4
G. Jalannya Penelitian
1. Perijinan Penelitian
Perijinan penelitian dilakukan dengan mengajukan surat ijin penelitian dari Fakultas Farmasi UMS kepada Direktur rumah sakit “X” disertai dengan proposal
penelitian. 2.
Penelusuran Data Data yang ditelusuri didapat dari bagian rekam medik. Bagian rekam medik
memberikan daftar nomor register dari status pasien pada tahun 2014, kemudian sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diambil meliputi umur,
jenis kelamin, data laboratorium leukosit, diagnosis penyakit, lama rawat inap, obat yang diberikan, dosis, rute, lama penggunaan dan aturan pakai.
3. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dalam bentuk tabel untuk mendapatkan persentase jenis kelamin, umur, obat yang digunakan, tepat pasien, tepat obat, dan tepat
dosis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Didapatkan 89 data pasien yang memenuhi kriteria inklusi dari jumlah keseluruhan 167 pasien yang terdiagnosa apendisitis di rumah sakit “X” tahun 2014.
A. Karakteristik Pasien
1. Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Umur dan jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik pasien yang diteliti pada penelitian ini dan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Pasien Bedah Apendisitis Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Tahun 2014
No Umur tahun
Laki-Laki Perempuan Total
Persentase N=89
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 20 4 10,5 14 27,5
18 20,2 2
20-39 10
26,3 18 35,3 28 31,5
3 40-59
21 55,3 17 33,3
38 42,7 4
60 3
7,9 2 3,9 5 5,9
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui tingkat kejadian paling besar yaitu pada usia 40-59 tahun yaitu 38 pasien 42,7. Jumlah pasien perempuan memiliki tingkat
kejadian yang lebih besar yaitu 51 pasien 57,3 dibandingkan jumlah pasien laki-laki yaitu 38 pasien 42,7. Sedangkan tingkat kejadian paling kecil yaitu pada kelompok usia
5 60 tahun yaitu hanya 5 pasien 5,6. Hal ini tidak dapat dijadikan acuan menyeluruh
untuk diagnosa penyakit apendisitis, karena insiden penyakit apendisitis dapat terjadi pada semua usia, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang terjadi, sedangkan insiden
tertinggi pada kelompok usia 20-30 tahun Muttaqin Kumala, 2011.
2. Berdasarkan Diagnosa dan Angka Leukosit
Diagnosa pasien apendisitis di rumah sakit “X” dibagi menjadi 2 yaitu apendisitis akut dan apendisitis kronis.
Tabel 2. Diagnosa Pasien Apendisitis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Tahun 2014 No Diagnosa
Jumlah Persentase
N=89
1 Apendisitis Akut 6
6,7 2 Apendisitis
Kronis 83 93,3
Berdasakan hasil penelitian di rumah sakit “X” tahun 2014, pasien yang menjalani bedah apendisitis didiagnosa apendisitis akut 6 pasien 6,7 dan apendisitis kronis 83
pasien 93,3. Data laboratorium berupa angka leukosit juga dapat membantu menegakkan
diagnosa apendisitis. Peningkatan leukosit dalam darah menunjukkan adanya proses infeksi di dalam tubuh Guyton, 2007.
Tabel 3. Data Laboratorium Leukosit pada Pasien Bedah Apendisitis di Rumah Sakit “X” Tahun 2014 No Leukosit Jumlah
Persentase N=89
1 Normal 89 100
2 Tidak Normal
- -
Dari hasi penelitian pasien dengan leukosit normal pada saat masuk rumah sakit sebanyak 89 pasien 100 Tabel 3.
3. Berdasarkan Gejala Penyakit
Apendisitis sering muncul dengan gejala khas yang memberikan tanda setempat,
disertai maupun tidak disertai rangsang peritoneum lokal Muttaqin Kumala, 2011
Tabel 4. Karakteristik Pasien Apendisitis Berdasarkan Gejala Penyakit di Instalasi Rawat Inap Rumsh Sakit “X” Tahun 2014 No Gejala
Jumlah Persentase
N=89
1 Demam 46 51,7
2 Nyeri Perut
89 100
3 Mual 76 85,4
4 Muntah 44 49,4
5 Anoreksia 55 61,8
6 Konstipasi 7
7,9 7 Tukak
Lambung 83
93,2
Karakteristik pasien apendisitis di rumah sakit “X” tahun 2014 berdasarkan gejala tertinggi adalah nyeri perut 100, kemudian tukak lambuung 93,2, mual 85,4,
anoreksia 61,8, demam 51,7, muntah 49,4 dan konstipasi 7,9 Tabel 4.