Pengaruh Kepercayaan Merek Dan Loyalitas Merek Terhadap Ekuitas Merek Pada Pelanggan Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
Dwisanty., SE., M.Si.
The research was conducted in Boutiqe Gee Eight Distro Bandung. This study uses a brand trust as a variable (X1), brand loyalty as a variable (X2), and brand equity as a variable (Y). purpose of this study was to determine the effect of brand trust and brand loyalty to the brand equity. Sample used was a customer Boutiqe Gee Eight Distro Bandung where the number of samples used by 100 respondents. Test results showed that the hypothesis was partially and simultaneously there is a significant influence and a great relationship between brand trust (X1) and brand loyalty (X2) on brand equity (Y). It can be seen from the value t count (4.134)> t table (1.985) and Fhitung (23.489)> Ftabel (3.833) which means, in partial and simultaneous brand trust (X1) and brand loyalty (X2) have an influence on brand equity (Y) is very large,
Based on these results, showing that the results of research to brand trust, brand loyalty and brand equity are already in either category, then the company should further improve brand trust and brand loyalty to their brand equity also increased.
(2)
Penelitian ini dilakukan di Boutiqe Distro Gee Eight Bandung. Penelitian ini menggunakan kepercayaan merek sebagai variable (X1), loyalitas merek sebagai variable (X2), dan ekuitas merek sebagai variable (Y). tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek. Sample yang digunakan adalah pelanggan Boutiqe Distro Gee Eight Bandung dimana jumlah sample yang digunakan sebanyak 100 responden.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan terdapat pengaruh yang signifikan dan hubungan yang besar antara kepercayaan merek (X1) dan loyalitas merek (X2) terhadap ekuitas merek (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung (4,134) > t tabel (1,985) dan Fhitung (23,489) > Ftabel (3,833) yang artinya, secara parsial dan simultan kepercayaan merek (X1) dan loyalitas merek (X2) mempunyai pengaruh terhadap ekuitas merek (Y) yang sangat besar,
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa hasil penelitian untuk kepercayaan merek, loyalitas merek dan ekuitas merek sudah berada dalam kategori baik, maka sebaiknya pihak perusahaan lebih meningkatkan kepercayaan merek dan loyalitas merek agar ekuitas mereknya pun makin meningkat.
(3)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan arus informasi yang semakin mempermudah pera pelaku bisnis melakukan kegiatan bisnisnya. Selain itu, perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat terutama di sektor industri. Perkembangan tersebut membuat setiap perusahaan yang berdiri di Indonesia harus memiliki daya saing yang cukup kuat dengan setiap perusahaan yang menjadi pesaingnya. Daya saing yang biasanya terlihat dari produk dan merek (brand) yang di hasilkan oleh perusahaan dan memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumen.
Selain sebagai alat untuk memenangkan persaingan, Merek (brand) sangat penting bagi perusahaan karena sebuah nama itu sangat penting dan mudah di ingat oleh konsumen sehingga dapat meningkatkan dan membentuk citra di mata konsumen. Jenis bisnis yang sedang berkembang pesat saat ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, khususnya Factory outlet dan Distribution store atau biasa disebut Distro. Ditsro merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam pembuatan clothing dan distribusi. Clothing yang dimaksud berupa t-shirt, celana, boxer, kemeja, ikat pinggang, tas, dompet, sepatu, topi, jaket dan sweater. Selain itu ada juga yang disebut Boutiqe distro atau biasa
(4)
disebut Boudist. Boudist merupakan sebuah perusahaan yang khusus bergerak di bidang clothing dan pendistribusain tapi yang membedakan dengan distro adalah produk tersebut hanya menjual produk sendiri tidak menerima titipan barang dari distro lain hanya fokus dengan merek dia sendiri dan boudist biasanya hanya menjual pakaian misalnya khusus menyediakan produk untuk wanita saja dan tidak ada produk untuk laki_laki hal ini yang bisa membedakan distro dengan boudist (boutique distro).
Kota bandung merupakan kota yang melahirkan banyak distro atau boudist, yang tercatat ada 100 lebih distro yang masih produktif, data tersebut diperoleh dari salah satu majalah yang terus mengikuti perkembangan distro di bandung yaitu majalah SUAVE atau bisa kunjungi di websitenya langsung di
WWW.SUAVEMAGAZINE.COM, bahkan diantaranya ada yang menembus pasar internasional. Di kota bandung ada beberapa tempat yang menjadi konsentrasi para pelaku bisnis distro yang dibedakan menjadi dua kelompok, kelompok pertama mencakup distro yang berada di sekitar jl. Trunojoyo, jl. Dewi sartika, jl, Buah batu, jl. Sultan agung dan kelompok kedua adalah distro distro-distro yang ada di plaza parahyangan. Pengelompokkan ini dibuat berdasarkan target market yang berbeda, hal ini dapat terlihat dari penetapan harga dan kualitas produknya yang berbeda pula. Kelompok pertama memilih target market dengan segmentasi kalangan masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke atas, sedangkan untuk kelompok kedua lebih memilih target market dengan segmentasi kalangan masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke bawah.
(5)
Salah satu Boutiqe Distro di bandung yaitu Gee Eight yang terletak di jl. Progo no. 3. Gee Eight berasal dari frase Girls on Eight. Eight (angka delapan) menunjukkan suatu nilai di atas rata-rata. Ini merupakan cerminan para pengguna produk Gee*Eight yang memiliki kecerdasan, kecantikan, dan perilaku yang di atas rata-rata. Angka delapan menunjukkan suatu keseimbangan yang sungguh sempurna.
Awal pertama Boutiqe Distro Gee eight ini dibuat oleh dua orang yaitu Reza Sapta Utama pada awalnya mengembangkan sebuah usaha produksi pakaian jadi. Cukup lama berkecimpung di usaha ini menjadikan Utama Reza mengetahui standar kualitas pakaian jadi yang baik dan Rizkina Eriana Utama merupakan gambaran sosok wanita saat ini yang kreatif, pintar, dan juga modis. Dengan kegemarannya dalam bidang fashion, Ina kini telah mengkoleksi berbagai jenis pakaian yang menginspirasi dirinya untuk mendesain pakaian-pakaian yang cantik bagi para wanita. Dengan latar belakang yang dimiliki oleh dua saudara ini, mereka mempunyai ide untuk bekerja sama dalam membentuk sebuah retail fashion yang fokus pada segmen wanita yang belum banyak dilirik pasar saat itu. Dari ide itulah lahir Gee Eight pada tahun 2004.
Sejak pembukaan toko Gee Eight pertama kali pada tahun 2004, penjualan produk-produk Gee Eight mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan pengintegrasian antara toko dan pabrik yang semakin kuat dimana produksi pabrik yang hanya dikhususkan untuk produk Gee Eight, kenaikan penjualan menjadi semakin signifikan.
(6)
Namun akhir-akhir ini banyak para pelanggan yang beralih dari Boutiqe Distro Gee Eight, dikarenakan layanan yang kurang memadai kepada para pelanggannya sehingga pelanggan tidak merasakan lagi kepercayaan dan loyalitas yang diberikan karena pelayanan yang kurang baik kepada pelanggan dan bisa mempengaruhi ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight karena kualitas produknya berkurang dari tahun ke tahun itu mungkin penyebab konsumen atau pelanggan Boutiqe Ditro Gee Eight berkurang. Padahal pemasukan terbesar dari perusahaan itu sendiri ialah konsumen atau pelanggan, apabila kejadian seperti ini terus berlanjut, maka perusahaan itu sendiri akan bangkrut.
Banyak perusahaan yang menginginkan keuntungan atau profit secara optimal, namun kurang memikirkan apa yang dinginkan oleh pelanggan atau kosumen, tentunya hal ini akan berpengaruh kepada brand trust ( kepercayaan merek) dan brand loyality (loyalitas merek) terhadap brand equity (ekuitas merek) perusahaan itu sendiri.
