1
Achmad Toriq Fariqi, 2012 Pendekatan Green Marketing Dalam Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap Ekuitas Merek Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan bisnis global ditandai dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin bergejolak. Perekonomian dunia tahun 2012 diproyeksikan
sebesar 3,4, lebih rendah dari tahun 2011 yang mencapai 3,7. Perekonomian Amerika Serikat diperkirakan tumbuh 2,1 di tahun 2012, sementara Eropa
diperkirakan masih akan terus berjuang dengan krisis hutangnya. China diperkirakan perekonomiannya akan tumbuh 8 di tahun 2012 Harian Analisa,
10 April 2012. Sementara itu, perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibanding tahun 2010. Nilai Produk Domestik Bruto PDB
atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp2.463,2 triliun, sedangkan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp2.313,8 triliun
dan Rp2.178,9 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp990,8 triliun, yaitu dari Rp6.436,3 triliun pada tahun 2010
menjadi sebesar Rp7.427,1 triliun pada tahun 2011 Berita Resmi Statistik No. 1302Th. XV, 6 Februari 2012.
Dinamika pembangunan ekonomi menimbulkan dampak sosial dan lingkungan hidup. Manusia sebagai subjek dalam pemanfaatan sumber daya
alam memiliki peran yang penting untuk membentuk suatu masyarakat yang bersahabat dengan lingkungan environmentally friendly dan dituntut memiliki
kepedulian terhadap upaya pelestarian alam dan lingkungan serta menghormati eksistensi makhluk lain di bumi ini. Hal ini memunculkan konsep penting
mengenai ecological and environmental economic sesuai dengan paradigma
2
Achmad Toriq Fariqi, 2012 Pendekatan Green Marketing Dalam Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap Ekuitas Merek Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
perkembangan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Oleh karena masyarakat dunia sejak tahun 1970-an mulai memberikan perhatian yang besar pada
masalah lingkungan, dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Hal itu dapat dilihat diantaranya dari Stockholm Conference tahun 1972, Agenda 21 di
Rio Earth Summit tahun 1992, dan Johannesburg Declaration tahun 2002 Sri Adiningsih, Kepala Pusat Kajian Asia Pasifik UGM, 2012:2.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, salah satu sektor industri yang berhubungan langsung dengan lingkungan adalah sektor industri kosmetik.
Industri kosmetik tahun 2010 dan 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 10- 15, industri ini terus menerus berkembang setiap tahunnya menunjukkan
bahwa sektor industri ini memberikan peluang yang cukup besar bagi perusahaan-perusahaan yang ingin memasuki industri ini. Pasar kosmetik di
Indonesia pada 2012 diperkirakan tumbuh di atas 16,9 menjadi Rp 12,2 triliun, menurut asosiasi industri. Kenaikan didorong peningkatan penggunaan produk
kosmetik di dalam negeri seiring naiknya daya beli masyarakat Harian Indonesia Finance Today, April 2012.
Perkembangan produk kosmetik memberi peluang bisnis bagi para produsen kosmetik. Peluang bisnis tersebut menciptakan keanekaragaman
produk kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu dari produk lokal sampai produk impor, dan produk yang masuk secara legal
maupun illegal, sehingga konsumen dapat memilih produk kosmetik yang terbaik bagi dirinya, dan produk kosmetik tersebut dapat diperoleh dengan mudah di
pusat-pusat perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan.
3
Achmad Toriq Fariqi, 2012 Pendekatan Green Marketing Dalam Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap Ekuitas Merek Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Namun demikian, saat ini banyak produk kosmetik yang beredar menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu
kesehatan para pengguna kosmetik. Berdasarkan hasil pengawasan, pengambilan sampel, dan pengujian laboratorium oleh BPOM RI sejak bulan
September tahun 2008 hingga bulan Mei tahun 2009, ditemukan sebanyak 70 tujuh puluh item produk kosmetik mengandung bahan berbahayabahan
dilarang, diantaranya Merkuri, Hidrokinon, Asam Retinoat, Zat Warna Merah K.3 CI 15585, Merah K.10 Rhodamin B dan Jingga K.1 CI 12075, diantaranya
adalah:
Tabel 1.1 Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya
Bahan Dilarang No
Nama Produsen
importir Bahan
Berbahaya Ket.
