Perencanaan Planning Pelaksanaan Acting

Rianawati, 2013 Implementasi Pembelajaran Kontekstual Dalam Upaya Meningkatkan Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun prosedur penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Pra Tindakan Kegiatan pra tindakan ini diawali dengan wawancara yang tidak terstruktur kepada guru mata pelajaran akhlak. Wawancara tentang pembelajaran yang nantinya akan menentukan tindakan yang mengarah pada perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Hasil dari penelitian pra tindakan ini merupakan hasil dari observasi, wawancara kepada guru dan evaluasi. Pertanyaan yang diajukan dalam kegiatan pra tindakan adalah sekitar kebiasaan guru dalam pembelajaran, metode yang digunakan dalam mengajar, media, sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dan masalah-masalah yang timbul pada saat pembelajaran. Setelah melakukan wawancara dan observasi pada kegiatan pra tindakan, peneliti bersama guru melakukan refleksi awal dalam rangka perbaikan strategi pembelajaran.Peneliti lebih lanjut mendiskusikan kepada guru untuk memperbaiki model pembelajaran, sehingga diharapkan siswa dapat belajar dengan baik dengan kemandirian belajar yang dimilikinya serta diharapkan siswa dapat menerapkan pelajaran akhlak yang diterima di sekolah dalam kehidupannya sehari-hari. Peneliti mendiskusikan model pembelajaran kontekstual dengan mengaplikasikan tujuh komponen pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Selanjutnya, peneliti bersama guru merancang rencana pembelajaran model kontekstual dan mempersiapkan instrument untuk selanjutnya dilaksanakan penelitian tindakan kelas dalam empat siklus pembelajaran. Siklus I Siklus pertama dalam PTK classroom action research ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut;

1. Perencanaan Planning

Siklus pertama direncanakan dalam satu tindakan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Nopember 2011 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran 2 x 45 menit yang terbagi dalam kegiatan pendahuluan yang terdiri dari kegiatan orientasi, Rianawati, 2013 Implementasi Pembelajaran Kontekstual Dalam Upaya Meningkatkan Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu apersepsi, motivasi dan pembentukan kelompok. Alokasi kegiatan pendahuluan terdiri dari 15 menit. Kegiatan inti adalah kegiatan pelaksanaan pembelajaran kontekstual, dimana guru bersama siswa melakukan kegiatan mengkonstruksi pengetahuan, inquiry, questioning, learning community, dan modelling. Alokasi waktu untuk kegiatan inti terdiri dari 55 menit.Selanjutnya, terakhir kegiatan penutup dimana guru dan siswa melakukan kegiatan refleksi dan authentic assessment.Kegiatan penutup dialokasikan waktunya 25 menit. Adapun kegiatan perencanaan yaitu: a. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan guru kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis akhlak kemandirian. b. Membuat rencana pembelajaran kontekstual berbasis akhlak kemandirian. c. Membuat lembar kerja siswa. d. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan Acting