Menurut Delgado ( 2005;2) :
“Kepercayaan merek (Brand Trust ) adalah adanya harapan atau kemungkinan yang tinggi bahwa merek tersebut akan mengakibatkan hasil yang positif terhadap konsumen”.
Menurut Lau dan Lee (1999:14) :
“Loyalitas merek (Brand Loyality) adalah perilaku niat untuk membeli sabuah produk dan mendorong orang lain untuk melekukan hal yang sama”.
(7)
“Ekuitas merek (Brand Equity) adalah nilai tambah yang di masukan dalam sebuah barang atau jasa , dimana nilai tambah ini merupakan refleksi dari
bagaimana konsumen berpikir,merasakan, dan bertindak”.
Makna diatas bahwa merek tidak berupa fisik atau berwujud,namun memberikan kepuasan tersendiri terhadap pembeli.
Maka dari arti tersebut apabila layanannya baik akan memberikan suatu loyalitas konsumen tersendiri terhadap perusahaan tersebut, bila konsumen sudah merasa nyaman dengan merek tersebut.
Banyak perusahaan yang gulung tikar, dikarenakan tidak mampu beradaptasi dengan konsumen dan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan yang tidak mengerti akan keinginan para pelanggan atau konsumen, tentu akan ditinggalkan oleh para pembeli. Padahal pemasukan terbesar dari perusahaan itu sendiri ialah konsumen atau pembeli, apabila kejadian seperti ini terus berlanjut, maka perusahaan itu sendiri akan bangkrut.
Salah satu dari manfaat merek tersebut adalah memberikan kualitas layanan terhadap konsumen, sehingga memberikan timbal balik bagi perusahaan, yaitu loyalitas para konsumen dan tentunya memberikan keuntungan optimal yang signifikan, bagi perusahaan tersebut.
Pada pinsipnya perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal. Dengan memberikan kulitas layanan kepada konsumen adalah untuk mendapatkan kesetiaan dan kepercayaan konsumen bagi perusahaan itu sendiri yang berarti keuntungan bagi perusahaan.
(8)
Dibawah ini hasil data yang di peroleh pada Bputiqe Distro Gee Eight:
Tabel 1.1
Data penjualan atau transaksi pada Boutiqe Distro Gee Eight Pada tahun 2010
No Bulan Jumlah
1 Oktober 106
2 November 123
3 Desember 144
Jumlah 363
Sumber : Bouitiqe Distro Gee Eight
Tabel 1.2
Data Penjualan atau transaksi pada Boutiqe Distro Gee Eight pada tahun 2011
No Bulan Jumlah
1 Januari 41
2 Februari 57
3 Maret 58
Jumlah 156
Sumber : Bouitiqe Distro Gee Eight
Dari data diatas terlihat bahwa jelas sekali terlihat penurunan penjualan atau transaksi yang sangat besar pada tahun 2011 di Boutiqe Distro gee Eight bisa di lihat pada tabel 1.2, beda sekali dengan tahun sebelumnya yang sangat baik penjualan atau transaksi yang dilakukan oleh Boutiqe Distro Gee Eight pada tabel
(9)
1.1. Penurunan penjualan atau transaksi yang di alami oleh Boutiqe Distro Gee Eight Bandung karena kurangnya pelayanan yang baik pada pelanggan atau kosumen dan berkurangnya kualitas produk pada saat ini sehingga konsumen atau pelanggan tidak membeli lagi produk tersebut, maka dari itu Boutiqe Distro Gee Eight harus mengembalikan kepercayaan konsumen sehingga konsumen akan percaya dengan pelayanan dan produk yang diberikan oleh perusahaan dan apa bila perusahaan memberikan pelayanan yang baik maka konsumen akan memberikan loyalitas yang baik kepada perusahaan dan berpengaruh kepada ekuitas merek perusahaan tersebut, Bila hal ini tidak ditangani serius oleh perusahaan maka perusahaan akan bangkrut karena pelayanan yang diberikan kurang baik terhadap pelanggan atau konsumen.
Berdasarkan latar belakang penelitian dan fenomena yang terjadi di Boutiqe Distro Gee Eight maka itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai:
“PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN LOYALITAS
MEREK TERHADAP EKUITAS MEREK PADA PELANGGAN BOUTIQE DISTRO GEE EIGHT BANDUNG”.
(10)
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.2 Identifikasi Masalah
Pada umumnya setiap perusahan menginginkan para konsumen mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, maka dari itu perusahaan pun harus memberikan kualitas layanan kepada konsumen sebagaimana yang diharapkan.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen dapat bermacam-macam,
antara lain : Pemberian balas jasa yang lebih besar, pemberian pelayanan yang baik kepada pembeli, pemberian informasi yang benar kepada pembeli. Dalam hal ini penulis membatasi masalah hanya pada peningkatan kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana kepercayaan merek yang diberikan pelanggan pada Clothing Gee Eight Bandung
2) Bagaimana loyalitas merek yang dirasakan oleh Pelanggan Clothing Gee Eight Bandung
(11)
4) Seberapa besar pengaruh kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek secara parsial dan simultan pada Clothing Gee Eight Bandung
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan terhadap loyalitas dan ekuitas pada Bouitqe Distro Gee Eight Bandung.
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan merek yang diberikan pelanggan pada Clothing Gee Eight Bandung.
2. Untuk mengetahui bagaimana loyalitas merek yang dirasakan oleh pelanggan pada Clothing Gee Eight Bandung.
3. Untuk mengetahui bagaimana ekuitas merek pada Clothing Gee Eight Bandung.
4. Untuk mengetahui besarmya pengaruh kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek secara parsial dan simultan pada Clothing Gee Eight Bandung.
(12)
1.4 Kegunaan Penelitian A. Kegunaan Praktis
Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat mengetahui serta memecahkan permasalahan yang terjadi di perusahaan, sebab penulis memberikan masukan dan pertimbangan serta solusi yang diharapkan akan berguna bagi kelangsungan kinerja perusahaan. Khususnya tentang bahan masukkan untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kepercayaan dan loyalitas terhadap ekuitas merek.
Bagi Pihak Terkait
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna dan dapat menjadi tambahan informasi tentang pengaruh kepercayaan mererk dan loyalitas merek dan ekuitas merek.
B. Kegunaan Akademis
Bagi Kalangan Akademik
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan, serta memperluas pengetahuan, khususnya dalam bidang bisnis bagi rekan-rekan sekalian. Serta sebagai pembanding dan bahan pertimbangan dalam penelitian berikutnya, sehingga segala kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini dapat diperbaharui dikemudian hari.
(13)
Bagi Penulis
Penulis mendapat pengalaman yang berharga dan pengetahuan yang lebih luas tentang dunia bisnis. Serta selanjutnya mempersiapkan penulis untuk masuk kedalam dunia kerja yang nyata.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Clothing Gee Eight, yang beralamat di Jl. Progo no. 3 Bandung 40115 telepon (022) 4267686.
Sedangkan untuk jadwal penelitian yang direncanakan oleh penulis selama 4(empat) bulan dengan rincian yang tertera didalam tabel berikut ini:
(14)
Tabel 1.3 Time Schedule
Kegiatan
Bulan Oktober
2010
Bulan November
2010
Bulan Desember
2010
Bulan Januari
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penelitian pendahuluan Penulisan usulan penelitian Pengajuan usulan penelitian
Pengumpulan data Pengolahan data Penulisan penelitian
(15)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Merek ( Brand ) 2.1.1.1 Pengertian Merek
Merek (brand) merupakan citra visual, emosional, rasional dan biaya yang kita kaitkan dengan identitas suatu perusahaan atau poduk.