1 OLAY 4 in 1 Complete
Make Up -
Merah K 10 Tidak
Terdaftar 2
PONDS Detox Complete Beauty Care
Millot Laboratory Co. Ltd. Thailand
Unilever Singapore Merah K 3 ;
Merah K 10 Tidak
Terdaftar 3
PONDS Detox Eye Shadow Blusher Lip Gloss, Crème
Powder No. 1 dan No. 2 Millot Laboratory Co.
Ltd. Thailand Unilever Singapore
Merah K 3 ; Merah K 11
Tidak Terdaftar
4 DR‟s SECRET 3 Skinlight
USA PT. Best World Indonesia, Jakarta
Hidrokinon Ijin Edar
dibatalkan 5
CR Lien Hua Bunga Teratai Day Cream
PT. Dunia Sehat Sejahtera, Cilegon
Merkuri dan Hidrokinon
Ijin Edar dibatalkan
6 QL Papaya Whitening
Peeling Gel T.G.B United
Enterprise Co. Ltd, Taiwan PT. Usaha
Mandiri Makmur, Jakarta
Hidrokinon Ijin Edar
dibatalkan
7 OLAY Total White
Procter Gamble, Malaysia
Merkuri Tidak
Terdaftar 8
PONDS AGE Miracle Day and Night Cream
Millot Laboratory Co. Ltd. Thailand
Unilever Singapore Merkuri
Tidak Terdaftar
9 Qianyan
PT. Daun Mas Indah, Jakarta
Merkuri Tidak
Terdaftar
Sumber: BPOM RI nomor :KH.00.01.43.2503 tahun 2011
4
Achmad Toriq Fariqi, 2012 Pendekatan Green Marketing Dalam Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap Ekuitas Merek Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Berbagai resiko dan efek yang tidak diinginkan dari penggunaan bahan bahan berbahaya dalam kosmetik menurut BPPOM RI adalah:
1. Merkuri HgAir Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam
konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian Merkuri Hg dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, yang
akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan syaraf, otak, ginjal dan gangguan
perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah- muntah, diare dan kerusakan ginjal serta
merupakan zat karsinogenik menyebabkan kanker pada manusia. 2.
Hidrokinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa
pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar, bercak-bercak hitam.
3. Asam RetinoatTretinoinRetinoic Acid dapat menyebabkan kulit kering,
rasa terbakar, teratogenik cacat pada janin. 4.
Bahan Pewarna Merah K.3 CI 15585, Merah K.10 Rhodamin B dan Jingga K.1 CI 12075 merupakan zat warna sintetis yang umumnya
digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat karsinogenik dapat menyebabkan kanker. Rhodamin B
dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. Fenomena tersebut membuat perusahaan kosmetik saat ini semakin
berlomba-lomba untuk menciptakan produk kosmetik yang aman untuk digunakan dan tidak mengandung bahan berbahaya, terutama bagi perempuan.
Misalnya kosmetik Sari Ayu dan Mustika Ratu yang meluncurkan produk barunya
5
Achmad Toriq Fariqi, 2012 Pendekatan Green Marketing Dalam Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap Ekuitas Merek Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
untuk mengatasi kulit keriput dan terkena sengatan matahari, terbuat dari bahan alami dan tumbuh-tumbuhan adalah keunggulan produk yang mereka tawarkan
kepada konsumen http:sijorimandiri.netkosmetiknilai komersil dari balik kecantikan191003. Keunggulan dan keunikan produk juga dilakukan oleh
perusahaan kosmetik interna sional seperti L‟Occitane, Lush, dan The Body Shop
yang menerapkan konsep pemasaran hijau green marketing. Pada tiga dekade terakhir ini, peningkatan kepedulian konsumen terhadap
lingkungan semakin besar, dan isu pemasaran hijau mulai bergeser dari sekedar nilai tambah menjadi hal yang utama. Seperti halnya kasus di luar negeri, di
Indonesia walaupun banyak faktor yang mendorong konsumen untuk menggunakan produk ramah lingkungan, peningkatan respon pasar untuk
membeli produk ramah Iingkungan jauh dari kata sukses di pasar. Sebagian besar produk ramah lingkungan memiliki pangsa pasar yang rendah. Jika
perusahaan ingin mengadopsi pemasaran hijau green marketing dengan sukses, maka konsep dan ide lingkungan harus diintergrasikan ke semua aspek
pemasaran. Pada prinsipnya kampanye pemasaran hijau adalah kampanye menyeluruh, jadi dalam prakteknya pemasaran hijau merupakan kampanye
jangka panjang. Bisa untuk membangun ekuitas merek bisa juga untuk membangun loyalitas pelanggan.
