Nurul Haque,2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Setiap kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan selalu memiliki tujuan baik yang ingin dicapai. Seperti yang tercamtum dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 bahwa
Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan
kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab
.
Salah satu tujuan pendidikan yang sangat penting dan membutuhkan perhatian yang lebih adalah mengembangkan kemapuan berpikir kreatif siswa
yang erat hubungannya dengan kemampuan berpikir kritis. Fakta yang terjadi di lapangan masih banyak ditemukan kegiatan pembelajaran yang hanya dilakukan
sesuai kemampuan pendidiknya saja yang terbatas pada model pembelajaran konvensional yang tidak mengajak siswa untuk aktif belajar dan kurang
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh ibu Murtapiah, S.Pd selaku wali kelas V SDN Kamalaka,
mengenai kemampuan berpikir kritis siswa SD. Pada suatu kesempatan yang bertepatan dengan hari selasa 10 Maret 2015, penulis melakukan wawancara
dengan salah seorang guru SD yang telah disebutkan di atas. Beliau mengemukakan bahwasanya siswa SD masih cenderung pada model pembelajaran
konvensional, dimana model belajar dan gaya berpikir mereka masih sebatas pada apa yang diberikan oleh gurunya. Mereka masih pasif menunggu disuapi. Hal ini
juga dikarenakan kurang inovatifnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Demikian pula halnya dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Seluruh
siswa hanya menelan bulat-bulat apa yang diberikan oleh guru tanpa menelaah
Nurul Haque,2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kembali materi yang didapatnya. Siswa hanya mengetahui suatu hal itu dikatakan “benar” tanpa mengetahui apa alasannya begitupun sebaliknya, atau apakah ada
jawaban lain selain dari jawaban yang telah ditemukan. Hal ini membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai kemampuan berpikir kritis siswa SD.
Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis ini bisa dikembangkan dengan mendesain model pembelajaran sedemikian rupa untuk memancing daya
pikir kritis siswa. Sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 19 yang
berbunyi “Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Oleh
karena itu harus diperhatikan segala aspek yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran seperti yang telah disebutkan. Hal yang harus lebih diperhatikan
dalam kegiatan pembelajaran sekarang adalah hubungan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang biasanya
hanya berjalan biasa saja tanpa memberikan kebermaknaan yang mendalam kepada siswa.
Hubungan kebermaknaan proses pembelajaran akan berpengaruh pada proses belajar siswa sendiri. Seperti halnya yang dikatakan oleh Gagne dalam
Dahar, 2011, hlm. 2 bahwasanya belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Kebermaknaan dapat dihasilkan dari pembelajaran yang didasari oleh pengalaman. Siswa diharapkan dapat mengalami segala sesuatu yang sedang
dipelajarinya. Pengalaman berlajar dapat diciptakan dengan mengaitkan kegiatan
pembelajaran dengan penggunaan media-media yang terdapat di sekitar siswa. Sebagai salah satau contohnya dengan menggunakan budaya sekitar siswa.
Dewasa ini, pembelajaran sangat jauh kaitannya dengan penggunaan budaya sebagai alat yang menjembatani siswa untuk dapat lebih mengerti materi ajar. Jika
ditelaah lebih lanjut, proses pembelajaran berbasis budaya ini sangat mirip dengan pendekatan kontektual karena menggunakan hal-hal yang lebih dekat dengan
siswa dan dikenali dengan sangat baik dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Nurul Haque,2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Konsep budaya yang akan diterapkan dalam penelitian ini berupa pengenalan yang lebih mendalam seputar budaya Sunda. Budaya Sunda yang
akan dikenalkan adalah seni musik tradisional Sunda berupa alat musik tradisional angklung. Di sini peneliti sendiri tertarik mengupas angklung lebih dalam karena
angklung bisa disandingkan dengan pembelajaran matematika SD dalam materi bangun ruang tabung. Hal ini didasari oleh prinsip didaktik yang berkenaan
dengan teori belajar Piaget dimana pembelajaran matematika untuk anak yang berada pada tahap operasional konkret memang harus menggunakan media real.
Ini dikarenakan kemampuan bernalar siswa SD yang masih relatif rendah sehingga membutuhkan media nyata. Selain penggunaan media real berbasis
budaya, keberhasilan belajar pun dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk mendesain segala sesuatu yang berubungan dengan kegiatan pembelajaran
sedemikian mungkin sehingga siswa dapat menjalani pembelajaran dengan efektif.
Penggunaan model pembelajaran berbasis budaya ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mengenal kebudayaan lokal yang akan menjadi
tanggungjawabnya kelak untuk dilestarikan. Bagaimana proses pembuatan angklung dan bagaimana angklung itu dapat menghasilkan suara akan dibahas
berbarengan dengan pembelajaran matematika. Kebudayaan terangkat dan materi pembelajaran matematikapun tersampaikan. Siswa akan tetap belajar sekaligus
mengenal budaya dan mempertahankannya. Hamalik 2007, hlm. 126 menjelaskan bahwa penggunaan metodologi
untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu konsep, prinsip, keterampilan, sikap dan nilai, kreativitas, dan sebagainya.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran etnomatematika Sunda
dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Etnomatematika Sunda Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD” .
Nurul Haque,2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ETNOMATEMATIKA SUNDA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah Penelitian