kejahatan, dan ganti rugi telah memulihkan kesalahan perdata. Standar tersebut diterapkan tanpa membeda-bedakan orang.
150
Apabila esensi keadilan korektif atau keadilan remedial ini dikorelasikan dengan tugas dan fungsi Jaksa Penuntut Umum sebagai
aparat penegak hukum yang merupakan salah satu bagian sub unsur struktur dalam Sistem Peradilan Pidana yang mengemban fungsi pokok
penuntutan dan memperjuangkan hak justitiabelen untuk memperoleh kebenaran yang hakiki bahwa Jaksa Penuntut Umum dengan sendirinya
mengemban misi untuk melakukan koreksi atau fungsi kontrol terhadap kinerja institusi sub unsur struktur lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana,
yakni pengadilan hakim dalam memutus suatu perkara melalui sarana kontrol upaya hukum, seperti upaya hukum kasasi sekalipun putusan
hakim tersebut mengandung pembebasan vrijspraak. Tersedianya upaya pengawasan atau kontrol terhadap kinerja
hakim atau pengadilan oleh pihak lain dalam lingkup Sistem Peradilan Pidana sudah tentu dengan maksud untuk meluruskan jalannya proses
hukum yang diemban dan dioperasionalisasikan oleh insan manusia yang tidak luput dari kekeliruan dan keterbatasannya. Dalam hubungan gejala
ini yang paling sering dan dominan mendapat sorotan publik adalah kinerja pengadilan hakim dengan putusan-putusannya yang tidak jarang
menuai kontroversial sehingga melahirkan adanya predikat “ mafia peradilan.”
150
H. Zaenuddin, Filsafat Hukum, Cetakan Kedua, Penerbit: Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal: 51.
Sejalan dengan fenomena sosio yuridis yang sering timbul dalam kalangan praktikal seperti ilustrasi di atas, John Rawls dalam bukunya “ A
Theory of Justice”, menyatakan: A trial than is an instance of inperfect justice. Even thought the law is
carefully followed, and the proceeding fairly and proferly conducted, it may reach the wrong outcome. An inocent man maybe found guilty, a guilty
man maybe set free. In such cases we speak of a miscarriage of justice. Proses persidangan dapat menjadi contoh suatu prosedur keadilan yang
tidak sempurna. Meskipun Undang-undang telah diikuti dengan baik dan prosedur dijalani secara jujur dan pantas, dapat saja mencapai hasil yang
salah, seorang yang tidak bersalah dinyatakan bersalah, seorang yang bersalah dapat bebas. Dalam kasus-kasus seperti ini kita nyatakan
sebagai kesalahan keadilan.
151
Dalam situasi dan kondisi munculnya ketidak adilan injustice
seperti yang diilustrasikan oleh John Rawls, keadilan korektif sangat tepat kehadirannya sebagai alat koreksi untuk meluruskan adanya rasa ketidak
adilan apabila terdapat putusan hakim vonis yang dirasa tidak mencerminkan rasa keadilan di hati para pencari keadilan terpidana atau
keluarganya, masyarakat luas, termasuk Jaksa Penuntut Umum dengan menempuh upaya hukum yang dicanangkan dalam ketentuan hukum
formil yang merupakan hak semua pihak yang berhadapan dengan hukum dalam Sistem Peradilan Pidana kita.
Dalam hubungannya dengan adanya putusan pengadilan vonis yang mengandung pembebasan vrijspraak terhadap terdakwa yang
menimbulkan rasa ketidak puasan oleh karena kualitas putusan tersebut dirasakan tidak mencerminkan rasa keadilan masyarakat maka dalam hal
ini Jaksa Penuntut Umum akan dapat melakukan koreksi atau kontrol atas
151
John Rawls, A Theory of Justice, Revised Edition, The Balknap Press of Harvard University
Press, Cambridge Massachucett, 1999, p.55.
putusan bebas yang dijatuhkan hakim tersebut apabila tersedianya porsi atau kesempatan bagi Jaksa Penuntut Umum untuk melakukan upaya
hukum kasasi terhadap putusan bebas vrijspraak demi terciptanya keadilan dalam pendistribusian hak bagi semua pihak pencari keadilan di
mata hukum secara proporsional.
B. Kebijakan Aplikasi Kasasi Oleh Jaksa Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas Vrijspraak