The Body Shop memiliki lebih dari 52 toko di seluruh kepulauan Indonesia dan beroperasi sebagai The Body Shop Francise dengan distributor tunggal PT.
Monica Hijau Lestari, di bawah lisensi The Body Shop International. Tabel 1.2 di halaman 6 menyajikan posisi pangsa pasar The Body Shop dalam industri
kosmetik di Indonesia berdasarkan data organisasi internasional.
6
Achmad Toriq Fariqi, 2012 Pendekatan Green Marketing Dalam Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap Ekuitas Merek Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Tabel 1.2 Pangsa Pasar Perusahaan Cosmetics dan Toiletries di Indonesia
Company 2005
2006 2007
2008 2009
Change
Unilever Indonesia Tbk PT 35.82
35.38 34.38
35.13 34.24
-1.58 Procter Gamble Home
Products Indonesia PT 8.18
8.15 9.85
9.46 10.30
+2.12 L‟Oréal Indonesia PT
3.50 3.66
3.88 4.07
4.20 +0.70
Orindo Alam Ayu PT 2.16
2.14 2.61
3.19 3.90
+1.74 Ultra Prima Abadi PT
4.09 3.83
3.94 3.76
3.60 -0.49
Lion Wings PT 3.16
3.23 3.41
3.53 3.41
+0.24 Mandom Indonesia Tbk PT
2.32 2.40
2.83 3.13
3.32 +1.00
Sayap Mas Utama PT 3.05
3.19 3.10
3.01 2.94
-0.11 Martha Tilaar Group
2.59 2.55
2.76 2.68
2.64 +0.04
Mustika Ratu Tbk PT 1.93
1.99 2.31
2.30 2.29
+0.36 Vitapharm PT
2.19 2.24
2.48 2.43
2.28 +0.08
Johnson Johnson Indonesia PT
1.87 1.94
2.04 1.99
2.03 +0.16
Kao Indonesia PT 1.73
1.79 1.86
1.80 1.82
+0.08 Sara Lee Body Care
Indonesia Tbk PT 1.64
1.67 1.77
1.72 1.70
+0.05 Monica Hijau Lestari PT
0.97 1.18
1.41 1.41
1.51 +0.54
Sumber: Euromonitor International Tahun 2011. Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Unilever Indonesia Tbk
memperoleh pangsa pasar sebesar 34,24 di tahun 2009 dan menjadi peringkat pertama, Procter Gamble Home Products Indonesia memperoleh pangsa
pasar sebesar 10,3 dan PT Monica Hijau Lestari pemegang hak waralaba The Body Shop memperoleh pangsa pasar sebesar 1,51 jauh dibawah Unilever
Indonesia Tbk dan Procter Gamble Home Products Indonesia. Hal tersebut mensiratkan bahwa loyalitas pelanggan The Body Shop masih belum optimal.
