perbedaan pemilih dalam pemilu yang diadakan.
Masyarakat Bali memiliki tingkat partisipasi politik yang tidak cukup tinggi. Selain itu, tingkat partisipasi politik tersebut tidak tersebar merata di setiap Kabupaten. Hal ini terlihat dari perbedaan jumlah pemilih yang menggunakan suaranya dalam pemilihan kepala daerah dan wakil daerah Provinsi Bali pada tahun 2014, dan perolehan suara partai politik hasil pemilu anggota legislatif DPRD pada tahun 2014.
a. Kabupaten Jembrana Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Jembrana menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No Nama Partai Politik
Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah pemilih
Tabel 4. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kab.Jembrana Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kabupaten Jembrana yang menggunakan suaranya berjumlah 148.577jiwa dari jumlah total 224.275jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Jembrana yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 66,25%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Jembrana dalam hal politik masih belum tingg i, atau berada dalam kategori “sedang”.
Selain itu, menurut KPUD Provinsi Bali, Kabupaten Jembrana memiliki jumlah partisipan pemilih pada pemilihan kepada daerah dan wakil kepala daerah sebesar 71%, yang masih berada pada kategori “sedang”. Oleh karena itu, apabila dikaitkan dengan teori pembangunan Rostow, Kabupaten Jembrana masih berada pada tahap kedua. Hal ini dikarenakan belum adanya kekuatan politik yang berasal dari suatu kelompok politik tertentu yang mendorong masyarakat untuk mengalami modernisasi. Kekuatan politik juga tidak sepenuhnya berada di tangan tuan tanah, karena sebagian besar masyarakat melakukan pemilihan untuk gubernur dan anggota legislatif. Akan tetapi, kekuatan politik masih berada di tangan pemerintah daerah.
b. Kabupaten Tabanan Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Tabanan menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No Nama Partai Politik
Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah pemilih
Tabel 5. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kab.Tabanan Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kabupaten Tabanan yang menggunakan suaranya berjumlah 288.778jiwa dari jumlah total 356.491jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Tabanan yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 81.00%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Tabanan dalam hal politik cukup
tinggi, atau berada dalam kategori “baik”.
Menurut KPUD Provinsi Bali, dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur, jumlah partisipan pemilih di Kabupaten Tabanan sebesar 84%. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam politik sudah cukup baik di Tabanan. Apabila dikaitkan dengan teori Rostow, Kabupaten Tabanan dapat dikatakan berada pada tahap ketiga, yaitu tahap lepas landas. Hal ini dikarenakan adanya suatu partai politik yang mendominasi wilayah tersebut, dengan perolehan suara 56,11% dari seluruh suara, atau dengan kata lain lebih dari setengah masyarakat Tabanan memilih partai tersebut. Oleh karena itu, adanya suatu kekuatan politik dari partai tersebut dapat mendorong masyarakat Tabanan lebih modern, ditandai dengan tingginya partisipasi politik dalam pemilihan gubernur maupun anggota legislatif.
c. Kabupaten Badung Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Badung menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No
Nama Partai Politik
Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah Pemilih
Tabel 6. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kab.Badung Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kabupaten Badung yang menggunakan suaranya berjumlah 262.261jiwa dari jumlah total 356.635jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Badung yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 73,54%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Badung dalam hal politik cukup tinggi, atau berada dalam kategori “sedang”.
Menurut KPUD Provinsi Bali, jumlah partisipan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada tahun 2013 di Kabupaten Badung adalah sebesar 79%. Angka tersebut masih menunjukkan kategori “sedang” dalam partisipasi masyarakat dalam politik. Jika dikaitkan dengan teori Rostow, maka sama seperti Kabupaten Jembrana, Kabupaten Badung berada pada tahap kedua, karena tidak ada partai yang terlalu mendominasi masyarakat tersebut sehingga kekuatan politik wilayah tersebut diasumsikan berada pada pemerintah pusat.
d. Kabupaten Gianyar Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Gianyar menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No Nama Partai Politik Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah Pemilih
Tabel 7. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kab.Gianyar Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kabupaten Gianyar yang menggunakan suaranya berjumlah 282.169jiwa dari jumlah total 365.705jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Gianyar yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 78.01%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Gianyar dalam hal politik cukup tinggi, atau berada dalam kategori “sedang”.
Menurut KPUD Provinsi Bali, Kabupaten Gianyar memiliki 81% partisipan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Gianyar dalam pemilihan gubernur berada pada kategori “baik”. Akan tetapi jika dikaitkan dengan teori Rostow, sama seperti Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar berada pada tahap kedua.
e. Kabupaten Klungkung Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Klungkung menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No Nama Partai Politik Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah Pemilih
Tabel 8. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kab.Klungkung Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kabupaten Klungkung yang menggunakan suaranya berjumlah 107.362jiwa dari jumlah total 154.916jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Klungkung yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 69.30%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Klungkung dalam hal politik cukup tinggi, atau berada dalam kategori “sedang”.
Berdasarkan data pemilih KPUD Provinsi Bali, Kabupaten Klungkung memiliki partisipan sebesar 71% dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa paritisipasi politik masyarakat Kabupaten Klungkung berada pada kategori “sedang”. Apabila dikaitkan dengan teori perkembangan Rostow, Kabupaten Klungkung berada pada tahap kedua, karena tidak adanya kelompok politik yang terlalu mendominasi masyarakat Klungkung, sehingga kekuatan politik wilayah tersebut berada pada pemerintah pusat.
f. Kabupaten Bangli Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bangli menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No Nama Partai Politik Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah pemilih
Tabel 8. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kab.Bangli Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kabupaten Bangli yang menggunakan suaranya berjumlah 140.275jiwa dari jumlah total 181.785jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Bangli yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 77.17%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Bangli dalam hal politik cukup tinggi, atau berada dal am kategori “sedang”.
Menurut data KPUD Provinsi Bali pada tahun 2013, Kabupaten Bangli memiliki jumlah partisipan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur sebesar 82%. Hal itu menunjukkan bahw a tingkat partisipasi politik masyarakat Bangli berada pada kategori “baik”. Apabila dikaitkan dengan teori Rostow, Kabupaten Bangli berada pada tahap kedua pembangunan.
g. Kabupaten Karangasem Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Karangasem menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No Nama Partai Politik Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah pemilih
Tabel 9. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kab.Karangasem Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kabupaten Karangasem yang menggunakan suaranya berjumlah 268.041jiwa dari jumlah total 382.118jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Karangasem yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 70.15%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Karangasem
dalam hal politik cukup tinggi, atau berada dalam kategori “sedang”. KPUD Provinsi Bali memberikan data partisipasi pemilih dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Kabupaten Karangasem. Data tersebut menunjukkan jumlah partisipasi pemilih masyarakat Karangasem sebesar 71% sehingga berada pada kategori “sedang”. Sama seperti Kabupaten lain di Provinsi Bali, Kabupaten Karangasem juga termasuk ke dalam tahap kedua pembangunan menurut Rostow, yaitu tahapan prasyarat lepas landas.
h. Kabupaten Buleleng Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Buleleng menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No Nama Partai Politik
Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah pemilih
Tabel 10. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kab.Buleleng Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kabupaten Buleleng yang menggunakan suaranya berjumlah 353.473jiwa dari jumlah total 543.542jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Buleleng yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 65,03%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Buleleng dalam hal
politik cukup tinggi, atau berada dalam kategori “sedang”.
Berdasarkan data KPUD Provinsi Bali, jumlah partisipan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada tahun 2013 di Kabupaten Buleleng adalah sebesar 65%. Angka tersebut masih menunjukkan kategori “sedang” dalam partisipasi masyarakat dalam politik. Jika dikaitkan dengan teori Rostow, maka Kabupaten Buleleng berada pada tahap kedua, karena tidak ada partai yang terlalu mendominasi masyarakat tersebut sehingga kekuatan politik wilayah tersebut diasumsikan berada pada pemerintah pusat.
i. Kota Denpasar Berikut ini merupakan hasil pemungutan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kota Denpasar menurut BPS Provinsi Bali tahun 2015.
No Nama Partai Politik Jumlah Suara
1 Partai Nasional Demokrat
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 PDI Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerindra
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
14 Partai Bulan Bintang
Jumlah pemilih
Tabel 11. Hasil Pengumuman Suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Kota Denpasar Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan data tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah pemilih di Kota Denpasar yang menggunakan suaranya berjumlah 278.092jiwa dari jumlah total 430.655jiwa. Hal ini berarti bahwa masyarakat Denpasar yang menggunakan hak pilihnya memiliki jumlah sebesar 64,58%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Denpasar dalam hal
politik cukup tinggi, atau berada dalam kategori “sedang”.
Menurut KPUD Provinsi Bali, Kota Denpasar memiliki 68% partisipan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Denpasar dalam pe milihan gubernur berada pada kategori “sedang”. Akan tetapi jika dikaitkan dengan teori Rostow, sama seperti Kabupaten lainnya, Kota Denpasar berada pada tahap kedua.
Peta 5. Partisipasi Politik Penduduk Dalam Pemilihan Umum Provinsi Bali Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Berdasarkan pembahasan di atas mengenai kekuatan politik di Provinsi Bali, dapat disimpulkan bahwa secara umum Provinsi Bali berada pada tahap kedua dalam pembangunan menurut Rostow. Hal ini terlihat dari jumlah partisipasi masyarakat Bali dalam pemilihan anggota legislatif maupun gubernur dan wakil gubernur. Selain itu, jika dilihat dari IDI, Provinsi Bali secara umum masih berada pada kategori “sedang” dalam hal demokrasi. Oleh karena itu, masyarakat Bali masih dikuasai oleh pemerintah pusat, dan kurangnya partisipasi politik masyarakat Bali dapat disebabkan karena belum majunya teknologi dan perekonomian masyarakat Bali sehingga belum cukup terbuka dengan pihak lain.
Peta 6. Klasifikasi Tahap Pembangunan Rostow dari Segi Politik