Pada awalnya merek hanyalah sebuah tanda agar konsumen dapat membedakan satu produk dengan produk lainnya. Merek juga membantu agar konsumen lebih mudah mengingatnya sehingga mempermudah pengambilan keputusan ketika melakukan pembelian (Susanto dan Wijarnako, 2004).
Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah
“tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi merek versi American Marketing Association. Merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Berdasarkan kedua definisi ini, secara teknis apabila seorang pemasar membuat nama, logo atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek (Tjiptono, 2005).
(16)
Definisi lain dari merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan Amstrong, 1997:283).
Sedangkan menurut Webster’s dalam Rangkuti (2002:10) adalah sebagai
berikut:
To mark with a stencil, as a box, cask, etc, in order to give a description of the conents or the name of the manufacturer. We may assume for the ease of understanding that “brand” is refers to the particular name, logo, or design a manufacturer uses to identify its products.
Dalam pengertian tersebut pada intinya merek digunakan untuk menandai sesuatu dengan tujuan untuk memberikan gambaran dari sisi ataupun nama perusahaan, dimana dapat dianggap bahwa merek dapat mewakili nama, logo, rancangan tertentu suatu perusahaan yang digunakan untuk mengidentifikasi produknya.
Nama merek yang paling efektif, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Lamb, Hair, dan McDaniel, 2001:423):
A. mudah untuk diucapkan (baik pembeli domestik maupun luar negeri),
(17)
C. mudah untuk diingat,
D. pendek,
E. berbeda, unik,
F. menggambarkan produk,
G. menggambarkan penggunaan produk,
H. menggambarkan manfaat dari produk,
I. mempunyai konotasi yang positif,
J. memperkuat citra produk yang diinginkan,
K. secara hukum kepentingannya terlindungi baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
2.1.2 Kepercayaan Merek ( Brand Trust) 2.1.2.1 Pengertian Kepercayaan Merek
Kepercayaan seseorang tidak harus selalu di tujukan hanya untuk manusia saja, namun dapat pula di tujukan untuk objek tidak nyata seperti merek . berikut adalah bebrapa definisi tentang brand trust :
Menurut Delgado ( 2005;2) :
“Kepercayaan merek (brand trust ) adalah adanya harapan atau kemungkinan yang
tinggi bahwa merek tersebut akan mengakibatkan hasil yang positif terhadap
(18)
Menurut Gurvez & Korchin (2003:4-5)
“ Kepercayaan merek dari sudut pandang konsumen adalah kepercayaan merek
merupakan variable psikologis yang mencerminkan sejumlah akumulasi asumsi awal yang melibatkan kredibilitas , integritas dan keunggulan yang dilekatkan pada merek tertentu “.
Oleh karena itu , perusahaan harus dapat membangun 3 poin penting tersebut untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan agar dapat tercipta komitmen pelanggan sekarang dan pada waktu yang akan datang.
Menurut Costabile dikutip oleh Ferrinadewi (2008:146):
“ kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang
konsumen didasarkan pada pengalaman atau lebih pada urut-urutan transaksi atau interaksi yangdicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan
kepuasan “
Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber bagi konsumen bagi terciptanya rasa percaya pada merek dari pengalaman ini akan mempengaruhi evaluasi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasan secara langsung dan kontak tidak langsung dengan merek.
Menurut Aaker dalam Simamora (2002:47) , terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek . ketiga faktor ini berhubungan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen.adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan, pembuat merek , dan
(19)
konsumen.selajutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap merek akan menimbulkan loyalitas merek. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan kepercayaan merek dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini d sebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat di ramalkan , meumpunyai reputasi dan kompeten.
2. Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek trsebut.pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Karakteristk ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motovasi perushaan yang di inginkan, dan integritas suatu perusahaan.
3. Consumer – brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi.oleh sebab itu , karakteristik konsumen – merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan kepribadian merek , kesukaan terhadap merek , dan pengalaman terhadap merek.
Konsep diri merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai objek sehingga seringkali dalam konteks pemasaran
(20)
dianalogikan merek sama dengan orang. Suatu merek dapat memiliki kesan atau kepribadian . kepribadian merek adalah asosiasi yang terkait dengan merek yang diingat oleh konsumen dan konsumen dapat menerimanya . konsumen seringkali berinteraksi dengan merek seolah-olah merek tersebut adalah manusia. Dengan demikian , kesamaan anatara konsep diri konsumen dengan kepribadian merek sangat berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.
Kesukaan terhadap merek menunjukan kesukaan yang dimiliki oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tarik. Untuk mengawali hubungan suatu kelompok harus disukai atau mendapat simpati dari kelompok yang lain.bagi konsumen, untuk membuka hubungan dengan suatu merek, makan konsumen harus menyukai dahulu merek tersebut.
Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak dapat di peroleh tanpa penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek ( brand trust ) dan bagaimana hubungannya dengan loyalitas merek.
Kepercayaan konsumen pada merek hanya dapat diperoleh bila pemasaran dapat menciptakan dan mempertahankan hubungan emosional yang positif dengan konsumen . hubungan emosional yang positif ini harus di bangun selama jangka waktu yang tidak pendek namun harus di lakukan secara konsisten.
Menurut Delgado ( 2005;2) . kepercayaan merek merefleksikan 2 komponen penting yaitu :
(21)
1. Brand reliability, kepuasan pelanggan karena kompetensi merek tersebut, yang selanjutnya meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek tersebut dan juga merupakan kehandalan merek yang bersumber pada keyakina konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang di janjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepusaan . komponen ini merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi nilai yangdi janjikannya akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan kepuasan yang sama di masa depan.
2. Brand intentions , didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen seperti minat dan kesejahteraannya , terutama ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga.
Kepercayaan sangat tergantung dengan pengalaman konsumen akan suatu merek, kepuasaan tersebut akan menentukan besarnya kepercayaan merek yang pada akhirnya akan mempengaruhi brand loyalty konsumen pada merek tersebut.
Ferinadewi (2008;153) menjelaskan alur kepercayaan konsumen pada merek , dimana janji kinerja merek berpengaruh terhadap harapan konsumen sehingga menghasilkan kepercayaan dan tidak percaya pada merek.
Kedua komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen yang subjektif atau didasarkan pada beberapa persepsi, yaitu:
(22)
2. Persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen akan kesamaan kepentingan dirinya dan penjual, dan persepsi mereka apada sejauh mana konsumen dapat mengendalikan penjual dan persepsi.
2.1.3 Loyalitas Merek ( Brand Loyalty )
2.1.3.1 Pengertian Brand Loyality
Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya , hasilkan yang di harapkan dari kepercayaan merek adalah didapatkannya loyalitas. Loyalitas inilah yang dapat membuat konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pembelian ulang ( repeat ) pada waktu yang akan datang dan memberitahukan orang pada orang lain atau kinerja produk atau jasa yang dirasakan.
Brand loyalty adalah ukuran dari kesetiaan konsumen akan suatu merek. Berikut adalah beberapa definisi brand loyality menurut para ahli :
Menurut Sutisna (2001: 41):
“Loyalitas merek adalah sebagai sikap yang menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu
sepanjang waktu.”.
Menurut Jones ( 2002 : 1 ) :
“Brand Loyalti is more than simple repurchasing”
(23)
Menurut Gidddens ( 2002 : 79 )
“Brand loyalty is a consumer’s preference to buy particular brand in a product category”.
( Loyalitas merek adalah kecenderungan konsumen untuk membeli merek tertentu dalam sebuah kategori produk )
Brand loyalty merupakan faktor penting yang harus dijaga oleh perusahaan sehinnga konsumen akan terus membeli produknya. Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati ada perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah berpindah ke merek lain, apapun yang terjadi dengan merek tersebut. Apabila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi.
