Pengujian Sistem Minimum Mikrokontroller ATMEGA8535 Pengujian LCD Pengujian Pengunci Roda Pengujian Bluetooth

BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan membahas pengujian alat mulai dari pengujian alat pemodul sampai pengujian alat secara keseluruhan dah hasil pengukuran alat. Pengujian tersebut akan dilakukan secara bertahap.

4.1 Pengujian Sistem Minimum

4.1.1 Pengujian Sistem Minimum Mikrokontroller ATMEGA8535

Dalam hal ini, pengujian akan dilakukan dengan pengujian yang bersifat sederhana untuk memastikan bekerja atau tidaknya sistem minimum dari rangkaian ini. Pengujian dilakukan pada IO mikrokontroller misalnya pada PortA akan diuji untuk menghidup dan mematikan LED secara bergantian. Pengujiannya dengan menggunakan program sebagai berikut : While 1 { Place your code here PORTA = 240 delay_ms100 PORTA=15 delay_ms100}; } Universitas Sumatera Utara Ketika pengujian dengan memakai program tersebut dijalankan, maka LED akan hidup dan mati secara bergantian.

4.1.2 Pengujian LCD

Setelah pengujian pada mikrokontroller selanjutnya akan dilakukan pengujian LCD dengan melakukan percobaan untuk mengaktifkan LCD yang dikontrol dari mikrokontroller. Dalam hal ini LCD akan dibuat menampilkan beberapa karakter. Misalkan LCD akan dibuat menampilkan karakter seperti berikut : “ Pengaman Kendaraan “ Maka digunakan program seperti berikut : While1 { Place your code here lcd_gotoxy0,0; lcd_putsfPengaman; lcd_gotoxy0,1; lcd_putsfKendaraan; delay_ms2000; lcd_clear; }; } Maka ketika dengan program seperti di atas dilakukan pengujian LCD maka LCD akan menampilkan karakter “Pengaman Kendaraan” dua baris. Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Pengujian Sensor

4.1.3.1 Pengujian Sensor Halangan

Pengujian sensor halangan dapat dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran fotodioda ketika ada atau tidaknya penghalang sinar inframerah yang dipancarkan oleh LED inframerah. Dari hasil pengujian yang diukur menggunakan multimeter digital didapat data seperti tabel berikut : Tabel 4.1 Pengujian Sensor Halangan Keadaan Tegangan Keluaran Fotodioda Ada Penghalang 0 Volt Tanpa Penghalang 4,99 Volt Tegangan keluaran fotodioda yang kemudia diperkuat oleh rangkaian op-amp yang kemudian menjadi sinyal masukan untuk mikrokontroller.

4.1.3.2 Pengujian Sensor Tegangan

Pengujian sensor tegangan ini dapat dilakukan dengan mengukur tegangan ujung atau output sensor tegangan dengan ground. Keadaan yang diambil adalah ketika kunci sepeda motor dalam keadaan terbuka dan tertutup pada saat sistem pengaman aktif. Dari hasil pengujian yang diukur menggunakan multimeter digital didapat data sebagai berikut : Tabel 4.2 Pengujian Sensor Tegangan Keadaan Tegangan Keluaran Kunci terbuka 4,58Volt Kunci tertutup 2,25 Volt Universitas Sumatera Utara Dalam program AVR mikrokontroller ditetapkan kondisi jika input 5V maka sistem dalam keadaan sistem aktif, maka kunci roda dan alarm akan aktif karena kondisi tersebut dipastikan kunci sepeda motor dalam keadaan tertutup tanpa pembukaan sistem terlebih dahulu.

4.1.4 Pengujian Pengunci Roda

Pengujian ini dapat dilakukan dengan memberi tegangan masukan pada motor pengunci. Motor pengunci pengunci roda dikontrol oleh rangkaian motor DC yang mana jika rangkaian motor DC. Dari hasil pengyujian didapatkan tegangan sebagai berikut : Tabel 4.3 Pengujian Pengunci Roda Kutub Perlakuan Keadaan Pengunci Positif Diberi tegangan positif Pengunci Aktif Negatif Diberi tegangan negatif Positif Diberi tegangan negatif Pengunci Tidak Aktif Negatif Diberi tegangan positif

4.1.5 Pengujian Bluetooth

Pengujian Bluetooth dapat dilakukan dengan melakukan koneksi dan pengiriman data. Program yang digunakan untuk pengujian Bluetooth adalah sebagai berikut :  Program pembaca bluetooth : USART Receiver interrupt service routine interrupt [USART_RXC] void usart_rx_isrvoid { char status,data; Universitas Sumatera Utara status=UCSRA; data=UDR; if status FRAMING_ERROR | PARITY_ERROR | DATA_OVERRUN==0 { rx_buffer[rx_wr_index]=data; if ++rx_wr_index == RX_BUFFER_SIZE rx_wr_index=0; if ++rx_counter == RX_BUFFER_SIZE { rx_counter=0; rx_buffer_overflow=1; }; if indikator2==6 {ps7=data; indikator2=7; } if indikator2==5 {ps6=data; indikator2=6; } if indikator2==4 {ps5=data; indikator2=5; } if indikator2==3 {ps4=data; indikator2=4; } if indikator2==2 {ps3=data; indikator2=3; } if indikator2==1 {ps2=data; indikator2=2; } if indikator2==0 {ps1=data; indikator2=1; } }; } Data Bluetooth akan disimpan dalam variabel ps1 untuk karakter pertama, ps2 untuk karakter kedua dan seterusnya.  Program Membandingkan karakter dari Data Bluetooth : { if ps1==98 ps2==117 ps3==107 ps4==97 {sislok=0; PORTB.0=0; sis_unlock; PORTB.3=0; kunci=0; hitungan=0; lcd_clear; Universitas Sumatera Utara lcd_gotoxy0,0; lcd_putsfSistem Terbuka; beeb; delay_ms70; beeb; delay_ms200;} if ps1==98, artinya jika karakter pertama Bluetooth yang dirim adalah karakter ascii a=98 maka perintah berikutnya akan dikerjakan.  Pengukuran Jarak Koneksi Bluetooth Pengukuran jarak koneksi bluetooth berguna sebagai penentu jarak kendali pengguna dengan alat pengaman sepeda motor. Pengukuran didasarkan atas perbandingan antara jarak dengan koneksi transmitter-receiver Bluetooth. Koneksi transmitter dengan receiver Bluetooth dilakukan dengan mengirim karakter “buka” ketika sedang terdeteksi Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, maka dihasilkan data sebagai berikut : Tabel 4.4 Kondisi Pengukuran Jarak Koneksi Bluetooth Jarak Kondisi 1 meter Terhubung 2 meter Terhubung 3 meter Terhubung 4 meter Terhubung 5 meter Terhubung 6 meter Terhubung 7 meter Terhubung 8 meter Terhubung 9 meter Terhubung 10 meter Terhubung 11 meter Terhubung 12 meter Terhubung 13 meter Tidak Terhubung 14 meter Tidak Terhubung Universitas Sumatera Utara Dari hasil yang didapat hasil bahwan jarak koneksi maksimal pengontrolan ke terminal bloetooth adalah 12 meter yang mana pada jarak tersebut perangkat bluetooth dengan terminal bluetooth dapat terhubung.

4.2 Analisa Pengujian

4.2.1 Pengukuran Ketelitian Alat Pengaman

Pengukuran ketelitian alat bertujuan untuk mengetahui berkerja atau tidaknya semua sistem yang ada pada alat pengaman. Dalam hal ini mencakup pada dua hal yaitu pada sistem pengaman pengapian dan pengaman roda.

4.2.1.1 Pengukuran Ketelitian Pengaman Pengapian

Dalam hal ini pengaman pengapian sebagaimana telah diuraikan pada bagian perancangan sistem adalah menggunakan sensor tegangan sebagai pendeteksi tegangan dan pemberi respon ke mikrokontroller pada saat sistem sedang aktif. Dari pengukuran yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.5 Ketelitian Pengaman Pengapian Pengukuran Kunci Motor Pengunci Roda Buzzer Pertama Terbuka Tidak Aktif Mati Tertutup Aktif Hidup Kedua Terbuka Tidak Aktif Mati Tertutup Aktif Hidup Ketiga Terbuka Tidak Aktif Mati Tertutup Aktif Hidup Keempat Terbuka Tidak Aktif Mati Tertutup Aktif Hidup Kelima Terbuka Tidak Aktif Mati Tertutup Aktif Hidup Universitas Sumatera Utara