Tindakan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 1 Nopember 2011 selama 90 menit 2 x 45 menit yang berlangsung dari pukul 14.00-15.30 WIBA. Sub pokok bahasan adalah Akhlak Berpakaian. Adapun rincian kegiatan pelaksanaan adalah sebagai berikut: Kegiatan pelaksanaan pembelajaran akhlak dengan model kontekstual berbasis kemandirianbelajar terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. a. Kegiatan Pendahuluan, terdiri dari kegiatan sebagai berikut: Orientasi: 1 Menyampaikan salam pembuka. 2 Menanyakan kabar siswa. 3 Menanyakan siswa yang tidak masuk. 4 Menyampaikan materi pelajaran. Rianawati, 2013 Implementasi Pembelajaran Kontekstual Dalam Upaya Meningkatkan Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 Menyampaikan rumusan masalah. 6 Menanyakan kepada siswa tentang tujuan belajar. 7 Menyebutkan tentang bahan bacaan materi akhlak perjalanan. Apersepsi: 1 Menggali pengetahuan awal siswa tentang akhlak berpakaian Kontekstual. 2 Mengaitkan pengetahuan awal dengan materi akhlak berpakaian yang akan dibahas Kontekstual. Motivasi: 1 Memotivasi siswa untuk mempelajari dan memahami pengertian dan pentingnya akhlak berpakaian. 2 Memotivasi siswa untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan tuntunan agama ketika dalam berpakaian. 3 Pembagian kelompok secara mandiri, dengan memperhatikan kelompok perempuan dengan perempuan dan laki-lakai dengan laki-laki. Seluruh jumlah siswa di kelas dibagi lima kelompok. b. Kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan sebagai berikut: 1 Kegiatan Guru a Guru mengkonstruksi pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan yang akan dipelajari dengan cara melibatkan siswa mencari informasi yang luas sesuai dengan materi akhlak berpakaian melalui pertanyaan- pertanyaan Questioning, metode tanya jawab dan dapat juga terjadi dalam proses pembelajaran yang menggabungkan pengetahuan siswa antar siswa, siswa dengan sumber belajar dan teori dengan praktiknya dalam kehidupan nyata yang dialami oleh siswa Konstruktif. b Guru memfasilitasi siswa dengan membuka film pendek melalui LCD sebagai nara sumber pembelajaran akhlak berpakaian. c Guru menyediakan media dan sumber belajar. d Guru memfasilitasi terjadinya interaksi. Rianawati, 2013 Implementasi Pembelajaran Kontekstual Dalam Upaya Meningkatkan Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e Guru memfasilitasi peserta melakukan kegiatan merumuskan masalah, mencari, menemukan dan menganalisis pemecahan masalah Inquiry. f Guru memberi tugas melalui kegiatan membaca dan mengetikmenulis. g Guru memfasilitasi peserta melalui pemberian tugas dalam bentuk diskusi Masyarakat Belajar. h Guru memfasilitasi peserta untuk berkolaborasi dan kooperatif. i Guru memfasilitasi peserta berkompetisi. j Guru memberikan umpan balik positif, penguatan secara lisan atau tulisan. k Guru mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan elaborasi. l Guru memfasilitasi peserta merefleksi untuk memperoleh pengalaman belajar Refleksi. m Guru memfasilitasi peserta memberi bantuan dalam mengatasi masalah, memberi acuaninformasi dan mengecek hasil eksplorasi dan elaborasi. 2 Kegiatan Siswa a Siswa mencermati petunjuk guru. b Siswa menyelesaikan tugas dalam kelompok dengan menggunakan sumber bacaan buku dan internet Tanya Jawab, Inquiry, Konstruktif, Masyarakat Belajar. c Siswa menampilkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas Modellingunjuk kerjademontrasi. d Siswa melakukan penilaian proses terhadap penampilan hasil kelompok temannyaauthentic assessment. c. Kegiatan penutup yang terdiri dari kegiatan sebagai berikut: 1 Guru memberikan penekanan-penekanan penguatan-penguatan pada hal-hal pokok. 2 Guru bersama siswa merefleksi Refleksi hasil pembelajaran yang telah dilakukan. 3 Siswa mengerjakan LKS Authentic Assesment. Rianawati, 2013 Implementasi Pembelajaran Kontekstual Dalam Upaya Meningkatkan Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengamatan Observation

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN Implementasi Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Man 2 Surakarta Tahun

0 3 16

IMPLEMENTASI METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN Implementasi Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Man 2 Surakarta Tahun

0 1 14

PENDAHULUAN Implementasi Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Man 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 5 4

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN MUTU BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS X Implementasi Active Learning Dalam Meningkatkan Mutu Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas X Di MAN 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 18

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN MUTU BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS X Implementasi Active Learning Dalam Meningkatkan Mutu Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas X Di MAN 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 15

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (SUATU PENELITIAN TINDAKAN KELAS).

0 1 23

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BASIC GAMES DALAM UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V SDN CISITU 1.

0 0 29

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN 2013 (Penelitian Tindakan Kelas).

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMAT

0 0 5

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di MAN 1 PONOROGO Tahun Pelajaran 20172018)

0 0 92