Brand loyalty merupakan fenomene atitudinal yang berkolerasi dengan perilaku, atau merupakan fungsi dari proses psikologis, dibedakan menjadi empat macam loyalitas menurut Hasan ( 2008 : 84 ) yaitu :
1. Loyalitas merek yang sesungguhnya (true focal brand loyalty), loyalitas pada merek tertentu yang menjadi minatnya.
(24)
2. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya (true multiband loyalty), termasuk merek focal.
3. Pembelian ulan (repeat purchasing),merek focal dari nonloyal. 4. Pembelian secara kebetulan (happenstance purchasing) merek focal
oleh pembeli-pembeli loyal dan non loyal merek lain.
Rowley ( 2005 : 3-4 ), mengkategorikan jenis-jenis konsumen yang loyal kedalam empat kategori :
1. Cagriuer, konsumen yang netral terhadap merek dan menggunakan sebuah merek dikarenakan tidak memilki pilihan produk lain. 2. Comunixience-seeker, konsumen tidak begitu melakukan tindakan
pada suatu merek, hanya mencari kenyamanan dalam sebuah merek.
3. Comended, konsumen yang setia pada suatu merek tapi tidak melakukan pengembangan pembelian pada produk ataupun servis tambahan yang ditawarkan oleh merek tersebut.
4. Commited, konsumen yang paling setia pada merek tertentu dan memiliki kemungkinan tinggi untuk melekukan tindakan word of mouth dalam rangka menyebarkan merek yang dia sukai.
Sumarketer (2005:2) menyatakan terdapat empat fase yang harus dilalui oleh konsumen sebelum pada sampai pada fase loyalty, yaitu :
1. Introduction / awareness (pengenalan) 2. Trial (mecoba)
(25)
3. Repeat purchase (pembelian ulang) 4. Loyalty (kesetiaan)
Menurut Darianto (20044:79) pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi pemasaran, maka akan membuat brand loyalty menjadi asset strategis bagi perusahaan. Beberapa yang diberikan oleh brand loyalty kepada
perusahaan, yaitu “reduced marketing costs, trade laverage, attracting new costumers, dan provide time to respond to competitive threats.
1. Reduced marketing costs (Mengurangi biaya pemasaran)
Adanya brand loyalty berkaitan dengan biaya pemasaran. Biaya pemasaran akan lebih murah terutama dalam mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk mendapatkan baru. Jadi, biaya pemasaran akan menjadi kecil jika brand loyalty meningkat.
2. Trade laverage (meningkatkan pelanggan)
Loyalitas terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Semakin biasa konsumen membeli suatu produk, maka semakin tinggi frekuensi pembelian konsumen tersebut, yang ada akhirnya dapat meningkatkan penjualan.
3. Attracting new costumers (Menarik pelanggan baru)
Banyaknya pelanggan yang merasa puas dan suka pada merek tertentu, maka akan menimbulkan perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan lain untuk mengkomsumsi merek tersebut.
(26)
Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan merekomendisikan merek yang pernah / atau sedang dikonsumsi kepada teman / kerabat dekatnya, sehingga akan menarik pelanggan baru.
4. Provide time to respond to competitive threats (member waktu untuk ancaman pesaing).
Menurut Chaudhuri dan Holbrook (2001:1) dalam penelitiannya ada dua aspek yang dapat diukur untuk mengukur loyalitas merek, yaitu :
1. Purchase loyalty, merupakan keinginan konsumen untuk membeli kembali merek suatu produk. Ketika konsumen mengevaluasi produk tertentu lebih tinggi dari pada pesaing lainnya akan menyebabkan kenaikan pada frekuensi dan kuantitas dari pembelian biasanya. Purchase loyalty mengarah ke market share yang lebih besar.
2. Attitudinal Loyalty, merupakan level komitmen dari konsumen rata-rata terhadap merek, hal ini meliputi tingkat komitmen akan nilai unik yang diasosiasikan terhadap merek. Attitudinal loyalty mengarah ke lebih tingginya harga relative untuk sebuah merek.
2.1.4 Ekuitas Merek ( Brand Equity )
2.1.4.1 Pengertian Ekuitas Merek
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa merek merupakan identitas suatu produk, sehingga perlu dijaga akan keberadaannya dimata
(27)
konsumen yang akan menunjang brand equity yang di harapkan, seperti yang diungkapkan Kotler dan Keller ( 2009;258) bahwa “ brand equity adalah nilai
tambah yang di masukan dalam sebuah barang atau jasa “, dimana nilai tambah ini
merupakan refleksi dari bagaimana konsumen berpikir,merasakan, dan bertindak .
Brand equity merupakan sebuah konsep yang telah lama berkembangdalam pemasaran . mulai di populerkan pada tahun 1991 oleh Aaker
melalui bukunya “ Managing Brand Equity “. Berikut ini beberapa pendapat
mengenai definisi brand equity :
Menuurut Keller (2007) berdefinisi “customer – bassed brand equity (CBBE) as a differential effect that knowledge about the brand has on customer
response to marketing for that brand “
Menurut Kotler and amstrong (2008) berdefinisi “ the positive differential effect that knowing the brand name best on customer response to the product or
service “
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa brand equity: (i) merupakan sekumpulan asset dan kewajiban merk, (ii) memberikan dampak pada merek , (iii) efek pembeda, dan (iv) mempengaruhi respon konsumen.
Menurut kotler (2003:423) brand equity yang tinggi dapat menimbulkan beberapa keunggulan kompetitif, diantaranya :
(28)
a) Perusahaan akan memiliki peningkatan perdagangan dalam tawar menawar dengan distributor dan ritel karena pelanggan mengharapkan mereka membawa mereknya,
b) Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi disbanding pesaingnya karena merek memiliki kwalitas dipersepsikan yang tinggi,
c) Perusahaan dapat dengan mudah melakukan perluasan karena nama merek membawa kredibilitas yang tinggi,
d) Merek memberikan perusahaan pertahanan terhadap serangan kompetisi harga.
Brand equity dapat memberikan nilai dan manfaat, baik bagi konsumen maupun bagi perusahaan (Simamora,2001: 69) :
1. Nilai kepada konsumen :
a. Aset brand equity membantu konsumen menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi dalam jumlah besar mengenai produk dan merek. b. Brand equity memberikan rasa percaya diri kepada konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian, baik karena pengalaman masa lalu dalam karakteristiknya.
c. Persepsi kualitas dan asosiasi merek bisa menguatkan kepuasan konsumen dengan pengalaman menggunakannya.
2. Nilai kepada perusahaan :
a. Brand equity bisa menguatkan program memikat para konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama.
(29)
b. Kesadaaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan asset-aset merek lainnya mampu menguatkan loyalitas merek, yaitu bisa memberikan alasan untuk membeli dan mempengaruhi kepuasan penggunaan.
c. Brand equity biasanya akan memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan memungkinkan harga optimum (premium pricing) dan mengurangi ketergantungan pada promosi.
d. Brand equity memberikan landasan untuk pertumbuhan melalui perluasan merek.
e. Brand equity bisa memberikan dorongan dalam saluran distribusi.
f. Aset-aset brand equity memberikan keuntungan kompetitif yang seringkali menghadirkan rintangan nyata terhadap para kompetitor.
Menurut Durianto, Sugiarto dan Budiman (2004) pengukuran ekuitas merek telah dikembangkan oleh Aaker menjadi model Brand Equity Ten. Pengukuran-pengukuran dikelompokkan dalam lima kategori. Empat kategori yang pertama mewakili persepsi konsumen tentang suatu merek melalui empat dimensi ekuitas merek, yaitu loyalitas, persepsi kualitas, asosiasi dan kesadaran (brandloyalty, perceived quality, other proprietary brand asset, associations, and awareness). Kategori kelima meliputi pengukuran dua jenis perilaku pasar (market behaviour) yang mewakili informasi yang diperoleh berdasarkan pasar, dan bukan langsung dari konsumen.
a. Brand awareness, adalah tingkat pengenalan akan keberadaan suatu merek.sedangkan keller (2008:51) mengungkapkan bahwa brand
(30)
awareness adalah kekuatan jejak merek dalam memori yang dapat kita ukur sebagai kemampuan konsumen mengidentifikasi merek dalam kondisi berbeda. Pada tahap paling bawah konsumen berada pada kondisi unaware of brand, yaitu fase dimana konsumen belum menyadari belum adanya brand. Kemudian konsumen memasuki kondisi brand recognition dimana konsumen berusaha untuk mengidentifikasi dan membedakan setiap merek. Selanjutnya sampai pada brand recall adalah tahap dimana konsumen dapat mengingat kembali brabd tersebut. Terakhir, kondisi top of mind adalah kondisi dimana brand tersebut sudah bercokol di posisi teratas mindshare konsumen dan menjadi pilihan pertama ketika konsumen membutuhkan barang atau jasa dalam jenisnya .
b. Brand loyalty ,adalah tingkat kesetiaan dari konsumen yang dimiliki oleh suatu suatu merek. Brand loyalty memberikan nilai dengan cara di bawah ini :
i. Reduced marketing cost atau mengurangi biaya pemasaran karena ketika konsumen merasa puas kepada suatu merek , maka hal tersebut akan menjadi batasan masuk atau entry barrier bagi competitor. Biaya untuk mendapatkan konsumen baru lebih mahal daripada biaya untuk mempertahankan pelanggan , jadi sebuah perusahaan sebaiknya berusaha memuaskan konsumen sebaik mungkin.
ii. Trade leverage atau meningkatkan penjualan , karena loyalitas kepada suatu merek akan mengahasilkan ruangan shelf atau rak
(31)
yang menguntungkan karena toko-toko mengetahui bahwa merek tersebut akan selalu ada di dalam daftar belanja pengunjung. Bahkan loyalitas merek akan mendominasi pengambilan keputusan pemilihan toko atau supermarket yang dituju.
iii. Attracting new costumers atau menarik konsumen baru , karena sebuah basis konsumen yang relative besar akan mengahasilkan citra bahwa sebuah merek telah diterima, bahkan menajdi merek yang sukses . hal ini akan menarik kesadaran konsumen baru akan merek tersebut , walaupun hanya dengan melihatnya .
iv. Time to respond to competitive threats atau waktu untu merespon ancaman kompetitif , karena brand loyalty menyediakan suatu ruangan bernafas bagi perusahaan untuk merespon inovasi dari competitor . ketika competitor mengembangkan produk baru, konsumen loyal tidak akan langsung beralih merek , namun mereka akan tetap memilih merek kita untuk beberapa waktu, sehingga menyediakan waktu bagi perusahaan untuk mengadakan perlawanan.
c. Brand associations, adalah segala hal yang mengubungkan konsumen dengan suatu merek ( dapat berupa atribut, situasi, organisasi, kepribadian, dan simbol ). Brand association dapat memberikan nilai dengan beberapa caradi bawah ini :
i. Help process / retrieve information atau membantu proses informasi .maksudnya asosiasi dapat membantu merangkum
(32)
seperangkat fakta dan spesifikasi atau akan menjadi sulit untuk konsumen untuk memproses dan mengaksesnya .
ii. Differentiate / position atau diferensiasi , jadi asosiasi konsumen terhadap merek tertentu dapat menjadi sebuah competitive advantage merektersebut .Jika sebuah merek telah diposisikan sedemikian rupa, maka akan menjadi sulit bagi pesaing untuk menyerangnya .
iii. Reason to buy atau alasan untuk membeli , karena banyak asosiasi menyebabkan banyak alasan spesifik mengapa konsumen harus menggunakan dan membeli suatu merek. Beberapa asosiasi bahkan mempengaruhi keputusan pembelian dengan menyediakan kredibilitas dan kepercayaan diri dalam merek tersebut .
iv. Create positive attitude / feelings atau menciptakanperilaku / perasaan yang positif , dimana ketika sebuah merek menggunakan bintang iklan / celebrity presenter atau mengasosiasikan dirinya dengan sosok yang positif, maka perasaan positif tersebut akan tertransfer kedalam merek. v. Basic for extensions atau dasar bagi perluasan merek , yaitu
dengan menciptakan perasaan cocok antara nama merek dan produk baru , atau dengan menciptakan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut .
(33)
d. Perceived quality adalah kulitas yang diasosiasikan oleh konsumen terhadap merek . perceived quality dapat membeerikan nilai seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
i. Reason to buy atau alasan untuk membeli , karena perceived quality memberi jaminan kualitas pada suatu merek .
ii. Differentiate / position atau diferensiasi , karena perceived quality akan menentukan suatu merek berada dalam dimensi kulitas yang mana,apakah super premium, premium, value , ekonomi.
iii. A price premium atau harga premium, karena perceived quality konsumen bersedia membayar mahal untuk merek yang berkualitas . namun, sebaiknya perusahaan memberikan nilai superior dengan harga yang kompetitif .
iv. Channel member interest atau katertarikan anggota saluran distribusi , karena perceived quality dapat memberikan arti kepada pengecer , distributor, anggota saluran distribusi lainnya. Mereka akan termotivasi untik menyalurkan merek yang sudah di percaya oleh konsumen.
v. Brand extensions atau dasar bagi perluasaan merek , karena merek yang kuat dengan kualitas yang respektif akan dapat melaju lebih jauh daripada merek yang lemah.
e. Other proprieatery brand asset , yang termasuk dalam brand equity ini adalah segala asset yang berkaitan dengan merek hak paten , trademark,
(34)
dan hubungan jaringan . dimensi ini memandang dari sisi di luar diri konsumen sehingga dalam konsep costumer – based brabd equity(CBBE)
konsep ini tidak termasuk kedalamnya . pendekatan konsep CBBE memandang brand equity dari perspektif konsumen, baik konsumen sebagai individu maupun sebagai organisasi ( keller, 2008:48).
2.1.5 Pengaruh atau Hubungan
2.1.5.1 Hubungan kepercayaan merek dan ekuitas merek
Pemahaman ekspektasi konsumen dapat mempunyai dampak yang penting kepercayaan. Secara umum, kepercayaan yang lebih diberikan oleh konsumen merupakan gambaran dari ekuitas produk tersebut. Dan sebaliknya kepercayaan yang lebih rendah diberikan oleh konsumen merupakan gambaran dari ekuitas produk itu kurang berkualitas dan tidak menimbulkan loyalitas. Bagaimanapun dalam beberapa kondisi, konsumen mempunyai ekspektasi atas hubungan kepercayaan dan loyalitas.
Menurut Sutisna (2001:80) “hubungan kepercayaan dan loyalitas adalah
dalam memberikan kepercayaan untuk suatu produk, konsumen mungkin mempunyai ekspektasi bahwa kepercayaan yang diberikan mencerminkan ekuitas
yang lebih baik”.
Sedangkan menurut mowen yang dikutip oleh sutisna (2001:80) “adalah
(35)
2.1.5.2 Hubungan loyalitas merek dan ekuitas merek
Loyalitas konsumen juga memiliki banyak peranan dalam mempengaruhi ekuitas merek dalam pembelian konsumen. Produk – produk yang memiliki kualitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen akan membuat konsumen menjadi loyal dan senantiasa mencari produk tersebut atau akan terus memeaki produk tersebut
Menurut Menurut Fandy tjiptono pada buku strategi pemasan edisi ke III (2008:152) hubungan antara loyalitas merek terhadap
ekuitas merek adalah “jika seorang konsumen sebelumnya telah
kualitas produk yang akan dibelinya, maka hal itu akan mengurangi ketidakpastian atas resiko pembelian dan menimbulkan loyalitas terhadap produk tersebut.
2.2 Kerangka Pemikiran a. Naratif
Kepercayaan seseorang tidak harus selalu di tujukan hanya untuk manusia saja, namun dapat pula di tujukan untuk objek tidak nyata seperti merek
Menurut Delgado ( 2005;2) adalah Kepercayaan merek (brand trust ) adalah adanya harapan atau kemungkinan yang tinggi bahwa merek tersebut akan mengakibatkan hasil yang positif terhadap konsumen.
Menurut Delgado ( 2005;2) . kepercayaan merek merefleksikan 2 komponen penting yaitu :
(36)
1. Brand reliability
2. Brand intentions
Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya , hasilkan yang di harapkan dari kepercayaan merek adalah didapatkannya loyalitas. Loyalitas inilah yang dapat membuat konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pembelian ulang ( repeat ) pada waktu yang akan datang dan memberitahukan orang pada orang lain atau kinerja produk atau jasa yang dirasakan.
Menurut Sutisna (2001: 41) adalah Loyalitas merek adalah sebagai sikap yang menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam pembelian
yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.
Menurut Chaudhuri dan Holbrook (2001:1) dalam penelitiannya ada dua aspek yang dapat diukur untuk mengukur loyalitas merek, yaitu :
1. Purchase loyalty 2. Attitudinal Loyalty
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa merek merupakan identitas suatu produk, sehingga perlu dijaga akan keberadaannya dimata konsumen yang akan menunjang brand equity yang di harapkan, seperti yang
diungkapkan Kotler dan Keller ( 2009;258) bahwa “ brang equity adalah nilai
tambah yang di masukan dalam sebuah barang atau jasa “, dimana nilai tambah ini merupakan refleksi dari bagaimana konsumen berpikir,merasakan, dan bertindak .
(37)
Ada lima kategori menurut Durianto, Sugiarto dan Budiman (2004) yang dapat mengukur ekuitas merek yaitu :
1. Brand awareness
2. Brand loyalty
3. Brand associations
4. Perceived quality
5. Other proprieatery brand asset
b. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
Dibawah ini penulis menampilkan persamaan dan perbedaan dalam penelitian yang penulis lakukan agar dapat memberikan sedikit gambaran mengenai judul yang penulis ambil.
Tabel 2.1
Gambar Kesamaan Dengan Penelitian Terdahulu
No Penulis Tahun Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan
1 Ika Ari Wicaks ono
2008 Pengaruh Brand, dan Brand Trust Terhadap Brand equity pada mobil Honda di dealer IBRM Bandung Ada pengaruh yang signifikan antara variable brand trust terhadap brand equity 1. Metode penelitian menggunaka n survei explanatory 2. Teknik dalam
pengujian validitas 3. Variabel dipendent 1. Variabel independent sama 2. Sama sama
menggunak an kuesioner 3. Menggunak an metode deskriptif dan analitif
2 Riyan
Hidayat Romdo n
2009 Pengaruh co branding, dan brand equitas Terhadap Dari hasil penelitia, dapat disimpulkan bahwa secara 1. Menggunaka n metode survei explanatory 2. Uji validitas
1. Menggunak an
kuesioner 2. Menggunak
(38)
brand loyalty Pada Clothing EAT Bandung bersama-sama variable co branding dan brand equitas mempunyai pengaruh terhadap brand loyalty menggunaka n metode product moment 3. Variabel independent berbeda an metode deskriptif dan verivikatif 3. Variabel dipendent sama
c. Bagan Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Gambar Skema Kerangka Penelitian :
3. 4. 5. 6. 7. Kepercayaan Merek (Variabel X1) Brand Reliability
Brand Intention Delgado ( 2005;2)
Brand Awerennes
Brand Association
Perceiced Quiality
Brand Loyalty Durianto, Sugianto dan
Budiman (2004)
Ekuitas Merek (Variabel Y)
Purchase Loyalty
Attitudinal Loyalty Chaudhuri dan Holbrook
(2001:1)
Loyalitas Merek (Variabel X2)
Sutisna (2010 : 80)
(39)
2.3 Hipotesis
Menurut sugiyono (2004:39) “hipotesis penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan bukan didasarkan pada factor factor empiris yang diperoleh dari pengumpulan
data”.
Secara parsial
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mengemukakan
hipotesis terhadap penelitian yang akan dilakukan “ kepercayaan merek dan loyalitas merek berpengaruh terhadap ekuitas merek pada pelanggan Boutiqe Distro Gee Eight Bandung.
Secara simultan
“Kepercayaan merek berpengaruh terhadap ekuitas merek pada pelanggan Boutiqe Distro Gee Eight Bandung.”
“Loyalitas merek berpengaruh terhadap ekuitas merek pada pelanggan
(40)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Adapun pendapat Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian di lakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika di anggap perlu”.
Dalam penyusunan proposal usulan penelitian ini objek yang menjadi sasaran pengamatan penyusunan adalah Keprcayaan Merek sebagai variable bebas (variable x1) dan Loyalitas Merek sebagai variable bebas (variable x2) sementara objek penelitian yang merupakan variabel terikat (Variabel Y) adalah Ekuitas Merek, sedangkan yang menjadi responden adalah para konsumen Boutique Distro gee eight Bandung. Penelitian ini di laksanakan di Boutiqe Distro Gee Eight Bandung yang beralamat jalan Progo no 3 Bandung.
3.2 Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data
(41)
sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif dan pendekatan kuantitatif.
Menurut Umi Narimawati (2008:9) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) “Penelitian yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.
Adapun tujuan penelitian Deskriptif menurut Husein Umar (2004:47)
yaitu untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Pendekatan kuantitatif menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102)
“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan ekonomi dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari solusi, menguji solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil”.
Tujuan dari metode kuantitatif yaitu membuat suatu uraian secara sistematis mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan antar variabel yang terlibat didalamnya.
(42)
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan dan perencanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis dan efektif.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) menyatakan bahwa :
“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain penelitian pada penelitian sebagai berikut :
1. Sumber masalah
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.
2. Perumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan.
(43)
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan Struktur Inisiasi dan Konsiderasi dampaknya terhadap Kepuasan Kerja.
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.
(44)
Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan dari Gaya Kepercayaan Merek (Variabel Independen“X1”) dan
Loyalitas Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Ekuitas Merek
(Variabel dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk menguji pengaruh dari Kepercayaan Merek (Variabel Independen“X1”)
dan Loyalitas Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Ekuitas Merek
(Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi. 7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang
digunakan
Unit Analisis Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive dan Survey
Kepercayaan terhadap ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
Cross Sectional
(45)
T-2 Descriptive Descriptive dan Survey
Kepercayaan terhadap ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
Cross Sectional
T-3 Descriptive Descriptive dan Survey
Kepercayaan terhadap ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
Cross Sectional
T-4 Descriptive dan Verifikatif Descriptive dan Explantory Survey Kepercayaan terhadap ekuitas merek pada Boutiqe Distro Gee Eight Bandung
Cross Sectional
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Kepercayaan Merek dan Loyalitas Merek Terhadap Ekuitas Merek Pada Clothing Gee Eight Bandung dapat diketahui melalui analisis variabel-variabel penelitian yang dapat dioperasionalisasikan sebagai berikut:
(1) Variabel Kepercayaan Merek sebagai variabel independen pertama (X1).
