Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Keterangan: X : Pembelajaran menggunakan pendekatan problem based learning berbantuan
3D SketchUp O
1
: Pretest O
2
: Posttest
B. Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Pendekatan problem based learning berbantuan 3D SketchUp
adalah variabel bebas, sedangkan kemampuan spatial sense adalah variabel terikat dalam penelitian ini.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 4 Bandung. Dari populasi tersebut diambil kelas X IPA 1 dan X IPA 4 sebagai
sampel penelitian. Kelas X IPA 1 dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas X IPA 4 dijadikan sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
dilaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan problem based learning berbantuan
3D SketchUp,
sedangkan pada
kelas kontrol
dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
D. Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Menurut Mulyasa
2007: 212,
RPP adalah
rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus. RPP disusun untuk mendukung terlaksananya pembelajaran di kelas. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP pada kelas eksperimen
dirancang menggunakan pendekatan problem based learning berbantuan 3D
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
SketchUp, sedangkan pada kelas kontrol RPP dirancang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
2. Lembar Kegiatan Siswa LKS
Menurut Inra 2010, LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah
untuk menyelesaikan tugas tersebut. LKS disusun sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan problem based learning berbantuan 3D
SekcthUp dan indikator kemampuan spatial sense. LKS diberikan pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan LKS melainkan hanya
buku sumber.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes terdiri atas pretest dan posttest, sedangkan instrumen non
tes terdiri atas angket dan lembar observasi. 1.
Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan
posttest mengenai kemampuan spatial sense. Pretest diberikan sebelum pembelajaran dilaksanakan, sedangkan posttest diberikan sesudah pembelajaran
dilaksanakan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Hal ini dimaksudkan agar
siswa mampu mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan Sudjana, 2011.
Adapun pemberian skor tes kemampuan spatial sense berpedoman pada kriteria yang dikemukakan oleh Charles, dkk. 1994 yaitu focused holistic
scoring point scale yang telah diadaptasi sebagai berikut:
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Kriteria Skor Kemampuan Spatial Sense
Respon Siswa Skor
Tidak ada jawaban Siswa salah menginterpretasikan masalah
Jawaban tidak ada yang benar dan tidak ada penyelesaian Ada langkah awal terhadap penyelesaian suatu masalah yang
hanya sekedar menyalin data dan sudah menggambarkan beberapa pemahaman, tetapi pendekatan yang digunakan
tidak akan menemukan solusi yang tepat Siswa memulai dengan strategi yang tidak tepat, dan tidak
mencoba strategi lain. Tampak bahwa siswa mencoba salah satu pendekatan yang tidak dikerjakan dan kemudian
menyerah Siswa mencoba menyelesaikan permasalahan namun tidak
dilakukan 1
Strategi yang digunakan siswa tidak tepat dan jawabannya pun salah, tetapi pekerjaan siswa menunjukkan gambaran
permasalahan Siswa menggunakan strategi yang tepat namun pekerjaan tidak
dilanjutkan atau salah menerapkan strategi sehingga tidak mendapatkan jawaban yang tepatjawaban salah.
Siswa berhasil menyelesaikan permasalahan tetapi jawaban tidak sesuai
Siswa menunjukkan jawaban yang benar, namun proses penyelesaian tidak jelas atau tidak ada proses penyelesaian.
2
Siswa menerapkan strategi yang hampir tepat, namun masih ada kekeliruan dalam menginterpretasi masalah
Siswa menerapkan strategi yang tepat, namun jawaban siswa salah tanpa adanya alasan yang jelas, perhitungan siswa benar
namun tidak ada lambangsimbol atau lambangsimbol salah, dan tidak ada jawaban yang diberikan
Siswa memberikan jawaban yang benar, dan strategi yang dipilihnya tepat namun pekerjaannya tidak sepenuhnya jelas.
3
Siswa melakukan kesalahan dalam menerapkan strategi, namun tidak menyebabkan kesalahpahaman, melainkan hanya
kesalahan menulis atau menghitung. Siswa memilih dan menerapkan strategi yang tepat. Siswa
menjawab dengan benar dalam penyelesaian masalah.
4
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sebelum instrumen tes digunakan, instrumen tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Setelah disetujui, instrumen tes
diujicobakan kepada siswa di luar sampel. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan instrumen tes. Perhitungan ini dilakukan
menggunakan bantuan program Anates Ver. 4.0.5. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam menentukan kualitas dan kelayakan instrumen tes adalah
sebagai berikut: a.
Validitas Menurut Suherman 2003: 102, suatu alat evaluasi disebut valid
apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas butir soal dapat dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi
berdasarkan rumus Product Moment dari Pearson dalam Suherman, 2003: 119 sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑ Keterangan:
r
xy
: koefisien korelasi tiap butir soal N
: banyaknya responden
X
: skor tiap butir soal Y
: skor total Interpretasi nilai r
xy
koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Validitas Koefisien Validitas
Interpretasi 0,90 ≤ r
xy
≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r
xy
0,90 Tinggi
0,40 ≤ r
xy
0,70 Sedang
0,20 ≤ r
xy
0,40 Rendah
0,00 ≤ r
xy
0,20 Sangat rendah
Suherman, 2003: 112
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh nilai validitas tiap butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.3 Validitas Butir Soal
No. Soal Koefisien Validitas
Interpretasi 1
0,589 Sedang
2 0,712
Tinggi 3
0,693 Sedang
4 0,807
Tinggi 5
0,757 Tinggi
Berdasarkan tabel 3.3 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data untuk butir soal nomor 2, 4, dan 5 berkolerasi tinggi, artinya butir soal
nomor 2, 4, dan 5 validitasnya tinggi. Sedangkan untuk butir soal nomor 1 dan 3 berkolerasi sedang, artinya butir soal nomor 1 dan 3 validitasnya
sedang. Setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, perlu
dilakukan uji signifikansi untuk mengukur keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan statistik uji Sudjana, 2005: 380:
√ Keterangan:
t : nilai hitung koefisien validitas r
xy
: koefisien korelasi n : banyaknya responden
Kemudian dengan mengambil taraf n yata α, validitas tiap butir soal
tidak berarti jika:
Selanjutnya dengan
menggunakan Microsoft
Excel, diperoleh
perhitungan keberartian butir soal sebagai berikut:
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1 Butir soal 1
Perumusan hipotesis: H
o
: Validitas butir soal 1 tidak berarti H
1
: Validitas butir soal 1 berarti √
Kemudian dengan mengambil taraf nyata α = 5 dan melakukan
perhitungan, dari tabel distribusi t diperoleh t
0,975;39
= 2,02. Selanjutnya, karena 4,55 2,02 maka H
ditolak. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa validitas butir soal 1 berarti.
Dengan cara yang sama, hasil pengujian keberartian dari validitas semua butir soal dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 Uji Keberartian Butir Soal
Butir Soal t Hitung
t Tabel Keberartian
1 4,55
2,02 Berarti
2 6,33
Berarti 3
6,00 Berarti
4 8,53
Berarti 5
7,24 Berarti
Dari hasil uji keberartian, ternyata semua validitas butir soal memiliki keberartian berarti sehingga dapat digunakan. Hasil perhitungan
selengkapnya menggunakan bantuan Microsoft Excel dapat dilihat pada lampiran C.6.
b. Reliabilitas
Menurut Suherman 2003: 131, suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif sama konsisten atau ajeg jika digunakan
untuk subjek yang sama. Untuk mencari koefisien reliabilitas soal tipe uraian
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Suherman 2003: 154 sebagai berikut:
r
11
=
∑
Keterangan: r
11
: koefisien reliabilitas instrumen k : banyaknya butir soal
Si
2
: varians skor tiap butir soal St
2
: varians skor total Skala penilaian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Klasifikasi Derajat Reliabilitas
Koefisien Reabilitas Interpretasi
0,90 ≤ r
11
1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r
11
0,90 Tinggi
0,40 ≤ r
11
0,70 Sedang
0,20 ≤ r
11
0,40 Rendah
r
11
0,20 Sangat rendah
Suherman, 2003: 139 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates Ver.
4.0.5, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,69. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa soal tes kemampuan spatial sense memiliki
derajat reliabilitas yang termasuk kategori sedang atau secara keseluruhan butir soal memiliki derajat reliabilitas yang termasuk kategori sedang.
c. Daya Pembeda
Dalam Suherman 2003:159 dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal adalah sebagai berikut:
DP =
̅ ̅
Keterangan: DP : daya pembeda
̅ : rata-rata skor siswa kelompok atas
̅ : rata-rata skor siswa kelompok bawah
: skor maksimal ideal Skala penilaian daya pembeda adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
0,70 DP ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 DP ≤ 0,70 Baik
0,20 DP ≤ 0,40
Cukup 0,00 DP ≤ 0,20
Jelek DP ≤ 0,00
Sangat jelek Suherman, 2003: 161
Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh daya pembeda tiap butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.7 Daya Pembeda Butir Soal
No. Soal Daya Pembeda
Interpretasi 1
0,33 Cukup
2 0,75
Sangat baik 3
0,31 Cukup
4 0,61
Baik 5
0,64 Baik
Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data untuk butir soal nomor 2 memiliki daya pembeda sangat baik. Sedangkan
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
untuk butir soal nomor 4 dan 5 memiliki daya pembeda baik. Selanjutnya untuk butir soal nomor 1 dan 3 memiliki daya pembeda cukup.
d. Indeks Kesukaran
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada
interval 0,00 sampai dengan 1,00. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan berupa tes uraian. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks
kesukaran adalah: IK =
̅
Keterangan: IK : indeks kesukaran
̅ : rata- rata skor tiap soal
SMI : skor maksimal ideal Skala penilaian indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Koefisien Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 1,00 Sangat mudah
0,70 IK 1,00 Mudah
0,30 IK ≤ 0,70 Sedang
0,00 IK ≤ 0,30 Sukar
IK = 0,00 Sangat sukar
Suherman, 2003: 170 Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5,
diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal sebagai berikut:
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9 Indeks Kesukaran Butir Soal
No. Soal Indeks Kesukaran
Interpretasi 1
0,34 Sedang
2 0,54
Sedang 3
0,65 Sedang
4 0,37
Sedang 5
0,41 Sedang
Berdasarkan Tabel 3.9 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data untuk butir soal nomor 1 sampai dengan nomor 5 memiliki indeks kesukaran
yang termasuk kategori sedang. Berikut ini ditampilkan secara keseluruhan analisis tiap butir soal
sebagai berikut: Tabel 3.10
Analisis Butir Soal
No. Soal
Validitas Daya Pembeda
Indeks Kesukaran Ket.
Koefisien Validitas
Interpretasi DP
Klasifikasi IK
Klasifikasi 1
0,589 Sedang
0,33 Cukup
0,34 Sedang
Digunakan 2
0,712 Tinggi
0,75 Sangat baik
0,54 Sedang
Digunakan 3
0,693 Sedang
0,31 Cukup
0,65 Sedang
Digunakan 4
0,807 Tinggi
0,61 Baik
0,37 Sedang
Digunakan 5
0,757 Tinggi
0,64 Baik
0,41 Sedang
Digunakan Reliabilitas
0,69
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan lembar observasi sebagai berikut:
a. Angket
Dalam penelitian ini, angket diberikan kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui sikap terhadap pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan problem based learning berbantuan 3D SkecthUp. Model angket yang digunakan adalah model skala Likert. Menurut Sugiyono 2013, model
Widia Ayu Juhara, 2014 Implementasi Pendekatan Problem Based Learning Berbantuan 3d Sketchup Untuk Meningkatkan
Kemampuan Spatial Sense Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
ini bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini terdiri atas lima pilihan
jawaban, yaitu SS Sangat Setuju, S Setuju, N Netral, TS Tidak Setuju, dan STS Sangat Tidak Setuju. Namun dalam penelitian ini, pilihan
jawaban N Netral tidak digunakan, karena siswa yang ragu-ragu dalam mengisi pilihan jawaban mempunyai kecenderungan yang sangat besar
untuk memilih jawaban N Netral. b.
Lembar Observasi Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk memperoleh
data yang
berhubungan dengan aktivitas pembelajaran pada kelas
eksperimen. Aktivitas pembelajaran tersebut terdiri atas aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kondisi kelas.
F. Teknik Analisis Data