Tepat Pasien Ketepatan Penggunaan Antibiotik Profilaksis

9 Pasien yang mengalami alergi dapat memiliki tanda reaksi alergi berupa gatal dengan bintik merah, sulit bernafas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah atau tenggorokan, dan hipotensi. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya penggunaan obat segera dihentikan atau diganti dengan obat alternatif golongan lain yang tidak menimbulkan reaksi alergi yaitu sefazolin AHS, 2014.

2. Tepat Obat

Parameter untuk mengetahui kerasionalan penggunaan antibiotik profilaksis diantaranya adalah tepat obat. Tepat obat yaitu obat yang diberikan merupakan obat pilihan Drug of Choiceyang sesuai dengan standar yang berlaku. Tabel11. Penggunaan Antibiotik Profilaksis Aspek Tepat Obat pada Pasien Bedah Apendisitis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Tahun 2014 No Antibiotik Profilaksis Keterangan Jumlah Persentase N=89 1 Seftriakson Sesuai dengan pedoman penggunaan antibiotik di RSUD Dr. Moewardi 80 89,9 2 Sefotaksim Sesuai dengan pedoman penggunaan antibiotik di RSUD Dr. Moewardi 6 6,7 3 Seftazidim Sesuai dengan pedoman penggunaan antibiotik di RSUD Dr. Moewardi 3 3,4 Berdasarkan hasil penelitian, antibiotik profilaksis yang paling banyak digunakan adalah Sefalosporin generasi III yaitu Seftriakson 89,9, Sefotaksim 6,7 dan Seftazidim 3,4. Antibiotik Sefalosporin generasi III merupakan antibiotik profilaksis yang direkomendasikan dalam buku pedoman standar penggunaan antibiotik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2011-2012. Sedangkan dari penelitian yang dilakukan Amelia tahun 2012 di RSUD Pekanbaru, dari 100 pasien didapatkan hasil 54 tepat obat dengan antibiotik profilaksis yang paling banyak digunakan yaitu kombinasi sefazolin dan metronidazol 47. Penggunan antibiotik Sefalosforin merupakan pilihan yang ideal dan tepat untuk digunakan sebagai profilaksis. Sefalosporin memiliki beberapa keunggulan yaitu memiliki spektrum kerja yang luas, rasio dosis terapeutik dan dosis toksiknya baik, respon alergi rendah, mudah untuk diadministrasikan dan menguntungkan dari segi biaya Meakins, 2008. Seftriakson dan Sefotaksim sebagai profilaksis pada operasi abdominal memperoleh hasil bahwa Seftriakson lebih efektif untuk mengurangi risiko infeksi luka operasi 10 dibandingkan menggunakan Sefotaksim. Selain itu Seftriakson memiliki waktu paruh yang panjang yaitu 5-9 jam Faridah, 2013.

3. Tepat Dosis

Parameter tepat dosis meliputi dosis, besaran, aturan pakai, rute pemberian, dan waktu pemberian. Suatu obat dikatakan tepat dosis jika dosis yang diberikan sesuai dengan dosis lazim obat tersebut. Tabel 12. Penggunaan Antibiotik Profilaksis Aspek Tepat Dosis pada Pasien Bedah Apendisitis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Tahun 2014 Antibiotik Profilaksis Dosis Rute Waktu Pemberian Keterangan Jumlah Persentase N=89 Seftriakson Dewasa:1 g 12 jam BNF Anak: 50 mgkgBBhari RSDM Iv 60 menit Pre Op Sesuai dengan pedoman penggunaan antibiotik di RSUD Dr. Moewardi dan BNF 80 89,9 Sefotaksim Dewasa: 1 g 12 jam BNF Anak: 50 mgkgBBhari RSDM Iv 60 menit Pre Op Sesuai dengan pedoman penggunaan antibiotik di RSUD Dr. Moewardi dan BNF 6 6,7 Seftazidim 1 g 12 jam BNF Iv 60 menit Pre Op Sesuai dengan pedoman penggunaan antibiotik di RSUD Dr. Moewardi dan BNF 3 3,4 Dari hasil penelitian, dosis antibiotik profilaksis Seftriakson, Sefotaksim dan Seftazidim menunjukkan tepat dosis karena sesuai dengan standar dosis yang direkomendasikan, yaitu dewasa 1 gram BNF, 2008 dan anak 50 mgkgBBhari RSDM, 2011. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Amelia tahun 2012 di RSUD Pekanbaru, dari 100 pasien didapatkan hasil 44 tepat dosis dan 7 tidak tepat dosis. Waktu pemberian antibiotik profilaksis diberikan ≤ 30 menit sebelum insisi kulit. Idealnya diberikan pada saat induksi anestesi Permenkes, 2011, sehingga hasil di atas untuk waktu pemberian antibiotik profilaksis pada pasien bedah apendisitis masih belum tepat sedangkan rute pemberian antibiotik profilaksis idealnya diberikan secara intravena Permenkes, 2011, sehingga dapat disimpulkan untuk rute pemberian pada hasil penelitian di atas sudah tepat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada 89 sampel pasien bedah apendisitis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” tahun 2014, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD DR Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di Rsud Dr Moewardi Tahun 2014.

2 8 13

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di Rsud Dr Moewardi Tahun 2014.

1 5 9

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH CAESAR DI RSUD DR. SAYIDIMAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Caesar Di RSUD DR. Sayidiman Magetan Tahun 2011.

0 0 11

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH CAESAR DI RUMAH SAKIT X MAGETAN TAHUN 2011 Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Caesar Di RSUD DR. Sayidiman Magetan Tahun 2011.

0 0 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di Rsud Pekanbaru Pada Tahun 2010.

0 1 12

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di Rsud Pekanbaru Pada Tahun 2010.

0 0 10

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di Rsud Pekanbaru Pada Tahun 2010.

0 0 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD DR M Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di RSUD Dr M Ashari Pemalang Pada Tahun 2011.

0 2 11

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di RSUD Dr M Ashari Pemalang Pada Tahun 2011.

0 6 10

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD “X” PADA TAHUN 2011 Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di RSUD Dr M Ashari Pemalang Pada Tahun 2011.

0 4 16