(2) Variabel Loyalitas Merek sebagai variabel independent kedua (X2)
(3) Variabel Ekuitas Merek sebagai variabel dependent (Y)
Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel 3.1. berikut ini:
(46)
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konsep
Variabel
Indikator Ukuran Skala
X1= kepercayaan merek X2= Loyalitas merek “Kepercaya an merek (brand trust ) adalah adanya harapan atau kemungkina n yang tinggi bahwa merek tersebut akan mengakibat kan hasil yang positif terhadap konsumen”. Delgado (2005:2) “Loyalitas merek adalah perilaku niat
Brand realibility
1.Kesesuaian nilai produk dengan yang dijanjikan 2.Keyakinan terhadap kehandalan produk
3.Kompetensi merek
4.Kepuasan terhadap merek
5.Kepercayaan pada perusahaan
Brand Intention 1.Kemampuan produk dalam mengutamakan kepentingan konsumen 2.Reputasi produk
Purchase Loyalty 1. Pengenalan
1.Tingkat setuju
2.Tingkat keyakinanan terhadap kehandalan produk
3.Tingkat kompetensi merek 4.Tingkat kepuasan merek 5.Tingkat kepercayaan 1.Tingkat setuju 2.Tingkat setuju 1.Tingkat pengenalan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
(47)
Y= Ekuitas Merek untuk membeli sebuah produk dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama”. Lau dan Lee (1999:14)
“ Ekuitas merek adalah nilai tambah yang di masukan dalam sebuah barang atau jasa “ Kottler dan Keller (2009:258) 2. Mencoba
3. Pembelian ulang 4. Kesetiaan
Attitudinal Loyalty 1.Meningkatkan
loyalitas pelanggan
2.Menarikpelanggan Baru
3.Memberikan waktu
untuk ancaman
pesaing
Brand Awerennes 1.Dikenalnya merek
Brand asociation 2.Harga relative
2.Varian model produk
3.Varian produk
Perceived Quality 1.Kesan kualitas produk
2.Tingkat ketertarikan 3.Tingkat kepuasan 4.tingkat kepercayaan
1.Tingkatdalam
meningkatkan loyalitas pelanggan
2.Tingkat menarik pelanggan baru
3.Tingkat memberikan waktu untuk ancaman pesaing
1.Tingkat dikenalnya merek
1.Tingkat harga yang
dapat memberikan
jaminan harga yang relatif
2.Tingkat keragaman varian model produk 3.Tingkat keragaman varian produk
1.Tingkatkesan kualitas produk Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
(48)
2.Keunggulan produk dibanding produk lain
Brand Loyalty
1.Kesukaan konsumen terhadap merek
2.Produk yang pertama kali terlintas dipikiran
2.Tingkat keunggulan produk disbanding pesaing lain
1.Tingkat kesukaan atas merek
2.Tingkat pertama kali terlintas dipikiran
Ordinal
Ordinal Ordinal
3.2.3. Metode Penarikan Sampel 3.2.3.1. Sumber Data
Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua jenis data :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi Narimawati 2007:76)
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk mendukung penelitian, dalam penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik organisasi, jumlah karyawan, data hasil evaluasi karyawan, penelitian terdahulu, serta materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis. (Umi Narimawati 2007:76)
(49)
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009 : 80) menyatakan bahwa pengerian populasi adalah sebagai berikut :
”Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dari penelitian ini adalah jumlah pembeli selama tiga bulan terakhir yaitu bulan Januari-Maret 2011 berjumlah kurang lebih 156 orang. Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan cukup mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009 : 118 ), menjelaskan pengertian sampel, yaitu sebagai berikut :
”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Kesimpulan dari pengertian tersebut adalah sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut. Apabila populasinya besar dan memungkinkan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu dan dana, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Karena sempel tersebut dapat mewakili data yang ada dan membantu penulis dalam melakukan penghitungan.
Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling anggota populasi yang dibutuhkan secara acak tanpa menggunakan starta yang ada dalam anggota
(50)
populasi dengan kata lain populasi dianggap homogen, dengan jumlah kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%. Untuk mengambil jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2001:78), yaitu sebagai berikut:
Simbol 1 N
n = ––––––
1 + Ne² Keterangan:
n : Ukuran sampel
N: Ukuran populasi
e : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini sebesar 10%). Dengan menggunakan rumus tersebut, maka ukuran sample dapat di hitung sebagai berikut :
Dengan menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Jadi dapat diketahui dari perhitungan untuk ukuran sample dengan tingkat kesalahan sebesar 10% adalah sebanyak 99.36 atau dibulatkan menjadi 100 responden. Tapi untuk mengurangi resiko kerusakan atau hilangnya angket maka pembuatan angket pun digenapkan menjadi 100 buah.
n = 99.36 156
n = –––– 1,57 156
n = –––––––––– 1+156 (0,1)²
156
n = ––––––––––
–
(51)
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observation)
Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan. Observasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Clothing Gee Eight serta para konsumen yang berbelanja di Clothing Gee Eight.
2. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang di lakuakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis berbentuk formulir kepada seseorang atau sekumpulan orang (responden) untuk mendapatkan jawaban, tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Peneliti memberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang terkait dengan keprcayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek pada Clothing Gee Eight Bandung. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah di beri skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistic.
3. Wawancara (Interview)
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung secara lisan dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan
(52)
informasi yang sesuai dengan kebutuhan khususnya yang menyangkut pengaruh Kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan Tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa apa saja yang berkaitan dengan Kualitas layanan dan kepuasan terhadap loyalitas pelanggan. Adapun sumber informasi dalam penelitian ini adalah pihak marketing perusahaan.
4. Dokumentasi
Merupakan proses pengumpulan data dengan mempelajari, menganalisa, dan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan berkaitan dengan pengaruh kepercayaan merek dan loyalitas merek terhadap ekuitas merek.
3.2.4.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009:173) tentang validitas adalah :
“Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Uji validitas dalam penelitian ini akan menggunakan korelasi pearson (Product Moment Pearson). Uji validitas ini perlu dilakukan guna mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat suatu uji melakukan fungsi sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pengukuran ini digunakan karena penyusunan angket penelitian ini dilakukan dengan mendasarkan atas konstruksi teoritik masing-masing variabel penelitian.
(53)
Kemudian dari variabel penelitian tersebut dicari indikatornya, selanjutnya dijabarkan pada setiap item dalam angket.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :
Simbol 2
2 2
2
2
n XY- X Y
r=
X - X × Y - Y
Keterangan:
r = Nilai Korelasi Pearson
X
= Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X Y
= Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y XY
= Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan Variabel X dan Variabel Y n
X
= Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel X yang Telah Dikuadratkan Yn = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel Y yang Telah Dikuadratkan Apabila r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila rs lebih kecil dari 0,30, maka item
tersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen tersebut dihilangkan dari pengukuran variabel. Pengujian validitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan menelaah nilai Pearson correlation. Setelah ditemukan bahwa pernyataan-pernyataan (butir) yang digunakan penelitian ini valid, maka selanjutnya pernyataan yang dinyatakan valid diuji reliabilitasnya.
(54)
1. Uji Validitas Ekuitas Merek (X1)
Hasil pengujian validitas instrument ekuitas merek dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas Kepercayaan Merek
Variabel No Nilai
validitas Hasil
Kepercayaan Merek
1 0.868 Valid
2 0.941 Valid
3 0.678 Valid
4 0.740 Valid
5 0.690 Valid
6 0.659 Valid
7 0.908 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (kepercayaan merek) memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid.
2. Uji Validitas Loyalitas Merek (X2)
Hasil pengujian validitas instrument ekuitas merek dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Loyalitas Merek
Variabel No Nilai
validitas Hasil
Loyalitas Merek
1 0.511 Valid
2 0.464 Valid
3 0.615 Valid
4 0.883 Valid
5 0.884 Valid
6 0.491 Valid
(55)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (loyalitas merek) memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid.
3. Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)
Hasil pengujian validitas instrument ekuitas merek dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Ekuitas Merek
Variabel No Nilai
validitas Hasil
Ekuitas Merek
1 0.563 Valid
2 0.550 Valid
3 0.499 Valid
4 0.908 Valid
5 0.515 Valid
6 0.921 Valid
7 0.584 Valid
8 0.462 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Hasil pengujian validitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (ekuitas merek) memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid.
(56)
3.2.4.2 Uji Reabilitas
Menurut Sugiyono (2009 : 173) tentang reliabilitas adalah :
“Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Suatu alat ukur disebut reliable apabila dalam beberapa kali pelaksanakan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatife sama, berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid.
Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
(57)
Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II
Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Simbol 3 Ґ1 =
Sugiono (2005 : 122) Keterangan :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah :
1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 %
maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan
2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka
instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.
Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS. Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.
2Ґb 1+Ґb
(58)
Tabel 3.6
Standar Penilaian Untuk Reliabiltas Reliability
Good 0,80
Acceptable 0,70
Marginal 0,60
Poor 0,50
(Barker et al, 2002 : 70).
Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Jika alat ukur dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kepercayaan Merek Item
Pertanyaan Kinerja
Reliabilitas Koefisien
reliabilitas
rs tabel kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
(59)
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Loyalitas Merek Item Pertanyaan Harapan Reliabilitas Koefisien reliabilitas
rs tabel kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Ekuitas Merek Item Pertanyaan Harapan Reliabilitas Koefisien reliabilitas
rs tabel kesimpulan
1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan variabel bebas dan variabel terikat memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari titik kritis (0,700) maka semua variabel sudah dinyatakan reliabel.
0,803
0,700
Reliabel
(60)
Maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel yang diteliti sudah memenuhi syarat dilakukannya dalam penelitian.
3.2.4.3 Uji MSI (data ordinal ke interval)
Teknik analisis Structural Equation Model (SEM) memerlukan syarat bahwa data mempunyai tingkat pengukuran sekurang-kurangnya interval. Oleh karena itu data yang memiliki tingkat pengukuran ordinal harus ditransformasikan menjadi interval. Untuk mengubah tingkat pengukuran dari ordinal menjadi interval dilakukan melalui Methode Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Berdasarkan jawaban responden, untuk setiap pernytaan, hitung frekuensi setiap jawaban.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, hitung proporsi setiap jawaban.
3. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z pada setiap pilihan jawaban.
5. Hitung nilai numeric penskalaan (scala value) untuk setiap pilihan jawaban melalui rumus sebagai berikut ini :
6. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban dengan persamaan berikut :
(61)
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Berdasarkan pertimbangan dalam tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan verivikatif.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini mengandung dua jenis atau alat untuk penelitian yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.
1. Penelitian kualitatif atau deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh peusahaan erdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian di analisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sugiyono (2008 :14) menyatakan bahwa penelitian kualitatif :
”Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana peranan Kuepercayaan merek dan loyalitas merek dalam meningkatkan ekuitas merek pada minimarket koperasi pegawai pemerintah kota Bandung.
2. Penelitian kuantitatif atau verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan satistik. Menurut
(62)
“Merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Penelitian ini digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variable dependent (X1 dan X2) yaitu Kepercayaan Merek dan Loyalitas Merek juga variable independent (Y) yaitu Ekuitas Merek. Verivikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (verivikatif).
1. Analisis Kualitatif (Deskriptif)
Metode ini nertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta yang ada. Metodenya akan dijelaskan sebagai berikut :
Hasil pengoprasian variabel disusun dalam bentuk pertanyaan-petanyaan (kuesioner/angket). Dimana Kepercayaan Merek dan Loyalitas Merek (varianel X1, X2) dan Ekuitas Merek (variabel Y). Setiap item dari kuisioner tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot/nlai yang berbeda.
Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pertanyaan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pertanyaan positif dan negatif adalah sebagai berikut :
(63)
Tabel 3.10 Skala Likert
Jawaban Responden Skor Positif
Sangat Setuju/selalu/positif 5
Setuju/sering/positif 4
Kadang-kadang/ragu-ragu/netral 3
Tidak Setuju/hampir tidak pernah/negatif 2
Sangat Tidak Setuju/tidak setuju/tidak pernah
1
Sumber: Sugiyono, 2008
Dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedua fariabel diatas (variabel bebas dan variabel terikat).
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert.
Pengertikan skala likert menurut Sugiyono (2008: 107) adalah sebagai berikut “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :
Simbol 4
Sumber: Umi Narimawati, 2008
Keterangan:
n : jumlah sampel (dalam penelitian ini 100 responden) n ( m - 1)
RS =
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Aaker A David 2002, Ekuitas Merek. Edisi Indonesia. Jakarta : Mitra Utama.
Aaker, David A. & Erich Joachhimstahler (2000). Brand Leadership. New York: The Free Press.
Agus W. Soehadi 2005, Effective Branding Konsep Dan Aplikasi Pengembangan Merek, Quantum Bisnis Dan Manajemen. Bandung
Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Lie Joko Budiman. 2004. Brand Equity Ten; Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Giddens. 2002. Customer Loyalty : Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Ahli Bahasa : Dwi Kartini Jaya. Edisi Revisi dan Terbaru. Jakarta : Erlangga.
Husein Umar. 2000.Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Kotler Philip dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa : Hendra Teguh, Ronny A, Rusli Dan Benyamin Molan. Edisi Milenium 2. Jakarta : Prenhallindo.
Kotler Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta : Prenhalindo
Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Edisi ke-4 , Alih bahasa Jaka Wasana, Jakarta: Erlangga
(2)
Narimawati, Umi 2010. Metodologi Penelitian : Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta : Penerbit Genesis
Peter Cheverton. 2002. Manajemen Merek. Jakarta : Elex Media Komputindo
Sugiyono 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alpabeta
Tjiptono, Fandi 2004. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Andi.
(3)
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Jenjang Strata Satu Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun penampilannya, kiranya itulah kemampuan yang dimiliki penulis atas laporan yang telah dibuat untuk mencapai kesempurnaan, karenanya kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Skripsi ini terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ibu, Ayah, Kakak, dan Adik tercinta atas doa, dorongan, dan bimbingannya. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(4)
viii
4. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk dapat membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Ibu Windi Novianty, SE., MM., selaku Koordinator Sidang Usulan Penelitian Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si., selaku Dosen Wali Program Studi Manajemen kelas MN-1.
7. Seluruh staf dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
8. Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
9. Ibu Sherly , selaku HRD Boutiqe Distro Gee Eight Bandung. 10. Seluruh staf & karyawan Boutiqe Distro Gee Eight Bandung.
11. Seluruh teman-temanku yang telah membantu dalam penulisan ini, khususnya teman-teman kelas MN-1 di Universitas Komputer Indonesia. 12. Seluruh sahabat-sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
telah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan Laporan Usulan Penelitian ini.
Mohon maaf kepada pihak-pihak yang tidak tertulis dalam ucapan terima kasih ini, tidak ada maksud penulis untuk melupakan.
(5)
ix
Penulis berharap semoga Laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sebagai pengalaman dan bagi para pembaca sebagai bahan perbandingan dalam tugas laporannya baik di lingkungan akademik maupun di lingkungan lembaga sebagai objek penelitian.
Dengan demikian, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik serta saran dari para pembaca merupakan masukan yang sangat membantu bagi penyempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang.
Bandung, Juli 2011
(6)
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap
Tempat, Tanggal Lahir
: David Tirta
: Bandung, 30 januari 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Kristen
Status : Belum Menikah
Alamat : Komp. Bumi Asri No. C 243 Bandung
Telepon : 085720239779
Pendidikan
1. 1993– 1999 : SD Negeri Cijerah 01 Bandung
2. 1999 – 2002 : SMP Negeri 39 Bandung