bertentangan dengan ketentuan undang-undang atau dalam mengadili perkara tersebut pengadilan yang bersangkutan tidak
melampaui batas wewenangnya. Dengan kata lain, putusan pengadilan yang dikasasi tidak terdapat cacat dan kesalahan yang
bertentangan dengan pasal 253 ayat 1 KUHAP.
c. Putusan yang mengabulkan permohonan kasasi. Putusan ini berarti putusan pengadilan yang dikasasi dibatalkan oleh Mahkamah
Agung dengan alasan putusan tersebut mengandung pelanggaran terhadap ketentuan pasal 253 ayat1, yaitu meliputi berikut ini:
1 Peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya. 2 Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan
undang-undang.
101
2. Upaya Hukum Luar Biasa Buiten Gewone Rechtsmiddelen
Mengenai upaya hukum luar biasa, maksudnya yakni, “Upaya hukum yang hanya dapat dilakukan terhadap putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap inkracht van gewijsde”.
102
Menurut KUHAP, upaya hukum luar biasa meliputi:
a. Kasasi Demi Kepentingan Hukum Cassatie In Het Belang van Het Recht
Beberapa pendapat dari kalangan doktrina berikut ini dapat dipakai pedoman pemahaman terhadap upaya hukum kasasi demi kepentingan
hukum. H. Rusli Muhammad, memberikan pengertian mengenai kasasi
demi kepentingan hukum, bahwa “Kasasi demi kepentingan hukum adalah, “Salah satu upaya hukum luar biasa yang diajukan terhadap
101
Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek,
Cetakan Pertama, Penerbit: Ghalia, Indonesia, Jakarta, 2004, hal: 223-226.
102
Suryono Sutarto, Op. Cit, hal: 114.
semua putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari putusan pengadilan selain putusan Mahkamah Agung.”
103
Pendapat berikutnya mengatakan, “Kasasi demi kepentingan hukum, yaitu hak Jaksa Agung untuk meminta pembatalan atas putusan
pengadilan tingkat terakhir kecuali terhadap putusan Mahkamah Agung”.
104
Dengan demikian yang berhak mengajukan upaya hukum kasasi demi kepentingan hukum, yakni Jaksa Agung. Dalam KUHAP hal ini dapat
ditemukan pada ketentuan Pasal 259 ayat 1, yang menyatakan, “Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, dapat diajukan satu kali permohonan kasasi oleh Jaksa Agung.”
Berdasarkan redaksional Pasal 259 ayat 1 KUHAP, apabila dikaitkan dengan alasan atau dasar pengajuan upaya hukum kasasi demi
kepentingan hukum, adalah tersirat dari perkataaan “demi kepentingan hukum” tersebut. Terhadap hal ini M. Yahya Harahap seperti dikutip oleh
Lilik Mulyadi berpendapat, “Dengan titik tolak perkataan “demi kepentingan hukum”, maka selain alasan sebagaimana ketentuan Pasal
253 ayat 1 KUHAP maka kasasi ini juga meliputi segala segi yang menyangkut kepentingan hukum.”
105
Dengan demikian yang menjadi alasan dalam pengajuan upaya hukum kasasi demi kepentingan hukum adalah menyangkut kepentingan
103
H. Rusli Muhammad, Op. Cit, hal: 283.
104
A. Hamzah dan Irdan Dahlan, Loc. Cit.
105
Lilik Mulyadi, Op. Cit, hal: 245.
hukum dalam arti yang luas, tidak hanya terbatas pada kepentingan hukum yang termuat dalam Pasal 253 KUHAP, yaitu; bahwa ada suatu
peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, bahwa cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan
undang-undang dan bahwa pengadilan telah melampaui batas kewenangannya.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka permohonan upaya hukum kasasi demi kepentingan hukum dapat diajukan dengan prosedur
atau tata cara yang telah ditentukan secara limitatif dalam Pasal 260 ayat 1, 2 dan 3 KUHAP, seperti berikut:
1 Permohonan kasasi demi kepentingan hukum
disampaikan tertulis oleh jaksa agung kepada Mahkamah Agung melalui panitera pengadilan yang
telah memutus perkara dalam tingkat pertama disertai risalah yang memuat alasan permintaan itu;
2 Salinan risalah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 oleh panitera segera disampaikan kepada pihak
yang berkepentingan; 3
Ketua pengadilan yang bersangkutan segera meneruskan permintaan itu kepada Mahkamah
Agung.
Dalam tata cara atau prosedur pengajuan upaya hukum kasasi demi kepentingan hukum yang diatur KUHAP, tidak ada ditentukan
mengenai jangka waktu pengajuannnya. “Ini adalah salah satu karakteristik upaya hukum kasasi demi kepentingan hukum sebagai salah
satu upaya hukum luar biasa. Dengan demikian tenggang waktu
mengajukan kasasi demi kepentingan hukum tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu tertentu.”
106
Selanjutnya tentang putusan kasasi demi kepentingan hukum dalam Pasal 261 ayat 1 KUHAP dinyatakan seperti berikut, “ Mengenai
salinan putusan kasasi demi kepentingan hukum oleh Mahkamah Agung disampaikan kepada Jaksa Agung dan kepada Pengadilan Negeri yang
bersangkutan dengan disertai berkas perkara”.
b. Peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah