commit to user
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Krisis Ekonomi
Krisis diartikan secara ekonomis teknis sebagai titik balik dari pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot. Krisis adalah the upper
turning point dalam kurva gelombang pasang surutnya ekonomi, atau konjungtur atau business cycle Kwik Kian Gie , 1999 : 9. Ekonomi tidak
bisa tumbuh terus tanpa batas, ekonomi disusul dengan titik puncak yang sekaligus merupakan titik balik, yang akhirnya terjadi krisis yang
menyebabkan menurunnya kegiatan ekonomi pada titik paling rendah. Sartono Kartodirdjo 1987 memberikan definisi krisis adalah
sebagai suatu proses disintregasi yang mengganggu berfungsinya suatu sistem. Lebih lanjut Sartono Kartodirdjo 1987 : 45 mengatakan :
Dalam hal ini masyarakat menghadapi masalah untuk ”survival” atau menjadi ”to be or not to be”. Jika masyarakat tidak mampu
menghadapi proses disintregasi maka akan mengalami kepunahan masyarakat itu. Namun bila masyarakat mampu mengatasinya, maka
akan survivelah masyarakat itu. Adakalanya krisis juga timbul karena adanya fase transisional, yaitu apabila ditemukan norma-
norma baru untuk memulihkan keutuhan masyarakat.
Selanjutnya Sartono Kartodirdjo 1987 : 46 menambahkan : Ada dua teori yang mengartikan krisis dari dua sudut pandang, yaitu
menurut teori idealisme dan teori determinisme matearialistis. Menurut teori idealisme, krisis adalah refleksi dari disintegrasi
mental dan spiritual yang disebabkan oleh konflik ideologis yang fundamental. Sedang menurut teori determinisme materialistis, krisis
timbul sebagai akibat perjuangan kelas yang ditimbulkan oleh perubahan sistem produksi berdasarkan teknologi baru.
Dalam ensiklopedi Indonesia 1991 : 1888 krisis ekonomi adalah kemrosotan hebat dalam kegiatan ekonomi yang menimbulkan depresi yang
terjadi setiap 10-11 tahun sebagai akibat kepekaan konjungtur ekonomi bebas. Pengertian krisis ekonomi lain diberikan oleh A.A Abdurrahman
commit to user 10
1982 : 286 yang mendefinikan krisis sebagai suatu keadaan sebelum memuncaknya kekuatan-kekuatan yang menyebabkan suatu keadaan sepi
dalam suatu business cycle. Krisis ekonomi merupakan titik balik perkembangan peningkatan kesejahteraan atau kemakmuran berhenti dan
depresi dimulai. Jadi krisis ekonomi adalah suatu fase dalam suatu business cycle yang menandakan volume perdagangan jatuh secara mendadak,
keuntungan usaha menjadi sangat tipis, kesempatan kerja serta upah menjadi sempit serta berkurangnya barang dan persediaan turun secara cepat.
Menurut Moeflich Hasbullah 2000:1, krisis merupakan suatu kondisi sosial ekonomi yang lemah, memprihatinkan dan instabil karena
sendi-sendi ekonomi aktifitas, kapital, institusi dan pasar dilanda kerawanan dan relatif lumpuh. Krisis juga sebetulnya berarti sebuah
stimulus untuk terjadinya perubahan struktur sosial yang fundamental atau sebuah stepping stone untuk mendorong perubahan sosial politik lebih
bermakna. Krisis ekonomi dapat terjadi dikarenakan oleh dua faktor yaitu : 1
Krisis oleh tidak sepadannya kenaikan konsumsi daripada kenaikan kapasitas produksi sehingga terjadi kelebihan kapasitas produksi, krisis ini
dinamakan underconsumption 2 Krisis yang disebabkan oleh terlampau besarnya investasi yang dipicu oleh modal asing karena tabungan nasional
sudah lebih dan habis untuk berinvestasi kemungkinan memperoleh modal pada suatu ketika akan tersendat, kalau ini terjadi maka akan menyebabkan
penurunan investasi yang menyebabkan krisis, krisis semacam ini disebut overinvestment Kwik Kian Gie, 1999 : 9.
Menurut Valina Singka Subekti 1998 : 140, dampak yang muncul akibat krisis ekonomi yaitu dalam waktu singkat akan menimbulkan
pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran, meningkatnya jumlah pengangguran baru, menyebabkan terjadinya kenaikan harga tidak hanya
terbatas pada harga baku produksi untuk industri, tetapi juga kebutuhan
commit to user 11
pokok rakyat, dan krisis ekonomi yang berkepanjangan sangat berpotensi memunculkan gejolak sosial.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa krisis ekonomi adalah kemrosotan dalam kegiatan ekonomi yang
mengakibatkan menurunnya kegiatan ekonomi pada titik paling rendah. Krisis ekonomi pada masa Mangkunegara V sesuai dengan pendapat
dari Moeflich Hasbullah 2000:1, yaitu suatu kondisi sosial ekonomi yang lemah, memprihatinkan dan instabil karena sendi-sendi ekonomi
Mangkunegaran dilanda kerawanan dan relatif lumpuh yang diakibatkan oleh menurunnya jumlah pendapatan perkebunan setiap tahunnya. Krisis di
Mangkunegaran juga mengakibatkan perubahan struktur sosial secara fundamental atau sebuah stepping stone yang mendorong perubahan sosial
politik lebih bermakna.
2. Kebijakan Pemerintah