Selain itu, masih belum optimalnya loyalitas pelanggan The Body Shop tergambar dari hasil wawancara dengan Manajer Area dan Pemasaran The Body
Shop Kota Bandung, yang menyatakan bahwa: Pelanggan The Body Shop, secara umum, berada pada tingkatan
advocates artinya pelanggan The Body Shop telah loyal dan memberikan rekomendasi kepada teman, kerabat, serta orang lain atas produk yang
ditawarkan The Body Shop. Akan tetapi, belum tentu dapat menjamin pelanggan tetap loyal pada perusahaan dan kebal atas penawaran
pesaing. Apabila ada penawaran yang lebih menarik dan memberikan nilai tambah yang bermanfaat dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan,
7
Achmad Toriq Fariqi, 2012 Pendekatan Green Marketing Dalam Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap Ekuitas Merek Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
umumnya mereka cenderung untuk berpindah switching. Dalam hal ini, biasanya pelanggan menggunakan produk Unilever dan Procter Gamble,
karena kedua perusahaan pesaing tersebut melakukan campaign iklan dan promosi penjualan yang agresif. Sehingga terkadang pesan mulia yang
disampaikan oleh kami The Body Shop melalui green marketing diabaikan para pelanggan.
Selain loyalitas pelanggan yang belum optimal, ekuitas merek The Body Shop belum juga belum optimal. Hal tersebut diakui oleh Manajer Area dan
Pemasaran The Body Shop Kota Bandung, yang menyatakan bahwa: Kota Bandung, seperti juga kota besar lainnya di Indonesia, pada dasarnya
merupakan pasar terbuka terhadap produk kami. Namun demikian, yang patut dicermati adalah, bahwa campaign kita The Body Shop yang
mengusung sebagai produk yang ramah lingkungan belum sepenuhnya diterima konsumen, terutama segmen menengah kebawah yang berada di
daerah sub urban pesisir kota. Konsumen tersebut lebih sensitif terhadap campaign agresif dan promosi penjualan dari perusahaan pesaing, bahkan
harga menjadi rujukan pertama. Ini tantangan bagi kami, karena kami menyadari sepenuhnya bahwa ini masalah waktu dan kesempatan bagi
kami untuk meningkatkan ekuitas merek kami ditengah berbagai segmen konsumen di Kota Bandung.
Untuk mendukung peningkatan ekuitas merek, The Body Shop menyelenggarakan “The Body Shop Foundation Grant . Dana senilai 5000-6000
pound sterling ditujukan untuk berbagai organisasi di Indonesia agar mendukung gerakan di tiga aspek penting yaitu: proteksi keluarga, penurunan kemiskinan,
dan kelanggengan
lingkungan hidup.
www.komnasperempuan.or.id12 Desember 2011.
Terkait dengan pemasaran hijau, maka citra merek, kepuasan, dan kepercayaan pelanggan menjadi isu yang penting. Dalam hal ini, The Body Shop
mengimplementasikan berbagai program penguatan merek dan peningkatan loyalitas pelanggannya melalui penguatan citra merek, kepuasan, dan
kepercayaan pelanggan. Banyak penelitian sebelumnya yang membahas tentang citra merek, kepuasan, kepercayaan, dan ekuitas merek, namun tidak
8
Achmad Toriq Fariqi, 2012 Pendekatan Green Marketing Dalam Menganalisis Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap Ekuitas Merek Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
ada yang membahas dalam kontek green atau isu lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk mengisi research gap. Studi ini mengemukakan empat
konsep dalam pemasaran hjau, yaitu citra merek, kepuasan, kepercayaan, dan ekuitas merek, serta mendiskusikannya dalam implikasinya pada konteks
pemasaran hijau. Studi ini juga mengembangkan kerangka kerja yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan ekuitas merek melalui citra merek,
kepuasan, dan kepercayaan pelanggan. Lebih jauh lagi, studi ini meringkas literatur pada pemasaran hijau dan corporate environmental management
kepada kerangka kerja manajerial yang baru. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penelitian ini dituangkan
dalam tema sentral: „Pengaruh Citra Merek, Kepuasan, dan Kepercayaan
Pelanggan terhadap Ekuitas Merek serta Dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan Survei terhadap Pelanggan The Body Shop di Kota Bandung dengan
Menggunakan Pendekatan Green Marketing .”
1.2. Identifikasi Masalah